Peristiwa di atas yang terjadi pada Fase ovulasi adalah

Peristiwa di atas yang terjadi pada Fase ovulasi adalah
Ilustrasi dokter. ©Shutterstock/Africa Studio

JATIM | 27 April 2022 16:49 {news_reporter_link} {news_ext_reporter}

Merdeka.com - Masa ovulasi adalah masa di mana sel telur dilepaskan dari ovarium. Pada waktu pelepasan, telur sudah dalam keadaan matang dan menunggu dibuahi oleh sperma. Jika tidak dibuahi, sel telur akan terlepas dari rahim dan luruh dalam bentuk pendarahan.

Sel telur ini lantas akan dibuang melalui tuba falopi serta lewat saluran rahim, dan keluar dari tubuh wanita dalam bentuk darah menstruasi. Dalam siklus menstruasi wanita, terdapat sel telur matang yang siap dibuahi sehingga apabila wanita melakukan hubungan seksual selama masa ini, besar kemungkinan akan terjadi kehamilan.

Dalam artikel ini, merdeka.com akan membagikan penjelasan lengkap mengenai pengertian masa ovulasi yang patut untuk diketahui, terutama oleh para wanita. Simak selengkapnya.

2 dari 4 halaman

Masa ovulasi adalah peristiwa terlepasnya sebuah hormon dari dalam otak yang disebut dengan Luteinizing Hormone (LH). Kadar hormon ini meningkat secara drastis di dalam darah dan urine sesaat sebelum ovulasi.

Masa ovulasi biasanya terjadi pada pertengahan siklus menstruasi. Untuk periode/siklus (n)=28 hari, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari pertama menstruasi.

Masa ovulasi adalah masa yang berkaitan dengan adanya interaksi antara hipotalamus dan ovarium. Interaksi tersebut akan menghasilkan 4 fase menstruasi, yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi dan fase pasca-ovulasi, mengutip artikel dari repository.dinamika.ac.id.

Pada masa pubertas, tiap ovarium mengandung 200.000 oogonia, setiap bulan sebanyak 15-20 folikel dirangsang untuk tumbuh oleh follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) yang disekresi oleh kelenjar hipofise anterior. Jika satu ovum dilepaskan dan tidak terjadi kehamilan maka selanjutnya akan terjadi menstruasi.

3 dari 4 halaman

Menstruasi adalah pendarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometriumuterus. Menstruasi menutur Cunningham adalah pengeluaran darah, mukus, dan debris sel dari mukosa uterus secara berkala.

Menstruasi terjadi dalam interval atau waktu yang kurang lebih teratur, siklis, dan dapat diperkirakan waktunya sejak menarke sampai menopause kecuali saat hamil, menyusui, anovulasi, atau mengalami intervensi farmakologis (Wiknjosastro, 2008).

Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum (massa jaringan kuning di dlama ovarium) akan menghentikan produksi hormon yang bernama estrogen dan progesteron.

Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium). Setelah ovum lepas, endometrium menjadi sobek dan meluruh, sehingga dindingnya juga menjadi menipis.

Karena dinding endometrium banyak mengandung pembuluh darah, maka terjadilah pendarahan pada fase menstruasi. Pada umumnya, proses pendarahan ini berlangsung selama 5 hari dengan rata-rata pengeluaran volume darah sebanyak 50ml.

4 dari 4 halaman

Setiap wanita memiliki tanda ovulasi yang berbeda-beda. Namun, Anda bisa mengetahui kapan diri Anda mengalami masa ovulasi dengan mengenal beberapa ciri-ciri berikut ini, yaitu;

1. Keputihan

Keputihan adalah lendir leher rahim yang dapat menjadi pertanda bahwa Anda sedang berada dalam masa subur atau ovulasi. Setelah menstruasi selesai, lendir pada leher rahim biasanya akan secara perlahan meningkat dan teksturnya akan berubah.

Menjelang dan saat masa ovulasi, lendir keputihan ini menjadi lebih cair sehingga mempermudah masuknya sperma ke dalam tuba falopi untuk bertemu dengan sel telur. Jadi, masa yang paling subur bagi wanita adalah ketika lendir tersebut mulai terlihat agak jernih seperti bagian putih pada telur mentah.

2. Sakit Perut

Sakit perut adalah salah satu ciri-ciri ovulasi lainnya yang paling jelas. Banyak wanita mengalami rasa sakit pada bagian ovarium atau perut bagian bawah pada masa ovulasi. Rasa sakit ini juga bisa muncul pada bagian salah satu punggung pada saat ovulasi.

3. Jadi Lebih Bergairah

Pada saat ovulasi, kebanyakan wanita sering kali akan merasa lebih bergairah untuk melakukan hubungan seksual. Selain itu, pada masa ovulasi tampilan tubuh juga akan terlihat lebih menarik, dan bahkan tubuh secara alami akan mengeluarkan wangi yang berbeda tanpa Anda sadari.

(mdk/edl)

Peristiwa di atas yang terjadi pada Fase ovulasi adalah
Peristiwa di atas yang terjadi pada Fase ovulasi adalah

Wanita normalnya mengalami menstruasi setiap bulan. Namun, rentang siklusnya bisa berbeda-beda. Ada yang rutin haid setiap 21-35 hari sekali, ada yang lebih cepat atau lambat daripada itu. Sepanjang siklus tersebut, tidak banyak yang tahu bahwa ada proses yang terjadi secara bertahap di dalam rahim. Padahal, mengetahuinya bisa membantu Anda memprediksi kapan haid lagi di bulan berikutnya. Untuk Anda yang ingin memiliki anak, mengetahui tahapan fase menstruasi juga sangat berguna agar tahu kapan waktu paling subur untuk mulai merencanakan kehamilan.

Siklus menstruasi adalah proses bulanan yang ditandai dengan serangkaian perubahan pada tubuh dan organ reproduksi wanita. Dalam proses ini ada dua hal utama yang akan terjadi, yaitu menstruasi atau kehamilan.

Setiap bulan, ovarium akan melepaskan sel telur selama proses yang disebut ovulasi. Di saat yang sama, perubahan hormon akan membantu mempersiapkan rahim Anda sebagai cikal bakal tempat untuk bayi tumbuh dan berkembang.

Jika sel telur sudah lepas dan tidak kunjung dibuahi, lapisan rahim yang tadinya dipersiapkan untuk kehamilan akan luruh. Meluruhnya lapisan rahim melalui vagina inilah yang disebut dengan menstruasi.

Dalam siklus menstruasi, ada empat fase yang terjadi yaitu:

  • Fase menstruasi
  • Fase folikuler atau pra-ovulasi
  • Fase ovulasi
  • Fase luteal

Panjang setiap fase bisa berbeda antara satu wanita dengan yang lainnya. Panjangnya fase pada satu orang juga bisa berubah seiring berjalannya waktu.

Hormon yang memengaruhi siklus dan fase menstruasi

Siklus menstruasi sangat kompleks dan dikendalikan oleh banyak hormon yang diproduksi oleh sejumlah kelenjar dalam tubuh.

Berikut adalah hormon-hormon yang berperan mengatur fase menstruasi:

Estrogen

Estrogen bertugas mengatur siklus dan berperan dalam pertumbuhan lapisan rahim. Jika sel telur tidak dibuahi, kadar estrogen akan menurun tajam dan saat itulah haid dimulai.

Namun jika sel telur dibuahi, estrogen bekerja sama dengan progesteron untuk menghentikan ovulasi selama kehamilan.

Progesteron

Dilansir dari Hormone Health Network, progesteron memicu lapisan rahim untuk menebal untuk mempersiapkannya sebelum kehamilan.

Selain itu, progesteron juga mencegah otot rahim berkontraksi yang bisa membuat sel telur tidak dapat menempel.

Ketika hamil, progesteron akan merangsang tubuh untuk menciptakan pembuluh darah di lapisan rahim. Tujuannya untuk memberi makan janin yang akan tumbuh nantinya.

Jika wanita tidak hamil, korpus luteum (massa dari folikel yang matang) yang menempel akan rusak sehingga menurunkan kadar progesteron di dalam tubuh.

Hormon luteinizing (LH)

Hormon ini membantu merangsang ovarium untuk menghasilkan estrogen.

Dalam fase menstruasi, lonjakan hormon luteinizing menyebabkan ovarium melepaskan sel telur selama ovulasi.

Jika pembuahan terjadi, hormon luteinizing akan merangsang corpus luteum menghasilkan progesteron untuk menebalkan dinding rahim.

FSH adalah hormon yang membantu pertumbuhan folikel di ovarium dan melepaskan sel telur. Folikel menghasilkan estrogen dan progesteron dalam ovarium untuk menjaga siklus haid tetap teratur.

Ketika wanita tidak memiliki cukup hormon ini, ia akan cenderung lebih sulit untuk hamil.

Hormon pelepas gonadotropin (GnRh)

Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) adalah hormon yang mengendalikan dan merangsang pelepasan LH dan FSH. Hormon ini dikeluarkan dari hipotalamus dalam otak.

Fase menstruasi yang terjadi di setiap siklus

Berangkat dari kerja sama antara hormon-hormon kesuburan di atas, fase menstruasi terbagi menjadi empat tahapan. Berikut urutannya:

1. Fase menstruasi

Fase menstruasi adalah tahap pertama dari siklus haid setiap bulannya. Fase ini dimulai ketika sel telur yang dikeluarkan ovarium dari siklus sebelumnya tidak dibuahi. Hal ini membuat kadar estrogen dan progesteron turun.

Lapisan rahim yang menebal dan sudah dipersiapkan untuk mendukung kehamilan pun tak lagi dibutuhkan.

Akhirnya lapisan rahim ini luruh dan keluar dalam bentuk darah yang disebut dengan menstruasi. Selain darah, vagina juga akan mengeluarkan lendir dan jaringan rahim.

Pada fase ini, Anda juga akan mengalami berbagai gejala yang dapat dirasakan berbeda oleh tiap orang, seperti:

  • Kram perut
  • Payudara terasa kencang dan nyeri
  • Perut kembung
  • Mood atau suasana hati mudah berubah
  • Menjadi mudah marah
  • Sakit kepala
  • Merasa lelah dan lemas
  • Sakit pinggang

Dalam satu siklus, menstruasi rata-rata berlangsung selama 3-7 hari. Namun, sebagian wanita juga bisa mengalami haid lebih dari 7 hari.

2. Fase folikuler (pra-ovulasi)

Fase folikuler atau pra-ovulasi dimulai di hari pertama haid. Di hari pertama Anda haid, di saat itu pula hormon perangsang folikel (FSH) mulai meningkat.

Kondisi ini dimulai ketika hipotalamus mengirimkan sinyal ke kelenjar pituitari dan melepas zat kimia yang disebut dengan hormon pelepas gonadotropin (GnRH).

Hormon ini mendorong kelenjar hipofisis untuk menghasilkan peningkatan kadar hormon lutein (LH) dan FSH. FSH bertugas merangsang indung telur menghasilkan 5-20 kantong kecil yang disebut folikel.

Setiap folikel mengandung sel telur yang belum matang. Dalam prosesnya, hanya sel telur yang paling sehatlah yang akhirnya akan matang. Sementara sisa folikel yang lainnya akan diserap kembali ke dalam tubuh.

Folikel yang matang akan memicu lonjakan estrogen untuk menebalkan lapisan rahim. Lapisan rahim menebal dikondisikan untuk menciptakan lingkungan kaya nutrisi bagi embrio (bakal janin) untuk tumbuh.

Fase ini berlangsung sekitar 11-27 hari, tergantung pada siklus bulanan Anda. Namun umumnya wanita mengalami fase folikuler selama 16 hari.

3. Fase ovulasi

Meningkatkan kadar estrogen selama fase folikel atau pra ovulasi memicu kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon luteinizing (LH). Di fase inilah proses ovulasi dimulai. Ovulasi biasanya terjadi di pertengahan siklus, yaitu sekitar 2 minggu atau lebih sebelum mulai menstruasi.

Ovulasi adalah proses ketika ovarium melepaskan satu sel telur yang matang. Telur ini kemudian bergerak ke tuba falopi menuju rahim untuk dibuahi oleh sperma. Masa hidup sel telur biasanya hanya sekitar 24 jam untuk sampai bertemu sperma.

Fase ovulasi adalah satu-satunya kesempatan terbaik sepanjang siklus menstruasi untuk Anda berkesempatan hamil. Setelah 24 jam, sel telur yang tak bertemu sperma akan mati.

Ketika ovulasi, wanita biasanya mengalami keputihan kental dan lengket berwarna bening seperti putih telur. Suhu basal tubuh juga akan meningkat.

Suhu basal tubuh adalah suhu terendah yang dicapai selama istirahat atau dalam keadaan tidur. Suhu normal tubuh berada pada kisaran 35,5 sampai 36º Celsius. Namun saat ovulasi, suhu akan naik menjadi 37 sampai 38º Celsius.

Suhu basal diukur dengan termometer yang ditempatkan di mulut, vagina, atau anus. Jika berencana hamil, pastikan mengukur suhu tubuh setiap hari di lokasi dan waktu yang sama selama 5 menit.

Pengukuran suhu basal paling baik dilakukan di pagi hari setelah bangun tidur dan sebelum mulai beraktivitas apa pun.

4. Fase luteal

Saat folikel melepaskan telurnya, bentuknya berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum melepaskan hormon progesteron dan estrogen. Peningkatan hormon di fase ke-empat menstruasi ini berfungsi menjaga lapisan rahim tebal dan siap untuk ditanamkan telur yang telah dibuahi.

Jika positif hamil, tubuh akan menghasilkan human chorionic gonadotropin (hCG). Hormon ini membantu menjaga korpus luteum dan menjaga agar lapisan rahim tetap tebal seterusnya.

Namun jika Anda tidak hamil, korpus luteum akan menyusut dan diserap oleh lapisan rahim. Kemudian kadar estrogen dan progesteron akan perlahan menurun, membuat lapisan rahim akhirnya terlepas dan meluruh.

Apabila positif tidak hamil, di fase ini Anda akan mengalami gejala yang disebut dengan sindrom pramenstruasi (PMS). Berbagai gejala yang biasanya muncul yaitu:

  • Perut kembung
  • Payudara membengkak dan sakit
  • Suasana hati mudah berubah
  • Sakit kepala
  • Berat badan bertambah
  • Merasa ingin terus makan
  • Sulit tidur

Fase luteal biasanya berlangsung selama 11 hingga 17 hari. Namun, rata-rata wanita mengalaminya selama 14 hari.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.