Penyebab bayar listrik mahal padahal pemakaian sedikit

Suara.com - Pertengahan bulan menjadi momen sangat penting, mengingat banyaknya tagihan bulanan yang perlu Anda bayarkan. Tagihan-tagihan itu diantaranya, tagihan listrik, air, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, internet, dan masih banyak lagi.

Aneka tagihan tersebut tentu perlu dibayarkan secara rutin dengan rentang waktu yang telah ditentukan. Jika terlambat, bersiaplah untuk mendapatkan sanksi berupa tambahan biaya sebagai denda atau bahkan diputusnya layanan yang Anda dapatkan.

Untuk menghindari hal tersebut, pastikan Anda tidak terlambat dalam membayar setiap tagihan tersebut, ya.

Bagi Anda yang memiliki aktivitas sangat padat, melakukan pembayaran tagihan kini bisa dilakukan secara online. Hal ini membuat Anda tidak lagi memiliki alasan untuk lupa atau bahkan tidak sempat melakukan pembayaran.

Baca Juga: Tagihan Listrik Mahal, Pengelola Rusunawa di Makassar Digeruduk Emak-Emak

Pasalnya, Anda bisa melakukan pembayaran kapan pun dan di mana pun Anda mau, baik itu di rumah, kantor atau bahkan saat sedang melakukan perjalanan sekalipun.

Cek tagihan listrik secara online juga terbilang sangat mudah, di mana yang Anda butuhkan hanyalah nomor meteran. Sangat praktis, bukan?

Anda yang belum pernah mencobanya, tentu patut mempertimbangkan kemudahan bayar dan cek tagihan listrik secara online ini.

Berbicara mengenai tagihan listrik, tentu banyak dari Anda yang seringkali bertanya-tanya mengenai penyebab dari tagihan listrik yang membengkak? Jika dibiarkan berlarut-larut, hal ini akan membuat pengeluaran bulanan Anda menjadi semakin tidak bisa dikontrol. Bukan tidak mungkin, tagihan listrik yang membengkak membuat Anda kelabakan dalam mengatur pengeluaran bulanan lainnya.

Penyebab Tagihan Listrik Anda Membengkak

Baca Juga: Cara Mendapat Token Listrik PLN Stimulus Covid-19

Tagihan listrik yang membengkak tentu disebabkan oleh berbagai macam hal. Sayangnya, banyak orang yang seringkali tidak menyadari apa saja penyebab dari membengkaknya tagihan listrik tersebut. Untuk itu, berikut beberapa penyebab yang perlu Anda ketahui:

1. Lupa Mencabut Colokan yang Tidak Perlu

Meski terdengar sepele, tahukah Anda bahwa kebiasaan lupa mencabut colokan listrik menjadi salah satu penyebab utama mengapa tagihan listrik Anda membengkak. Terlebih jika hal ini Anda lakukan setiap hari. Pasalnya, arus listrik akan tetap berjalan saat kabel colokan masih menempel pada stop kontak, sekalipun sedang tidak Anda gunakan.

Lupa mencabut colokan listrik ini seringkali terjadi setelah melakukan charging pada smartphone, laptop, atau alat elektronik lainnya. Agar arus listrik yang mengalir tidak lagi sia-sia, pastikan Anda mulai menghilangkan kebiasaan yang satu ini, ya.

2. Menyalakan Lampu di Siang Hari

Penyebab sepele lainnya yang sering dilakukan adalah boros terhadap penggunaan lampu. Banyak dari Anda yang sering kali tetap menghidupkan lampu, meski hari sudah mulai siang. Hal ini tentu terbilang cukup sia-sia dan mubazir, pasalnya siang hari Anda bisa lebih memanfaatkan cahaya alami yang berasal dari matahari.

Mematikan lampu juga berlaku bagi Anda yang baru saja keluar dari kamar mandi. Selain wajib kembali menutup keran air dan pintu, pastikan Anda juga meninggalkan kamar mandi dalam kondisi lampu mati, ya. Menyalakan lampu kamar mandi saat tidak digunakan tentu akan sia-sia.

Lalu bagaimana solusinya jika ruangan di rumah Anda memang gelap dan tidak bisa terkena sinar matahari secara maksimal? Anda bisa mengatasinya dengan menggunakan lampu yang tepat.

Dibandingkan dengan menggunakan lampu biasa, akan lebih baik jika Anda menggunakan lampu LED. Meski memiliki harga yang lebih mahal, namun lampu satu ini bisa lebih menghemat energi, lho. Bahkan, kemampuannya dalam menghemat energi 90 persen lebih baik dibandingkan dengan lampu biasa.

Sekalipun memiliki kapasitas watt yang sama, daya tahan lampu LED juga telah terbukti lebih baik dibandingkan dengan lampu biasa. Bagi Anda yang ingin memiliki lampu lebih hemat energi serta tidak mudah rusak, kini saatnya untuk berpaling dari lampu biasa dan mulai menggunakan lampu LED untuk memberikan penerangan di rumah Anda.

3. Menggunakan AC Secara Berlebihan

AC menjadi salah satu peralatan elektronik yang wajib dimiliki oleh siapa saja yang tinggal di kawasan panas. Dengan memiliki AC, kini udara di dalam rumah Anda bisa terasa lebih sejuk dan tidak lagi gerah. Hal inilah yang membuat rumah-rumah di perkotaan seringkali dilengkapi dengan AC di dalamnya. Namun terlepas dari fungsinya tersebut, tahukah Anda bahwa AC merupakan salah satu peralatan elektronik dengan konsumsi listrik yang sangat besar.

Jika tidak digunakan secara bijak, AC memiliki peran yang sangat besar dalam membuat tagihan listrik Anda membengkak. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya Anda mulai membatasi penggunaan dari AC. Nyalakan AC, jika memang dibutuhkan saja.

Jika mengurangi penggunaannya terasa sangat sulit, Anda sebaiknya membeli AC yang dilengkapi dengan teknologi hemat energi. Pasalnya, AC hemat energi seringkali dilengkapi dengan pengaturan suhu otomatis, yang mana AC akan mati snedirinya atau menurunkan suhu saat sedang tidak digunakan.

Merdeka.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjelaskan ada tiga hal yang menyebabkan tagihan listrik melonjak di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Yakni kebijakan bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH), Ramadan, dan kebijakan pencatatan rata-rata meteran.

"Dilakukan PSBB kita melakukan pencatatan rata-rata. Sosialisasikan bahwa agar pelanggan untuk bisa melakukan pencatatan mandiri bisa dikirim melalui Whatsapp, namun apabila pelanggan tidak mengirim meternya maka kami akan mencatat meter dengan rata-rata," kata Senior Executive Vice President Bisnis & Pelayanan Pelanggan PLN, Yuddy Setyo Wicaksono, dalam dialog online, Senin (8/6).

Yuddy mengatakan total pelanggan yang PLN lakukan perhitungan rata-rata tagihan pemakaian April ke rekening Mei ada 47 persen. Kemudian untuk pemakaian Mei ke rekening Juni serentak melakukan semua dengan cara membaca meternya.

"Saya luruskan pemakaian dengan cara rata-rata terjadi di rekening April dan Mei, pada rekening Mei kita mohonkan kepada pelanggan melakukan catat mandiri, tapi kalau tidak memberikan catat mandiri tersebut maka kami catat rata-rata," ujarnya.

Yuddy menambahkan bahwa ada hal yang membuat rekening Juni naik. Yakni pertama karena Work From Home (WFH). Diketahui WFH dimulai pada Maret maka larinya tagihan listrik ke rekening bulan April dan Mei, sehingga pencatatan WFH tadi menyebabkan peningkatan konsumsi listrik bagi sebagian rumah tangga.

"Saya sampaikan tidak semua rumah tangga mengalami kenaikan, tapi sebagian mengalami kenaikan. Kenapa naik? Karena WFH ini semua keluarga ada di rumah baik bapak dan ibu yang biasa di kantor sekarang pas WFH ada di rumah, anak-anak yang sekolah juga ada di rumah, kebanyakan menggunakan listrik pada sore dan malam, nah sekarang mulai pagi hingga malam sehingga konsumsi listrik meningkat," jelasnya.

Alasan kedua, karena pada Mei ini ada Ramadan, pihaknya mencatat bahwa saat Ramadan dibandingkan bulan sebelumnya terjadi kenaikan pemakaian konsumsi listrik.

Pada saat Ramadan banyak yang bangun lebih awal untuk melakukan kegiatan masak pada dini hari dan menyalakan listrik tentunya. Artinya konsumsi listrik lebih panjang sehingga pemakaian konsumsi listrik pada saat Ramadan bisa dipastikan akan mengalami kenaikan dari sebelumnya.

"Ketiga, akibat pencatatan rata-rata. Kita ketahui misalkan di April dicatat rata-rata dasar pemakaiannya adalah berdasarkan tiga bulan sebelumnya yang belum mengalami WFH, maka aturan April ada WFH sehingga ada kenaikan konsumsi listrik yang tidak dirasakan pada waktu bulan April," ungkapnya.

2 dari 2 halaman

Penyebab bayar listrik mahal padahal pemakaian sedikit

PT PLN (Persero) memberikan solusi bagi pelanggan yang mengeluhkan melonjaknya tagihan listrik mereka yang membengkak hingga dua kali lipat.

“Solusinya kita melihat dari rekening Mei bulan lalu terjadi lonjakan bagi pelanggan, kami juga menyiapkan antisipasinya, kami memiliki policy bahwa kWh yang tidak tercatat akibat pencatatan rata-rata Maret ke rekening April dan Mei itu bisa diangsur sebanyak 3 kali dalam 3 bulan,” kata Senior Executive Vice President Bisnis & Pelayanan Pelanggan PLN, Yuddy Setyo Wicaksono, dalam dialog online, Senin (8/6).

Lebih lanjut Yuddy mengatakan yang tentunya dengan perhitungan 60 persen dari kenaikan itu dicicil selama 3 bulan mulai bulan depan yakni Juli, sementara 40 persen dari kenaikan dibayarkan di bulan Juni ini.

“Harapan kami lonjakan lonjakan ini bisa cukup membantu kepada pelanggan kita paham pada kondisi para pelanggan sehingga dengan melakukan aturan tersebut bisa meringankan kan,” katanya.

Ia pun menjelaskan dengan contoh sebagai berikut, misalkan Anda punya tagihan listrik perbulan satu juta, bulan Januari, Februari, Maret dan bulan sebelumnya tagihan masih sama yakni Rp1 juta, dan pada waktu dicatat rata-ratanya, maka Anda tetap membayar Rp1 juta, padahal pemakaian di bulan Maret ke rekening April pemakaian Anda lebih dari Rp1 juta, sebutlah Rp1,6 juta.

Maka kelebihan Rp600 ribu tersebut akan dibayarkan 40 persennya di bulan Juli, misalnya pemakaian di bulan Mei untuk rekening Juni Anda biasa pakai Rp1 juta, kemudian tercatatnya karena Rp1 juta Anda tetap bayar Rp1 juta, seharusnya Rp1,6 juta.

Sehingga yang harus Anda bayar bulan Juni adalah Rp1 juta + 40 persen dikali kenaikan yakni Rp600 ribu = Rp240 ribu. Berarti di bulan Juni Anda membayar Rp1.240.000, sedangkan sisanya Rp360.000 dibayar selama 3 bulan masing-masing Rp120.000. Jadi pemakaian listrik Anda di bulan Juli tersebut ditambah Rp240.000 untuk Juli, Agustus, dan September.

Kemudian, Yuddy menjelaskan cara agar pelanggan mengetahui tagihan listriknya yakni dengan menghubungi contact center 123.

“Kami punya posko pengaduan ada kontak 123 kami siapkan, Kami punya data ketika disampaikan di pelanggan kami bisa melihat riwayat pelanggan tersebut,” ujarnya.

Atau untuk cara yang lebih gampang lagi, pelanggan bisa melihat bacaan meter di rumah secara langsung, dan melaporkan kepada contact center 123 atau melalui aplikasi PLN mobile, website PLN, maupun Media sosial PLN, apabila terjadi kekeliruan terkait meteran listrik Anda yang ternyata tidak sesuai dengan data yang berada di PLN.

Apabila meteran Anda lebih rendah daripada yang diinformasikan oleh pihak PLN maka Anda bisa melaporkan ke pihak PLN yang sudah disebutkan tadi yakni melalui aplikasi mobile atau contact center 123, dan lainnya.

Selanjutnya, Yuddy menegaskan kembali bahwa pihak PLN akan memberikan penjelasan kepada Anda sebagai pelanggan. Apabila masih kurang jelas, maka pihak PLN akan memberikan penjelasan lebih lanjut dengan mengirimkan pihak PLN terdekat dengan Anda dan mendatangi kediaman Anda untuk mengecek secara langsung meteran listrik yang bersangkutan.

Reporter: Tira Santia

Sumber: Liputan6

(mdk/bim)

Baca juga:
CEK FAKTA: Disinformasi Berita Dirut PLN Merasakan Kenaikan Tarif Listrik Hingga 100%
PLN: Pencatatan Meteran Rata-Rata 3 Bulan Demi Tegakkan PSBB
Tagihan Listrik Meroket Hingga 200 Persen, PLN Diminta Buka Kanal Pengaduan
PLN: Sebanyak 1,8 Juta Pelanggan Alami Kendala Bayar Tagihan
Penjelasan PLN Soal Pemblokiran ID Listrik Pelanggan
Usai Ramai Tagihan Bengkak, Pelanggan Kini Mengeluh ID Listrik Diblokir PLN
Tagihan Melonjak, Pelanggan PLN Geruduk Kantor Pengelola di Depok