Untuk memenuhi kebutuhan energi dalam setiap sektor kehidupan, manusia memanfaatkan segala potensi sumber daya alam yang dapat dikonversi menjadi energi, terutama energi listrik. Salah satunya adalah potensi hydropower seperti sumber energi yang berasal dari aliran air yang digunakan untuk pembuatan PLTA atau Pembangkit Listrik Tenaga Air. Show
Pengertian PLTAPembangkit Listrik Tenaga Air atau yang lebih dikenal dengan singkatan PLTA adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan aliran air, yakni merubah energi potensi menjadi energi kinetik. Pengertian PLTA juga terdapat dalam Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No.54/M-IND/PER/3/2012 tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri Untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagakerjaan, yaitu pembangkit yang mentransformasi energi potensi menjadi energi kinetik dan menghasilkan energi listrik. PLTA tidak hanya memanfaatkan waduk / bendungan dan air terjun / sungai, sebab pembangkit listrik yang berasal dari tenaga air juga bisa memanfaatkan energi ombak di wilayah pesisir. Sejarah Pembangkit Listrik Tenaga AirSebenarnya pemanfaatan tenaga air telah digunakan sejak zaman kuno, pasa masa itu energi ini digunakan untuk menggiling gandum serta kegiatan lainnya. Perkembangan penggunaan tenaga air dimulai pada pertengahan tahun 1770-an oleh insinyur Perancis bernama Bernard Forest de Belido yang menerbitkan buku berjudul Architecture Hydraulique. Buku tersebut menjelaskan mengenai mesin hidrolik sumbu vertikal dan horizontal. Kemudian pada akhir abad ke-19 generator air mulai dikembangkan dan dapat dipasang pada mesin hidrolik. Pada tahun 1878 pembangkit listrik tenaga air pertama dikembangkan oleh William George Armstrong di Cragside, Northumberland, Inggris. Generator ini digunakan untuk menyalakan sebuah lampu busur di ruang galeris seninya. Selanjutnya pembangkit listrik bernama Schoelkopf No.1 di dekat air terjun Niagara, Amerika Serikat pada tahun 1881 juga berhasil menghasilkan listrik. Sedangkan pembangkit listrik ciptaan Edison (Vulcan Street) mulau beroperasi pada tanggal 30 September 1882 di Appleton, Wisconsin yang menghasilkan listrik berkapasitas 12.5 kilowatt. Sejak saat itu, perkembangan generator air untuk menghasilkan listrik terus berkembang. Energi air dianggap lebih ramah lingkungan dibanding batu bara atau energi fosil lainnya. Beberapa negara yang memanfaatkan tenaga air sebagai sumber listrik utama, antara lain Norwegia, Kongo, Paraguay dan Brazil yang mencapai 85% dari total kebutuhan listrik negara tersebut. Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga AirPLTA memiliki keunggulan-keunggulan lain jika dibandingkan pembangkit listrik yang lainnya. Berikut ini adalah kelebihan PLTA, yaitu:
baca juga: Air Tanah - Pengertian, Sumber, Jenis & Manfaat Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga AirMeski memiliki berbagai kelebihan, namun PLTA juga mempnyai kekurangan dibanding pembangkit listrik lainnya. Kekurangan PLTA antara lain:
Prinsip & Cara Kerja PLTAPerubahan energi potensial dari aliran air menjadi energi listrik adalah prinsip dasar PLTA. Transformasi energi tersebut terjadi berkat bantuan gaya gravitasi, yaitu air yang telah dibendung dialirkan menuju turbin. Ketika air mengenai turbin, maka energi potensial akan berubah menjadi energi kinetik dan sanggup memutar turbin yang menghasilkan energi mekanik. Turbin yang berputar tersebut selanjutnya meneruskan putaran ke generator. Energi mekanik yang berasal dari turbin kemudian dikonversi oleh generator menjadi tenaga listrik. Selanjutnya arus listrik akan melewati power supply dan dialirkan ke pengguna melalui kabel-kabel yang saling terhubung. Kabel-kabel penyalur daya listrik tersebut melalui sutet dan tiang-tiang listrik hingga sampai ke pengguna dan dapat kita gunakan sehari-hari. Air yang turun mengenai turbin tadi kemudian akan dialirkan ke sungai, sehingga bisa dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat, seperti kebutuhan air bersih, irigasi pertanian dan ladang, serta keperluan lainnya. Jika dijelaskan secara sedehana prinsip dasar dan cara kerja PLTA adalah aliran air digunakan untuk memutar turbin yang terhubung dengan generator sehingga menghasilkan energi listrik. Komponen Pembangkit Listrik Tenaga AirPLTA dapat berfungsi dengan baik jika mempunyai beberapa komponen berikut ini, antara lain:
Daftar PLTA di IndonesiaIndonesia telah membangun beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Air yang tersebar di beberapa lokasi. Berikut ini adalah daftar PLTA di Indonesia, yaitu: 1. PLTA di Sumatera
2. PLTA di Jawa
3. PLTA di Kalimantan
4. PLTA di Sulawesi
5. PLTA di Papua
Kapasitas Listrik PLTA di IndonesiaPembangkit Listrik Tenaga Air di Indonesia berpotensi menghasilkan listrik sebesar 70.000 Mega Watt (MW), akan tapi pemanfaatannya belum maksimal, hanya 6% atau sekitar 3.529 MW yang telah digunakan. baca juga: Hari Gizi Nasional - 25 Januari Pengelola PLTA di IndonesiaPerkembangan pembangkit listrik energi listrik merupakan warisan pemerintahan kolonial. Akan tetapi saat ini, pengelolaan PLTA diserahkan ke salah satu anak perusahaan PLN, yaitu PT. Indonesia Power. PLN sebagai BUMN induk pengelolaan sumber daya listrik di Indonesia pada awalnya adalah Perum yang kemudian berubah menjadi Persero khusus bidang kelistrikan. Perusahaan Listrik Negara melaksanakan tugas dari pemerintah untuk menjalankan bisnis tenaga listrik demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama ekonomi dengan tidak mengesampingkan aspek ekologi. Selanjutnya adalah PT. Indonesia Power yang merupakan anak perusahan PLN yang bekerja dalam bidang kelistrikan. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama PT. PLN Pembangkitan Jawa dan Bali I. Akan tetapi kemudian diubah menjadi PT. Indonesia Power pada tanggal 8 Oktober 2000 sebegai penegasan tujuan perusahaan yang independen dan murni berorientasi terhadap bisnis kelistrikan. PT. Indonesia Power juga mengelola pengoperasian 12 Unit Jasa Pembangkitan, 5 Unit Pembangkitan, 3 Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan, serta 1 Unit Jasa Pemeliharaan. Unit Pembangkitan tersebut berada di beberapa wilayah berbeda, seperti Bandung Barat, Banten, Semarang, Banjarnegara dan Bali. Peraturan & Payung Hukum PLTAPengelolaan dan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air diatur dalam berbagai peraturan dan undang-undang sebagai berikut:
Masa Produktif PLTAPembangkit Listrik Tenaga Air dapat beroperasi cukup lama, bahkan PLTA Bengkok, Dagu, Bandung telah beroperasi sejak 1923 hingga saat ini dan menjadi PLTA tertua di Indonesia. Faktor utama yang menentukan masa operasi PLTA adalah sumber daya air serta usia bendungan atau waduk. Jika debit air selalu terpenuhi maka PLTA dapat bekerja maksimal. Umumnya kemampuan produksi listrik dari PLTA akan berkurang ketika musim kemarau tiba dimana debit air menyusut. Masalah dan HambatanMasalah utama yang menjadi tantangan pembangunan PLTA adalah ancaman erosi dan sedimentasi. Adanya sedimentasi dan erosi pada waduk atau bendungan akan menyebabkan penurunan volume air yang berpengaruh terhadap debit aliran air untuk penggerak turbin PLTA. Salahs atu contoh PLTA yang tidak bekerja maksimal akibat sedimentasi adalah PLTA Banjarnegara, karena 75% area waduk merupakan sedimentasi dan 25% volume air yang dapat digunakan. Selain itu, ancaman sedimentasi juga pernah terjadi di PLTA Saguling pada tahun 2015. Pada tahun tersebut laju sedimentasi mencapai 4,6 juta m3/tahun, lebih besar dari daya tampung airnya yang hanya 4 juta m3/tahun. Agar masa kerja PLTA tidak berhenti, maka diperlukan cara untuk mengatasi erosi dan sedimentasi terutama dibagian hulu agar pembangkit dapat terus menghasilkan listrik. PLTA merupakan sumber energi potensial bagi negara kita. Banyak negara-negara maju yang mulai meninggalkan sumber energi fosil seperti batu bara dan beralih ke sumber energi yang terbarukan seperi energi matahari dan energi air. Oleh sebab itu, pengembangan PLTA di Indonesia harus terus dilakukan untuk mencukupi cadangan energi listrik nasional. |