Persembahan yang dilaksanakan dengan mempelajari pengucapan ayat-ayat kitab suci weda disebut

7 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti | 1. Kitab Sataphata Brāhmana. Merumuskan tentang Pañca Yajña sebagai berikut: Sumber:www.jurnalpatrolinews.com Gambar 1.3 Canang sari a. Bhūta Yajña yang dipersembahkan sehari-hari yang ditujukan kepada para bhūta. b. Manuṣa Yajña persembahan berupa makanan yang ditujukan kepada orang lain atau sesama manusia. c. Pitra Yajña adalah Yajña atau persembahan yang ditujukan kepada pada leluhur yang disebut swada. d. Deva Yajña persembahan kehadapan para dewa yang disebut Swaha. e. Brahma Yajña adalah persembahan yang dilaksanakan dengan mempelajari pengucapan ayat-ayat suci Veda. 2. Kitab Bhagavadgītā, merumuskan Pañca Yajña sebagai berikut: Setelah bersumpah dengan tegas, beberapa diantara mereka dibebaskan dari kebodohan dengan cara mengorbankan harta bendanya, sedangkan orang lain dengan melakukan pertapaanya yang keras, dengan berlatih yoga kebathinan terdiri atas delapan bagian, atau dengan mempelajari Veda untuk maju dalam pengetahuan rohani Dalam śloka ini rumusan Pañca Yajña yang agak berbeda antara lain: a. Dravya Yajña adalah persembahan yang dilakukan dengan berdana punia harta benda. b. Tapa Yajña adalah persembahan berupa pantangan untuk mengendalikan Indriya. c. Yoga Yajña adalah Yajña persembahan dengan melakukan aṣ̣āṅga yoga untuk mencapai hubungan dengan Tuhan. d. Swādhyāya Yajña yaitu suatu persembahan berupa pengendalian diri dengan belajar sendiri langsung kehadapan Tuhan Yang Maha Esa. e. Jñāna Yajña adalah Yajña dengan melaksanakan persembahan berupa ilmu pengetahuan. 3. Kitab Mānawa Dharma Śāstra Mengajar dan belajar adalah Yajña bagi Brāhmana, Menghanturkan tarpana dan air adalah kurban untuk para Leluhur. Susu adalah kurban untuk para dewa, Persembahan dengan bali untuk para bhūta, dan penerimaan tamu dengan ramah tamah adalah kurban untuk manusia’. Dalam śloka ini rumusan Pañca Yajña adalah sebagai berikut: 8 | Kelas X SMASMK a. Brahma Yajña adalah persembahan yang dilaksanakan dengan belajar dan mengajar dengan penuh keikhlasan. b. Pitra Yajña adalah persembahan yang dilakukan dengan menghaturkan tarpaṇa dan air kepada leluhur. c. Dewa Yajña adalah persembahan yang dilaksanakan dengan menghaturkan minyak dan susu ke hadapan para dewa. d. Bhūta Yajña adalah persembahan yang dilaksanakan dengan upacara bali kepada para bhūta. e. Nāra Yajña adalah Yajña yang berupa penerimaan tamu dengan ramah tamah. Āhuta adalah pengucapan dari doa Veda, huta persembahyangan homa, prahuta adalah upacara Bali yang dihaturkan kepada bhūta di atas tanah, Brahmāhuta, menerima tetap Brāhmana secara hormat seolah-olah menghaturkan kepada api yang ada dalam tubuh Brāhmana dan prāśita adalah persembahan tarpana kepda para pitara. Dalam śloka ini rumusan Pañca Yajña sebagai berikut: a. Āhuta adalah persembahan mengucapkan doa-doa suci Veda. b. Huta adalah persembahan dengan api homa. c. Prahuta adalah persembahan berupa bali kepada para bhūta. d. Brahmahūta adalah Yajña dengan menghormati Brāhmana. e. Prāśita adalah Yajña dengan mempersembahkan tarpana kepada para pitra. Hendaknya ia sembahyang sesuai menurut peraturan kepada Ṛṣi dengan mengucap Veda, dengan persembahan yang dibakar, kepada para leluhur dengan Śraddhā, kepada manusia dengan pemberian makanan dan kepada para bhūta dengan upacara kurban. Berdasarkan śloka di atas, rumusan Pañca Yajña sebagai berikut : a. Swādhyāya Yajña adalah persembahan berupa pengabdian kepada guru suci dengan mengucapkan Veda. b. Deva Yajña adalah persembahan dengan menghaturkan buah-buah yang telah masak kehadapan para dewa. c. Pitra Yajña adalah menghaturkan persembahan upacara Śraddhā kepada leluhur. d. Nāra Yajña adalah upacara memberikan makanan kepada masyarakat. e. Bhūta Yajña adalah upacara menghaturkan upacra Bali karma kepada para bhūta. 4. Kitab Gautama Dharma Śāstra. Dalam kitab Gautama Dharma Śāstra dijelaskan ada tiga pembagian Yajña sebagai berikut: a. Dewa Yajña adalah persembahan kepada Hyang Agni dan dewa Amodaya. 9 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti | b. Bhūta Yajña adalah persembahan kepada Lokapala Dewa pelindung dan kepada dewa penjaga pintu pekarangan, pintu rumah sampai pintu tengah rumah. c. Brahma Yajña adalah persembahan dengan pembacaan ayat-ayat suci Veda. Demikianlah kitab-kitab suci sumber dari India merumuskan tentang pelaksanaan Yajña dalam Agama Hindu. Sedangkan sumber dari Indonesia sendiri juga merumuskan tentang plaksanaan Yajña. Malahan uraian dan penjelasannya lebih mendalam dan terinci yang terdapat dalam pustaka-pustaka asli Indonesia. Sumber pustaka Indonesia yang dimaksud seperti lontar Korawāś Rāmā, lontar Agastya parwa, lontar Singhalanghyala. Adapun Rumusan Pañca Yajña adalah sebagai berikut: 5. Lontar Korawāśramā Nampaknya pada setiap sumber śāstra memiliki istilah dan rumusan sendiri tentang struktur dan isi komponen Yajña, walaupun esensinya sama. Dalam Lontar Koravāś Rāmā: a. Dewa Yajña persembahan dengan sesajen dengan mengucapkan Śruti dan Stawa pada waktu bulan purnama. b. Ṛṣi Yajña adalah persembahan punia, buah-buahan, makanan dan barang-barang yang tidak mudah rusak kepada para Mahā Ṛṣi. c. Manuṣa Yajña adalah memberikan makanan kepada masyarakat. d. Pitra Yajña adalah mempersembahkan puja dan Bali atau banten kepada pada leluhur. e. Bhūta Yajña adalah mempersembahkan puja dan caru kepada para Bhūta. 6. Lontar Singhalanghlaya Rumusan Pañca Yajña yang ada dalam lontar Singhalanghlaya adalah sebagai berikut: a. Bojana Patra Yajña adalah persembahan dengan menghindangkan makanan. b. Kanaka Ratna Yajña adalah Yajña persembahan berupa mas dan permata. c. Kanya Yajña adalah Yajña dengan mempersembahkan seorang gadis suci. d. Brata Tanpa Samādhi adalah Yajña dengan melaksanakan tapa, brata, yoga, dan samādhi. e. Samya jñāna adalah Yajña persembahan dengan keseimbangan dan keserasian. 7. Lontar Agastya Parwa Rumusan Pañca Yajña yang terdapat dalam lontar Agastya Parwa, paling sesuai penerapannya di Indonesia. Dibandingkan dengan rumusan-rumusan yang ada pada śāstra-śāstra di atas. Adapun rumusan tersebut adalah sebagai berikut: a Dewa Yajña persembahan dengan minyak, biji-bijian kepada dewa Śiwa dan dewa Agni di tempat pemujaan dewa. b Ṛṣi Yajña adalah persembahan dengan menghormati pendeta dan dengan membaca kitab suci. 10 | Kelas X SMASMK c Pitra Yajña yaitu merupakan upacara kematian agar roh yang meninggal mencapai alam Śiwa. d Bhūta Yajña yaitu persembahan dengan menyejahterakan tumbuh-tumbuhan dan dengan menyelenggarakan upacara tawur serta upacara Pañcawali Krama. e Manusia Yajña adalah upacarapersembahan dengan memberi makanan kepada masyarakat. Demikianlah rumusan Pañca Yajña yang berdasarkan atas sumber-sumber kitab suci serta pustaka suci dan śāstra agama. Setiap masing-masing sumber memiliki penjelasan yang berbeda-beda, namun saling melengkapi serta yang paling penting menjadi landasan Pañca Yajña adalah Jñāna, Karma dan Bhakti. Penjabarannya dalam upacara agama, yang dipimpin oleh pembuka agama, seperti Pendeta dan Pinandita. Uji Kompetensi 1. Nilai-nilai apa saja yang dapat dipetik dari pelaksanaan Pañca Yajña dalam ajaran Agama Hindu? Jelaskanlah 2. Sebutkan dan jelaskan rumusan Pañca Yajña yang ada dalam lontar Singhalanghlaya 3. Jelaskanlah konsep Pañca Yajña yang tertuang dalam kitab Mānawa Dharma Śāstra 4. Jelaskanlah mengapa belajar dan menuntut ilmu dengan baik dikatakan sebagai bentuk Yajña

C. Bentuk-bentuk Pelaksanaan Yajña dalam Kehidupan Sehari-hari

Renungan Sumber:www.canangsari.net Gambar 1.4 Pelaksanaan persembahyangan umat Hindu Kita dapat memetik bermacam-macam buah di dunia. Kita dapat mengumpulkan kekayaan, emas, dan harta benda. Dapat pula meraih kehormatan, kedudukan, dan kewibawaan. Tetapi, semua hal ini bersifat sementara, nilainya tidak kekal. Satu-satunya hal yang permanen dan mempunyai nilai sejati yang dapat kita peroleh di dunia ini adalah kasih Hyang WidhiTuhan. Cinta Tuhan ini luar biasa, tidak ternilai. Merupakan harta yang nilainya tidak dapat dihitung. Kita harus berusaha keras menemukan cara-cara untuk memperoleh kasih Tuhan yang sangat berharga ini. Bagaimanakah cara mendapatkannya? Jalan mana yang harus kita ikuti untuk mendapatkan kasih Tuhan ini? 11 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti | Jika kita menanam benih tanpa terlebih dahulu menyiangi dan mempersiapkan ladang sebaik-baiknya, kita tidak akan memperoleh hasil yang baik. Demikian pula dalam ladang hati kita, jika semua sifat buruk yang bersifat mementingkan diri sendiri tidak dibuang terlebih dahulu, kita tidak akan memperoleh hasil yang baik. Sebagai Umat Hindu yakin bahwa adanya makhluk hidup karena makanan, adanya makanan karena hujan, adanya hujan karena Yajña, adanya Yajña karena karma. Ini mengandung makna yang sangat mulia bagi manusia. Hidup ini senantiasa memerlukan kebutuhan-kebutuhan yang seimbang antara jasmani dengan rohani. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus berusaha dengan karmanya guna membuahkan hasil atau pahala. Demikian juga manusia untuk tetap menunaikan kewajibannya, melaksanakan Yajñanya, baik Yajña yang dilakukan setiap hari maupun Yajña yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu. Memahami Teks Bentuk pelaksanaan Yajña dalam kehidupan selama ini hanya dirasakan pada banten persembahan dan tata cara persembahyangan upakara dan upacara. Namun sebenarnya tidaklah demikian, yang disebut dengan Yajña adalah segala bentuk kegiatan atau pengorbanan yang dilakukan secara tulus ikhlas tanpa pamrih. Seperti diuraikan dalam śloka-śloka Bhagavadgītā, di bawah ini: Dravya-yajñāna tapo-yajñā yoga-yajñās tathāpare, Svādhyāya-jñāna-Yajñas ca yatayah saṁśita-vratāh. Bhagavadgītā IV.28. Terjemahan: Setelah bersumpah dengan tegas, beberapa di antara mereka dibebaskan dari kebodohan dengan cara mengorbankan harta bendanya. Sedangkan orang lain dengan melakukan pertapaan yang keras, dengan berlatih yoga kebathinan terdiri atas delapan bagian, atau dengan mempelajari Veda untuk maju dalam pengetahuan rohani Ye yathā māṁ prapadyante tāṁs tathaiva bhajāmy aham, mama vartmānuvartante manusyāh pārtha sarvaśah. Bhagavadgītā IV.11. Terjemahan: ‛Sejauhmana orang menyerahkan diri kepadaku, aku menganugerahi mereka sesuai dengan penyerahan dirinya itu, semua orang menempuh jalanku, dalam segala hal, Wahai putra Pārtha’.