(1) PERJUANGAN NELSON MANDELA Show DALAM MENENTANG POLITIK APARTHEID DI AFRIKA SELATAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah. Oleh EKA SUSANTI NIM: 051314008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA (2)i PERJUANGAN NELSON MANDELADALAM MENENTANG POLITIKAPARTHEIDDI AFRIKA SELATANSKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah. Oleh EKA SUSANTI NIM: 051314008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAHJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIALFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA(3)(4)(5)iv HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini ku persembahkan kepada: 1) Allah Bapa yang maha kuasa yang senantiasa menjaga, melindungi dan memberikanku kekuatan. 2) Kedua orangtuaku Bapak Yohanes Yateman dan Ibu Yulia Suharyati yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh cinta dan kasih sayang, 3) Kedua adikku Antonius Yogi Prasetio dan Laurensius Sapta Prima, yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan, 4) Para pendidik yang tiada pernah bosan untuk selalu mengajariku dengan segala ilmu yang dimiliki. 5) Semua sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat dalam penyelsaian skripsi ini. Terima kasih kuucapkan atas segala kebaikan dan kebahagiaan yang telah kalian berikan kepadaku hingga saat ini. Semoga akan selalu menjadi (6)v MOTTO Bermimpi adalah langkah pertama, kerja keras dan ketekunan adalah langkah-langkah selanjutnya, cinta dan berkat Tuhan adalah sumber keberuntungan yang membuat mimpi menjadi kenyataan. (NN) Saya dilahirkan tidak dengan keinginan untuk menjadi orang bebas, akan tetapi saya dilahirkan sebagai orang bebas. (7)(8)(9)viii Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis: (1) Faktor-faktor yang mempengaruhi Nelson Mandela dalam menentang politik Apartheid di Afrika Selatan; (2) Bentuk-bentuk perjuangan Nelson Mandela dalam menentang politik Apartheid di Afrika Selatan; (3) Dampak perjuangan Nelson Mandela dalam menentang politik Apartheid di Afrika Selatan. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini meliputi lima tahap yaitu: Pemilihan topik, heuristik (pengumpulan sumber), verifikasi (Kritik sumber), interpretasi (analisis data) dan Historiografi. Sedangkan metode penulisan yang digunakan yaitu deskriptif analitis. (10)ix ABSTRACT NELSON MANDELA’S STRUNGGLE AGAINST APARTHEID POLITICS IN SOUTH AFRICA By : Eka Susanti NIM : 051314008 This research aims to describe and analyze : (1) the factors that influence Nelson Mandela in opposing the Apartheid politics in South Africa; (2) Nelson Mandela’s efforts in fighting against Apartheid politics in South Africa; (3) the effects of Nelson Mandela’s fight against Apartheid politics in South Africa. There are five ways methodologies used in this research: they are choosing the topic, heuristic (sources gathering), verification (criticizing sources), interpretation (analysing data) and historiography. The method of writing is an analytical descriptive method. (11)x KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perjuangan Nelson Mandela dalam Menentang Politik Apartheid di Afrika Selatan”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari batuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelsaikan penulisan ini. 3. Drs. A.A Padi selaku dosen pembimbing I yang penuh dengan kesabaran telah sabar membimbing, membantu, dan memberikan banyak pengarahan, saran serta masukan selama penyusunan skripsi ini. 4. Dra. Th. Sumini, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang penuh dengan kesabaran telah memberikan bimbingan dan petunjuk yang sangat berharga bagi (12)(13)xii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii HALAMAN PENGESAHAN ... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv HALAMAN MOTTO ... v HALAMAN PERYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii ABSTRAK ... viii G. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 16 H. Sistematika penulisan ... 26 BAB II FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NELSON MANDELA MENENTANG POLITIK APARTHEID DI AFRIKA SELATAN ... 27 (14)xiii B. Faktor Sosial ... 32 1. Undang-Undang Pendaftaran Penduduk ... 35 2. Undang-Undang Area Kelompok ... 37 3. Undang-Undang Pas Jalan/kartu Tanda Pengenal ... 38 C. Faktor Politik ... 41 D. Analisis ... 44 BAB III BENTUK-BENTUK PERJUANGAN NELSON MANDELA DALAM MENENTANG POLITIK APARTHEID DI AFRIKA SELATAN ... 47 A. Bentuk-Bentuk Perjuangan Nelson Mandela ... 48 1. Bergabung Dengan Beberapa Organisasi ... 49 a. ANC ( African National Congress) ... 49 b. PAC (Pan Africanist Congress) ... 54 c. Umkhonto We Sizwe ... 60 2. Membuka Biro Hukum untuk kulit hitam ... 65 B. Reaksi dari perjuangan Nelson Mandela ... 69 1. Reaksi Dalam Negri ... 69 2. Reaksi Luar Negri ... 71 C. Hasil perjuangan Nelson Mandela ... 73 D. Analisis ... 76 BAB IV DAMPAK DARI PERJUANGAN NELSON MANDELA MENENTANG POLITIK APARTHEID DI AFRIKA SELATAN ... 79 A. Bidang Politik ... 80 B. Bidang Sosial ... 85 C. Bidang Ekonomi ... 89 (15)xiv E. Analisis ... 92 BAB V KESIMPULAN ... 95 DAFTAR PUSTAKA ... 98 LAMPIRAN ... 101 (16)xv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Segregasi yang diterapkan pada kendaraan. ... 100 Lampiran 2 : Contoh Passbook/ pas jalan ... 101 Lampiran 3 : Pemakaman massal dari 69 korban tragedi Sharpeville ... 102 Lampiran 4 : Pemberontakan Soweto pada tanggal 16 Juni 1976 ... 103 Lampiran 5 : Hector Pieterson korban Pemberontakan Soweto ... 104 Lampiran 6 : Gambar Nelson Mandela ... 105 Lampiran 7 : Pemilu Multiras pertama di Afrika Selatan ... 106 Lampiran 8 : Silabus ... 108 (17)BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Afrika Selatan ditemukan oleh orang-orang Eropa yang diawali dengan penemuan Tanjung Harapan oleh Bartholomeus Dias pada tahun 1488. Bartholomeus Dias kemudian disusul oleh Vasco da Gama pada tahun 1497-1498, yang berlayar mengelilingi Tanjung Harapan dan menemukan serta menamakannya kawasan tersebut dengan nama Natal1. Afrika Selatan merupakan sebuah negara yang berbatasan dengan Namibia, Bostwana dan Zimbabwe di bagian utara, Mozambik dan Swaziland di bagian timur laut dan Lesotho yang berada di pedalaman Afrika Selatan sendiri. Afrika Selatan terletak di 29° 00' S, 24° 00' T. Luas kawasannya adalah 1.219.912 km², Afrika Selatan bersebelahan dengan Samudra Atlantik di pantai barat dan Samudra Selatan dan Samudra Hindia di pantai timur. Afrika Selatan selain memiliki tanah subur juga merupakan sebuah negara yang memiliki kekayaan alam berlimpah. Akibatnya daerah ini menjadi perebutan bangsa-bangsa Eropa. Daerah itu pada awalnya dikuasai oleh bangsa Portugis, akan tetapi pada tahun 1652 bangsa Belanda datang ke Afrika Selatan dan mengambil alih daerah tersebut. Sejak itulah daerah Afrika Selatan menjadi koloni Belanda dan banyak orang-orang Belanda yang datang dan menetap di daerah itu. 1 Bernard, S. Cayne, M.A (Ed), Negara dan Bangsa Jilid 2, Jakarta, Glorlier International, 1988 , hlm 169. (18)Pada tahun 1812 orang-orang Inggris juga datang di Afrika Selatan dan berhasil mendesak orang-orang Belanda (Boer). Pada Tahun 1820-an semakin banyak imigran Inggris mulai memasuki koloni Tanjung Harapan. Penduduk Belanda (yang disebut kelompok Boer, yang dalam bahasa Belanda berarti ”Petani”) tidak senang terhadap pemukiman Inggris tersebut dan tidak lama kemudian kedua kelompok Eropa tersebut terlibat dalam pertikaian2. Inggris dan Belanda saling memperebutkan wilayah tersebut hingga pada akhirnya perebutan wilayah tersebut berujung pada perang di mana perang tersebut disebut dengan perang Boer yang terjadi pada tahun 1899-1902. Setelah terlibat dalam perang hebat (perang Boer) bangsa Belanda mengalami kekalahan, dan pada bulan Mei 1902 bangsa Boer menyerah kalah kepada pasukan Inggris3. Kemudian Afrika Selatan kemudian dibagi dua, bagian utara diduduki oleh orang-orang Belanda (bangsa Boer), sedangkan bagian selatan diduduki oleh orang-orang Inggris. Di bagian Selatan, Inggris mendirikan Natal dan Cape Town, sebagai daerah koloni mereka. Sedangkan di bagian utara didirikan pula Orange Vrijstaat dan Transvaal oleh bangsa Belanda (Boer). Bangsa Boer dalam hal ini adalah orang-orang kulit putih yang lahir dan tinggal di Afrika Selatan. Walaupun masing-masing telah memiliki bagian, peperangan masih saja terus berlangsung. Hingga tahun 1910 Inggris berhasil mempersatukan seluruh Afrika Selatan dalam satu Uni Afrika Selatan menjadi Republik. 2 Ibid, hlm 169. 3 (19)Pada tahun 1948, Dr. Daniel Francois Malan memegang kekuasaan Partai Nasional. Dibawah pimpinan Dr. Daniel Francois Malan, negara ini mulai menerapkan suatu kebijakan politik yang kemudian berkembang menjadi semacam diskriminasi rasial atau perbedaan warna kulit yang kemudian dikenal dengan nama Apartheid atau disebut juga dengan pengembangan ras yang terpisah4. Apartheid dalam bahasa Afrikaans berarti “pemisahan” dan diucapkan “apart-hate” (hate yang artinya benci). Meskipun mayoritas penduduk Afrika Selatan adalah kaum kulit hitam akan tetapi yang mengendalikan roda pemerintahan yaitu kaum kulit putih (kaum minoritas di Afrika Selatan) terutama Inggris dan Belanda. Selanjutnya pada tahun 1958 Partai Nasional memilih Hendrik Frensch Verwoerd sebagai perdana mentri, dimasa pemerintahannya ia berhasil memisahkan golongan minoritas kulit Putih dengan golongan mayoritas kulit Hitam. Dimana Orang-orang berkulit putih seperti Hendrik Frensch Verwoerd memandang dirinya sebagai anggota kaum elit di Afrika Selatan dan kaum kulit hitam dipandang sebagai budak dan tidak beradab. Tujuan dari pemisahan tersebut yaitu untuk menjaga kemurnian rasnya (ras kulit putih). Hendrik Frensch Verwoerd mendefinisikan Apartheid sebagai sebagai suatu perkembangan terpisah, antara kelompok yang diistimewakan yaitu kaum kulit putih dengan kelompok yang dianggap lebih rendah yaitu kaum kulit hitam. Di bawah politik Apartheid, pemerintahan Afrika Selatan yang dijalankan oleh kaum kulit putih telah menciptakan ”kampung halaman” yang terpisah dan juga dikenal sebagai ”negara kulit hitam” atau ”bantustan” untuk golongan mayoritas kulit hitam. 4 (20)Kampung halaman tersebut mencangkup sekitar 13% seluruh wilayah lahan Afrika Selatan dan terletak di berbagai wilayah yang berbukit-bukit atau pegunungan yang tidak begitu kaya dengan sumber tanah, air mineral, dan juga sumber lainnya5. Dalam pelaksanaan politik Apartheid tersebut pemerintah mengadakan pemisahan terhadap pemukiman penduduk Afrika Selatan dan pemukiman-pemukiman untuk orang kulit hitam disebut dengan Homeland6. Setiap orang kulit hitam ditempatkan berdasarkan tempat kelahiran dan suku, dan mereka juga dilarang keras memasuki daerah pemukiman kaum kulit putih. Tujuan dari pemisahan pembangunan daerah-daerah pemukiman yaitu untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Afrika Selatan, sekaligus mengamankan pemerintahan minoritas kaum kulit putih di daerah tersebut. Selain itu juga berbagai macam undang-undang pun dibentuk oleh pemerintah Afrika Selatan dan diterapkan untuk kaum kulit hitam, tujuannya yaitu untuk membatasi ruang gerak kaum kulit hitam. Undang-undang tersebut diantaranya yaitu: Land Act, yaitu undang-undang yang melarang orang kulit hitam memiliki tanah di luar wilayah tempat tinggal yang telah ditentukan. Group Areas Act, yaitu undang-undang yang mengatur pemisahan tempat tinggal orang kulit putih dan orang-orang kulit hitam. Selain itu juga ada Population Registration Act, yaitu undang-undang yang mewajibkan semua orang kulit hitam untuk mendaftarkan diri menurut suku masing-masing, orang-orang kulit hitam semula tidak mengerti maksud dari 5 Bernard, S. Cayne, M.A (Ed), Negara dan Bangsa Amerika UtaraJilid 2, Jakarta, Glorlier International, 1988 , hlm.163. 6 (21)kebijakan pemerintah tersebut, namun lambat laun mereka menyadarinya bahwa tujuan sebenarnya dari pemisahan tersebut yaitu diskriminasi rasial (pembedaan berdasarkan warna kulit), di mana kebijakan ini hanya menguntungkan kaum kulit putih saja dan merugikan kaum kulit hitam. Lalu kaum kulit hitam mulai menyadari tujuan yang diterapkan oleh pemerintah tersebut mereka pun mulai bangkit dan berjuang untuk membela hak-hak mereka. Perlakuan-perlakuan rasial yang diterapkan di Afrika Selatan oleh kaum kulit putih tersebut membuat kaum kulit hitam bangkit untuk mengadakan perlawanan yang pada akhirnya bersama-sama berjuang dengan tujuan untuk mendapatkan persamaan hak7. Selanjutnya beberapa organisasi muncul dan bergerak untuk melawan politik Apartheid yang diterapkan oleh pemerintah tersebut, organisasi-organisasi tersebut diantaranya yaitu: ANC (African National Congres), PAC (Pan Africa Congress) dan masih banyak organisasi-organisasi lainnya8. Selain itu juga banyak orang yang terlibat dalam perjuangan untuk membela kaum kulit hitam tersebut diantaranya Nelson Mandela. Nelson Mandela terus berjuang tanpa lelah untuk menghapuskan Apartheid yang ada di Afrika Selatan, dan juga agar kaumnya yaitu kulit hitam dapat memiliki hak yang sama dengan kaum kulit putih dan tidak ada lagi pemisahan berdasarkan warna kulit di Afrika Selatan. Nelson Mandela lahir disebuah desa kecil di Mvenzo, Traskei, Afrika Selatan. pada tanggal 18 Juli 1918, Dengan nama lengkap yaitu Nelson Rolihlahla Dalibhunga Mandela. Nelson Mandela sudah menerima 7 http://www.sekitarkita.com/comments.php?id=233_0_1_0_M59 diakses tanggal 20 Januari 2010. 8 (22)diskriminasi rasial sejak ia masih kecil dan ia merupakan anak pertama dalam keluarganya yang mengenal sekolah. Nelson Mandela mulai masuk sekolah dasar pada saat Ia berusia 7 tahun yaitu di Heald Town methodist Boarding School9. Pada hari pertama masuk sekolah ia sudah mendapatkan perlakuan diskriminasi dimana gurunya yang bernama nona Mdingane memberikan masing-masing murid sebuah nama Inggris yang harus digunakan di sekolah. Nama itu merupakan keharusan, karena pada masa itu orang kulit putih umumnya tidak mampu dan tidak ingin mengucapkan nama Afrika, dan menganggap bahwa menyandang nama Afrika merupakan tanda tidak berbudaya. Ia mendapatkan nama ‘Nelson’ dan digunakan sampai hari ini10. Diskriminasi terus dirasakan oleh orang-orang kulit hitam termasuk Nelson Mandela, ketika ia mulai beranjak dewasa ia mulai berani menentang rasialisme tersebut. Contohnya ketika Nelson Mandela melanjutkan pendidikannya ke Fort Hare university College. Untuk memperoleh gelar sarjana muda dan di tempat inilah Nelson Mandela bertemu dengan Oliver Tambo yang menjadi teman setianya. Selanjutnya Nelson Mandela dan Oliver Tambo terlibat dalam demonstrasi pelajar yang menentang Apartheid untuk yang pertama kalinya, kemudian pada akhirnya baik Nelson Mandela maupun Oliver Tambo dikeluarkan dari universitas oleh penguasa kampus, peristiwa itu terjadi pada tahun 1940. Perjuangan Nelson Mandela terus berlanjut tanpa lelah ia terus berjuang hingga pada akhirnya perjuangan tersebut 9 Tim narasi, Heroes of Freedom and Humanity kisah kebebasan dan kemanusiaan, Yogyakarta, Narasi, 2006, hlm 127. 10 (23)menemukan hasil yang positif dimana pada akhirnya Politik Apartheid di Afrika Selatan dihapuskan. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa Permasalahan yaitu: 1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi Nelson Mandela menentang Politik Apartheid di Afrika Selatan? 2. Bagaimana bentuk-bentuk perjuangan Nelson Mandela dalam menentang politik Apartheid di Afrika Selatan? 3. Bagaimana dampak dari perjuangan Nelson Mandela dalam menentang politik Apartheid di Afrika Selatan? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian dengan judul Perjuangan Nelson Mandela dalam menentang Politik Apartheid di Afrika Selatan bertujuan: 1. Mendeskripsikan dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Nelson Mandela menentang Politik Apartheid di Afrika Selatan. 2. Mendeskripsikan dan menganalisis bentuk-bentuk perjuangan Nelson Mandela dalam menentang politik Apartheid di Afrika Selatan. 3. Mendeskripsikan dan menganalisis dampak dari perjuangan Nelson Mandela (24)D. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat penulisan sejarah dengan judul “Perjuangan Nelson Mandela Dalam Menentang Politik Apartheid di Afrika Selatan” adalah sebagai berikut: 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah pembendaharaan bagi ilmu pengetahuan sosial dan sejarah pada khususnya tentang Perjuangan Nelson Mandela dalam menentang politik Apartheid di Afrika Selatan. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi yang berguna bagi pembaca mengenai sejarah Afrika Selatan khususnya tentang perjuangan Nelson Mandela dalam menentang politik Apartheid di Afrika Selatan. 3. Bagi Penulis Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan dalam menulis karya ilmiah khususnya tentang perjuangan Nelson Mandela dalam menentang politik Apartheid di Afrika Selatan, serta syarat tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana di Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma. E. Tinjauan Pustaka Dalam penulisan sejarah perjuangan Nelson Mandela dalam menentang politik Apartheid di Afrika Selatan. Menggunakan sumber primer dan sumber skunder yang (25)mata kepala sendiri atau dengan saksi pancaindera yang lain, atau dengan alat mekanis seprti diktafon, yakni orang atau alat yang hadir pada peristiwa yang diceritakannya (di sini selanjutnya secara singkat disebut dengan saksi pandangan mata).11 Ada pun sumber sekunder merupakan kesaksian dari pada siapa pun yang bukan merupakan saksi pandangan mata, yakni dari seseorang yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkannya.12 Ada pun sumber primer dalam penelitian ini yaitu: Pertama, Nelson Mandela Langkah Menuju Kebebasan Surat-Surat dari Bawah Tanah karya Nelson Mandela (Terjemahan) karangan Nelson Mandela. Diterbitkan oleh Yayasan Obor Indonesia tahun 1993 di Jakarta. Buku ini memuat banyak hal tentang Nelson Mandela dari keluarganya, pendidikannya, perlawanannya terhadap politik Apartheid sampai dengan proses pengadilan Rivonia. Buku ini sangat berguna untuk membahas bab II, III dan IV. Karena memuat faktor-faktor yang mempengaruhi Nelson Mandela menentang politik Apartheid, perjuangan Nelson Mandela dalam menentang politik Apartheid serta dampaknya bagi Afrika Selatan. Kedua Langkah Menuju Kebebasan Otobiografi Nelson Mandela (Terjemahan) karangan Nelson Mandela. Diterbitkan oleh Bina Rupa Aksara tahun 1993 di Jakarta. Buku ini memuat tentang otobiografi Nelson Mandela seperti latar belakang keluarganya di mana Nelson Mandela adalah seorang anak dari kepala suku Thembu, sehingga ia mampu mengenyam pendidikan sampai dengan universitas. Selain itu 11 Louis Gottschalc, Mengerti Sejarah, Jakarta, Universitas Indonesia, 1986, hlm 35. 12 (26)buku ini memuat juga tentang perjuangannya menentang Apartheid, organisasi-organisasi yang berjuang menentang Apartheid. Buku ini sangat berguna untuk membahas bab II dan III karena memuat perjuangan Nelson Mandela dari awal sampai dengan penghapusan Apartheid. Ketiga Dokumentasi On Modern Africa karangan T. Walter Wallbank. Buku ini di terbitkan oleh Van Nostrand Company tahun 1964 di New Jersley. Buku ini memuat banyak tentang dokumen dan perjanjian oleh negara-negara di benua Afrika. Di antaranya Pan-African Congress, The Dual Mandate dan Indirect Rule. Selain itu juga memuat Gathering Darkness in Sout Africa dan South Africa Needs Time 1963. Buku ini sangat berguna untuk membahas bab III karena memuat tentang organisasi yang diikuti oleh Nelson Mandela dalam perjuangannya menentang politik Apartheid. Beberapa sumber sekunder yang mendukung penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama Nelson Mandela perjalanan penjang Menuju Kebebasan (Long Walk To Freedom) karangan Siti Maryani diterbitkan Aplus Books tahun 2009 di Yogyakarta. Buku ini memuat tentang pemikiran dan kepemimpinan Nelson Mandela sampai dengan masa akhir kepemimpinannya di Afrika Selatan. Buku ini sangat beguna untuk membahas bab III dan IV. Karena memuat tentang gerakan anti kekerasan yang dilakukan oleh Nelson Mandela serta perkembangan Afrika Selatan Pasca penghapusan Apartheid. Kedua, Sejarah Afrika Zaman Imperialisme Modern jilid II. Karangan Darsiti Soeratman. Buku ini diterbitkan pada tahun 1974 oleh Universitas Gajah Mada. Buku (27)Jerman dan Belgia. Di mana bangsa barat tersebut mengeksploitasi hasil alam bangsa Afrika dan mendirikan koloni di benua tersebut. Buku ini berguna untuk membahas bab II karena memuat pembahasan tentang kehidupan soaial ekonomi bangsa Afrika Selatan yang sedikit banyak menjadi faktor Nelson Mandela menentang politik Apartheid di Afrika Selatan. Ketiga, Twentieth Century Africa karangan P.J.M McEwan yang diterbitkan pada tahun 1970 di New York. Buku ini memuat tentang perkembangan bangsa-bangsa di Afrika pada abad ke-20. di mana meliputi keadaan darurat di Rhodesia Selatan, negara Zambia dan Malawi, nasionalisme islam selain itu memuat tentang Pan Africanism tahun 1963 serta the charter of the Organization for African Unity. Buku ini sangat berguna untuk membahas bab III karena berisi tentang organisasi Pan Africanism yang merupakan organisasi yang menjadikann Nelson Mandela sebagai salah satu tokoh penting di dalam organisasi tersebut. Keempat, Heroes of Freedom and Humanity di terbitkan oleh Narasi pada tahun 2006. Dalam buku ini mengisahkan tentang biografi beberapa tokoh diantaranya Winston Churchill, Martin Luther king, Che Guevara. Buku ini memuat tentang biografi Nelson Mandela yang dimulai dari keluarganya, pendidikan, organisasi yang diikutinya, keberhasilan perjuangannya sehingga Apartheid dihapuskan sampai ia terpilih sebagai presiden. Buku ini sangat berguna untuk membahas bab III dan IV karena memuat perjuangan Nelson Mandela, keberhasilannya dalam menghapus Apartheid sehingga bardampak banyak bagi (28)Kelima, Afrika Dalam Pergolakan jilid 2 karya Kirdi Dipoyudo penerbit Yayasan Proklamasi Centre For Strategi and International Studies Jakarta, tahun 1983. Buku ini berisi tentang penjelasan tentang pergolakan-pergolakan yang terjadi di negara-negara Afrika, pasca kolonialisme dan dominasi rasial kulit putih di benua Afrika dan bertekad untuk menghancurkannya. Buku ini berguna untuk membahas bab II karena berisi tentang dominasi kulit putih di Afrika Selatan yang menjadi salah satu faktor Nelson Mandela menentang politik Apartheid. Keenam, Nelson Mandela Pejuang Penentang Apartheid, yang diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo tahun 2007. Buku ini menceritakan tentang kisah hidup Nelson Mandela yang dimulai dari keluarganya, masa kecilnya, pendidikannya, perjuangannya melawan Apartheid sehingga ia dijatuhi hukuman penjara. Buku ini sangat berguna untuk membahas bab III karena memuat tentang upaya-upaya Nelson Mandela dalam penghapusan politik Apartheid di Afrika Selatan. Ketujuh, Nelson Mandela pemimpin Afrika Selatan yang Dipenjara Selama Dua Puluh Tahhun Karena Berjuang Menentang Apartheid, karangan Benjamin Poground oleh PT Gramedia Pustaka Utama tahun 1993 di Jakarta. Buku ini berisi tentang sejarah perjuangan Nelson Mandela sampai dengan kehidupan keluarganya. Buku ini menjelaskan pula tentang kebesaran hati Nelson Mandela di mana walau pun ia dipenjara selama 27 tahun ia tidak menyimpan dendam. Buku ini sangat berguna untuk membahas Bab III karena membahas tentang perjuangan dan perlawanan Nelson Mandela dalam menghapuskan politik Apartheid di Afrika (29)F. Landasan Teori Skripsi ini berjudul Perjuangan Nelson Mandela dalam menentang Politik Apartheid di Afrika Selatan. Untuk lebih dalam menjelaskan tentang permasalahan dan ruang lingkup penelitian ini, maka dibutuhkan uraian dari beberapa konsep supaya bisa menjelaskan dan menguraikan penelitian skripsi ini. Kerangka konsepnya adalah pengertian perjuangan, politik dan Apartheid. 1. Perjuangan Perjuangan adalah hal, cara atau hasil pekerjaan berjuang.13 Perjuangan juga diartikan sebagai usaha yang penuh dengan kesukaran dan bahaya atau salah satu bentuk interaksi sosial, termasuk persaingan, pelanggaran dan konflik.14 Perjuangan adalah perkelahian merebut sesuatu, peperangan.15 Juang adalah berlaga, beradu, berkelahi untuk mengalahkan lawan16. Juang juga yaitu memperebutkan sesuatu dengan mengadu tenaga17. Juang juga berarti dilanggar, diserang18. Maka yang dimaksudkan perjuangan dalam penulisan ini yaitu mengacu pada perjuangan atau usaha yang penuh dengan kesukaran dan bahaya. Di mana menunjukkan perjuangan 13 J.S.Badudu & Sutan Mohammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan,1994, hlm 584. 14 Peter Salim & Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer Edisi Pertama, Jakarta, Modern English Press, 1991, hlm 626. 15 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 2005, hlm 473. 16 J.S.Badudu & Sutan Mohammad Zain, op.cit, hlm 583. 17 Ibid, halm 424. 18 (30)Nelson Mandela dalam menghapuskan politik Apartheid di Afrika Selatan untuk memperoleh persamaan hak antara kulit hitam dan kulit putih. 2. Politik Politik adalah ilmu dan seni mengenai ketatanegaraan, urusan pemerintahan negara, kebijakan.19 Politik juga diartikan sebagai pengetahuan menganai ketatanegaraan atau kenegaraan, segala urusan dan tindakan mengenai pemerintahan suatu negara.20 Politik adalah ilmu ketatanegaraan atau garis haluan, kebijakan dan strategi.21 Politik juga dimaksudkan sebagai segala macam urusan ketatanegaraan yang menyangkut pengaturan pemerintahan yang di dalamnya termasuk sistem, kebijakan serta siasat baik urusan dalam negeri maupun luar negeri.22 Di samping itu politik juga dapat dilihat dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain: a. Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles) b. Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara c. Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat 19 J.S.Badudu & Sutan Mohammad Zain, op.cit, hlm 180. 20 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1976, hlm 763 21 Eko Endarmoko, Tesaurus bahasa Indonesia, Jakarta, gramedia Pustaka Utama, 2006, hlm 482 22 (31)d. Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik. Jadi yang dimaksudkan politik adalah tatacara pemerintahan atau dasar-dasar pemerintahan yang diterapkan di Afrika Selatan, di mana kaum minoritas kulit putih mendominasi semua aspek kehidupan di negara tersebut. 3. Apartheid Politik Apartheid adalah politik diskriminasi warna kulit yang diterapkan (dahulu) oleh negara Afrika Selatan antara turunan dari Eropa (kulit putih) terhadap kulit berwarna23. Apartheid juga diartikan sebagai diskriminasi warna kulit terhadap orang kulit hitam di Afrika Selatan24. Apartheid adalah istilah yang digunakan di Afrika Selatan dalam bidang politik yang mendiskriminasi manusia dari segi warna kulit, yang tidak memberikan hak kepada penduduk kulit hitam untuk mengatur negara25. Politk Apartheid yang dilakukan oleh pemerintahan minoritas kulit putih di Afrika Selatan berlangsung dari tahun 1948-1994. Ras mempengaruhi seseorang dalam mencari pekerjaan, tempat tinggal, pendidikan, penggunaan fasilitas, dan kenyamanan lainnya. Istilah Apartheid itu sendiri muncul paa tahun 1930-an dan berasal dari bahasa Afrikaans yang artinya pemisahan. Istilah ini kemudian digunakan sebagai istilah politik untuk memisahkan (membedakan) perlakuan antara kulit putih dan kulit hitam dalam segala aspek kehidupan. Dengan kata lain, hak istimewa 23 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, op.cit, hlm 60. 24 Peter Salim & Yenny Salim, op.cit, hlm 86. 25 (32)diberikan pada kulit putih yang sebenarnya merupakan kelompok minoritas di negeri tersebut26. Dengan demikian politik Apartheid yang diterapkan oleh pemerintah di Afrika Selatan merupakan suatu bentuk pendiskriminasian manusia yang didasarkan pada warna kulit. Hal tersebut terlihat di berbagai bidang seperti politik, sosial, dan pendidikan. G. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian yang berjudul “Perjuangan Nelson Mandela dalam menentang Politik Apartheid di Afrika Selatan” penulis menggunakan metode penelitian sejarah. Metode penelitian adalah cara atau prosedur untuk menddapatkan objek. Juga dikatakan bahwa metode adalah cara untuk berbuat atau mengerjakan sesuatu dalam suatu sistim yang terencana dan teratur27. Sedangkan metode penulisan sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau.28 Metodologi berasal dari kata metods (metodhos) yang berasal dari bahasa Yunani yang artinya jalan ke sesuatu dan logos yang berarti ilmu. Jadi metode dapat diartikan sebagai cara untuk mendapatkan pengetahuan atau cara untuk memberitahukan pengetahuan. 26 Fuad Hassan, Ensiklopedi Umum,Jakarta,PT Ikhtiar Baru Van hoeve, 2005, hlm 31. 27 Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi sejarah, Yogyakarta, Graha Ilmu , 2010, hlm 11. 28 (33)Merode penulisannya bersifat analisis deskriptif, selain itu karena penelitian ini berisi fakta-fakta sejarah maka metode yang tepat digunakan adalah metode sejarah. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan lima tahap untuk merekonstruksi peristiwa sejarah yaitu: a. Pemilihan Topik Walaupun ini langkah pertama bukan berati merupakan tahap yang termudah karena dalam tahap ini ditemukan beberapa kesulitan. kesulitan itu seperti tulisan harus murni sejarah, bukan sosiologi, antropologi ataupun politik untuk itulah topik hendaknya didasarkan pada: 1. Kedekatan Emosional29 Dalam hal ini yang diteliti adalah hal yang dekat dengan kita dan ada kedekatan emosional. Kedekatan emosional meliputi pertanyaan sejarah yaitu: a) Where (dimana peristiwa itu terjadi) dalam skripsi ini peristiwa ini terjadi di Afrika Selatan. b) When (kapan peristiwa itu terjadi) dalam skripsi ini terjadi pada tahun 1948 sampai 1991. c) Who (siapa pelaku sejarahnya) dalam skripsi ini pelaku sejarahnya adalah Nelson Mandela. d) What (menyangkut peristiwa sejarah apa) dalam skripsi ini peristiwa ini menyangkut perjuangan dari Nelson Mandela untuk menghapuskan Apartheid di Afrika Selatan. 29 (34)e) Why (mengapa peristiwa itu terjadi) dalam skripsi ini peristiwa ini terjadi karena ketidakpuasan Nelson Mandela terhadap pemerintah kulit putih yang memberlakukan politik Apartheid di Afrika Selatan. f) How (bagaimana peristiwa itu terjadi) dalam skripsi ini peristiwa ini terjadi dipimpin oleh Nelson Mandela yang tidak puas terhadap pemerintahan kulit yang memberlakukan politik Apartheid di Afrika Selatan. Nelson Mandela kemudian melakukan perlawanan terhadap pemerintah kulit putih semuanya itu ia lakukan agar tidak ada lagi rasisme di Afrika Selatan dan semua orang bisa hidup berdampingan dengan damai tanpa ada perseteruan. Pemilihan topik “Perjuangan Nelson Mandela Dalam Menentang Politik Apartheid di Afrika Selatan”. Bagi penulis topik ini sangat menarik, dimana seorang Nelson Mandela yang berjuang tanpa lelah untuk membebaskan rasnya dari belenggu diskriminasi. Perjuangan Nelson Mandela tersebut dapat menjadi contoh teladan bagi semua orang bahwa untuk mencapai sesuatu dibutuhkan usaha dan kerja keras. Seperti yang dilakukan oleh Nelson Mandela dalam memperjuangkan kaumnya, dengan keberanian dan kerja keras tersebut pada akhirnya kaum kulit hitam memperoleh kebebasan. kemudian kaum kulit hitam tidak dipandang rendah oleh orang kulit putih. 2. Kedekatan Intelektual30 Dalam kedekatan ini bisa berupa pembacaan buku atau sumber yang sesuai dengan apa yang akan diteliti. Hal itu untuk menghindari subyektifitas dan 30 (35)penyimpangan sejarah oleh peneliti. Untuk memilih topik biasanya sudah didahului dengan membaca buku yang berhubungan dengan topik tersebut. Buku-buku tersebut diantaranya: Langkah Menuju kebebasan Otobiografi Nelson Mandela (terjemahan), Langkah Menuju Kebebasan Surat-Surat Dari Bawah Tanah (Terjemahan), Nelson Mandela Pemimpin Afrika Selatan yang di Penjara Selama Dua Puluh Tujuh Tahun Karena Berjuang Menentang Apartheid, dan sebagainya. Dalam pemilihan topik tersebut penulis memiliki kedekatan Intelektual yang dipengaruhi oleh kedekatan emosional penulis, dimana penulis mengetahui tentang perjuangan Nelson Mandela dalam usaha menghapuskan politik Apartheid di Afrika Selatan. Serta usahanya untuk membuat kaum kulit hitam tidak lagi mengalami diskriminasi rasial dalam kehidupan masyarakat. 3. Rencana Penelitian Tahap ini sangatlah penting dan di dalamnya harus berisi permasalahan, historiografi, sumber sejarah, garis besar, pendanaan dan jadwal atau waktu. Selain itu topik juga harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu31; a) Topik harus memiliki nilai, yang artinya di sini harus berdasarkan pada pengalaman manusia yang dianggap paling penting terutama peristiwa-peristiwa yang dapat membawa perubahan dalam masyarakat. b) Topik harus orisinil yang berarti apa yang ditulis belum pernah ditulis oleh orang lain. 31 (36)c) Topik harus praktis yang berarti bahwa pemilihan topik di sini apabila dilanjutkan ke penelitian tidak memakan waktu. d) Topik harus memiliki kesatuan tema dan topik di sini harus berangkat dari suatu masalah. b. Heuristik (Pengumpulan Sumber) Setelah menentukan pokok permasalahan yang akan diteliti dimana penulis memilih Perjuangan Nelson Mandela dalam menentang politik Apartheid di Afrika Selatan sebagai pokok permasalahan maka langkah selanjutnya dalam penelitian sejarah adalah melakukan pengumpulan sumber atau lebih dikenal dengan heuristik. Heuristik Heuristik adalah proses pengumpulan data untuk keperluan subyek yang diteliti. Sumber sejarah juga dapat di sebut tinggalan kehidupan manusia dan hasil aktifitas manusia yang dikomunikasikan.32 Sumber sejarah terdiri dari dua macam yaitu: 1. Sumber Lisan Sumber lisan yaitu sumber yang berasal dari cerita generasi satu ke generasi setelahnya yang biasanya smpaikan dari mulut kemulut, karena tidak ada bukti tertulis maka dimungkinkan terdapat penambahan cerita. Sumber lisan dapat diperoleh dari:33 a) Sejarah Lisan (oral history) 32 Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi sejarah, Yogyakarta , Graha Ilmu, 2010, hlm 29. 33 (37)Sejarah lisan yaitu ingatan tangan pertama yang dituturkan secara lisan oleh orang-orang yang diwawancarai sejarahwan. Contohnya wawancara dengan anggota ANC. Dalam penelitian ini, penulis tidak menggunakan sumber lisan dikarenakan tidak memungkinkannya penulis melakukan wawancara dengan nara sumber yang berkaitan dengan penelitian ini. b) Tradisi Lisan (oral tradition) Tradisi lisan yaitu narasi tentang peristiwa masa lalu yang disampaikan dari mulut kemulut selama beberapa generasi. Contoh tradisi diskriminasi kaum kulit hitam di Afrika Selatan. 2. Sumber Tertulis Sumber tertulis adalah sumber yang berupa dokumen dan artifact. Sumber tertulis ini terdiri dari sumber primer dan sumber sekunder. Adapun sumber primer yaitu sumber yang disampaikan oleh saksi mata bisa tertulis (dokumen) bisa tidak tertulis (artifact dan informan). Dokumen dapat berupa notulen rapat, arsip laporan, surat perjanjian. Penulis menggunakan beberapa sumber primer yaitu: Nelson Mandela Langkah Menuju Kebebasan Surat-Surat dari Bawah Tanah karya Nelson Mandela dan Langkah Menuju Kebebasan Otobiografi Nelson Mandela karya Nelson Mandela serta Dokumentasi On Modern Africa. Sedangkan Sumber sekunder adalah sumber yang disampaikan bukan saksi mata, biasanya buku-buku yang ditulis oleh orang yang tidak menyaksikannya. Contoh sumber sekunder diantaranya Nelson Mandela perjalanan penjang Menuju Kebebasan (Long Walk To Freedom), Nelson c. Verifikasi (Kritik Sumber) Verifikasi adalah pengujian dari sumber-sumber sejarah. Di mana kritik sumber ini merupakan produk proses ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan agar terhindar dari fantasi dan manipulasi. Kritik sumber sejarah adalah upaya untuk mendapatkan otentisitas dan kredibilitas sumber34. Otentisitas sumber disebut juga kritik ekstern. Ini digunakan untuk membuktikan keaslian sumber yang sampai mendetail sampai dinyatakan bahwa sumber tersebut asli. Sedangkan kredibilitas disebut juga kritik intern, di mana merupakan tahap yang kedua dan jika semua sumber di nyatakan positif maka sumber tersebut diakui sebagai sumber yang dapat dipercaya. Contoh dari Verifikasi atau kritik sumber yaitu terjadinya perbedaan sumber dalam menyebutkan mulai munculnya Apartheid di Afrika Selatan. Dalam buku Nelson Mandela pemimpin Afrika Selatan yang Dipenjara Selama Dua Puluh Tahhun Karena Berjuang Menentang Apartheid, karangan Benjamin Poground dikatakan bahwa politik Apartheid mulai berlangsung tahun 1948. Sedangkan dalam buku Sejarah Afrika Zaman Imperialisme Modern jilid II. Karangan Darsiti Soeratman dijelaskan bahwa tahun 1950 mulai diterapkannya politik Apartheid di Afrika Selatan. Perbedaan ini penulis temukan setelah penulis mencocokkan antara sumber yang satu dengan sumber yang lainnya. Setelah penulis teliti lebih lanjut, pada akhirnya penulis memilih tahun 1948 sebagai tahun mulai diterapkannya politik Apartheid di Afrika Selatan. Penulis mendapatkan penjelasan bahwa pada tahun 1948 34 (39)pemerintah nasionalis Afrikaner meraih kekuasaan setelah menang dalam pemilu yang hanya diikuti orang kulit putih. Orang-orang tersebut mulai menduduki kabinet yang pertama dan melaksanakan kebijakan Apartheid (pemisahan berdasarkan ras). d. Interpretasi (Analisis Data) Interpretasi adalah langkah yang dilakukan penulis dalam menafsirkan fakta-fakta yang telah diuji dan penganalisaan sumber untuk menghasilkan suatu rangkaian peristiwa yang telah teruji kebenarannya. Adapun tujuan dari interpretasi adalah untuk mengurangi unsur subyektifitas yang ada dalam penulisan sejarah. Dalam interpretasi terdapat dua kegiatan pokok yaitu analisis (menguraikan) dan sintesis (menyatukan) data atau fakta-fakta yang telah terkumpul35. Dengan kata lain interpretasi merupakan penafsiran terhadap fakta-fakta yang telah teruji kebenarannya dengan cara menguraikan data-data atau fakta-fakta dan menyatukan fakta yang satu dengan fakta yang lainnya. Contoh dari interpretasi (analisis data) ini adalah pada bab II tentang Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Nelson Mandela menentang Politik Apartheid di Afrika Selatan. Dalam mengkaji masalah ini maka penulis harus melakukan analisis atau penafsiran dari sumber-sumber yang digunakan oleh penulis. Hal ini dikarenakan dalam sumber-sumber tersebut tidak ada yang menjelaskan secara jelas Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Nelson Mandela menentang Politik Apartheid di Afrika Selatan. Sehingga dari sana penulis melakukan analisis data yaitu dengan mencoba mencari keterkaitan antara data-data yang diperoleh penulis dari penjelasan dalam 35 (40)sumber-sumber tersebut. Hal ini akan membuat tulisan ini menjadi lebih objektif dan menarik. e. Historiografi (Penulisan) Kegiatan terakhir dari penelitian sejarah adalah historiografi. Historiografi merupakan suatu proses merangkaikan fakt-fakta berikut maknanya secara kronologis/diakronis dan sistematis, menjadi tulisan sejarah sebagai kisah. Kedua sifat uraian itu harus benar-benar tampak, karena kedua hal itu merupakan bagian dari ciri karya sejarah ilmiah, sekaligus ciri sejarah sebagai ilmu. Penyajian penelitian dalam bentuk tulisan mempunyai 3 bagian 36: 1. Pengantar Dalam pengantar atau pendahuluan ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode dan pendekatan penelitian dan sistematika penulisan. 2. Hasil penelitian Dalam hasil penelitian inilah ditunjukkan kebolehan penulis dalam melakukan penelitian dan penyajian. Profesionalisme penulis tampak dalam pertanggungjawaban. Tanggungjawab itu terletak dalam catatan dan lampiran. Setiap fakta yang ditulis harus disertai data yang mendukung. 3. Simpulan Dalam simpulan ini dikemukakan generalisasi dari yang telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya dan signifikasi sosial. Dalam generalisasi itu akan nampak 36 (41)apakah penelitian ini dilanjutkan, diterima, diberi catatan, atau ditolak generalisasi yang sudah ada. 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan historis, politik dan sosial. pendekatan menjadi penting sebab dari pendekatan yang mengambil sudut pandang tertentu akan menghasilkan kejadian tertentu.37 Pendekatan pasti digunakan dalam oleh seseorang yang ingin menulis tentang masa lampau. Adapun alasan penulis menggunakan pendekatan-pendekatan tersebut ialah a. Pendekatan historis ini digunakan untuk menganalisis sejarah diterapkannya Apartheid di Afrika Selatan dan hal ini yang menjadi faktor Nelson Mandela berjuang untuk menghapuskan Apartheid di Afrika Selatan tersebut. b. Pendekatan politik digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan sistim pemerintahan di Afrika Selatan yang pada waktu itu terdapat perbedaan dalam pemerintahan antara golongan kulit putih dengan golongan kulit hitam. Dimana yang kaum kulit hitam tidak diperkenankan ikut dalam urusan kepemerintahan, dan hanya kaum kulit putih yang memegang kendali pemerintahan. c. Pendekatan sosial digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan kesenjangan sosial antara kulit putih dan kulit hitam yang menjadi salah satu faktor menentang politik Apartheid serta dampak dari penghapusan Apartheid bagi rakyat Afrika Selatan. 37 (42)H. Sistematika Penulisan Skripsi dengan judul “Perjuangan Nelson Mandela dalam menentang Politik Apartheid di Afrika Selatan” memiliki sistematika penulisan sebagai berikut: a. Bab I : Berupa pendahuluan, memuat latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika penulisan. b. Bab II : Membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Nelson Mandela menentang politik Apartheid di Afrika Selatan c. Bab III : Membahas tentang bentuk-bentuk perjuangan Nelson Mandela dalam menentang politik Apartheid di Afrika Selatan. d. Bab IV : Membahas tentang dampak dari perjuangan Nelson Mandela dalam menentang politik Apartheid di Afrika Selatan. (43)BAB II FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NELSON MANDELA MENENTANG POLITIK APARTHEID DI AFRIKA SELATAN Afrika Selatan merupakan suatu negara yang kaya akan hasil bumi (seperti emas, intan, tembaga, batubara dan sebagainya) oleh sebab itu banyak negara yang berlomba-lomba untuk mendapatkan wilayah tersebut. Selain hasil bumi yang melimpah, Afrika Selatan juga merupakan suatu negara yang multiras dan multietnik, artinya yang menjadi penduduk Afrika Selatan tidak hanya orang-orang kulit hitam saja melainkan banyak dari dari keturunan Eropa maupun Asia. Di negara ini terdapat empat kelompok ras utama diantaranya yaitu: kulit hitam, kulit putih, kulit berwarna (berdarah campuran antara Afrika dan bangsa lain), dan juga Asia. Adapun etnik pada kulit hitam antara lain terdiri dari etnik Zulu, Xhosa, Sotho Utara, Tsawana, Sotho Selatan, Tsonga, Venda, dan ndebele38. Populasi Afrika Selatan diperkirakan mencapai 33.040.000. Populasi ini mencakup orang-orang kulit hitam (70%), kulit putih (17%) dan kulit berwarna atau campuran (10%) serta keturunan Asia (3%). Bahasa yang biasa digunakan adalah bahasa Inggris dan Afrikaans (keduanya bahasa resmi), Zulu, Xhosa, Sotho, Tswana dan dialek-dialek lain39. Afrika Selatan Pada tahun 1948 memasuki babak baru dalam sejarah yaitu mulai diterapkannya rasialisme atau yang disebut juga dengan politik Apartheid oleh 38 Fuad Hassan, Ensiklopedi Umum, Jakarta, PT Ikhtiar Baru Van hoeve, 2005, hlm 32. 39 http://huripedia.id-hrdocs.org/index.php?title=AFRIKA_SELATAN diakses tanggal 20 Februari 2010. (44)pemerintahan minoritas orang kulit putih yang diperuntukkan bagi orang-orang kulit hitam di Afrika Selatan. Semua ini bermula ketika diadakan pemilu tahun 1948, dimana dalam pemilu tersebut hanya diikuti oleh kaum kulit putih saja sedangkan kaum kulit hitam tidak diberi hak untuk mengikuti pemilu. Pemilu tahun 1948 tersebut pada akhirnya dimenangkan oleh Dr. Daniel Francois Malan yang berasal dari sebuah Partai Nasional dengan program Politik Apartheid (diskriminasi rasial). Program yang dipakai oleh Dr. Daniel Francois Malan tersebut ternyata mendapatkan dukungan dari orang-orang kulit putih yang ingin mempertahankan kemurnian rasnya di Afrika Selatan. Sejak Dr. Daniel Francois Malan memenangkan pemilu tersebut kemudian muncul bermacam-macam undang-undang yang tidak berpihak pada kaum kulit hitam, puncaknya yaitu ketika Partai Nasional mulai berkuasa dan kemudian meresmikan Undang-Undang yang sangat kental dengan diskriminasi rasialnya40. Semua Undang-Undang tersebut bertujuan untuk memisahkan ras kulit putih dengan ras kulit hitam. Dalam bab II ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Nelson Mandela menentang politik Apartheid di Afrika Selatan. Faktor-faktor tersebut diantaranya yaitu faktor ekonomi, faktor sosial dan faktor politik. A. Faktor Ekonomi Afrika Selatan merupakan suatu wilayah yang kaya akan bahan tambang, seperti emas dan perak oleh sebab itu kaum kulit putih berusaha untuk mendominasi 40 (45)perekonomian di daerah tersebut. Dalam bidang ekonomi ini kaum kulit hitam tidak memiliki keluasan untuk bekerja, artinya ruang gerak mereka dibatasi sedangkan orang-orang kulit putih mendominasi perekonomian di Afrika Selatan. Penduduk kulit hitam yang merupakan 71% penduduk asli Afrika Selatan hanya mendapatkan sekitar 13% wilayah negara, dan bagian kulit hitam ini tidak memiliki kekayaan alam maupun industri. Sedangkan kaum minoritas kulit putih yang merupakan 16,75% penduduk menguasai 87,1% tanah di Afrika Selatan, termasuk di semua kota besar, pusat industri, pertambangan, pelabuhan dan tanah-tanah pertanian yang paling baik di Afrika Selatan41. Dalam rangka pelaksanaan politik Apartheid, Pemerintah Afrika Selatan secara berangsur-angsur mengurangi jumlah penduduk kulit hitam di daerah kulit putih. Mereka yang berkulit hitam dipindahkan ke wilayah yang sudah ditetapkan oleh orang-orang kulit putih dan wilayah itu disebut dengan negeri-negeri Bantu (Negeri-negeri Bantu merupakan sebuah kampung halaman orang-orang kulit hitam yang diciptakan oleh pemerintah, tujuannya yaitu untuk memisahkan tempat tinggal antara orang kulit hitam dan orang kulit putih). Banyak pedesaan-pedesaan yang diubah menjadi kota-kota dan didirikan pabrik-pabrik, dengan munculnya pabrik-pabrik ini mengakibatkan adanya kelas buruh dan kelas majikan. Kelas buruh tersebut terdiri dari kelas buruh yang terdidik dan juga kelas buruh yang tidak terdidik42. Kelas buruh terdidik terdiri dari orang-orang kulit putih sedangkan kelas buruh tidak terdidik hampir seluruhnya terdiri dari 41 Kirdi Dipoyudo, Afrika Dalam Pergolakan II, Jakarta,Yayasan Proklamasi, 1983, hlm 75. 42 (46)orang-orang kulit hitam. Orang-orang kulit hitam tidak diberi kesempatan untuk mendapatkan pendidikan guna mengembangkan ketrampilan yang dimilikinya. Dengan didirikan pabrik-pabrik oleh orang kulit putih tersebut maka akan selalu membutuhkan tenaga kerja dari orang kulit hitam. Pada tahun 1970 sekitar 300.000 orang tenaga kerja kulit hitam yang tinggal di negeri-negeri Bantu setiap hari pulang pergi untuk bekerja di daerah kulit putih43. Pada tahun 1988 di temukan emas dalam jumlah yang sangat besar tepat berada di jantung Repubik Afrika Selatan yang merupakan salah satu dari beberapa republik yang dibentuk oleh orang Boer setelah menundukkan penduduk pribumi kulit hitam. Dengan penemuan emas dalam jumlah yang sangat besar tersebut maka banyak pekerja yang diperlukan untuk menggali lubang dan terowongan makin ke dalam agar dapat mencapai lapisan emas tersebut. Lalu orang-orang kulit putih mulai menetapkan pola kerja baru yakni: orang-orang kulit putih melakukan pekerjaan yang terampil artinya pekerjaan tersebut tidak terlalu membuang banyak tenaga dan juga dengan bayaran yang tinggi sedangkan untuk orang-orang kulit hitam melakukan pekerjaan yang kasar sebab mereka tidak mendapatkan pendidikan untuk mengembangkan ketrampilan yang mereka miliki, oleh sebab itu mereka hanya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian. Akibatnya mereka memperoleh upah yang sangat rendah bila dibandingkan dengan upah yang diterima oleh orang kulit putih, keadaan seperti inilah yang mengakibatkan tidak ada kemajuan dalam bidang ekonomi bagi penduduk Afrika Selatan. Perkembangan 43 (47)industri dan pertambangan di Afrika Selatan membawa perubahan dalam kebutuhan hidup. Sementara itu kondisi penghidupan rakyat terus menerus bertambah susah, sedangkan daya beli rakyat selalu menurun dan biaya hidup semakin mahal. Mereka tidak mampu membeli makanan, perumahan dan perawatan kesehatan yang memadahi. Mereka tidak diberi hak untuk hidup dengan aman tentram44. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kekayaan alam yang dimiliki oleh Afrika Selatan mendorong orang-orang kulit putih untuk datang dan menguasai ke wilayah tersebut. Ketika orang-orang kulit putih mulai berkuasa maka mereka segera menerapkan politik diskriminasi tujuannya yaitu untuk memisahkan antara kulit hitam dan kulit putih dan juga untuk menguasai hasil alam yang dimiliki oleh Afrika Selatan. Pemerintah kulit putih tidak ingin hasil alam yang dimiliki oleh Afrika Selatan dikelola oleh kelompok lain kecuali oleh ras kulit putih, oleh sebab itu mereka mulai menerapkan Apartheid pada bidang perekonomian. Pemerintah kulit putih mulai menciptakan kelas buruh dan kelas majikan, dimana kelas buruh tersebut dibagi menjadi kelas buruh terdidik dan kelas buruh tidah terdidik. Dengan kata lain orang kulit hitam dipekerjakan sebagai buruh dengan mendapatkan upah yang rendah dan mereka hanya bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang kasar, sebab orang kulit hitam tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan yang dimiliki. Hal inilah yang akhirnya membuat keadaan ekonomi kulit hitam menjadi semakin buruk. 44 Nelson Mandela, Nelson Mandela Langkah Menuju Kebebasan, Surat-surat dari bawah Tanah (48)B. Faktor Sosial Setiap orang yang terlahir dan tinggal di Afrika Selatan serta mempunyai warna kulit hitam, maka secara langsung mereka sudah mendapatkan perlakuan diskriminasi. Hal ini terlihat dimana seorang bayi Afrika dilahirkan di Rumah Khusus Afrika, dibawa pulang naik bus Khusus Afrika dan tinggal di daerah Khusus Afrika. Guna memperkuat kedudukan orang kulit putih di Afrika Selatan, maka mereka segera mengadopsi serangkaian Undang-Undang yang memungkinkan pemisahan sepenuhnya antar kelompok ras dalam setiap langkah kehidupan, secara sistematis memangkas hak asasi manusia dan kebebasan dasar dari seluruh non-kulit putih. Jutaan non-kulit putih, termasuk orang India, Pakistan dan kelompok kulit hitam, terpaksa keluar dari wilayah “putih” untuk masuk bagian-bagian tersegregasi dalam berbagai kota di Afrika Selatan45. Pemisahan warna kulit putih dan kulit hitam juga diberlakukan terhadap beberapa fasilitas umum, diantaranya seperti46: 1. Gedung-gedung umum Gedung-gedung umum tersebut seperti gedung pertunjukkan dan bioskop, dimana gedung-gedung tersebut tertutup bagi mereka yang tidak memiliki warna kulit putih, orang-orang kulit hitam dilarang memasuki gedung-gedung tersebut. Jika kedapatan mengunjungi gedung tersebut maka akan ditangkap dan membayar denda. 2. Transportasi umum 45 http://huripedia.id-hrdocs.org/index.php?title=AFRIKA_SELATAN 20 Februari 2010. 46 (49)Semua kendaraan yang ada di Afrika Selatan di bagi menjadi dua yaitu untuk orang kulit hitam dan juga untuk orang kulit putih. Orang kulit hitam tidak memiliki keluasan untuk memilih tranpostasi yang akan mereka gunakan, sebab segalanya sudah ditentukan oleh pemerintah. kaum kulit hitam hanya diperbolehkan menumpangi bus-bus maupun kereta-kereta yang sudah ditentukan oleh pemerintah tersebut47. 3. Taman-taman Tidak semua taman-taman dikota dapat dikunjungi oleh orang kulit hitam, Taman kota dinyatakan tertutup bagi mereka yang tidak memiliki warna kulit putih. Jika mereka ketahuan berada di taman-taman yang dilarang tersebut, maka mereka akan ditangkap oleh polisi dan dikenakan hukuman. 4. Pantai-pantai Pantai-pantai ditepi laut juga mengalami segregasi, dimana pantai yang terbaik dan paling aman disediakan bagi orang kulit putih dan orang kulit hitam dilarang untuk mengunjungi pantai-pantai tersebut. Orang kulit kulit hitam hanya boleh mengunjugi pantai-pantai tertentu saja yang umumnya tidak disukai oleh orang kulit putih. 5. Rumah Sakit Rumah sakit antara orang kulit putih dan orang kulit hitam pun berbeda, dan dengan kualitas dokter yang berbeda pula. Kemiskinan yang dialami oleh orang-orang kulit hitam, mengakibatkan bermunculan berbagai penyakin yang dirasakan 47 (50)oleh orang kulit hitam akan tetapi sarana Rumah sakit dan tenaga medis sangat terbatas selain itu umumnya mereka tidak memiliki uang yang banyak untuk berobat. Sehingga banyak orang kulit hitam yang sakit dan tidak ditangani oleh dokter akibatnya banyak diantara mereka yang meninggal. 6. Gereja-gereja Segregasi juga diberlakukan dalam gereja, dimana gereja juga dipisahkan berdasarkan warna kulit. Ada gereja yang khusus orang kulit putih dan ada juga gereja khusus orang kulit hitam dan dipimpin oleh pendeta yang sama dengan warna kulit mereka. Orang-orang kulit putih beranggapan bahwa mereka adalah orang-orang pilihan Tuhan dan tugas mereka adalah menyingkirkan orang-orang yang bukan pilihan Tuhan (dalam hal ini yaitu orang-orang kulit hitam). Hal inilah yang kemudian mendorong mereka untuk menciptakan pemisahan dalam gereja karena mereka tidak mau bergabung dengan orang-orang kulit hitam. 7. Sekolah-Sekolah dan Perguruan Tinggi Pendidikan untuk anak-anak dari berbagai ras di Afrika Selatan diselenggarakan dalam sekolah-sekolah yang terpisah dan dengan kualitas guru yang berbeda pula. Pendidikan di sekolah dasar dan menengah serta sekolah guru untuk anak-anak kulit putih dikelola oleh Propinsi. Departemen pendidikan menangani sekolah-sekolah kejuruan lainnya serta Universitas. Khusus untuk orang kulit putih terdapat 4 Universitas berbahasa Inggris, 5 Universitas berbahasa Afrikaans, dan 1 Universitas yang memakai kedua bahasa tersebut. Untuk kelompok non kulit-putih terdapat 4 (51)universitas untuk orang Asia. Wajib belajar secara Cuma-Cuma dikenakan bagi anak-anak kulit putih yang berumur dari 7-16 tahun, sedangkan untuk anak-anak-anak-anak dari kulit hitam tidak ada wajib belajar dan pendidikan cuma-cuma. Salah satu masalah yang terdapat pada pendidikan di negeri ini yaitu kekurangan guru serta fasilitas gedung sekolah48. Ruang gerak kaum kulit hitam sangat terbatas berbeda dengan kaum kulit putih yang mempunyai ruang gerak sangat luas. Kaum kulit putih bebas melakukan apapun yang mereka inginkan sedangkan kaum kulit hitam dibatasi dengan berbagai peraturan yang ada. Selain itu juga pemerintah mulai menerapkan beberapa Undang-Undang yang ditujukan bagi penduduk kulit hitam, Undang-Undang-Undang-Undang tersebut bertujuan untuk mempersempit ruang gerak kaum kulit hitam. Undang-undang tersebut diantaranya yaitu: a) Undang-Undang Pendaftaran Penduduk (The Population Registration Act 1950) Undang-Undang Pendaftaran Penduduk ini mulai diberlakukan pada tahun 1950. Undang-Undang ini gunakan untuk mengelompokkan penduduk kedalam kolompok-kelompok berdasarkan rasnya mulai dari orang yang memiliki kulit putih sampai dengan orang yang memiliki warna kulit berwarna, di mana di Afrika Selatan terdapat empat ras kelompok masyarakat yakni: orang kulit hitam, orang kulit putih, campuran dan Asia (India, China, dan Melayu)49. Tujuan dari pengelompokkan ini yaitu agar 48 Esiklopedi Indonesia Seri Geografi Afrika, Jakarta, PT Intermasa, 1990. Hlm 28. 49 (52)tidak terjadi percampuran penduduk, oleh karena itu mereka dikelompokkan berdasarkan warna kulit yang dimilikinya. Jika sebelumnya hal ini belum diatur secara resmi, maka kini ras menjadi faktor utama dalam masyarakat Afrika Selatan. Karena telah terjadi percampuran selama ratusan tahun, maka tidak semua orang memiliki ras yang jelas. Oleh karena itu untuk menangani masalah ini maka dibentuklah ” Dewan Penggolongan Ras”, dewan ini dibentuk untuk menangani kasus percampuran ras tersebut. Selama beberapa tahun dewan ini menggunakan cara yang aneh untuk dapat membedakan ras yang dimiliki seseorang, cara tersebut yaitu dengan menggunakan sebuah sisir yang ditusukkan menembus rambut orang yang diperiksa tersebut tujuannya yaitu untuk menentukan seberapa ”kriting” rambut orang tersebut. Semakin kriting rambut orang tersebut maka makin ”berwarna” pula kulitnya. Seperti itulah anggapan para dewan tersebut. Selain itu juga kuku jari juga diperiksa karena dipercaya dapat memperlihatkan seberapa ”berwarnanya” kulit seseorang. Pemeriksaan ras ini juga didasarkan pada penampilan fisik seseorang, persahabatan, dan kerja50. Berbagai tes yang wajib dan tidak berdasar ilmiah yang memisahkan hitam dari campuran dan campuran putih sering menghasilkan kasus tragis ketika anggota keluarga yang sama diklafisikasikan secara berbeda, semua didasarkan apakah anak-anak mempunyai warna lebih gelap atau lebih terang. Tempat seseorang akan diizinkan tinggal atau bekerja bisa ditentukan oleh perbedaan menggelikan seperti 50 (53)warna rambut seseorang atau ukuran bibirnya51. Dengan dilakukan tes-tes tersebut, maka banyak anggota-anggota keluarga yang terpecah mereka terpisah dari keluarga-keluarganya aslinya. Misalnya saja ketika hasil dari tes yang dilakukan menunjukkan bahwa ia bukan termasuk dari ras kulit hitam, padahal yang sebenarnya ia merupakan keturunan dari ras kulit hitam. b) Undang-Undang Area Kelompok (Group Areans Act 1950) Undang-Undang Area Kelompok adalah suatu Undang-Undang yang mengatur pemisahan tempat tinggal orang-orang kulit putih dan orang-orang kulit hitam. Di mana yang diperkenankan untuk tinggal di perkotaan hanya orang-orang kulit putih, sedangkan orang-orang kulit hitam tinggal di daerah pedesaan yang kumuh. Undang-Undang Area kelompok ini membagi setiap meter ke dalam wilayah pemukiman dan bisnis yang berbeda; orang yang berasal dari ras tertentu hanya dapat tinggal atau melakukan bisnis di daerah tertentu pula. Dengan demikian orang-orang kulit putih mengambil tanah yang terbaik bagi mereka, sementara orang kulit hitam, kulit berwarna dan Asia diperintahkan untuk menempati daerah lain. Dengan cara ini lebih dari tiga setengah juta orang harus meninggalkan rumah, tanah dan toko milik mereka sendiri, polisi-polisi juga disiapkan untuk menangani mereka yang membangkang peraturan52. 51 Nelson Mandela, Perjalanan Panjang Menuju Kebebasan, Otobiografi Nelson Mandela (terjemahan), Jakarta, Bina Rupa Aksara. 1995. hlm 121-122. 52 (54)Undang-Undang Area Kelompok ini membatasi ruang gerak kaum kulit hitam dan dibawah peraturan perundang-undangan ini, setiap kelompok rasial hanya bisa memiliki tanah, tinggal dan bergadang didaerahnya sendiri. Orang Afrika hanya boleh tinggal didaerah Afrika. Dengan demikian mereka yang berkulit hitam tidak memiliki keluasan dalam mengembangkan usahanya. Jika orang kulit putih menginginkan tanah atau rumah kelompok lainnya, mereka dengan mudah menyatakan tanah tersebut sebagai milik putih dan mengambilnya. Undang-Undang Area Kelompok ini mengawali pengusuran paksa karena para pemilik tanah berkulit putih di sekitarnya tidak ingin orang Afrika tinggal di dekat mereka atau hanya karena mereka ingin mendapatkan tanah tersebut53. Kota-kota dibagi dalam kotak-kotak yang nantinya akan ditempati oleh orang-orang yang sudah dibagi berdasarkan ras yang mereka miliki. c) Undang-Undang Pas jalan/kartu Tanda Pengenal (Pass Law Act 1952) Undang-Undang Pas Jalan/Kartu Tanda Pengenal diterapkan di Afrika Selatan dan Undang-undang ini diperuntukkan bagi masyarakat Afrika Selatan yang sudah berumur diatas 16 tahun baik pria maupun wanita. Passbook54 (Pas Jalan) dalam hal ini merupakan sebuah buku kecil atau Kartu Identitas yang bentuknya seperti paspor, di dalamnya terdapat foto pemiliknya beserta keterangan-keterangan tentang kelahiran si pemilik passbook, keterangan dimana pemiliknya diijinkan tinggal serta 53 Nelson Mandela, Perjalanan Panjang Menuju Kebebasan, Otobiografi Nelson Mandela (terjemahan), Jakarta, Bina Rupa Aksara, 1995, hlm 122. 54 (55)dimana pemilik tersebut bekerja55. Undang-Undang Pas Jalan yang mewajibkan setiap kaum kulit hitam untuk memiliki dan membawa Pas Jalan/ Passbook kemana pun mereka pergi. Petugas sewaktu-waktu akan mengadakan pemeriksaan terhadap Passbook, jika dalam pemeriksaan tersebut petugas menemukan mereka tidak sedang membawa Passbook maka orang tersebut akan ditangkap dan dihukum. Berbeda dengan orang kulit putih mereka tidak perlu membawa Passbook kemanapun mereka pergi. Sebab Undang-Undang Pass jalan ini hanya diwajibkan untuk kaun kulit hitam. Dengan adanya Undang-Undang ini membuat ruang gerak kaum kulit hitam semakin sulit, terutama untuk bisa memasuki perkotaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan dari diterapkannya Undang-Undang ini yaitu untuk memudahkan pengendalian terhadap orang kulit hitam, serta memudahkan dalam mengangani kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh orang kulit hitam. Diskriminasi yang diterima oleh setiap orang kulit hitam di Afrika Selatan termasuk Nelson Mandela yang dari sejak ia dilahirkan, dimasa kependidikannya dan juga didalam kehidupannya sehari-hari membuatnya semakin tergugah untuk menghapuskan Apartheid di Afrika Selatan tersebut. Nelson Mandela telah mengalami diskriminasi rasial dari sejak ia masih kecil. Misalnya saja ketika ia mulai masuk sekolah dasar pada saat Ia berusia 7 tahun yaitu di Heald Town methodist Boarding School56, yang semua muridnya kebanyakan berkulit putih. Pada hari pertama Nelson Mandela masuk sekolah, gurunya yang bernama nona Mdingane 55 .Tim Naras, Heroes of Freedom and Humanity kisah kebebasan dan kemanusiaan, Yogyakarta, Narasi, 2006, hlm 127. 56 |