Permasalahan apa saja yang kerap muncul terkait proses fertilisasi dan berikan solusi

Tanda ovulasi gagal dan tanda pembuahan yang gagal bisa terjadi pada setiap perempuan.

Ketika ovulasi gagal, hal tersebut berarti terjadi gangguan pada sistem reproduksi perempuan dan membuat sel telur jadi gagal matang.

Nah, saat sel telur gagal matang, ia tidak dapat dibuahi oleh sperma. Jika ini terjadi, Moms tentu saja akan mengalami kesulitan untuk memiliki keturunan.

Lalu di lain hal, apa itu pembuahan gagal? Proses awal kehamilan dimulai dengan pembuahan, yaitu proses saat sel telur bertemu dan dibuahi hingga membentuk embrio.

Embrio kemudian akan menempel pada dinding rahim dan tumbuh menjadi janin.

Proses ini tidak selalu berjalan lancar. Pada beberapa kasus, pembuahan gagal terjadi dan mengakibatkan keguguran.

Yuk, simak penjelasan lebih jelasnya mengenai tanda ovulasi gagal dan tanda pembuahan gagal di bawah ini!

Baca Juga: 9+ Tips Berhubungan Seks saat Ovulasi agar Cepat Hamil, Yuk Coba!

ADVERTISEMENT

Permasalahan apa saja yang kerap muncul terkait proses fertilisasi dan berikan solusi

Mengenal Tanda Ovulasi Gagal

Permasalahan apa saja yang kerap muncul terkait proses fertilisasi dan berikan solusi

Foto: Orami Photo Stock

Dilansir dari jurnal Anovulation, gangguan ovulasi sendiri menyebabkan 30% kondisi ketidaksuburan pada perempuan.

Biasanya tanda ovulasi gagal yang paling umum adalah menstruasi yang tidak teratur atau oligomenorea atau tidak datangnya menstruasi sama sekali alias amenorea.

Terdapat banyak perawatan sederhana dan efektif untuk mengobatinya ketika tanda ovulasi gagal mulai terlihat. Jadi, Moms dan Dads tidak perlu terlalu sering ke dokter.

1. Faktor Ovulasi Gagal

Ada 2 kelompok usia yang mengalami ovulasi gagal.

Kelompok pertama adalah pada tahun pertama ketika seorang anak perempuan mengalami menstruasi. Mereka akan cenderung mengalami siklus ini lebih sering.

Kelompok kedua adalah perempuan yang mendekati masa menopause.

Seorang wanita berusia antara 40 dan 50 memiliki risiko perubahan hormon yang lebih besar. Ini dapat menyebabkan siklus anovulasi.

Meski demikian, bukan berarti perempuan yang dalam usia produktif tidak bisa mengalami tanda ovulasi gagal, ya Moms!

Dilansir dari Women & Infants ada beberapa hal yang membuat tanda ovulasi gagal muncul pada perempuan yang masih dalam usia produktif hamil.

Hal tersebut adalah:

  • Obesitas
  • Mengalami stres secara terus menerus
  • Berat badan yang terlalu rendah
  • Olahraga terlalu berat

2. Cara Mengobati Ovulasi Gagal

Ketika Moms mengalami tanda-tanda ovulasi gagal, segeralah menemui dokter kandungan untuk melakukan konsultasi.

Dokter pastinya akan merekomendasikan perawatan terbaik untuk Moms.

Jika tanda ovulasi gagal muncul karena gaya hidup, dokter biasanya akan menyarankan untuk mengatur ulang kebiasaan makan dan aktivitas fisik sehari-hari.

ADVERTISEMENT

Permasalahan apa saja yang kerap muncul terkait proses fertilisasi dan berikan solusi

Penurunan berat badan atau membuat berat badan naik pun bisa disarankan oleh dokter.

Namun jika tanda ovulasi gagal hadir karena permasalahan internal, dokter mungkin akan membuatkan resep obat kesuburan untuk Moms konsumsi.

Selain itu, cobalah untuk:

  • Mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang lebih baik
  • Olahraga teratur
  • Hindari stres

Jangan lupa untuk selalu melakukan tracking pada menstruasi bulanan.

Cobalah mengingat atau mencatat mengenai siklus menstruasi yang mulai berubah normal atau malah tidak ada perubahan sama sekali.

Jika setelah melakukan perubahan gaya hidup dan tidak terjadi perubahan, kembalilah untuk berdiskusi dengan dokter.

Moms dan Dads bisa mengonfirmasi diagnosis kegagalan ovulasi ini agar mendapatkan solusi yang tepat.

Baca Juga: Bisakah 1x Berhubungan Langsung Hamil? Ini 14 Tanda Pembuahan Berhasil

Mengenal Tanda Pembuahan Gagal

Permasalahan apa saja yang kerap muncul terkait proses fertilisasi dan berikan solusi

Foto: Orami Photo Stock

Pembuahan gagal sering disebut juga blighted ovum (BO) atau anembryonic gestation.

Dilansir dari jurnal ABC of Subfertility: Extent of the problem, 1 dari 6 pasangan mengalami pembuahan gagal.

Hal ini merupakan salah satu penyebab keguguran di awal kehamilan. Blighted ovum adalah penyebab 1 dari 2 keguguran di trimester pertama kehamilan.

Pada wanita hamil, telur yang sudah dibuahi akan menempel pada dinding rahim dan berubah menjadi kantong janin dengan embrio di dalamnya, pada usia 5-6 minggu.

Sementara itu, pada pembuahan yang gagal, telur berhasil menempel pada rahim dan membentuk kantung janin, namun tidak ada embrio yang berkembang.

1. Penyebab Gagal Pembuahan

Salah satu penyebab pembuahan gagal adalah masalah dengan kromosom atau struktur yang membawa gen.

Penyebab lain adalah kualitas sperma atau sel telur yang tidak bagus. Pembelahan sel yang tidak normal juga bisa menjadi penyebabnya.

Perlu diingat bahwa hal ini terjadi diluar kendali kita ya, Moms. Tidak ada hal yang dapat mencegah BO terjadi.

Memang ibu hamil muda disarankan untuk mengurangi aktivitas yang terlalu berat. Tapi dalam kasus ini, jatuh atau kelelahan bukan penyebab embrio tidak berkembang.

Demikian juga dengan kafein, yang sering dianggap berbahaya untuk ibu hamil.

Selama mengonsumsi kurang dari 200 miligram per hari (setara dengan 2 gelas kopi), maka kopi tidak meningkatkan risiko Moms mengalami keguguran di awal kehamilan.

Baca Juga: Berencana Hamil? Ketahui 3 Fakta Tentang Pembuahan Ini

2. Tanda-tanda Pembuahan Gagal

Di awal, Moms akan merasakan apa yang dirasakan oleh ibu hamil pada umumnya, karena plasenta mulai terbentuk dan mengeluarkan hormon hCG.

Oleh karena itu, Moms akan merasakan tanda-tanda hamil, seperti:

  • Mudah lelah
  • Mual
  • Payudara terasa bengkak

Jika mengalami BO, hormon hCG akan menurun dengan sendirinya dan Moms akan mengalami beberapa gejala, antara lain:

  • Flek atau pendarahan
  • Kram perut
  • Ukuran rahim yang tidak berubah

Pada proses selanjutnya, dokter akan memeriksa detak jantung janin lewat alat doppler dan memantau janin lewat USG.

Jika tidak terdengar detak jantung atau hanya terlihat kantung tanpa embrio, maka pembuahan gagal terjadi.

Hal berikutnya yang akan terjadi adalah keguguran, yang sayangnya tidak dapat dicegah. Ini terjadi pada akhir trimester pertama atau lebih cepat.

Proses luruhnya kantung janin ini bisa berbeda-beda bagi tiap ibu. Ada yang cepat, ada pula yang memakan waktu beberapa minggu.

Jika tubuh terasa tidak nyaman dan merasakan kram sambil menunggu janin luruh, Moms dapat meminta dokter untuk melakukan kuret.

3. Pasca Keguguran

Beberapa ahli menyarankan ibu untuk menunggu 1 siklus haid atau sekitar 4-6 minggu untuk mencoba hamil lagi.

Waktu tersebut diperlukan agar tubuh memiliki cukup waktu untuk mengeluarkan sisa jaringan dalam rahim. Setelah itu, tubuh siap untuk hamil lagi.

Sebuah penelitian menunjukkan, wanita yang hamil dalam waktu 6 bulan setelah mengalami keguguran, terbukti memiliki kehamilan yang sehat.

Walaupun tubuh sudah siap untuk hamil lagi, tetap pertimbangkan juga sisi emosional, ya Moms.

Baca Juga: Cara Mudah Menghitung Siklus Ovulasi, Yuk Coba!

Keguguran bukan hal yang mudah dan Moms mungkin butuh waktu untuk berduka. Mulailah program hamil ketika Moms sudah benar-benar siap.

Sumber

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC192851/
  • https://fertility.womenandinfants.org/services/women/anovulation
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC188498/

Sel telur yang sehat dapat mempercepat proses terjadinya kehamilan. Oleh karena itu, kualitasnya perlu selalu dijaga. Bila tidak, sel telur bisa saja mengalami masalah sehingga Anda dan pasangan akan sulit mendapatkan momongan.

Sel telur atau ovum adalah sel reproduksi pada wanita. Bersama sperma, sel ini berperan penting dalam proses pembuahan dan pembentukan janin.Di dalam tubuh wanita, sel telur akan dilepaskan dari ovarium di masa subur atau ketika wanita sedang ovulasi.

Permasalahan apa saja yang kerap muncul terkait proses fertilisasi dan berikan solusi

Sel telur yang sehat terdiri dari beberapa lapisan, yaitu:

  • Lapisan luar (zona pellucida) berfungsi sebagai pelindung sel telur
  • Sitoplasma berperan sebagai pemberi nutrisi bagi sel telur
  • Nukleus atau inti sel berfungsi sebagai pembawa materi genetik pembentuk janin

Bila kesehatan sistem reproduksi tidak terjaga, kualitas sel telur dapat menurun dan berdampak pada masalah kesuburan serta terganggunya proses kehamilan.Ada banyak hal yang bisa menyebabkan wanita lebih berisiko mengalami masalah kesuburan atau susah hamil, misalnya usia yang lebih tua.

Masalah pada Sel Telur dan Efeknya terhadap Kehamilan

Ada beberapa masalah pada sel telur yang dapat memengaruhi kehamilan, antara lain:

1. Kerusakan sel telur

Normalnya, saat terjadi kehamilan, sel telur yang telah dibuahi akan menempel pada dinding rahim. Ketika memasuki usia kandungan sekitar 6 minggu, embrio sudah mulai tumbuh dan berkembang di dalam rahim.

Hal ini bisa tidak terjadi bila ada kerusakan pada sel telur. Rahim akan terus tumbuh tanpa disertai janin di dalamnya. Kondisi ini disebut kehamilan kosong atau blighted ovum.

Jenis kehamilan ini biasanya memiliki tanda yang serupa dengan kehamilan normal, seperti nyeri pada payudara, mual, muntah, tidak mengalami haid, dantes kehamilan yang positif.

Akan tetapi, tanpa adanya janin, pertumbuhan plasenta tidak akan maksimal dan akhirnya terhenti. Pada saat inilah kadar hormon kehamilan akan menurun secara drastis dan menimbulkan tanda keguguran, seperti keluarnya bercak darah atau perdarahan hebat dari vagina dan kram perut.

Keguguran pada kehamilan tanpa embrio tidak dapat dicegah, tetapi bukan berarti kerusakan sel telur membuat wanita tidak dapat hamil sama sekali. Wanita yang mengalami kondisi ini bisa saja tidak mengalaminya lagi dan berhasil hamil di kemudian hari.

Meski begitu, jika terjadi keguguran berulang kali, sebaiknya Anda melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter kandungan untuk mengetahui penyebab sebenarnya.

2. Masalah genetik bawaan

Mutasi genetik merupakan perubahan gen yang terjadi di dalam sel telur ibu atau sel sperma ayah. Pada saat pembuahan, sel telur dan sel sperma akan menyatu dan membentuk bakal janin di dalam kandungan.

Terjadinya mutasi pada salah satu gen di dalam sel telur atau sel sperma menyebabkan janin yang terbentuk di dalam kandungan memiliki gangguan atau kecacatan. Kondisi ini dikenal dengan sebutan mutasi genetik bawaan karena diwariskan ke generasi selanjutnya.

Mutasi genetik dapat menyebabkan beberapa penyakit, termasuk kanker pada bayi yang baru lahir, seperti tumor retinoblastoma atau tumor Wilms.

3. Kelainan pada perkembangan sel telur

Hingga kini, kehamilan mola atau kehamilan anggur belum dapat dipastikan penyebabnya. Namun, kelainan pada sel telur diduga dapat memengaruhi terjadinya kehamilan ini.

Sel telur dan sel sperma mengandung kromosom yang membawa DNA dari ibu dan ayah. Ketika kedua sel tersebut bersatu dalam proses pembuahan, sel telur dan sel sperma akan menyumbang separuh dari jumlah DNA bagi calon bayi yang akan lahir.

Bila terjadi kelainan pada jumlah kromosom saat proses ini berlangsung, baik lebih maupun kurang, maka akan terjadi kehamilan mola atau kehamilan anggur.

Selain itu, kelainan ini juga bisa menyebabkan terjadinya masalah dalam pembentukan jenis kelamin janin atau gametogenesis.

Berdasarkan jenisnya, kehamilan mola dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

  • Kehamilan mola parsial, terjadi ketika janin terbentuk tetapi tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan sempurna menjadi bayi.
  • Kehamilan mola lengkap, terjadi bila ada sel abnormal yang terbentuk di dalam rahim dan tidak ada perkembangan atau pembentukan janin sama sekali.

Jika terjadi kehamilan anggur, tanda yang kerap terjadi adalah perdarahan atau keluarnya cairan berwarna cokelat kemerahan dari vagina pada usia kandungan 8-14 minggu.

Kehamilan mola sering kali tidak menunjukkan gejala atau tanda. Kelainan pada kehamilan ini biasanya baru terdeteksi pada saat melakukan USG kehamilan di usia kandungan 8–14 minggu.

Kehamilan mola yang berhasil terdeteksi, sebagian besar akan berujung pada keguguran sehingga dokter perlu mengeluarkan jaringan di dalam rahim dengan prosedur kuret guna mencegah munculnya komplikasi lebih lanjut.

Sel telur merupakan salah satu bagian penting dalam proses reproduksi. Kelainan yang terjadi pada sel telur bisa menyebabkan berbagai kondisi yang menghambat proses kehamilan.

Jika Anda mengalami gejala yang diduga berkaitan dengan adanya masalah pada sel telur atau bila Anda dan pasangan kesulitan memperoleh momongan setelah cukup lama berhubungan seks tanpa pengaman, konsultasikan ke dokter untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.