Jelaskan MEKANISME PENGLIHATAN SEHINGGA BAYANGAN DAPAT diinterpretasikan OLEH OTAK

Merdeka.com - Proses melihat pada mata adalah hal yang rumit. Mata merupakan indra penglihatan manusia dan juga hewan, di mana ia dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, selanjutnya dengan perantaraan serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan untuk diproses ke pusat penglihatan pada otak.

Organ mata juga memiliki susunan-susunan kompleks berupa tulang rongga mata, alis dan bulu mata, kelopak mata, refleks mengedip, sel-sel pada permukaan kornea dan konjungtiva (selaput lendir yang melapisi permukaan dalam kelopak mata) serta air mata. Dan secara umum, bola mata manusia rata-rata berdiameter ± 2,5 cm.

Untuk membantu Anda memahami proses melihat di organ mata, berikut adalah penjabaran lengkap yang kami rangkum khusus untuk Anda dari berbagai sumber.

2 dari 4 halaman

Mata adalah alat indra yang secara konstan menyesuaikan pada jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera di hantarkan pada otak. Penglihatan pada manusia melibatkan deteksi gelombang cahaya yang sangat sempit dengan panjang gelombang sekitar 400 sampai 750 nm.

Panjang gelombang terpendek dipersepsi sebagai warna biru, dan panjang gelombang terpanjang dipersepsi sebagai warna merah. Mata memiliki fotoreseptor yang mampu mendeteksi cahaya, tetapi, sebelum cahaya mengenai reseptor yang bertanggung jawab untuk deteksi ini, cahaya harus difokuskan ke retina (ketebalan 200 μm) oleh kornea dan lensa, dilansir dari buku Anatomy & Physiology for Nurse (Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis) oleh Pearce E.C.

Fotoreseptor bisa dibagi menjadi dua jenis yaitu sel batang dan sel konus (kerucut). Reseptor batang berespons terhadap cahaya remang-remang, dan reseptor konus berespons dalam keadaan terang dan mampu membedakan warna merah,hijau, atau biru.

Reseptor batang dan onus terdapat di bagian dalam retina, dan cahaya harus berjalan melalui sejumlah lapisan sel untuk mencapai fotoreseptor ini. Setiap fotoreseptor memiliki molekul pigmen visual (batang: rodopsin; konus: eritrolabe (merah), klorolabe (hijau), sianolabe (biru)); pigmen-pigmen ini menyerap cahaya dan memicu potensial reseptor yang tidak seperti sistem reseptor lainnya, menyebabkan hiperpolarisasi sel dan bukan depolarisasi.

3 dari 4 halaman

Mengutip laporan dari repository.unimus.ac.id, mata tersusun atas beberapa bagian yang meliputi:

a. Kelopak mata (palpebra)

Kelopak mata berfungsi untuk melindungi bola mata terhadap trauma sinar dan proses mengeringnya bola mata akibat kurang berkedip. Kelopak mata juga berperan dalam mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membetuk lapisan air mata di dalam kornea.

b. Sistem sekresi air mata (Sistem Lacrimal)

Sistem sekresi air mata menjaga agar kornea tetap bersih, lembab dan bebas kuman. Air mata berfungsi memperbaiki tajam penglihatan, membersihkan kotoran yang masuk ke mata, lubrikasi (pelumasan), media perjalanan bagi oksigen dari atmosfer, nutrisi (glukosa, elektrolit, enzim, protein), serta mengandung antibakteri dan antibodi.

c. Bola mata dengan saraf optik (nervus optikus)

Bola mata berbentuk bulat bengan panjang maksimal 24 mm.

d. Aqueous humour

Aqueous humour adalah suatu cairan yang komposisinya serupa dengan cairan serebrospinal yang diserap ke dalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea melalui vena halus yang disebut saluran schlemm.

e. Lensa

Lensa mata terletak antara iris dan kornea, terpisah oleh aquerous humour. Lensa terdapat membran ligamentum suspensorium berfungsi sebagai pengait lensa pada korpus siliare yang dikendalikan oleh kontraksi otot siliare. Ketika membran ligamentum suspensorium mengendur maka lensa mengerut dan menebal. Ketika membran ligamentum suspensorium meregang maka lensa menjadi pipih.

f. Vitreous humour

Vitreous humour adalah suatau cairan pekat penuh albumen berwarna putih terletak pada lensa sampai retina. Cairan ini bekerja bersama-sama lensa mata untuk membiaskan cahaya sehingga tepat jatuh pada fovea (bintik kuning) atau dekat fovea. Berfungsi memberi bentuk dan kekuatan pada mata serta memperkuat penghubung antara retina dan selaput koroid serta sklerotik.

g. Retina

Retina merupakan lapisan saraf pada mata, terletak paling dalam pada bola mata terdiri dari sejumlah lapisan serabut, yaitu sel-sel saraf. Selsel saraf terdiri atas sel saraf bentuk batang yang peka terhadap cahaya tetapi tidak dapat membedakan warna,dan sel saraf kerucut kurang peka cahaya tetapi dapat membedakan warna. Pada retina terdapat bintik kuning (fovea) dan bintik buta (blind spot).

h. Rongga orbitae (cavum orbitae)

Rongga orbitae adalah rongga yang berisi bola mata yang dibatasi dinding tulang dan berbentk seperti piramida bersisi empat dengan puncak menuju kearah foromen optik. Masing-masing sisi tulang orbitae berbentuk lengkuk seperti buah peer yang megucup kearah apeks dan kanan optik.

4 dari 4 halaman

Proses melihat pada mata dimulai ketika benda memantulkan cahaya masuk ke mata dan diterima oleh kornea, pupil, lensa, dan dipusatkan pada retina. Pada retina cahaya diubah menjadi muatan listrik yang dikirim ke otak untuk diproses melalui serabut saraf penglihatan. Sehingga kerja otak menghasilkan orang dapat melihat benda yang dilihatnya.

Bayangan ditangkap oleh mata, berkas cahaya benda yang dilihat menembus kornea, ukeus humor, lensa, dan badan vitreus untuk merangsang ujung ujung saraf dalam retina. Rangsangan yang diterima menuju daerah visual dalam otak untuk diproses sehingga menghasilkan lukisan dan bentuk yang dilihatnya.

Pupil berfungsi mengatur cahaya akan melebar ketika menerima cahaya kurang. Lensa mengatur bayangan jatuh tepat pada retina. Retina atau selaput jala merupakan jaringan tipis yang terdiri dari jutaan sel saraf yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang berfungsi untuk dapat melihat benda dalam kondisi cahaya dan sel kerucut berfungsi untuk melihat secara detail seperti membaca dan melihat warna pada kondisi pencahayaan yang cukup.

Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina. Fungsi lensa mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat pada bintik kuning retina. Lensa mata akan menipis ketika melihat objek yang jauh. Untuk melihat objek yang dekat dengan ketelitian tinggi maka lensa mata akan menebal.

Suatu objek dapat dilihat dengan jelas apabila bayangan objek tersebut tepat jatuh pada bintik kuning (fovea) pada retina. Dalam hal ini lensa mata akan bekerja otomatis untuk memfokuskan bayangan objek tersebut.

Pada kelainan refraksi terjadi kelainan pembiasan pada mata karena otot siliaris dan lensa mata tidak dapat memfokuskan bayangan yang diterima pada retina. Kornea memiliki kekuatan 80% (40 dioptri) dan lensa mempunyai kekuatan 20% (10 dioptri) jika pembiasan kurang atau melebihi maka terjadi kelelahan mata. (mdk/edl)

Baca juga:
Manfaat Kompres Es Batu pada Mata, Ketahui Cara Menggunakannya
Cara Menghilangkan Mata Minus secara Efektif, Pengobatan Alami hingga Laser
4 Manfaat Yoga Mata dan Cara Latihannya, Bantu Meningkatkan Fungsi Penglihatan
Manfaat Kompres Es Batu pada Mata, Ketahui Cara Menggunakannya
Cara Menghilangkan Mata Minus secara Efektif, Pengobatan Alami hingga Laser
4 Manfaat Yoga Mata dan Cara Latihannya, Bantu Meningkatkan Fungsi Penglihatan
Ciri-ciri Mata Terkena Radiasi HP yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengatasinya
Cara Mencegah Katarak Sejak Dini, Lakukan Hal-hal Berikut Ini

Jelaskan MEKANISME PENGLIHATAN SEHINGGA BAYANGAN DAPAT diinterpretasikan OLEH OTAK

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Jawaban:

Apabila ada rangsang cahaya masuk ke mata maka rangsang tersebut akan diteruskan mulai dari kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan terakhir retina. Kemudian akan diteruskan ke bagian saraf penglihat atau saraf optik yang berlanjut dengan lobus osipital sebagai pusat penglihatan pada otak besar. Bagian lobus osipital kanan akan menerima rangsang dari mata kiri dan sebaliknya lobus osipital kiri akan menerima rangsang mata kanan. Di dalam lobus osipital ini rangsang akan diolah kemudian diinterpretasikan. Sehingga apabila seseorang mengalami kecelakaan dan mengalami kerusakan lobus osipital ini maka dia akan mengalami buta permanen, walaupun bola matanya sehat.Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada bagian ini akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina.Adaptasi terang dan gelap

Bila seseorang berada di tempat terang untuk suatu waktu, sebagian besar Rhodopsin dan Iodopsin akan terurai walaupun sebagian iodopsin akan segera diresintesa kembali. Hasilnya ialah pengurangan sensitifitas terhadap cahaya. Kita menyesuaikan diri dengan keadaan terang itu dan tidak merasakan silau. Peristiwa ini disebut adaptasi terang.

Sekarang kita coba masuk ke ruang yang agak gelap, maka mula-mula kita tidak dapat melihat apa-apa karena iodopsin yang ada tidak bereaksi dengan cahaya remang-remang. Tetapi kemudian rhodopsin disintesa kembali dan retinen dan scotopsin dan kita mampu melihat bayangan dan benda-benda. Peristiwa ini disebut adaptasi gelap.

Bila kemudian kita masuk lagi ke ruangan yang terang maka yang terasa pertama-tama adalah silau karena semua rhodopsin dan iodopsin terurai, timbul impuls yang bertubi-tubi yang menyebabkan silau. Kemudian terjadi lagi adaptasi terang.