Perangkat analisis kebencanaan yang berbentuk indeks yang menunjukkan riwayat nyata

(1)(2)

INDEK

Arie A G

KS RAWA

Astuti Wulanda Gita Yulianti, Elfi

AN BENC

Pengarah Sugeng Triu Teddy W. Su   Penyusun Lilik Kurnia Ridwan Yu Mohd. Rob Narwawi Pram   Penduku ri, Pratomo Cah ina Rozita, Dana    

CANA IN

h :  utomo    udinda  n :  awan    unus  bi Amri    mudiarta  ng :  hyo Nugroho, N ar Widhiyani Sr

NDONES

ovi Kumalasari, i Wulandari  

SIA

,  

(3)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA vi

ABSTRAK

Indeks rawan bencana Indonesia ini selalu diperbaharui setiap 2 (dua) tahun dan indeks tahun 2011 ini adalah versi 2. Versi 1 adalah indeks tahun 2009. Perbedaan versi 2 dan versi 1 adalah : pada versi 1, ada 51 kabupaten/kota yang datanya belum valid, sedang versi 2 seluruh kabupaten/kota sudah lengkap datanya.

Perhitungan Indeks Rawan Bencana Indonesia

(IRBI) merupakan suatu perangkat analisis kebencanaan yang berbentuk indeks yang menunjukkan riwayat nyata kebencanaan yang telah terjadi dan menimbulkan kerugian. Pengembangan dari HDRI ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam manajemen kebencanaan di Indonesia untuk secara sederhana memberikan informasi tentang karakteristik wilayah terhadap jenis kebencanaan yang pernah terjadi dengan dampak kerugian yang ditimbulkannya, baik kerugian nyawa, perumahan, luka-luka dan sebagainya yang dapat dikembangkan sesuai dengan ketersediaan data kerugian yang tersedia dan konsensus pembobotan atas kerugian tersebut. IRBI dikembangkan atas konsep analisis riwayat kebencanaan yang terjadi dan memberikan kerugian signifikan pada suatu wilayah hingga tingkat kabupaten/kota.

Pengalaman menunjukkan, penggunaan analisis probabilitas statistik dalam menganalisis kejadian kebencanaan, sering menyebabkan suatu data kejadian bencana yang pernah terjadi dan berdampak nyata telah menimbulkan kerugian

namun tidak berada di dalam range waktu analisis

akhirnya menjadi data yang tidak masuk ke dalam

analisis (data out lier), maka skala yang digunakan

tidak linear tetapi skala logaritmik. Untuk efek ini, hanya kabupaten yang ada kerugian yang akan diperhitungkan, sebagai log (0) tidak terdefinisi. Kabupaten tanpa kerugian akan diberi nilai 0 (none, atau diabaikan) tingkat risiko historis sebagaimana yang dilakukan dalam penentuan DRI atau GAR. Hal ini tentu saja bukan berarti bahwa IRBI ini dikembangkan untuk menjadi pengganti alat analisis yang telah diterima secara internasional, namun dengan adanya IRBI ini, hasil analisis menggunakan alat analisis baik dari DRI maupun GAR tersebut dapat tervalidasi dan terkalibrasi dengan baik untuk wilayah kebencanaan dan jenis kebencanaan di Indonesia. Prosedur analisis IRBI dilakukan melalui suatu karakterisasi awal dari data dalam DIBI dan Data Daerah dalam Angka (atau PODES) dari BPS di salah satu wilayah untuk mengidentifikasi pola-pola dan kecenderungan risiko yang telah terjadi (kerugian bencana).

(4)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA v SAMBUTAN

DEPUTI PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN, BNPB

Buku Indeks Kerawanan Bencana Indonesia ini disusun sebagai bentuk komitmen Kedeputian Pencegahan dan

Kesiapsiagaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana dalam menjalankan amanah Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Buku ini dapat dipergunakan oleh seluruh pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana sebagai informasi awal dalam melakukan upaya pengurangan risiko bencana terutama dalam melakukan perencanaan.

Dalam perencanaan pengurangan risiko bencana memerlukan informasi awal berupa suatu indeks untuk menentukan skala prioritas kegiatan yang dilakukan. Buku ini berusaha menganalisa bencana yang telah

terjadi berdasarkan historical data dari DiBi dalam kurun waktu 1815 – 2010.

Akhirnya saya mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, pendukung, dan semua pemangku

kepentingan yang telah mendukung tersusunnya Buku Indeks Rawan Bencana Indonesia ini, dengan harapan

buku ini dapat dijadikan salah satu referensi oleh semua pihak dalam upaya penanggulangan bencana di negara yang kita cintai ini.

Semoga upaya kita dalam menyelamatkan manusia dari ancaman bencana memberikan hasil yang optimal dan diridhoi oleh Allah SWT.

Jakarta, Oktober 2011

(5)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA vi 

DAFTAR ISI

Cover Dalam i

Abstrak ii Sambutan Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BNPB iii

Daftar Isi iv 1. PENDAHULUAN 1. A. Latar belakang 1. B. Istilah Umum 2. 2. TUJUAN 9. 3. METODOLOGI 9. A. Unit Analisis 9. B. Pengumpulan Data 9. C. Analisis Data 10. 4. HASIL 16.

A. Indeks Rawan Bencana Kabupaten/Kota 16.

B. Indeks Rawan Bencana Provinsi 36.

5. PENYAJIAN 38.

A. Indeks Rawan Bencana Multi Hazard Tiap-Tiap Provinsi 38.

1. Aceh 38. 2. Sumatera Utara 41. 3. Sumatera Barat 44. 4. Riau 47. 5. Kepulauan Riau 50. 6. Bengkulu 52. 7. Jambi 55. 8. Bangka Belitung 58.

(6)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA v 9. Sumatera Selatan 60. 10. Lampung 63. 11. DKI Jakarta 66. 12. Banten 68. 13. Jawa Barat 70. 14. Jawa Tengah 73. 15. D.I. Yogyakarta 77. 16. Jawa Barat 79. 17. Bali 83.

18. Nusa Tenggara Barat 86.

19. Nusa Tenggara Timur 89.

20. Kalimantan Barat 92. 21. Kalimantan Timur 95. 22. Kalimantan Tengah 98. 23. Kalimantan Selatan 101. 24. Sulawesi Utara 104. 25. Sulawesi Barat 107. 26. Sulawesi Selatan 109. 27. Sulawesi Tengah 112. 28. Sulawesi Tenggara 115. 29. Gorontalo 118. 30. Maluku 120. 31. Maluku Utara 123. 32. Papua 126. 33. Papua Barat 130.

B. Indeks Rawan Bencana Single Hazard 133.

1. Indeks Rawan Bencana Banjir 133.

2. Indeks Rawan Bencana Gempabumi 147.

3. Indeks Rawan Bencana Gempabumi dan Tsunami 155. 4. Indeks Rawan Bencana Kebakaran permukiman 158.

(7)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA vi

6. Indeks Rawan Bencana Banjir dan Tanah Longsor 179. 7. Indeks Rawan Bencana Tanah Longsor 186. 8. Indeks Rawan Bencana Letusan Gunungapi 195. 9. Indeks Rawan Bencana Gelombang Pantai dan Abrasi 198. 10. Indeks Rawan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan 203. 11. Indeks Rawan Bencana Kecelakaan Industri 206. 12. Indeks Rawan Bencana Kecelakaan Transportasi 208. 13. Indeks Rawan Bencana Konflik Sosial 213.

14. Indeks Rawan Bencana Kekeringan 216.

(8)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 1

1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Wilayah Indonesia sehingga dikenal dengan Benua Maritim Indonesia dengan jumlah pulau 17.504 buah. Kawasan perairan laut mencapai luas sekitar 7,9 juta km2 atau 81 % dari luas keseluruhan terdiri atas perairan laut teritorial, laut nusantara, dan laut Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI). Garis pantainya nomor dua terpanjang di dunia setelah Kanada. Pada wilayah daratan seluas 1,9 juta km2, sebesar 27 % atau sekitar 0,54 juta km2 merupakan perairan umum (sungai, rawa, danau, dan waduk).

Indonesia memiliki kepadatan penduduk tertinggi nomor 4 di dunia dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 210 juta jiwa. Persebarannya tidak merata, dengan 60 % jumlah penduduk terpusat di Jawa dan Bali. Demikian pula dengan pembangunan infrastruktur yang cenderung terpusat di Jawa dan Bali.

Secara geologi, wilayah Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif yaitu Lempeng Indo-Australia di bagian selatan, Lempeng Eurasia di bagian utara dan Lempeng Pasifik di bagian Timur. Ketiga lempengan tersebut bergerak dan saling bertumbukan sehingga Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah lempeng Eurasia dan menimbulkan gempa bumi, jalur gunungapi, dan sesar atau patahan. Penunjaman (subduction) Lempeng Indo-Australia yang bergerak relatif ke utara dengan Lempeng Eurasia yang bergerak ke selatan menimbulkan jalur gempa bumi dan rangkaian gunungapi aktif sepanjang Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sejajar dengan jalur penunjaman kedua lempeng. Di samping itu jalur gempa bumi juga terjadi sejajar dengan jalur penunjaman, maupun pada jalur patahan regional seperti Patahan Sumatera/ Semangko.

Dengan kondisi geologi yang demikian, ancaman bencana di wilayah Indonesia sepertinya tinggal menunggu waktu. Apalagi ditambah dengan kerusakan

(9)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 2

lingkungan dan pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak terkendali. Frekuensi kejadian bencana dan tingkat kerusakan maupun korban jiwa semakin meningkat di Indonesia.

UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan PP No. 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulanan Bencana, yang bertujuan untuk menjamin terselenggaranya pelaksanaan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman, risiko, dan dampak bencana. Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan untuk tujuan tersebut diatas adalah dengan melakukan pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko bencana dengan program pembangunan. Untuk dapat mewujudkan program tersebut, maka dipandang perlu untuk menilai kerawanan bencana tiap-tiap daerah (provinsi dan kabupaten/kota).

B. ISTILAH UMUM

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh factor alam dan atau faktor non alam meupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

Bencana non alam bencana yang diakibatkat oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa kegagalan teknologi, gagal modernisasi, epidemic dan wabah penyakit

Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

(10)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 3

serangkaian peristiwa yang diakibatkan manusia yang meliputi konflik social antar kelompok dan antar komunitas masyarakat serta terror

Bahaya/Ancaman (hazard) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang mempunyaizpotensi dapat menimbulkan kerusakan, kehilangan jiwa manusia, atau kerusakan Iingkungan.

Risiko (risk) adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. Kerentanan (vulnerability) adalah suatu kondisi yang ditentukan oleh faktor-faktor atau proses-proses fisik, sosial, ekonomi, dan lingkungan yang mengakibatkan peningkatan kerawanan masyarakat dalam menghadapi bahaya (hazards).

Kemampuan (capacity) adalah penguasaan sumberdaya, cara, dan kekuatan yangzdimiliki masyarakat, yang memungkinkan mereka untuk, mempersiapkan diri, mencegah,

menjinakkan, menanggulangi, mempertahankan diri serta dengan cepat

memulihkan diri dari akibat bencana.

Masyarakat rentan bencana adalah anggota masyarakat yang membutuhkan bantuan karena keadaan yang di sandangnya di antaranya masyarakat lanjut usia, penyandang cacat, anak-anak, serta ibu hamil dan menyusui.

Pengurangan Risiko Bencana adalah upaya sistematis untuk menegmbangkan dan menerapkan kebijakan, strategis dan tindakan yang dapat meminimalisir jatuhnya korban jiwa dan hilang atau rusaknya aset serta harta benda akibat bencana, baik melalui upaya mitigasi bencana (pencegahan, peningkatan kesiapsiagaan) ataupun upaya mengurangi kerentanan (fisik, material, social, kelembagaan, prilaku/sikap).

(11)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 4

Peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu. Peta Risiko Bencana adalah peta petunjuk zonasi tingkat risiko satu jenis ancaman bencana pada suatu daerah pada waktu tertentu. Peta ini bersifat dinamis, sehingga harus direvisi tiap waktu tertentu dan merupakan hasil perpaduan antara peta bahaya (hazard map) dan peta kerentanan

(vulnerability map). Peta Risiko

Bencana disajikan berupa gambar dengan warna dan simbol. Penjelasan dimuat dalam bentuk keterangan pinggir.

Peta Bahaya (hazard map) adalah peta petunjuk zonasi tingkat bahaya satu jenis ancaman bencana pada suatu daerah pada waktu tertentu.

Peta Kerentanan (vulnerability map) adalah peta petunjuk zonasi tingkat kerentanan satu jenis ancaman bencana pada suatu daerah pada waktu tertentu.

Kejadian bencana adalah banyaknya peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian, lokasi (kabupaten/kota), jenis bencana, korban dan atau kerusakan harta benda jika terjadi bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu kabupaten/kota dan atau provinsi, maka dihitung sebagai satu kejadian.

Indeks Rawan Bencana (Disaster Risk Index/DRI) merupakan perhitungan rata-rata kematian per Negara dalam bencana skala besar dan menengah yang diakibatkan oleh gempa bumi, siklon tropis dan banjir berdasarkan data tahun 1980-2000. Hal ini memungkinkan identifikasi sejumlah variable social ekonomi dan lingkungan yang berkorelasi dengan risiko kematiaan serta menunjukkan sebab akibat dalam proses risiko bencana. Seiap Negara memiliki indeksnya masing-masing untuk setiap jenis bahaya menurut tingkat eksposure fisik, tingkat kerentanan relative dan tingkat risikonya. Berdasarkan RI pula, konsep risiko bencana tidak disebabkan oeh peristiwa-peristiwa yang berbahaya, namun lebih kepada sejarah kejadian yang

(12)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 5

dibangun melalui kegiatan manusia dan proses-prosesnya. Dengan demikina risiko kematian dalam bencana ini hanya tergantung sebagian pada keberadaan fenomena fisik seperti gempabumi, siklon tropis, dan banjir. Dalam DRI, factor utamanya adalah risiko kehilangan nyawa dan tidak termasuk aspek risiko lainnya, seperti mata pencaharia dan perekonomian. Hal ini disebabkan karena kurangnya data yang tersedia pada skala global dengan resolusi nasional.

Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energy yang diakibatkan oleh pergeseran/pergerakan pada bagian dalam bumi (kerak bumi) secara tiba-tiba. Tipe gempa bumi yang umum ada dua, yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik.

Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah ‘erupsi’. Bahaya letusan gunung api dapat berupa awan pana, lontaran material (pijar), hujan abu lebat, lava, gas racun, tsunami dan banjir lahar.

Tsunami adalah rangkaian gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan oleh gangguan impulsive dari dasar laut. Tsunami dapat disebabkan oleh: (1) gempa bumi diikuti dengan dislokasi/perpindahan massa/batuan yang sangat besar di bawah air (laut/danau); (2) tanah longsor di dalam laut; (3) letusan gunungapi di bawah laut atau gunungapi pulau

Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanan atau batuan, maupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng.

Banjir merupakan limpasan air yang melebihi tinggi muka air normal, sehingga melimpas dari palung sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai. Pada umumnya banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di atas normal sehingga system pengaliran air yang terdiri dari sungai dan anak sungai alamiah serta system drainase dangkal penampung banjir buatan yang ada tidak mampu menampung akumulasi air hujan tersebut

(13)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 6

sehingga meluap. Adapun yang dimaksud banjir di bidang pertanian adalah banjir yang terjadi di lahan pertanian yang ada tanaman (padi, jagung, kedelai dan lain-lain) yang sedang dibudidayakan.

Banjir bandang biasanya terjadi pada aliran sungai yang kemiringan dasar sungai curam. Aliran banjir yang tinggi dan sangat cepat dan limpasannya dapat membawa batu besar atau bongkahan dan pepohonan serta merusak atau menghanyutkan apa saja yang dilewati namun cepat surut kembali.

Kebakaran hutan merupakan suatu keadaan di mana hutan dilanda api, sehingga mengakibatkan kerusakan hutan atau hasil hutan yang menimbulkan kerugian ekonomis dan atau nilai lingkungan. Kebakaran hutan seringkali menyebabkan bencana asap yang mengganggu kepada masyarakat sekitar. Angin topan merupakan pusat angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis di antara agraris balik utara

dan selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat dekat dengan khatulistiwa. Angin topan ini disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu system cuaca.

Gelombang pasang atau badai adalah gelombang tinggi yang yang ditimbulkan karena efek terjadinya siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia dan berpotensi kuat menimbulkan bencana alam. Indonesia bukan daerah lintasan siklon tropis tetapi keberadaan siklon tropis akan memberikan pengaruh kuat terjadinya angin kencang, gelombang tinggi disertai hujan deras.

Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipicu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami, namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama abrasi.

(14)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 7

Rob adalah perubahan naiknya posisi permukaan perairan atau samudra yang disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari yang mengakibatkan perubahan kedalaman perairan dan arus pasang.

Konflik sosial atau kerusuhan sosial atau huru hara adalah suatu gerakan masal yang bersifat merusak tatanan dan tata tertib social yang ada, yang dipicu oleh kecemburuan social, budaya, dan ekonomi yang biasanya dikemas sebagai pertentangan antar agama/SARA.

Aksi terror adalah aksi yang dilakukan oleh setiap orang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan sehinga mneimbulkan suasana terror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat missal, dengan cara merampas kemerdekaan sehingga mengakibatkan hilangnya nyawa dan harta benda yang lain/mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik internasional.

Sabotase adalah tindakan yang dilakukan untuk melemahkan musuh melalui subversi, penghambatana, pengacauan dan/atau penghancuran. Dalam perang, istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas individu atau grup yang tidak berhubungan dengan militer, tetapi dengan spionase. Sabotase dapat dilakuka terhadap beberapa struktur penting, seperti infrastruktur, struktur ekonomi, dan lain-lain.

Kecelakaan transportasi adalah kecelakan moda transportasi yang terjadi di darat, laut dan udara

kecelakaan industri adalah kecelakaan yang disebabkan oleh dua factor, yaitu perilaku kerja yang berbahaya (unsafe

human act) dan kondisi yang berbahaya

(unsafe conditions). Adapun jenis kecelakaan yang terjadi sangat bergantung pada macam industrinya, misalnya bahan dan peralatan kerja yang dipergunakan, proses kerja, kondisi tempat kerja, bahkan pekerja yang terlibat di dalamnya.

(15)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 8

Wabah merupakan kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang junlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.

Korban adalah orang/sekelompok orang yang mengalami dampak buruk akibat bencana, seperti kerusakan dan atau kerugian harta benda, penderitaan dan atau kehilangan jiwa. Korban meliputi korban meninggal, hilang, luka/sakit menderita dan mengunsi.

Korban meninggal adalah orang yang dilaporkan tewas atau meninggal dunia akibat bencana

Korban hilang adalah orang yang dilaporkan hilang atau tidak ditemukan atau tidak diketahui keberadaannya setelah terjadi bencana

Korban luka/ sakit adalah orang yang mengalami luka-luka atau sakit, dalam keadaan luka ringan, luka sedang maupun luka berat/parah, baik yang berobat jalan

maupun rawat inap.

Korban menderita adalah orang atau sekelompok orang yang terkena dampak bencana, namun masih menempati tempat tinggalnya sendiri atau di tempat sanak saudara dan bukan berada di lokasi pengungsian.

Korban mengungsi adalah orang/sekelompok orang yang terpaksa atau dipaksa keluar dari tempat tinggalnya ke empat yang lebih aman dalam upaya menyelamatkan diri/jiwa untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk bencana.

Kerusakan harta benda meliputi rumah, fasilitas, pendidikan (sekolah, madrasah atau pesantren), fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas, puskemas pembantu), fasilitas peribadatan (masjid, gereja, vihara, dan pura), bangunan lain (kantor, pasar, kios) dan jalan yang mengalami kerusakan (rusak ringan, sedang dan berat atau hancur maupun roboh) serta sawah yang terkena bencana dan puso (gagal panen).

(16)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 9

2 TUJUAN

Indeks rawan bencana ini bertujuan untuk memberikan informasi tingkat kerawanan bencana tiap-tiap kabupaten/kota di Indonesia. Berdasarkan tingkat kerawanan ini dapat digunakan oleh berbagai pihak untuk melakukan analisis mengenai kelembagaan, pendanaan, perencanaan, statistik dan operasionalisasi penanggulangan bencana.

3 METODOLOGI

Metodologi yang digunakan untuk menyusun indeks rawan bencana di Indonesia adalah sebagai berikut :

A. UNIT ANALISIS

Unit analisis yang digunakan adalah daerah administrasi Provinsi dan Kabupaten/Kota. B. PENGUMPULAN DATA

1. Data yang digunakan pada penyusunan indeks rawan bencana adalah :Tingkat

kerawanan bencana : Banjir, Gempa Bumi, Gempa Bumi Dan Tsunami, Kebakaran Permukiman, Kekeringan, Angin Topan, Banjir Dan Tanah Longsor, Tanah Longsor, Letusan Gunung Api, Gelombang Pasang/Abrasi, Kebakaran Hutan Dan

Lahan, Kecelakaan Industri, Kecelakaan Transportasi, Konflik / Kerusuhan Sosial, Kejadian Luar Biasa (KLB).

2. Jumlah korban meninggal 3. Jumlah korban luka-luka 4. Jumlah kerusakan rumah

5. Jumlah kerusakan fasilitas umum dan infrastruktur rusak yang terjadi pada Kabupaten/Kota

6. Jumlah Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota

Data nomor 1 – 5 diperoleh dari Data dan Informasi Bencana Indonesia DIBI (http://dibi.bnpb.go.id), dan data jumlah kepadatan penduduk diperoleh dari hasil

(17)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 10

kalkulasi antara jumlah penduduk (BPS, PODES 2008) dan luas wilayah Kabupaten (Peta Batas Wilayah Administrasi Tahun 2009).

Pengumpulan data telah dilakukan oleh BNPB dan telah disusun menjadi database pada Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) [http://dibi.bnpb.go.id]. Data yang digunakan adalah data sejarah kejadian bencana periode tahun 1815 – 2010.

DIBI adalah portal Data dan Informasi Bencana Indonesia merupakan sistem informasi kebencanaan yang berada di bawah naungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) dengan alamat website:

http://dibi.bnpb.go.id/

. Melalui DIBI, akan diperoleh suatu set data riwayat kebencanaan hingga ke tingkat kabupaten/kota mengenai jenis-jenis bencana yang pernah terjadi (tsunami, gempa bumi, banjir, kekeringan, tanah longsor, abrasi dll) beserta dampak kerugian yang ditimbulkannya.

C. ANALISIS DATA

1. Analisis kerawanan bencana Kabupaten/Kota

- Klasifikasi Data

Data diklasifikasi menjadi 2 jenis : data mengenai jenis bencana dan data lainnya (jumlah korban bencana yang terjadi pada Kabupaten/ Kota, jumlah infrastruktur rusak yang terjadi pada Kabupaten/ Kota, kepadatan penduduk Kabupaten/ Kota).

(18)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 11

- Pembobotan

Penentuan bobot dilakukan dengan melihat besaran dampak dan frekuensi kejadian bencana yang terjadi di Indonesia. Dari table berikut terlihat bahwa parameter 1 yaitu jumlah kejadian bencana memperoleh porsi sebesar 30%, parameter 2 – 4 yang merupakan parameter berhubungan langsung dampak manusia dengan manusia diberikan porsi sebesar 50%, sedangkan parameter 5 – 6 diberikan porsi sebesar 20% yang menunjukkan dampak bencana terhadap jumlah kerusakan fisik bangunan fasilitas umum dan infrastruktur.

Masing-masing parameter kemudian dikelompokkan menjadi

3 kelas. Penentuan interval kelas

masing-masing parameter dilakukan menggunakan metode

logaritmik. Penggunaan metode ini disebabkan distribusi dari data yang tidak normal, artinya terdapat perbedaan yang cukup signifikan

antara nilai yang ada di suatu kabupaten dengan kabupaten lain, hal ini dapat terlihat pada parameter jumlah orang meninggal, jumlah kerusakan rumah, dan jumlah kerusakan infrastruktur.

Penentuan skor untuk masing-masing parameter dilakukan dengan metode pengkalian antara kelas (1, 2, dan 3) dengan bobot yang telah ditentukan. Skor

masing-masing parameter kemudian dijumlahkan secara keseluruhan untuk memperoleh skor total bencana di wilayah kabupaten. Table berikut menjelaskan detil parameter, kelas, bobot dan skor yang digunakan dalam metode ini.

- Skoring

Skoring adalah melakukan operasi matematika dengan perkalian antara bobot dan nilai kelas yang telah dibuat. Dalam satu kabupaten/ kota, jumlah nilai skoring menunjukkan klasifikasi

(19)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 12

kerawanan kabupaten/ kota tersebut.

- Klasifikasi kerawanan bencana Dengan menggunakan bobot dan

kelas tersebut, klasifikasi tingkat kerawanan bencana pada kabupaten/kota adalah sebagai berikut :

PARAMETER Bobot % Nilai Kelas Bobot SKOR (Kelas x Bobot)

1. JUMLAH KEJADIAN BENCANA BANJIR 30% > 0 dan < 4 1 5 5 4 - 15 2 10 >15 3 15 GEMPA BUMI < 2 1 5 5 2 - 3 2 10 > 4 3 15

GEMPA BUMI DAN TSUNAMI

< 2 1 3 3 2 - 3 2 6 > 4 3 9 KEBAKARAN PERMUKIMAN < 5 1 3 3 5 - 24 2 6 > 24 3 9 KEKERINGAN 1 1 3 3 ANGIN TOPAN < 4 1 3 3 4 - 15 2 6 > 15 3 9

(20)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 13

PARAMETER Bobot % Nilai Kelas Bobot SKOR (Kelas x Bobot)

BANJIR DAN TANAH LONGSOR

30% < 2 1 3 3 2 - 3 2 6 > 3 3 9 TANAH LONGSOR < 4 1 5 5 4 - 15 2 10 > 15 3 15

LETUSAN GUNUNG API

< 2 1

5

5

2 - 3 2 10

> 3 3 15

GELOMBANG PASANG / ABRASI

< 2 1

3

3

2 - 3 2 6

> 3 3 9

KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

< 3 1 3 3 3 - 8 2 6 > 8 3 9 KECELAKAAN INDUSTRI < 2 1 3 3 2 - 3 2 6 > 3 3 9 KECELAKAAN TRANSPORTASI < 2 1 3 3 2 - 3 2 6 > 3 3 9

(21)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 14

PARAMETER Bobot % Nilai Kelas Bobot SKOR (Kelas x Bobot)

KONFLIK / KERUSUHAN SOSIAL

30% < 2 1 3 3 2 - 3 2 6 > 3 3 9

KEJADIAN LUAR BIASA

< 2 1

3

3

2 - 3 2 6

> 3 3 9

2. JUMLAH KORBAN MENINGGAL

50% < 40 1 5 5 40 - 1599 2 10 > 1599 3 15

3. JUMLAH KORBAN LUKA-LUKA

< 40 1

3

3

40 - 1599 2 6

> 1599 3 9

4. JUMLAH KEPADATAN PENDUDUK

< 25 1

5

5

25 - 624 2 10

> 624 3 15

5. JUMLAH KERUSAKAN RUMAH

20% < 50 1 4 4 50 - 2499 2 8 > 2499 3 12

6. JUMLAH KERUSAKAN FASILITAS UMUM DAN INFRASTRUKTUR

< 20 1

4

4

20 - 399 2 8

(22)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 15

2. Analisis kerawanan bencana Provinsi Data yang digunakan pada analisis kerawanan provinsi adalah data klasifikasi kerawanan bencana kabupaten/kota pada provinsi yang akan dianalisis. Data lainnya adalah jumlah kabupaten dan kota di provinsi tersebut.

Dengan menggunakan skoring maksimal (Smaks) dan skoring minimal

(Smin), klasifikasi tingkat kerawanan

bencana tingkat provinsi adalah sebagai berikut :

TOTAL

SKORING KERAWANAN PROVINSI KLASIFIKASI [di peta] WARNA

Smin – ( Smin + X ) Kerawanan Rendah Hijau

( Smin + X ) - ( Smin + 2X ) Kerawanan Sedang Kuning

( Smin + 2X ) - Smaks Kerawanan Tinggi Merah

Dimana :

Kerawanan Rendah, nilai : 1

Kerawanan Sedang, niai : 2

Kerawanan Tinggi, nilai : 3

N = jumlah kabupaten/kota dalam provinsi tersebut Smin = N x 1

Smaks = N x 3

(Smaks - Smin)

X = --- 3

(23)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 16

Penggunaan metodologi ini dapat berberubah pada waktu mendatang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pembaruan data akan terus dilakukan dan bekerjasama dengan instansi terkait dan pemerintah daerah.

4 HASIL

A. INDEKS RAWAN BENCANA KABUPATEN/KOTA

No PROVINSI KABUPATEN SKOR RAWAN KELAS

1  JAWA BARAT  GARUT  139  TINGGI 

2  JAWA BARAT  TASIKMALAYA  133  TINGGI 

3  JAWA TENGAH  CILACAP  132  TINGGI 

4  JAWA BARAT  BANDUNG  131  TINGGI 

5  JAWA BARAT  BOGOR  129  TINGGI 

6  JAWA BARAT  SUKABUMI  126  TINGGI 

7  MALUKU  KOTA AMBON  124  TINGGI 

8  JAWA TENGAH  BANYUMAS  123  TINGGI 

9  NUSA TENGGARA TIMUR  SIKKA  123  TINGGI 

10  SUMATERA BARAT  KOTA PADANG  119  TINGGI 

11  JAWA BARAT  CIANJUR  118  TINGGI 

12  JAWA TENGAH  KEBUMEN  113  TINGGI 

(24)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 17

No PROVINSI KABUPATEN SKOR RAWAN KELAS

14  SULAWESI UTARA  KOTA MANADO  112  TINGGI 

15  ACEH  KOTA BANDA ACEH  111  TINGGI 

16  JAWA BARAT  MAJALENGKA  111  TINGGI 

17  NUSA TENGGARA BARAT  LOMBOK BARAT  111  TINGGI 

18  JAWA TIMUR  MALANG  111  TINGGI 

19  JAWA TENGAH  KLATEN  106  TINGGI 

20  JAWA TENGAH  WONOSOBO  105  TINGGI 

21  JAWA TENGAH  JEPARA  105  TINGGI 

22  JAWA BARAT  CIAMIS  104  TINGGI 

23  JAWA TENGAH  SEMARANG  103  TINGGI 

24  JAWA TENGAH  KARANGANYAR  102  TINGGI 

25  JAWA TENGAH  BREBES  101  TINGGI 

26  NUSA TENGGARA BARAT  SUMBAWA  101  TINGGI 

27  SUMATERA UTARA  KOTA MEDAN  100  TINGGI 

28  ACEH  SIMEULUE  100  TINGGI 

29  JAMBI  KERINCI  99  TINGGI 

30  SUMATERA BARAT  PADANG PARIAMAN  98  TINGGI 

31  JAWA TENGAH  PATI  98  TINGGI 

32  NUSA TENGGARA TIMUR  FLORES TIMUR  97  TINGGI 

33  NUSA TENGGARA TIMUR  MANGGARAI  97  TINGGI 

34  DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA  SLEMAN  97  TINGGI 

35  ACEH  ACEH SELATAN  96  TINGGI 

36  SUMATERA BARAT  SOLOK  96  TINGGI 

(25)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 18

No PROVINSI KABUPATEN SKOR RAWAN KELAS

38  NUSA TENGGARA TIMUR  ALOR  94  TINGGI 

39  KALIMANTAN TIMUR  KOTA SAMARINDA  94  TINGGI 

40  NUSA TENGGARA TIMUR  KUPANG  94  TINGGI 

41  JAWA TIMUR  TRENGGALEK  94  TINGGI 

42  JAWA TENGAH  MAGELANG  94  TINGGI 

43  JAWA TENGAH  BOYOLALI  92  TINGGI 

44  JAWA BARAT  KARAWANG  91  TINGGI 

45  JAWA BARAT  CIREBON  91  TINGGI 

46  JAWA TENGAH  PURWOREJO  91  TINGGI 

47  JAWA TIMUR  SITUBONDO  91  TINGGI 

48  DKI JAKARTA  KOTA JAKARTA TIMUR  90  TINGGI 

49  DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA  BANTUL  90  TINGGI 

50  ACEH  ACEH BARAT  89  TINGGI 

51  SUMATERA BARAT  TANAH DATAR  89  TINGGI 

52  SUMATERA SELATAN  LAHAT  89  TINGGI 

53  LAMPUNG  LAMPUNG BARAT  89  TINGGI 

54  NUSA TENGGARA BARAT  LOMBOK TIMUR  89  TINGGI 

55  JAWA TENGAH  WONOGIRI  89  TINGGI 

56  KALIMANTAN TIMUR  KOTA BALIKPAPAN  89  TINGGI 

57  ACEH  ACEH UTARA  87  TINGGI 

58  SUMATERA UTARA  MANDAILING NATAL  87  TINGGI 

59  JAWA BARAT  SUBANG  87  TINGGI 

60  JAWA TENGAH  KOTA SEMARANG  87  TINGGI 

(26)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 19

No PROVINSI KABUPATEN SKOR RAWAN KELAS

62  SULAWESI TENGAH  TOLI‐TOLI  87  TINGGI 

63  BANTEN  TANGERANG  87  TINGGI 

64  SULAWESI UTARA  KEPULAUAN TALAUD  87  TINGGI 

65  SULAWESI TENGAH  DONGGALA  85  TINGGI 

66  BANTEN  LEBAK  85  TINGGI 

67  NUSA TENGGARA TIMUR  BELU  85  TINGGI 

68  JAWA TIMUR  KEDIRI  85  TINGGI 

69  GORONTALO  KOTA GORONTALO  85  TINGGI 

70  DKI JAKARTA  KOTA JAKARTA SELATAN  84  TINGGI 

71  ACEH  ACEH BARAT DAYA  84  TINGGI 

72  BALI  BULELENG  84  TINGGI 

73  JAWA TIMUR  MAGETAN  83  TINGGI 

74  SUMATERA BARAT  PESISIR SELATAN  82  TINGGI 

75  JAWA BARAT  KUNINGAN  82  TINGGI 

76  JAWA TENGAH  SUKOHARJO  82  TINGGI 

77  JAWA TIMUR  JEMBER  82  TINGGI 

78  JAWA BARAT  BEKASI  81  TINGGI 

79  SUMATERA UTARA  TAPANULI UTARA  81  TINGGI 

80  LAMPUNG  LAMPUNG SELATAN  81  TINGGI 

81  SULAWESI TENGGARA  KOTA KENDARI  81  TINGGI 

82  NUSA TENGGARA BARAT  BIMA  81  TINGGI 

83  PAPUA  JAYAPURA  81  TINGGI 

84  DKI JAKARTA  KOTA JAKARTA UTARA  80  TINGGI 

(27)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 20

No PROVINSI KABUPATEN SKOR RAWAN KELAS

86  SUMATERA UTARA  LANGKAT  80  TINGGI 

87  BENGKULU  KOTA BENGKULU  80  TINGGI 

88  NUSA TENGGARA BARAT  LOMBOK TENGAH  80  TINGGI 

89  SULAWESI UTARA  MINAHASA  80  TINGGI 

90  DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA  KULONPROGO  80  TINGGI 

91  BALI  KARANGASEM  80  TINGGI 

92  DKI JAKARTA  KOTA JAKARTA BARAT  79  TINGGI 

93  ACEH  ACEH TAMIANG  79  TINGGI 

94  ACEH  KOTA LHOKSEUMAWE  79  TINGGI 

95  JAWA BARAT  PURWAKARTA  79  TINGGI 

96  JAWA TIMUR  MOJOKERTO  79  TINGGI 

97  JAWA BARAT  SUMEDANG  78  TINGGI 

98  NUSA TENGGARA TIMUR  KOTA KUPANG  78  TINGGI 

99  SULAWESI TENGGARA  BUTON UTARA  78  TINGGI 

100  SULAWESI TENGAH  POSO  78  TINGGI 

101  JAWA TENGAH  PEMALANG  78  TINGGI 

102  NUSA TENGGARA TIMUR  SUMBA BARAT  78  TINGGI 

103  JAWA TENGAH  KUDUS  78  TINGGI 

104  DKI JAKARTA  KOTA JAKARTA PUSAT  77  TINGGI 

105  SUMATERA BARAT  KOTA PADANG PANJANG  77  TINGGI 

106  ACEH  ACEH TENGGARA  77  TINGGI 

107  JAWA TENGAH  REMBANG  77  TINGGI 

108  KALIMANTAN SELATAN  BANJAR  77  TINGGI 

(28)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 21

No PROVINSI KABUPATEN SKOR RAWAN KELAS

110  SUMATERA UTARA  TAPANULI SELATAN  77  TINGGI 

111  SULAWESI SELATAN  GOWA  77  TINGGI 

112  SULAWESI UTARA  SANGIR TALAUD  77  TINGGI 

113  SUMATERA BARAT  PASAMAN  76  TINGGI 

114  SUMATERA BARAT  LIMA PULUH KOTO  76  TINGGI 

115  LAMPUNG  KOTA BANDAR LAMPUNG  76  TINGGI 

116  JAWA TENGAH  PEKALONGAN  76  TINGGI 

117  SULAWESI TENGAH  KOTA PALU  76  TINGGI 

118  JAWA TENGAH  SRAGEN  76  TINGGI 

119  JAWA TIMUR  BLITAR  76  TINGGI 

120  DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA  GUNUNGKIDUL  76  TINGGI 

121  SULAWESI TENGAH  MOROWALI  76  TINGGI 

122  SULAWESI TENGGARA  KOLAKA UTARA  75  TINGGI 

123  NUSA TENGGARA TIMUR  SUMBA TIMUR  75  TINGGI 

124  KALIMANTAN SELATAN  TANAH LAUT  75  TINGGI 

125  NUSA TENGGARA TIMUR  TIMOR TENGAH SELATAN  75  TINGGI 

126  JAWA TENGAH  GROBOGAN  75  TINGGI 

127  JAWA TENGAH  BANJARNEGARA  75  TINGGI 

128  JAWA TIMUR  LUMAJANG  75  TINGGI 

129  JAWA TIMUR  PASURUAN  75  TINGGI 

130  ACEH  ACEH TENGAH  74  TINGGI 

131  BANTEN  PANDEGLANG  74  TINGGI 

132  SULAWESI BARAT  POLEWALI MANDAR  74  TINGGI 

(29)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 22

No PROVINSI KABUPATEN SKOR RAWAN KELAS

134  NANGROE ACEH DARUSSALAM  ACEH SINGKIL  74  TINGGI 

135  DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA  KOTA YOGYAKARTA  74  TINGGI 

136  KALIMANTAN BARAT  SAMBAS  74  TINGGI 

137  JAWA BARAT  INDRAMAYU  73  TINGGI 

138  SUMATERA BARAT  KEPULAUAN MENTAWAI  73  TINGGI 

139  JAWA TENGAH  KENDAL  73  TINGGI 

140  MALUKU UTARA  HALMAHERA BARAT  73  TINGGI 

141  SUMATERA UTARA  KOTA GUNUNG SITOLI  73  TINGGI 

142  SUMATERA UTARA  DELI SERDANG  72  TINGGI 

143  SUMATERA BARAT  SIJUNJUNG  72  TINGGI 

144  BENGKULU  REJANG LEBONG  72  TINGGI 

145  ACEH  PIDIE  71  TINGGI 

146  RIAU  KOTA PEKANBARU  70  TINGGI 

147  NUSA TENGGARA TIMUR  TIMOR TENGAH UTARA  70  TINGGI 

148  NUSA TENGGARA BARAT  KOTA MATARAM  70  TINGGI 

149  JAWA TENGAH  TEMANGGUNG  70  TINGGI 

150  JAWA TIMUR  PONOROGO  70  TINGGI 

151  NUSA TENGGARA BARAT  DOMPU  70  TINGGI 

152  JAWA TIMUR  GRESIK  70  TINGGI 

153  JAWA TENGAH  DEMAK  69  TINGGI 

154  NUSA TENGGARA TIMUR  LEMBATA  69  TINGGI 

155  SULAWESI TENGGARA  BUTON  69  TINGGI 

156  SULAWESI SELATAN  WAJO  69  TINGGI 

(30)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 23

No PROVINSI KABUPATEN SKOR RAWAN KELAS

158  SULAWESI SELATAN  TANA TORAJA  68  TINGGI 

159  SULAWESI TENGGARA  WAKATOBI  68  TINGGI 

160  NUSA TENGGARA TIMUR  ENDE  68  TINGGI 

161  MALUKU  BURU  68  TINGGI 

162  SUMATERA SELATAN  KOTA PALEMBANG  67  TINGGI 

163  JAWA TIMUR  BANYUWANGI  67  TINGGI 

164  BALI  GIANYAR  67  TINGGI 

165  ACEH  BENER MERIAH  66  TINGGI 

166  SUMATERA UTARA  KOTA SIBOLGA  66  TINGGI 

167  NANGROE ACEH DARUSSALAM  GAYO LUES  66  TINGGI 

168  SULAWESI BARAT  MAMUJU  66  TINGGI 

169  MALUKU  MALUKU TENGAH  65  TINGGI 

170  BANTEN  SERANG  65  TINGGI 

171  SULAWESI SELATAN  SOPPENG  65  TINGGI 

172  JAWA TIMUR  PACITAN  65  TINGGI 

173  BANTEN  KOTA TANGERANG  65  TINGGI 

174  PAPUA  JAYAWIJAYA  65  TINGGI 

175  KALIMANTAN TIMUR  KUTAI KERTANEGARA  65  TINGGI 

176  JAWA TIMUR  PROBOLINGGO  65  TINGGI 

177  JAWA BARAT  BANDUNG BARAT  65  TINGGI 

178  KEPULAUAN RIAU  KOTA BATAM  64  TINGGI 

179  SUMATERA BARAT  PASAMAN BARAT  64  TINGGI 

180  JAWA TENGAH  TEGAL  64  TINGGI 

(31)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 24

No PROVINSI KABUPATEN SKOR RAWAN KELAS

182  SULAWESI SELATAN  PINRANG  64  TINGGI 

183  JAWA TIMUR  LAMONGAN  64  TINGGI 

184  SULAWESI UTARA  BOLAANG MONGONDOW  64  TINGGI 

185  GORONTALO  BONE BOLANGO  64  TINGGI 

186  SULAWESI SELATAN  KOTA MAKASSAR  63  TINGGI 

187  SULAWESI SELATAN  TAKALAR  63  TINGGI 

188  SULAWESI SELATAN  SINJAI  63  TINGGI 

189  JAWA TIMUR  TUBAN  63  TINGGI 

190  SUMATERA UTARA  ASAHAN  62  TINGGI 

191  ACEH  PIDIE JAYA  62  TINGGI 

192  JAWA TENGAH  PURBALINGGA  62  TINGGI 

193  JAWA TENGAH  BATANG  62  TINGGI 

194  SULAWESI TENGGARA  KONAWE SELATAN  62  TINGGI 

195  JAWA TIMUR  MADIUN  62  TINGGI 

196  JAWA TIMUR  NGAWI  62  TINGGI 

197  NUSA TENGGARA TIMUR  MANGGARAI BARAT  62  TINGGI 

198  LAMPUNG  TANGGAMUS  62  TINGGI 

199  PAPUA  NABIRE  62  TINGGI 

200  ACEH  NAGAN RAYA  61  TINGGI 

201  RIAU  INDRAGIRI HULU  61  TINGGI 

202  JAWA BARAT  KOTA BOGOR  61  TINGGI 

203  SULAWESI SELATAN  LUWU  61  TINGGI 

204  ACEH  ACEH JAYA  60  TINGGI 

(32)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 25

No PROVINSI KABUPATEN SKOR RAWAN KELAS

206  SULAWESI TENGGARA  KOLAKA  60  TINGGI 

207  JAWA TENGAH  KOTA SURAKARTA  60  TINGGI 

208  BANTEN  KOTA CILEGON  60  TINGGI 

209  JAWA BARAT  KOTA SUKABUMI  60  TINGGI 

210  BENGKULU  BENGKULU UTARA  60  TINGGI 

211  SUMATERA UTARA  NIAS  59  TINGGI 

212  JAMBI  MUARO JAMBI  59  TINGGI 

213  SULAWESI SELATAN  BONE  59  TINGGI 

214  LAMPUNG  LAMPUNG TENGAH  58  TINGGI 

215  SUMATERA UTARA  DAIRI  58  TINGGI 

216  JAWA TIMUR  KOTA SURABAYA  58  TINGGI 

217  SUMATERA UTARA  NIAS SELATAN  58  TINGGI 

218  KALIMANTAN SELATAN  KOTA BANJARMASIN  58  TINGGI 

219  SULAWESI TENGGARA  BOMBANA  58  TINGGI 

220  SUMATERA UTARA  LABUHAN BATU  58  TINGGI 

221  SULAWESI TENGGARA  BUTON  58  TINGGI 

222  JAWA TENGAH  BLORA  58  TINGGI 

223  JAWA BARAT  KOTA BANDUNG  58  TINGGI 

224  JAWA TIMUR  SAMPANG  58  TINGGI 

225  SULAWESI SELATAN  BULUKUMBA  58  TINGGI 

226  GORONTALO  BOALEMO  58  TINGGI 

227  JAWA TIMUR  KOTA MALANG  58  TINGGI 

228  SULAWESI TENGAH  PARIGI MOUTONG  58  TINGGI 

(33)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 26

No PROVINSI KABUPATEN SKOR RAWAN KELAS

230  RIAU  INDRAGIRI HILIR  57  TINGGI 

231  KALIMANTAN SELATAN  HULU SUNGAI SELATAN  57  TINGGI 

232  KALIMANTAN TIMUR  PASIR  57  TINGGI 

233  SULAWESI TENGAH  BANGGAI  57  TINGGI 

234  NUSA TENGGARA TIMUR  NGADA  57  TINGGI 

235  KALIMANTAN TIMUR  KOTA TARAKAN  57  TINGGI 

236  SULAWESI BARAT  MAMUJU UTARA  57  TINGGI 

237  PAPUA  BIAK NUMFOR  57  TINGGI 

238  ACEH  BIREUEN  56  TINGGI 

239  RIAU  KAMPAR  56  TINGGI 

240  SUMATERA UTARA  TAPANULI TENGAH  56  TINGGI 

241  LAMPUNG  LAMPUNG UTARA  56  TINGGI 

242  SUMATERA BARAT  KOTA PARIAMAN  56  TINGGI 

243  SUMATERA BARAT  KOTA BUKITTINGGI  56  TINGGI 

244  MALUKU UTARA  KOTA TERNATE  56  TINGGI 

245  MALUKU UTARA  HALMAHERA SELATAN  56  TINGGI 

246  KALIMANTAN SELATAN  HULU SUNGAI UTARA  56  TINGGI 

247  SULAWESI SELATAN  LUWU UTARA  56  TINGGI 

248  SULAWESI UTARA  MINAHASA SELATAN  56  TINGGI 

249  PAPUA BARAT  MANOKWARI  56  TINGGI 

250  JAMBI  BUNGO  55  TINGGI 

251  BENGKULU  BENGKULU SELATAN  55  TINGGI 

252  KALIMANTAN SELATAN  TABALONG  55  TINGGI 

(34)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 27

No PROVINSI KABUPATEN SKOR RAWAN KELAS

254  JAWA TIMUR  BONDOWOSO  55  TINGGI 

255  GORONTALO  GORONTALO UTARA  55  TINGGI 

256  SUMATERA UTARA  TOBA SAMOSIR  54  TINGGI 

257  JAMBI  TANJUNG JABUNG BARAT  54  TINGGI 

258  JAWA TIMUR  JOMBANG  54  TINGGI 

259  KALIMANTAN SELATAN  HULU SUNGAI TENGAH  54  TINGGI 

260  SULAWESI UTARA  MINAHASA UTARA  54  TINGGI 

261  GORONTALO  GORONTALO  54  TINGGI 

262  SULAWESI UTARA  KOTA BITUNG  54  TINGGI 

263  RIAU  PELALAWAN  53  TINGGI 

264  JAMBI  MERANGIN  53  TINGGI 

265  SUMATERA SELATAN  OGAN KOMERING ILIR  53  TINGGI 

266  SUMATERA SELATAN  MUSI BANYU ASIN  53  TINGGI 

267  KALIMANTAN SELATAN  TAPIN  53  TINGGI 

268  MALUKU UTARA  HALMAHERA UTARA  53  TINGGI 

269  SUMATERA SELATAN  OGAN KOMERING ULU TIMUR  52  TINGGI 

270  SUMATERA BARAT  KOTA SOLOK  52  TINGGI 

271  SUMATERA BARAT  KOTA PAYAKUMBUH  52  TINGGI 

272  JAWA TENGAH  KOTA PEKALONGAN  52  TINGGI 

273  BALI  BADUNG  52  TINGGI 

274  JAWA TIMUR  NGANJUK  52  TINGGI 

275  KALIMANTAN SELATAN  BARITO KUALA  52  TINGGI 

276  KALIMANTAN BARAT  LANDAK  52  TINGGI 

(35)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 28

No PROVINSI KABUPATEN SKOR RAWAN KELAS

278  SULAWESI TENGGARA  MUNA  52  TINGGI 

279  SULAWESI SELATAN  KOTA PARE‐PARE  52  TINGGI 

280  KALIMANTAN SELATAN  TANAH BUMBU  51  TINGGI 

281  KALIMANTAN BARAT  BENGKAYANG  51  TINGGI 

282  JAWA BARAT  KOTA BANJAR  51  TINGGI 

283  KALIMANTAN BARAT  SANGGAU  51  TINGGI 

284  SULAWESI SELATAN  SIDENRENG RAPPANG  51  TINGGI 

285  KALIMANTAN TIMUR  KUTAI BARAT  51  TINGGI 

286  SULAWESI SELATAN  BANTAENG  51  TINGGI 

287  JAWA BARAT  KOTA TASIKMALAYA  51  TINGGI 

288  RIAU  ROKAN HULU  50  TINGGI 

289  ACEH  KOTA SABANG  50  TINGGI 

290  JAMBI  BATANGHARI  50  TINGGI 

291  BENGKULU  KAUR  50  TINGGI 

292  SUMATERA SELATAN  MUARA ENIM  50  TINGGI 

293  KALIMANTAN TENGAH  KOTA PALANGKARAYA  50  TINGGI 

294  SULAWESI TENGAH  TOJO UNA‐UNA  50  TINGGI 

295  SUMATERA UTARA  SERDANG BEDAGAI  49  TINGGI 

296  SULAWESI SELATAN  LUWU TIMUR  49  TINGGI 

297  MALUKU  MALUKU TENGGARA  49  TINGGI 

298  SULAWESI BARAT  MAMASA  49  TINGGI 

299  JAMBI  KOTA JAMBI  48  TINGGI 

300  JAWA TIMUR  BANGKALAN  48  TINGGI 

(36)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 29

No PROVINSI KABUPATEN SKOR RAWAN KELAS

302  GORONTALO  POHUWATO  48  TINGGI 

303  SULAWESI SELATAN  JENEPONTO  48  TINGGI 

304  SUMATERA SELATAN  OGAN KOMERING ULU  47  TINGGI 

305  KALIMANTAN BARAT  KOTA PONTIANAK  47  TINGGI 

306  SULAWESI SELATAN  BARRU  47  TINGGI 

307  BALI  BANGLI  47  TINGGI 

308  KALIMANTAN TIMUR  KUTAI TIMUR  47  TINGGI 

309  SULAWESI TENGAH  BUOL  47  TINGGI 

310  BENGKULU  SELUMA  47  TINGGI 

311  JAMBI  SAROLANGUN  46  TINGGI 

312  SUMATERA SELATAN  MUSI RAWAS  46  TINGGI 

313  NUSA TENGGARA TIMUR  SUMBA BARAT  DAYA  46  TINGGI 

314  RIAU  ROKAN HILIR  46  TINGGI 

315  SUMATERA UTARA  BATU BARA  46  TINGGI 

316  SUMATERA SELATAN  KOTA PAGAR ALAM  46  TINGGI 

317  BALI  TABANAN  46  TINGGI 

318  LAMPUNG  LAMPUNG TIMUR  46  TINGGI 

319  LAMPUNG  WAY KANAN  46  TINGGI 

320  BANGKA BELITUNG  KOTA PANGKALPINANG  46  TINGGI 

321  JAWA BARAT  KOTA DEPOK  46  TINGGI 

322  JAWA TENGAH  KOTA TEGAL  46  TINGGI 

323  SULAWESI SELATAN  MAROS  46  TINGGI 

324  SULAWESI SELATAN  PANGKAJENE KEPULAUAN  46  TINGGI 

(37)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 30

No PROVINSI KABUPATEN SKOR RAWAN KELAS

326  NUSA TENGGARA BARAT  SUMBAWA BARAT  46  TINGGI 

327  NUSA TENGGARA TIMUR  MANGGARAI TIMUR  46  TINGGI 

328  MALUKU  SERAM BAGIAN BARAT  46  TINGGI 

329  JAWA TIMUR  KOTA KEDIRI  46  TINGGI 

330  PAPUA BARAT  TELUK WONDAMA  46  TINGGI 

331  SULAWESI TENGGARA  KONAWE  45  TINGGI 

332  SUMATERA BARAT  DHARMASRAYA  45  TINGGI 

333  SULAWESI SELATAN  ENREKANG  45  TINGGI 

334  BENGKULU  LEBONG  45  TINGGI 

335  PAPUA  MIMIKA  45  TINGGI 

336  JAWA BARAT  KOTA CIMAHI  45  TINGGI 

337  SUMATERA SELATAN  EMPAT LAWANG  44  TINGGI 

338  SUMATERA SELATAN  BANYUASIN  44  TINGGI 

339  BALI  KLUNGKUNG  44  TINGGI 

340  NANGROE ACEH DARUSSALAM  KOTA SUBULUSSALAM  44  TINGGI 

341  SUMATERA BARAT  SOLOK SELATAN  44  TINGGI 

342  SUMATERA BARAT  KOTA SAWAHLUNTO  44  TINGGI 

343  JAWA TENGAH  KOTA MAGELANG  44  TINGGI 

344  SULAWESI SELATAN  SELAYAR  44  TINGGI 

345  KALIMANTAN TIMUR  NUNUKAN  44  TINGGI 

346  BENGKULU  KEPAHIANG  44  TINGGI 

347  RIAU  KUANTAN SENGINGI  43  TINGGI 

348  BANTEN  KOTA SERANG  43  TINGGI 

(38)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 31

No PROVINSI KABUPATEN SKOR RAWAN KELAS

350  JAWA TIMUR  PAMEKASAN  42  TINGGI 

351  JAWA TIMUR  SUMENEP  42  TINGGI 

352  DKI JAKARTA  KEPULAUAN SERIBU  42  TINGGI 

353  LAMPUNG  PESAWARAN  42  TINGGI 

354  SULAWESI TENGGARA  KONAWE UTARA  42  TINGGI 

355  SUMATERA SELATAN  OGAN KOMERING ULU SELATAN  41  TINGGI 

356  SUMATERA SELATAN  OGAN ILIR  41  TINGGI 

357  JAWA BARAT  KOTA BEKASI  41  TINGGI 

358  KALIMANTAN TENGAH  KAPUAS  41  TINGGI 

359  BANGKA BELITUNG  BELITUNG  41  TINGGI 

360  JAWA TIMUR  KOTA BLITAR  41  TINGGI 

361  KALIMANTAN TENGAH  BARITO UTARA  41  TINGGI 

362  KALIMANTAN TENGAH  KATINGAN  41  TINGGI 

363  KALIMANTAN TENGAH  KOTAWARINGIN TIMUR  41  TINGGI 

364  PAPUA  MERAUKE  41  TINGGI 

365  BANGKA BELITUNG  BELITUNG TIMUR  40  TINGGI 

366  KALIMANTAN TENGAH  KOTAWARINGIN BARAT  40  TINGGI 

367  KALIMANTAN SELATAN  KOTA BANJARBARU  40  TINGGI 

368  SUMATERA UTARA  SAMOSIR  40  TINGGI 

369  SUMATERA UTARA  KOTA TEBING TINGGI  40  TINGGI 

370  SUMATERA UTARA  KOTA BINJAI  40  TINGGI 

371  SUMATERA UTARA  KARO  40  TINGGI 

372  NUSA TENGGARA TIMUR  NAGEKEO  40  TINGGI 

(39)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 32

No PROVINSI KABUPATEN SKOR RAWAN KELAS

BIARO 

374  SUMATERA UTARA  KOTA TANJUNG BALAI  39  TINGGI 

375  JAMBI  TEBO  39  TINGGI 

376  KALIMANTAN TENGAH  BARITO SELATAN  39  TINGGI 

377  SUMATERA UTARA  SIMALUNGUN  39  TINGGI 

378  JAMBI  TANJUNG JABUNG TIMUR  39  TINGGI 

379  KALIMANTAN BARAT  KOTA SINGKAWANG  39  TINGGI 

380  SULAWESI UTARA  KOTA TOMOHON  39  TINGGI 

381  PAPUA  YAPEN WAROPEN  39  TINGGI 

382  JAWA BARAT  KOTA CIREBON  39  TINGGI 

383  SUMATERA UTARA  HUMBANG HASUNDUTAN  38  TINGGI 

384  SULAWESI TENGAH  BANGGAI KEPULAUAN  38  TINGGI 

385  SULAWESI UTARA  MINAHASA TENGGARA  38  TINGGI 

386  SUMATERA SELATAN  KOTA PRABUMULIH  37  TINGGI 

387  BANGKA BELITUNG  BANGKA TENGAH  37  TINGGI 

388  BANGKA BELITUNG  BANGKA SELATAN  37  TINGGI 

389  RIAU  SIAK  37  TINGGI 

390  RIAU  KOTA DUMAI  37  TINGGI 

391  SULAWESI BARAT  MAJENE  37  TINGGI 

392  SUMATERA UTARA  KOTA PEMATANG SIANTAR  36  TINGGI 

393  JAWA TIMUR  KOTA PASURUAN  36  TINGGI 

394  JAWA TIMUR  KOTA MADIUN  36  TINGGI 

395  JAWA TIMUR  KOTA BATU  36  TINGGI 

(40)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 33

No PROVINSI KABUPATEN SKOR RAWAN KELAS

397  BANGKA BELITUNG  BANGKA  35  SEDANG 

398  RIAU  BENGKALIS  35  SEDANG 

399  SUMATERA UTARA  KOTA PADANG SIDEMPUAN  35  SEDANG 

400  PAPUA BARAT  KOTA SORONG  35  SEDANG 

401  KALIMANTAN TENGAH  PULANG PISAU  34  SEDANG 

402  KALIMANTAN TIMUR  KOTA BONTANG  34  SEDANG 

403  LAMPUNG  KOTA METRO  34  SEDANG 

404  JAWA TENGAH  KOTA SALATIGA  34  SEDANG 

405  KALIMANTAN BARAT  KUBU RAYA  34  SEDANG 

406  PAPUA  KOTA JAYAPURA  34  SEDANG 

407  PAPUA  KEEROM  34  SEDANG 

408  KALIMANTAN BARAT  KAPUAS HULU  33  SEDANG 

409  KALIMANTAN TIMUR  PENAJAM PASER UTARA  33  SEDANG 

410  MALUKU UTARA  HALMAHERA TIMUR  33  SEDANG 

411  BANGKA BELITUNG  BANGKA BARAT  32  SEDANG 

412  SUMATERA UTARA  PAKPAK BHARAT  31  SEDANG 

413  BENGKULU  MUKOMUKO  31  SEDANG 

414  KALIMANTAN BARAT  SEKADAU  31  SEDANG 

415  KALIMANTAN TENGAH  BARITO TIMUR  31  SEDANG 

416  PAPUA  TOLIKARA  31  SEDANG 

417  NUSA TENGGARA TIMUR  SUMBA TENGAH  31  SEDANG 

418  MALUKU UTARA  HALMAHERA TENGAH  31  SEDANG 

419  KALIMANTAN BARAT  SINTANG  30  SEDANG 

(41)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 34

No PROVINSI KABUPATEN SKOR RAWAN KELAS

421  KALIMANTAN TENGAH  LAMANDAU  30  SEDANG 

422  PAPUA BARAT  SORONG  30  SEDANG 

423  KALIMANTAN TENGAH  MURUNG RAYA  29  SEDANG 

424  KALIMANTAN TIMUR  MALINAU  29  SEDANG 

425  KEPULAUAN RIAU  BINTAN  29  SEDANG 

426  KALIMANTAN BARAT  KAYONG UTARA  29  SEDANG 

427  KALIMANTAN TENGAH  SERUYAN  29  SEDANG 

428  MALUKU  KOTA TUAL  29  SEDANG 

429  PAPUA  MAPPI  29  SEDANG 

430  KALIMANTAN BARAT  KETAPANG  26  SEDANG 

431  PAPUA BARAT  SORONG SELATAN  26  SEDANG 

432  PAPUA  YAHUKIMO  26  SEDANG 

433  KALIMANTAN TIMUR  BERAU  24  SEDANG 

434  KALIMANTAN TIMUR  BULUNGAN  24  SEDANG 

435  KALIMANTAN TENGAH  GUNUNG MAS  24  SEDANG 

436  PAPUA BARAT  RAJA AMPAT  24  SEDANG 

437  PAPUA  PEGUNUNGAN BINTANG  24  SEDANG 

438  KEPULAUAN RIAU  KOTA TANJUNG PINANG  15  SEDANG 

439  JAWA TIMUR  KOTA PROBOLINGGO  15  SEDANG 

440  JAWA TIMUR  KOTA MOJOKERTO  15  SEDANG 

441  BANTEN  KOTA TANGERANG SELATAN  15  SEDANG 

442  NUSA TENGGARA BARAT  LOMBOK UTARA  15  SEDANG 

443  SUMATERA UTARA  PADANG LAWAS UTARA  10  SEDANG 

(42)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 35

No PROVINSI KABUPATEN SKOR RAWAN KELAS

445  SUMATERA UTARA  LABUHAN BATU SELATAN  10  SEDANG 

446  SUMATERA UTARA  LABUHAN BATU UTARA  10  SEDANG 

447  SUMATERA UTARA  NIAS UTARA  10  SEDANG 

448  SUMATERA UTARA  NIAS BARAT  10  SEDANG 

449  RIAU  KEPULAUAN MERANTI  10  SEDANG 

450  JAMBI  KOTA SUNGAI PENUH  10  SEDANG 

451  SUMATERA SELATAN  KOTA LUBUK LINGGAU  10  SEDANG 

452  BENGKULU  BENGKULU TENGAH  10  SEDANG 

453  LAMPUNG  PRINGSEWU  10  SEDANG 

454  LAMPUNG  MESUJI  10  SEDANG 

455  LAMPUNG  TULANG BAWANG BARAT  10  SEDANG 

456  KEPULAUAN RIAU  KARIMUN  10  SEDANG 

457  KEPULAUAN RIAU  NATUNA  10  SEDANG 

458  KEPULAUAN RIAU  LINGGA  10  SEDANG 

459  KEPULAUAN RIAU  KEPULAUAN ANAMBAS  10  SEDANG 

460  NUSA TENGGARA BARAT  KOTA BIMA  10  SEDANG 

461  NUSA TENGGARA TIMUR  SABU RAIJUA  10  SEDANG 

462  SULAWESI UTARA  BOLAANG MONGONDOW UTARA  10  SEDANG 

463  SULAWESI UTARA 

BOLAANG MONGONDOW 

SELATAN  10  SEDANG 

464  SULAWESI UTARA  BOLAANG MONGONDOW TIMUR  10  SEDANG 

465  SULAWESI UTARA  KOTA KOTAMOBAGU  10  SEDANG 

466  MALUKU UTARA  KEPULAUAN SULA  10  SEDANG 

(43)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 36

No PROVINSI KABUPATEN SKOR RAWAN KELAS

468  PAPUA  PANIAI  10  SEDANG 

469  PAPUA  PUNCAKJAYA  10  SEDANG 

470  PAPUA  NDUGA  10  SEDANG 

471  PAPUA  MAMBERAMO TENGAH  10  SEDANG 

472  PAPUA  YALIMO  10  SEDANG 

473  PAPUA  DEIYAI  10  SEDANG 

474  KALIMANTAN TENGAH  SUKAMARA  5  RENDAH 

475  KALIMANTAN TIMUR  TANA TIDUNG  5  RENDAH 

476  MALUKU  MALUKU TENGGARA BARAT  5  RENDAH 

477  MALUKU  KEPULAUAN ARU  5  RENDAH 

478  MALUKU  SERAM BAGIAN TIMUR  5  RENDAH 

479  MALUKU UTARA  PULAU MOROTAI  5  RENDAH 

480  PAPUA BARAT  FAK‐FAK  5  RENDAH 

481  PAPUA BARAT  KAIMANA  5  RENDAH 

482  PAPUA BARAT  TELUK BINTUNI  5  RENDAH 

483  PAPUA BARAT  TAMBRAUW  5  RENDAH 

484  PAPUA BARAT  MAYBRAT  5  RENDAH 

485  PAPUA  BOVEN DIGOEL  5  RENDAH 

486  PAPUA  ASMAT  5  RENDAH 

487  PAPUA  SARMI  5  RENDAH 

488  PAPUA  WAROPEN  5  RENDAH 

489  PAPUA  SUPIORI  5  RENDAH 

490  PAPUA  MAMBERAMO RAYA  5  RENDAH 

(44)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 37

No PROVINSI KABUPATEN SKOR RAWAN KELAS

492  PAPUA  PUNCAK  5  RENDAH 

493  PAPUA  DOGIYAI  5  RENDAH 

(45)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 38

(46)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 39

B. INDEKS RAWAN BENCANA PROVINSI

NO KODE PROV. PROVINSI SKOR INDEKS RAWAN KELAS

1.   33  JAWA TENGAH  203  TINGGI  2.   32  JAWA BARAT  200  TINGGI  3.   35  JAWA TIMUR  189  TINGGI  4.   53  NUSA TENGGARA TIMUR  187  TINGGI  5.   11  ACEH  169  TINGGI  6.   13  SUMATERA BARAT  154  TINGGI  7.   12  SUMATERA UTARA  148  TINGGI  8.   73  SULAWESI SELATAN  140  TINGGI  9.   52  NUSA TENGGARA BARAT  139  TINGGI  10.   72  SULAWESI TENGAH  138  TINGGI  11.   36  BANTEN  133  TINGGI  12.   71  SULAWESI UTARA  133  TINGGI  13.   51  BALI  129  TINGGI  14.   81  MALUKU  128  TINGGI  15.   16  SUMATERA SELATAN  126  TINGGI  16.   18  LAMPUNG  126  TINGGI  17.   64  KALIMANTAN TIMUR  125  TINGGI  18.   34  D.I. YOGYAKARTA  124  TINGGI  19.   94  PAPUA  120  TINGGI  20.   74  SULAWESI TENGGARA  116  TINGGI  21.   31  DKI JAKARTA  113  TINGGI  22.   14  RIAU  109  TINGGI  23.   15  JAMBI  109  TINGGI 

(47)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 40

NO KODE PROV. PROVINSI SKOR INDEKS RAWAN KELAS

24.   61  KALIMANTAN BARAT  108  TINGGI  25.   63  KALIMANTAN SELATAN  108  TINGGI  26.   17  BENGKULU  105  TINGGI  27.   76  SULAWESI BARAT  104  TINGGI  28.   75  GORONTALO  94  SEDANG  29.   82  MALUKU UTARA  89  SEDANG  30.   62  KALIMANTAN TENGAH  83  SEDANG  31.   91  PAPUA BARAT  67  SEDANG  32.   21  KEPULAUAN RIAU  55  SEDANG  33.   19  KEPULAUAN BANGKA BELITUNG  46  SEDANG 

(48)(49)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 42

5 PENYAJIAN

A. INDEKS RAWAN BENCANA MULTIHAZARD TIAP-TIAP PROVINSI

Indeks Rawan Bencana dapat disajikan tiap-tiap provinsi, dengan penambahan keterangan berupa kondisi geografis, jenis ancaman bencana yang ada dan alamat kelembagaan yang menangani. Sajian ini untuk mempermudah pengguna untuk mengetahui indeks kabupaten/kota untuk tiap-tiap provinsi.

1.

ACEH

a. Kondisi Geografis

Provinsi Aceh adalah sebuah Daerah Istimewa yang terletak di Pulau Sumatra dengan kawasan seluas 57,365.57 km per segi atau merangkumi 12.26% pulau Sumatra dengan tingkat kepadatan penduduk wilayah Aceh sekitar 73 jiwa per km per segi1. Wilayah Aceh memiliki 119 buah pulau,

73 sungai besar, 2 buah danau, dan 17 gunung serta sumber hutannya, yang terletak di sepanjang jajaran Bukit Barisan, dari Kutacane, Aceh Tenggara, Seulawah, Aceh Besar, sampai Ulu Masen di Aceh Jaya yang terbentuk sejajar dengan jalur patahan Semangko. Sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) juga terdapat di Aceh Tenggara.

b. Ancaman Bencana

Banjir, Gempabumi, Tsunami, Kebakaran Permukiman, Kekeringan, Cuaca Ekstrem, Longsor, Gunungapi, Abrasi, Kebakaran Hutan dan Lahan, Konflik Sosial, Epidemi dan Wabah Penyakit.

1

(50)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 43

c. Alamat BPBA

JL. TGK H. daud Bereueh No. 18 Banda Aceh 23212 Telp. (0651)7555873 d. Tabel IRBI Provinsi Aceh

KABUPATEN  SKOR  KELAS RAWAN  RANGKING NASIONAL 

ACEH TIMUR  112  TINGGI  13  KOTA BANDA ACEH  111  TINGGI  15  SIMEULUE  100  TINGGI  28  ACEH SELATAN  96  TINGGI  35  ACEH BARAT  89  TINGGI  50  ACEH UTARA  87  TINGGI  57  ACEH BARAT DAYA  84  TINGGI  71  ACEH BESAR  80  TINGGI  85  ACEH TAMIANG  79  TINGGI  93  KOTA LHOKSEUMAWE  79  TINGGI  94  ACEH TENGGARA  77  TINGGI  106  ACEH TENGAH  74  TINGGI  130  PIDIE  71  TINGGI  145  KOTA LANGSA  68  TINGGI  157  BENER MERIAH  66  TINGGI  165  PIDIE JAYA  62  TINGGI  191  NAGAN RAYA  61  TINGGI  200  ACEH JAYA  60  TINGGI  204 

(51)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 44

KABUPATEN  SKOR  KELAS RAWAN  RANGKING NASIONAL 

BIREUEN  56  TINGGI  238 

(52)(53)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 46

2.

SUMATERA UTARA

a. Kondisi Geografis

Provinsi Sumatera Utara dengan luas daratan sekitar 71.680 km² dan kepadatan penduduk sekitar 176 jiwa per km per segi2. Di daerah tengah provinsi berjajar Pegunungan Bukit Barisan,

dimana beberapa dataran tinggi yang merupakan wilayah konsentrasi penduduk termasuk di sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir. Tetapi jumlah hunian penduduk paling padat berada di daerah Timur provinsi ini. Secara administrasi, Provinsi Sumatera Utara dibagi menjdi 33 Kabupaten dan Kota.

Diwilayah provinsi Sumatera Utara, juga terdapat beberapa gunungapi, diantaranya adalah Gunung Sinabung dan Gunung Sibuatan yang menjadi salah satu hulu lebih dari 10 sungai, antara lain: Sungai Ayong, Sungai Binebase, Sungai Bone, Sungai Laini, Sungai Naha, Sungai Polgar, Sungai Ranayapu, Sungai Tabalong, dan Sungai Tutul.

b. Ancaman Bencana

Banjir, Gempabumi, Tsunami, Kebakaran Permukiman, Kekeringan, Cuaca Ekstrem, Longsor, Gunungapi, Abrasi, Kebakaran Hutan dan Lahan, Gagal Teknologi, Epidemi dan Wabah Penyakit. c. Alamat BPBD

Jl. Binjai Km. 10,3 Medan Telp. (061)4524894, Fax(061)4527480

2

(54)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 47

d. Tabel IRBI Provinsi Sumatra Utara

KABUPATEN  SKOR  KELAS RAWAN  RANGKING NASIONAL 

KOTA MEDAN  100  TINGGI  27  MANDAILING NATAL  87  TINGGI  58  TAPANULI UTARA  81  TINGGI  79  LANGKAT  80  TINGGI  86  TAPANULI SELATAN  77  TINGGI  110  KOTA GUNUNG SITOLI  73  TINGGI  141  DELI SERDANG  72  TINGGI  142  KOTA SIBOLGA  66  TINGGI  166  ASAHAN  62  TINGGI  190  NIAS  59  TINGGI  211  DAIRI  58  TINGGI  215  NIAS SELATAN  58  TINGGI  217  LABUHAN BATU  58  TINGGI  220  TAPANULI TENGAH  56  TINGGI  240  TOBA SAMOSIR  54  TINGGI  256  SERDANG BEDAGAI  49  TINGGI  295  BATU BARA  46  TINGGI  315  SAMOSIR  40  TINGGI  368  KOTA TEBING TINGGI  40  TINGGI  369  KOTA BINJAI  40  TINGGI  370  KARO  40  TINGGI  371  KOTA TANJUNG BALAI  39  TINGGI  374 

(55)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 48

KABUPATEN  SKOR  KELAS RAWAN  RANGKING NASIONAL 

SIMALUNGUN  39  TINGGI  377  HUMBANG HASUNDUTAN  38  TINGGI  383  KOTA PEMATANG SIANTAR  36  TINGGI  392  KOTA PADANG SIDEMPUAN  35  SEDANG  399  PAKPAK BHARAT  31  SEDANG  412  PADANG LAWAS UTARA  10  SEDANG  443  PADANG LAWAS  10  SEDANG  444  LABUHAN BATU SELATAN  10  SEDANG  445  LABUHAN BATU UTARA  10  SEDANG  446  NIAS UTARA  10  SEDANG  447  NIAS BARAT  10  SEDANG  448 

(56)(57)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 50

3.

SUMATERA BARAT

a. Kondisi Geografis

Provinsi ini memiliki dataran rendah di pantai barat, serta dataran tinggi vulkanik yang dibentuk Bukit Barisan yang membentang dari barat laut ke tenggara dengan kepadatan penduduk mencapai 112 jiwa per km persegi3. Garis pantai Sumatera Barat seluruhnya bersentuhan dengan

Samudera Hindia sepanjang 375 km. Beberapa sungai besar di pulau Sumatera berhulu di provinsi ini, yaitu Sungai Siak, Sungai Rokan, Sungai Inderagiri (disebut sebagai Batang Kuantan di bagian hulunya), Sungai Kampar dan Batang Hari. Semua sungai ini bermuara di pantai timur Sumatera, di Provinsi Riau dan Jambi. Sungai-sungai yang bermuara di pantai barat pendek-pendek. Beberapa di antaranya adalah Batang Anai, Batang Arau, dan Batang Tarusan. Selain itu, beberapa gunung juga terdapat di wilayah di Sumatera Barat, yaitu Gunung Marapi, Sago, Singgalang, Tandikat, Talakmau, dan Gunung Talang.

b. Ancaman Bencana

Banjir, Gempabumi, Tsunami, Kebakaran Permukiman, Kekeringan, Cuaca Ekstrem, Longsor, Gunungapi, Abrasi, Kebakaran Hutan dan Lahan, Gagal teknologi, Konflik Sosial

c. Alamat BPBD

Jl. Sudirman No. 47, Padang - Sumbar Telp. (0751)811315, Fax(0751)811316

3

(58)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 51

d. Tabel IRBI Provinsi Sumatra Barat

KABUPATEN  SKOR  KELAS RAWAN  RANGKING NASIONAL 

KOTA PADANG  119  TINGGI  10  PADANG PARIAMAN  98  TINGGI  30  SOLOK  96  TINGGI  36  AGAM  94  TINGGI  37  TANAH DATAR  89  TINGGI  51  PESISIR SELATAN  82  TINGGI  74  KOTA PADANG PANJANG  77  TINGGI  105  PASAMAN  76  TINGGI  113  LIMA PULUH KOTO  76  TINGGI  114  KEPULAUAN MENTAWAI  73  TINGGI  138  SIJUNJUNG  72  TINGGI  143  PASAMAN BARAT  64  TINGGI  179  KOTA PARIAMAN  56  TINGGI  242  KOTA BUKITTINGGI  56  TINGGI  243  KOTA SOLOK  52  TINGGI  270  KOTA PAYAKUMBUH  52  TINGGI  271  DHARMASRAYA  45  TINGGI  332  SOLOK SELATAN  44  TINGGI  341  KOTA SAWAHLUNTO  44  TINGGI  342 

(59)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 52

(60)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 53 4.

RIAU

a. Kondisi Geografis

Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi (luas sesudah pemekaran Provinsi Kepulauan Riau) yang terdiri dari pulau-pulau dan laut dengan kepadatan penduduk mencapai 58 jiwa per km persegi4. Keberadaannya membentang dari lereng Bukit Barisan sampai Laut China

Selatan, tepatnya secara geologi berada pada cekungan belakang busur pegunungan dengan dominasi lahan gambut pada sebagian besar wilayah Timur provinsi ini. Daerah Provinsi Riau beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 2000-3000 milimeter per tahun yang dipengaruhi oleh musim kemarau serta musim hujan. Rata-rata hujan per tahun sekitar 160 hari.

b. Ancaman Bencana

Banjir, Gempabumi, Kebakaran Permukiman, Kekeringan, Cuaca Ekstrem, Longsor, Kebakaran Hutan dan Lahan, Epidemi dan Wabah Penyakit.

c. Alamat BPBD

Jl. Sutan Syarif Kasim 119 Pekanbaru Telp. (0761)855734

d. Tabel IRBI Provinsi Riau

KABUPATEN  SKOR  KELAS RAWAN  RANGKING NASIONAL 

KOTA PEKANBARU  70  TINGGI  146 

INDRAGIRI HULU  61  TINGGI  201 

4

(61)

INDEKS RAWAN BENCANA INDONESIA 54

KABUPATEN  SKOR  KELAS RAWAN  RANGKING NASIONAL 

INDRAGIRI HILIR  57  TINGGI  230  KAMPAR  56  TINGGI  239  PELALAWAN  53  TINGGI  263  ROKAN HULU  50  TINGGI  288  ROKAN HILIR  46  TINGGI  314  KUANTAN SENGINGI  43  TINGGI  347  SIAK  37  TINGGI  389  KOTA DUMAI  37  TINGGI  390  BENGKALIS  35  SEDANG  398  KEPULAUAN MERANTI  10  SEDANG  449 

(62)