Kanker payudara menjadi salah satu penyakit penyumbang kematian pertama yang disebabkan kanker di Indonesia. Jumlah pasien kanker payudara juga menempati urutan pertama terbanyak. Show
Pada tahun 2020, data dari Globocan yang dikutip dari Kementerian Kesehatan, mencatat jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus, atau sekitar 16,6% dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Adapun jumlah kematiannya mencapai 22 ribu lebih kasus. Salah satu penyebab tingginya angka kematian akibat kanker payudara karena sebagian besar tidak tahu cara mendeteksi dini kanker payudara. Diketahui sekitar 70% pasien dideteksi sudah di tahap lanjut. Nah, pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah salah satu cara mudah yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kanker ini. Lalu seperti apa caranya? Yuk ketahui 6 langkah SADARI berikut ini, Sahabat MIKA! Baca juga: Ketahui Apa Itu Onkologi dan Perannya dalam Menangani Kanker Panduan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)Mengetahui langkah-langkah SADARI sangatlah penting agar Sahabat MIKA dapat mengetahui jika ada perubahan pada payudara yang mengarah pada kanker. Jadi, ketika kanker sudah terdeteksi, pasien bisa mendapatkan penanganan lebih dini. Simak beberapa panduan SADARI sebagai cara untuk mendeteksi kanker payudara berikut ini. Cara melakukan SADARIMelakukan pemeriksaan payudara sendiri tidak sulit, kok. Sahabat MIKA hanya perlu meraba dan melihat payudara sendiri sehingga perubahan fisik pada payudara dapat diketahui lebih dini. Berikut ini cara-cara melakuan SADARI:
Waktu yang tepat untuk melakukan SADARIPemeriksaan payudara sendiri disarankan agar dilakukan secara rutin setiap bulan dengan ketentuan sebagai berikut:
Tanda-tanda awal kanker payudara yang harus dikenaliKanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Adapun tanda-tanda kanker payudara (Carcinoma mammae) sehingga sebaiknya memeriksakan diri ke dokter adalah sebagai berikut:
Pemeriksaan lanjutan jika menemukan tanda-tanda kankerApabila Sahabat MIKA menemui tanda-tanda tersebut, terutama benjolan atau perubahan pada payudara saat melakukan SADARI, jangan panik. Benjolan bisa disebabkan oleh banyak hal. Bahkan, sebagian besar kasus sebenarnya tidak selalu menandakan penyakit yang serius. Meski demikian, memeriksakan diri ke dokter ketika menemukan perubahan tersebut tetap harus dilakukan. Apalagi jika Anda memiliki riwayat keluarga yang juga menderita kanker payudara. Berikut ini beberapa langkah pemeriksaan lain yang sebaiknya dilakukan: SADANISLakukan SADANIS atau Periksa Payudara Klinis. Pemeriksaan dilakukan oleh dokter Spesialis Bedah Onkologi sekurang-kurangnya 3 tahun sekali secara rutin, dengan ketentuan sebagai berikut:
Apabila ditemukan adanya kelainan saat dilakukan pemeriksaan SADARI juga Anda disarankan menemui dokter untuk melakukan SADANIS. USG payudara dan MammografiScreening memakai USG Payudara dan mammografi penting dilakukan untuk melengkapi prosedur pemeriksaan melalui SADARI dan SADANIS. Apalagi, tak jarang seseorang menyadari payudaranya memiliki masalah, ketika muncul benjolan yang berukuran cukup besar (kurang lebih 1 cm). USG payudara dan mammografi dilakukan sesuai dengan usia. USG Payudara untuk wanita yang berusia di bawah 40 tahun. Sementara mamografi untuk wanita berusia di atas 40 tahun. Kemudian, pemeriksaan disarankan untuk diulang setiap 2-3 tahun, atau setiap tahun untuk wanita beruusia 50 tahun. Lakukan screening payudara di Mitra KeluargaBeberapa orang tidak melihat tanda-tanda kanker payudara sama sekali. Itulah mengapa SADANIS, USG Payudara, maupun mammogram rutin juga penting untuk dilakukan. Tak perlu khawatir, Sahabat MIKA bisa melakukan screening payudara di Mitra Keluarga. Untuk memudahkan ketika ingin melakukan janji temu dengan dokter, buat janji konsultasi tanpa antri terlebih dahulu secara online melalui website Mitra Keluarga. Ingat, semakin cepat kanker payudara terdeteksi, maka proses penyembuhan dan pengobatan yang tepat dapat segera dilakukan. Semoga informasi ini bermanfaat, ya! Mitra Keluarga, life.love.laughter — Sumber rujukan: Kanker Payudara Paling Banyak di Indonesia, Kemenkes Targetkan Pemerataan Layanan Kesehatan (2022), from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20220202/1639254/kanker-payudaya-paling-banyak-di-indonesia-kemenkes-targetkan-pemerataan-layanan-kesehatan/ Enam Langkah SADARI untuk Deteksi Dini Kanker Payudara (2016), from: http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/enam-langkah-sadari-untuk-deteksi-dini-kanker-payudara Deteksi Dini Kanker Payudara (-), from: https://www.ibi.or.id/media/DETEKSI%20DINI%20KANKER%20PAYUDARA%20IBI%20YKPI%202%20FEBRUARI%202021(1).pdf Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Sebelum Terlambat (2021), from: https://www.alodokter.com/periksa-payudara-sendiri-sadari-sebelum-terlambat Informasi Lengkap tentang SADARI untuk Deteksi Dini Kanker Payudara (2021), from: https://hellosehat.com/kanker/kanker-payudara/pemeriksaan-payudara-sendiri/ Periksa tumor ke dokter spesialis apa?Dokter Spesialis Onkologi juga sering disebut sebagai spesialis kanker. Seperti namanya, onkologi adalah cabang kedokteran yang mengkhususkan diri dalam dalam mendiagnosis dan mengobati penyakit kanker.
Ke dokter Apa Untuk Periksa kanker payudara?Pemeriksaan fisik payudara yang dilakukan oleh dokter ahli payudara (breast physician/breast surgeon). Di Rumah Sakit Onkologi Surabaya, pemeriksaan payudara dilakukan oleh dokter ahli bedah payudara (breast surgeon) yang diwajibkan telah melakukan lebih dari 50 operasi kanker payudara per tahunnya.
Apakah bisa periksa payudara ke dokter umum?Sejatinya, dokter umum pun memiliki kompetensi untuk melakukan pemeriksaan fisik payudara. Jadi, baiknya Anda kunjungilah dulu dokter umum di fasilitas kesehatan terdekat.
Berapa biaya untuk USG payudara?USG mammae memiliki biaya yang bervariasi, dimulai dari Rp. 250.000 hingga lebih dari Rp. 750.000 tergantung dari rumah sakit.
|