Salat sunah yang dikerjakan hanya pada malam bulan Ramadhan adalah

Pandemi yang kita alami sekarang ini membuat umat muslim harus mengurangi kegiatan di luar termasuk berkegiatan di masjid. Hal ini tentu mengundang kesedihan bagi umat muslim karena suasana kebersamaan saat salat tarawih di masjid dan berkah yang didapat saat beritikaf berkurang. Meski tak bisa salat tarawih di masjid, kamu tetap mendapat pahala yang sama saat melaksanakannya di rumah. 

Selain itu, kamu juga bisa menambah amalan lain selama bulan Ramadan #DiRumahAja seperti salat sunah. Mengerjakan salat sunnah ini nggak kalah mulianya dengan kamu mengerjakan salat tarawih, lho. Selain mendatangkan berkah, salat sunah turut melipatgandakan pahalamu. 

Walau, Ramadan kali ini tidak sesuka cita Ramadan tahun-tahun sebelumnya, bukan berarti nggak bisa memperbanyak ibadah. Nah, berikut 5 salat sunnah yang biasa dikerjakan saat bulan Ramadan yang sudah Popbela rangkum.

1. Salat Tahajud

Amalan salat sunah yang satu ini memiliki banyak kemuliaan karena dilakukan pada awal, pertengahan, atau akhir malam. Ketika seseorang tertidur nyenyak, tapi kamu bangun untuk melaksanakan salat sunah dan menepis semua rasa kantuk demi bertemu dengan sang Pencipta.  

Kamu bisa melaksanakan salat tahajud minimum 2 raka’at dengan 1 salam. Waktu terbaik untuk mengerjakan salat tersebut adalah di sepertiga malam terakhir yakni antara 01.30 hingga sebelum memasuki subuh. Cocok banget buat kamu yang bangun sahur, alangkah baik menunaikan ibadan sunnah ini sebelum bersantap sahur. 

Namun, pastikan sebelum melakukan salat ini, kamu sudah tidur terlebih dahulu meski dalam waktu singkat. Adapun manfaat yang didapat setelah kamu rutin mengerjakan salat Tahajud selama bulan Ramadan yaitu terhindar dari berbagai bencana, menenangkan pikiran, menjaga kesehatan, terkabulnya doa dan permintaan yang kamu inginkan. Satu hal yang tak kalah penting adalah membuat wajah lebih bersinar. 

2. Salat Witir

Kalau salat tarawih saat di Masjid, kamu pasti pernah mengerjakan salat 3 rakaat yang menjadi penutup salat tarawih. Nah, salah 3 rakaat ini adalah salat witir yang dikerjakan dengan jumlah rakaat ganjil sekitar 1 atau 3 rakaat.

Jika kamu mengerjakan salat sunnah dan ingin mengakhiri salat tersebut, kamu bisa memakai salat witir sebagai salat sunah penutup. Hukumnya pun sunah muakkad yang artinya sangat dianjurkan. Amalan salat witir rasanya sayang jika dilewatkan di bulan baik seperti ini karena bisa jadi pelengkap dan penyempurna salat sunah kamu yang lain. 

3. Salat Duha

This article supported by vivo as Official Journalist Smartphone Partner IDN Media

Saat kamu ingin mencari rahmat Allah, diperbanyak pintu rezeki dari segala arah, dan diberi ketenangan dalam menjalani hidup maka kamu bisa mencoba untuk mendirikan salat duha selama Ramadan. 

Salat duha dapat kamu kerjakan selepas matahari terbit sampai salat zuhur. Jumlah rakaat salat duha adalah 2 rakaat sekali salam dengan minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat. Ketika Ramadan seperti ini, kamu bisa meluangkan cukup waktu untuk mengerjakan sebelum work from home, sehingga aktivitas yang kamu lakukan mendapat berkah yang berlimpah.

Selain itu, salat duha juga mendatangkan rahmat yang luar biasa seperti pahala mengerjakannya serupa dengan keutamaan sedekah, membangun rumah di surga, dan menggugurkan dosa-dosa yang telah diperbuat. Wah, banyak banget keutamaan baiknya dari salat sunah ini. 

4. Salat Tasbih

Salat sunah ini mengandung kalimat tasbih yang dilantunkan dalam setiap rakaat. Salat tasbih sangat baik dilakukan saat bulan Ramadan dengan membaca kalimat “Subhanallahu wal hamdu lillahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar” sebanyak 300 kali dalam rakaat yang dijalankan. 

Tasbih tersebut dapat kamu baca saat rukuk, itidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan terakhir tasyahud. Cara melaksanakan salat tasbih serupa dengan salat sunah lainnya, yang membedakan hanyalah lantunan tasbih di salat. 

Salat tasbih dapat kamu lakukan pada siang atau malam hari. Jika salat kamu laksanakan di siang hari, maka dilakukan sebanyak 4 raka’at dengan sekali salam. Sementara, pada malam hari dilakukan dua kali salam. 

Salat tasbih sangat dianjurkan buat kamu yang belum pernah melaksanakannya. Lakukanlah salat Tasbih sekali dalam seumur hidup terlebih saat bulan suci seperti ini, banyak pahala yang didapat yakni menghapus dosa, terhindar dari kesedihan, dan dihadiahi satu pohon kurma di akhirat kelak. 

5. Salat Taubat

Tak ada satu pun makhluk di bumi ini yang terlepas dari dosa. Oleh karena itu, di bulan yang penuh pengampunan, kamu bisa melakukan salat taubat untuk memohon ampun kepada Allah SWT atas segala kesalahan yang disengaja atau tidak sengaja terhadap makhluk lainnya. 

Salat Taubat disarankan dilaksanakan pada malam hari, tepatnya setelah salat tarawih atau sebelum melaksanakan salat tahajud. Waktu yang tenang dan khusyuk menjadi kunci penting dalam pelaksanakan salat ini. Jika kamu sungguh-sungguh bertaubat dan bersimpuh meminta ampunan, kamu akan merasakan seperti terlahir kembali, tanpa dosa. 

Salat ini akan membuat kamu mengenang segala dosa atau perbuatan yang terlampau jauh dari ajaran-Nya. Usahakanlah setelah kamu melakukan salat taubat, kamu tak lagi mengulangi kesalahan yang sama serta semakin dekat kepada-Nya.

Itulah beberapa salat sunnah yang biasa dikerjakan saat bulan Ramadan. Ternyata, ada banyak salat sunnah yang dapat kamu amalkan selama bulan suci ini. Saatnya berlomba-lomba mengejar kebaikan, Bela. 

Baca Juga: Niat, Doa dan Tata Cara Melaksanakan Salat Istikharah

Baca Juga: Niat dan Tata Cara Salat Tarawih Sendiri Saat #DiRumahAja

Baca Juga: Niat, Tata Cara Pelaksanaan, serta Doa Salat Taubat 

Baca Juga: Supaya Dapat Berkah, Ini Waktu, Keutamaan dan Doa Salat Dhuha

Merdeka.com - Bulan Ramadan merupakan bulan spesial bagi kaum muslimin. Karena pada bulan ini mereka bisa merasakan kenikmatan dalam beribadah. Masjid-masjid pun semakin ramai, dan aktivitas ibadah umat Islam juga meningkat di bulan yang penuh berkah ini.

Puasa adalah ibadah yang identik dengan bulan Ramadan. Karena memang, ibadah ini adalah ibadah wajib bagi setiap muslim yang mampu di bulan Ramadan. Bulan Ramadan semakin spesial karena adanya ibadah shalat tarawih di setiap malamnya usai mengerjakan shalat isya'.

Shalat tarawih sendiri termasuk qiyamul lail atau shalat malam. Akan tetapi shalat tarawih ini khusus dikerjakan pada bulan Ramadan. Jadi, shalat tarawih adalah shalat malam yang dilakukan hanya pada bulan Ramadan.

Selalu dikerjakan pada malam hari di bulan Ramadan, shalat tarawih hukumnya bagaimana?

Meski rutin dikerjakan selepas shalat isya', shalat tarawih hukumnya bukan termasuk ibadah wajib. Shalat tarawih hukumnya adalah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada malam bulan Ramadan.

2 dari 4 halaman

Shalat tarawih adalah shalat yang khusus dikerjakan pada malam bulan Ramadan setelah melaksanakan shalat Isya’ dan sebelum shalat witir. Melaksanakan shalat tarawih hukumnya tidaklah wajib. Shalat tarawih hukumnya adalah sunnah muakkad, di mana sangat dianjurkan untuk dikerjakan, baik bagi kaum laki-laki atau pun perempuan. Shalat tarawih hukumnya sunnah yang sangat dianjurkan, hal ini tertuang dalam hadis berikut,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُرَغِّبُ فِي قِيَامِ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَأْمُرَهُمْ فِيهِ بِعَزِيمَةٍ فَيَقُولُ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya:

“Dari Abi Hurairah radliyallahu 'anh Rasulullah gemar menghidupkan bulan Ramadhan dengan anjuran yang tidak keras. Beliau berkata: ‘Barangsiapa yang melakukan ibadah (shalat tarawih) di bulan Ramadhan hanya karena iman dan mengharapkan ridha dari Allah, maka baginya di ampuni dosa-dosanya yang telah lewat” (HR Muslim).

Imam Syafi’i, Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad, dan sebagian ulama Malikiyah berpendapat bahwa shalat tarawih lebih utama jika dilaksanakan dengan cara berjamaah, sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Umar bin Khatthab dan para sahabat.

3 dari 4 halaman

Baik 11 rakaat atau 23 rakaat, sebenarnya tidak ada batasan tertentu yang ditetapkan dalam shalat malam.

Ibnu ‘Abdil Barr mengatakan, “Sesungguhnya shalat malam tidak memiliki batasan jumlah raka’at tertentu. Shalat malam adalah shalat nafilah (yang dianjurkan), termasuk amalan dan perbuatan baik. Siapa saja boleh mengerjakan sedikit raka’at. Siapa yang mau juga boleh mengerjakan banyak.” (At Tamhid).

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai shalat malam, beliau menjawab,

“Shalat malam itu dua raka’at-dua raka’at. Jika salah seorang di antara kalian takut masuk waktu shubuh, maka kerjakanlah satu raka’at. Dengan itu berarti kalian menutup shalat tadi dengan witir.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Semua jumlah raka’at di atas (dengan 11, 23 raka’at atau lebih dari itu, -pen) boleh dilakukan. Melaksanakan shalat malam di bulan Ramadhan dengan berbagai macam cara tadi itu sangat bagus. Dan memang lebih utama adalah melaksanakan shalat malam sesuai dengan kondisi para jama’ah. Kalau jama’ah kemungkinan senang dengan raka’at-raka’at yang panjang, maka lebih bagus melakukan shalat malam dengan 10 raka’at ditambah dengan witir 3 raka’at, sebagaimana hal ini dipraktekkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri di bulan Ramdhan dan bulan lainnya. Dalam kondisi seperti itu, demikianlah yang terbaik. Namun apabila para jama’ah tidak mampu melaksanakan raka’at-raka’at yang panjang, maka melaksanakan shalat malam dengan 20 raka’at itulah yang lebih utama. Seperti inilah yang banyak dipraktekkan oleh banyak ulama. Shalat malam dengan 20 raka’at adalah jalan pertengahan antara jumlah raka’at shalat malam yang sepuluh dan yang empat puluh. Kalaupun seseorang melaksanakan shalat malam dengan 40 raka’at atau lebih, itu juga diperbolehkan dan tidak dikatakan makruh sedikit pun. Bahkan para ulama juga telah menegaskan dibolehkannya hal ini semisal Imam Ahmad dan ulama lainnya. Oleh karena itu, barangsiapa yang menyangka bahwa shalat malam di bulan Ramadhan memiliki batasan bilangan tertentu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga tidak boleh lebih atau kurang dari 11 raka’at, maka sungguh dia telah keliru.” (Majmu’ Al Fatawa, 22/272).

4 dari 4 halaman

Meski shalat tarawih hukumnya sunnah, namun terdapat keutamaan-keutamaan yang bisa kita dapatkan dari ibadah shalat tarawih ini. Dikutip dari rumaysho.com, keutamaan shalat tarawih yaitu:

Mendapatkan ampunan dosa yang telah lalu

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim). Yang dimaksud qiyam Ramadhan dalam hadis ini adalah shalat tarawih, sebagaimana yang dituturkan oleh An Nawawi.

Hadis ini menjelaskan bahwa shalat tarawih dapat menggugurkan dosa karena iman, yaitu membenarkan pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT dan mencari pahala dari Allah SWT, dan bukan karena riya’ atau alasan lainnya.

Shalat tarawih bersama imam seperti shalat semalam penuh

Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau bersabda,

“Siapa yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh.” (HR. An Nasai, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Hadis ini sekaligus menjadi anjuran bagi kaum muslimin agar mereka mengerjakan shalat tarawih secara berjamaah dan mengikuti imam hingga selesai.

Shalat tarawih adalah seutama-utamanya shalat

Ulama-ulama Hanabilah (madzhab Hambali) mengatakan bahwa seutama-utamanya shalat sunnah adalah shalat yang dianjurkan dilakukan secara berjamaah, karena shalat seperti ini hampir serupa dengan shalat fardhu.

Kemudian shalat yang lebih utama lagi adalah shalat rawatib, yaitu shalat yang mengiringi shalat fardhu, baik sebelum atau sesudahnya. Sedangkan ibadah shalat yang paling ditekankan untuk dilakukan secara berjamaah adalah shalat kusuf (shalat gerhana) kemudian shalat tarawih.