Meskipun sudah sering terserang flu kita masih dapat terserang lagi hal ini kemungkinan disebabkan

Home Lifestyle Berita Lifestyle

Jakarta, CNBC Indonesia - Para ilmuwan menemukan bukti bahwa sebagian kecil penduduk di dunia memiliki antibodi untuk melawan Covid-19 sejak awal. Antibodi itu terbentuk karena mereka sering terserang flu biasa yang disebabkan oleh virus terkait, bukan karena sudah terinfeksi Covid-19.

Mereka menemukan orang-orang yang lebih kebal corona ini ketika menguji sampel darah yang dikumpulkan dari orang dewasa dan anak-anak di Inggris pada Desember 2019, sebelum pandemi Covid-19 menginfeksi dunia. 

Peneliti kemudian mengambil sampel lagi pada awal pandemi pada orang-orang yang dites negatif SARS-CoV-2. Sampel tersebut kemudian dibandingkan dengan orang yang telah dikonfirmasi positif Covid-19.

"Hasil dari beberapa tes independen menunjukkan adanya antibodi yang sudah terbentuk sebelumnya yang mengenali SARS-CoV-2 pada individu yang tidak terinfeksi," tulis para peneliti, seperti dikutip dari Gizmodo, Jumat (13/11/2020).

Antibodi yang ditemukan pada orang yang tidak terinfeksi jelas berbeda dari yang ada pada pasien covid-19. Hampir semuanya adalah IgG, yakni antibodi paling umum yang dibuat oleh sistem kekebalan. Antibodi ini juga hanya ditemukan pada sebagian kecil orang dewasa. Sampel yang diambil dari 302 orang dewasa menunjukkan bahwa hanya 16 orang (5,26%) yang membawa antibodi ini.

Namun, kondisi itu tidak berlaku untuk anak-anak. Para peneliti menemukan bahwa pada anak-anak usia 1 hingga 16 tahun, ada 44% dari sampel yang memiliki antibodi tersebut.

Penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Science ini tampaknya yang pertama menemukan antibodi reaktif silang pada manusia. Namun penelitian lain telah menunjukkan bahwa beberapa orang juga membawa T-cell, bagian penting lain dari sistem kekebalan, yang dibawa dari infeksi flu biasa sebelumnya yang dapat merespons SARS-CoV-2.

"Kami masih belum tahu pasti soal kekebalan tubuh ini, meskipun sejumlah kelompok menunjukkan reaktivitas silang. Epidemiologi menunjukkan bahwa reaktivitas silang tidak mungkin mencegah infeksi atau penyebaran," ujar penulis utama Kevin Ng, seorang mahasiswa PhD di Francis Crick Institute di London.

"Kami sedang bekerja untuk mencari tahu mengapa beberapa orang membuat antibodi reaktif silang dan beberapa tidak," kata Ng. "Jika kita dapat mengetahuinya, kita dapat menggunakan informasi itu dalam vaksin untuk merangsang respons kekebalan yang secara teoritis menargetkan semua virus corona."


(hsy/hsy)

Meskipun sudah sering terserang flu kita masih dapat terserang lagi hal ini kemungkinan disebabkan

Meskipun sudah sering terserang flu kita masih dapat terserang lagi hal ini kemungkinan disebabkan
Lihat Foto

shutterstock

Ilustrasi sakit

KOMPAS.com - Ketika musim hujan tiba, tubuh kita seringkali lebih mudah terserang flu. Sehingga kita cenderung lebih ‘menjaga diri’, mulai dari mengenakan sweater yang menghangatkan tubuh hingga minum berbagai vitamin demi meningkatkan system kekebalan.

Namun, menurut David Cutler, MD, dokter pengobatan keluarga di Pusat Kesehatan Providence Saint John di Santa Monica, California, sebenarnya bukan cuaca dingin yang membuat orang terkena flu.

Flu termasuk penyakit pernapasan dan disebabkan oleh virus - penyakit ini menyebar melalui tetesan kuman atau droplet yang dikeluarkan orang sakit saat mereka batuk, bersin, dan berbicara.

Baca juga: 6 Cara Efektif Mencegah Flu di Tengah Pandemi Covid-19

Anda bisa tertular flu dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus, seperti tangan seseorang atau gagang pintu.

Meski demikian, bukan berarti tidak ada hubungan sama sekali antara cuaca di luar dan sakit flu.

"Cuaca dingin memang seringkali dikaitkan dengan peningkatan kasus flu dan pilek," ujar Michael Huang, MD, direktur medis nasional untuk Marathon Health.

Melnsir Live Strong, dr. Huang mengatakan, suhu yang lebih dingin tidak hanya dapat menciptakan kondisi yang ramah terhadap virus, tetapi cuaca dingin juga dapat membuat kita lebih rentan untuk tertular.

Berikut adalah beberapa faktor yang bisa menjelaskan mengapa flu seakan menjadi bagian dari musim hujan atau musim dingin.

1. Virus Berkembang dalam Cuaca Dingin

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), musim flu biasanya terjadi pada Oktober hingga mei, dengan pundak kasus flu pada Februari.

Menurut sebuah studi Januari 2019 di Scientific Reports, yang membandingkan data meteorologi dari Skotlandia dengan penularan virus, bukan hanya virus influenza yang memiliki aspek musiman.

Rhinovirus (virus yang menyebabkan flu biasa) juga ada sepanjang tahun, puncaknya terjadi pada bulan Maret.

Selain menjadi lebih umum di musim dingin, Dr. Huang berkata, virus lebih mungkin berkembang dalam cuaca dingin.

"Mereka berkembang biak lebih baik, mereka hidup lebih lama dan mereka mungkin tetap bersirkulasi lebih lama di udara," katanya.

Baca juga: Tak Yakin Kena Corona? Ini Beda Gejala Covid-19 dengan Flu dan Alergi

Flu merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang dapat menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Flu atau influenza ini sangat umum terjadi di musim pancaroba. Penyakit ini sangat mudah menular ke orang lain, terutama ketika 3–4 hari pertama setelah pengidapnya terinfeksi virus flu,

Gejala-gejala flu yang biasa dirasakan pengidapnya adalah demam, sakit kepala, batuk-batuk, pegal-pegal, kehilangan nafsu makan, serta sakit tenggorokan. Gejala flu akan bertambah parah selama 2–4 hari sebelum akhirnya membaik dan sembuh.

Flu dan pilek adalah dua kondisi yang berbeda. Pilek umumnya muncul secara bertahap dengan gejala yang lebih ringan, sehingga tidak terlalu berdampak pada rutinitas pengidapnya. Sedangkan flu tak seperti itu, penyakit ini cenderung menyebabkan gejala yang lebih berat, sehingga bisa mengganggu aktivitas pengidapnya. Di samping itu, masa inkubasi flu juga lebih singkat.

Penyebab Flu

Virus influenza menyebar melalui udara dalam tetesan atau percikan liur (droplet) ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara. Kamu dapat menghirup tetesannya secara langsung, atau mendapatkan virus saat memegang benda tertentu, dan kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut.

Orang yang terinfeksi virus kemungkinan dapat menularkan virusnya sejak sekitar satu hari sebelum gejala muncul, sampai sekitar lima hari setelah gejala muncul. Anak-anak dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah mungkin akan menularkannya dalam waktu yang sedikit lebih lama.

Virus influenza terus bermutasi, dengan jenis baru yang muncul secara teratur. Jika kamu pernah mengalami influenza sebelumnya, tubuh telah membuat antibodi untuk melawan jenis virus influenza tertentu. Jika virus influenza di masa depan serupa dengan yang kamu temui sebelumnya (baik dengan penyakit atau vaksinasi), antibodi dapat mencegah infeksi atau mengurangi keparahan gejala. Namun, tingkat antibodi dapat menurun seiring berjalan waktu. 

Faktor Risiko Flu

Meski flu bisa menyerang semua orang, tetapi ada beberapa orang yang cukup rentan terserang virus flu. Contohnya:

  • Memiliki sistem imun yang lemah.
  • Hamil atau baru melahirkan.
  • Balita dan lansia.
  • Mengidap kondisi medis tertentu, seperti diabetes, asma, penyakit jantung, atau obesitas.
  • Bekerja atau tinggal di fasilitas umum.
  • Tubuh dalam kondisi yang tidak fit atau kurang beristirahat.

Cara Penularan Flu

Flu adalah penyakit yang sangat menular dan dapat menyebar dengan cepat di mana pun. Penyakit ini dapat ditularkan oleh seseorang sejak sehari sebelum gejala timbul hingga 5 sampai 7 hari setelah mengalami sakit.

Setelah terkena virus, pengidapnya mulai menunjukkan gejala dalam 1 hingga 4 hari. Kamu juga dapat menularkan virus ini pada orang lain bahkan sebelum sadar jika telah mengidapnya. Penularan flu umumnya ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui droplet ketika pengidapnya berbicara, batuk, atau bersin. Di samping itu, ada pula beberapa cara penularan lainnya, yaitu: 

  • Jabat tangan dengan pengidapnya, kemudian menyentuh mata, mulut, atau hidung setelahnya.
  • Menyentuh permukaan atau benda yang telah terkontaminasi virus.
  • Berbagi peralatan minum atau makan dengan pengidapnya.
  • Kontak dengan hewan yang telah terkontaminasi.

Gejala Flu

Gejala dari flu dapat muncul dengan cepat pasca virus masuk ke dalam tubuh hingga butuh waktu beberapa hari. Ketika flu menyerang seseorang, maka pengidapnya akan mengalami beberapa keluhan. Awalnya seseorang yang mengidap penyakit ini adalah sakit tenggorokan, bersin, dan pilek, hingga merasakan nyeri di beberapa bagian badan bahkan sekujur tubuh. Bahkan, pengidapnya akan merasa sulit untuk bangun tidur karena badan terasa sakit keseluruhan.

Selain itu, gejala-gejala yang umumnya lainnya yang dapat timbul pada pengidap flu adalah:

  • Pegal-pegal;
  • Batuk kering;
  • Sakit kepala;
  • Sakit tenggorokan;
  • Kehilangan nafsu makan;
  • Tubuh yang menggigil;
  • Berkeringat.

Flu umumnya tidak membutuhkan pemeriksaan ke dokter karena gejalanya dapat membaik setelah mendapatkan perawatan di rumah. Kamu dapat meredakan segala gejala yang dirasakan dengan mengonsumsi obat flu dan pilek yang dijual dengan bebas. Pastikan untuk lebih banyak istirahat dan mengonsumsi lebih banyak cairan. 

Diagnosis Flu

Untuk mendiagnosis flu, ada beberapa hal yang akan dilakukan oleh dokter. Pertama, biasanya dokter akan melakukan wawancara medis seputar keluhan atau gejala yang dialami pasien. Misalnya, gejala seperti hidung tersumbat, bersin, atau suara serak. Di samping itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik (dapat ditemukan demam). Bila diperlukan, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang (tes darah) bila gejala flu sudah berlangsung lebih dari 10 hari.

Komplikasi Flu

Pada umumnya seseorang yang mengidap penyakit ini dapat sembuh tanpa terjadinya komplikasi. Namun, jika tidak ditangani dengan tepat, ada kemungkinan untuk menyebabkan masalah kesehatan lainnya bahkan komplikasi yang berbahaya. Beberapa komplikasi yang disebabkan oleh flu, antara lain:

  • Serangan asma;
  • Gangguan jantung;
  • Infeksi telinga;
  • Pneumonia;
  • Bronkitis.

Jika gejala yang terjadi hilang tapi kembali lagi setelah beberapa hari, mungkin saja kamu mengidap infeksi sekunder. Jika hal tersebut terjadi, ada baiknya untuk memeriksakan diri guna memastikannya. Sebab, jika tidak ditangani dan menimbulkan pneumonia, gangguan ini dapat menjadi ancaman nyawa. 

Pengobatan Flu

Umumnya flu dapat sembuh dengan sendirinya. Langkah pengobatannya adalah istirahat yang cukup, banyak minum, serta menjaga tubuh agar tetap hangat. Disarankan bagi pengidap untuk mengonsumsi obat penurun demam. Obat penurun demam juga dapat mengurangi gejala nyeri dan pegal dari flu. Pengidap tidak dianjurkan mengonsumsi antibiotik karena obat ini berfungsi membunuh bakteri, sedangkan flu disebabkan oleh virus. 

Pencegahan Flu

Seperti penjelasan sebelumnya, flu bisa menyebar melalui bersin atau menyentuh benda yang sudah terkontaminasi virus flu. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya flu, kebersihan harus selalu dijaga. Berikut beberapa hal untuk mencegah penularan flu:

  • Sering mencuci tangan dengan sabun dan air, setidaknya selama 20 detik. Jika tidak ada akses ke air, maka bisa gunakan hand sanitizer.
  • Hindari menyentuh wajah, mata, hidung, dan mulut.
  • Tutupi batuk dan bersin dengan tisu atau siku. Kemudian cuci tangan.
  • Bersihkan permukaan benda apa pun yang sering disentuh secara teratur untuk mencegah penyebaran infeksi. 
  • Hindari keramaian. Karena flu menyebar dengan mudah di mana pun orang berkumpul. Seperti tempat penitipan anak, sekolah, gedung perkantoran, hingga transportasi umum.
  • Hindari siapa saja yang sedang sakit. Jika kamu sakit, sebaiknya tetaplah di rumah setidaknya selama 24 jam setelah demam hilang, sehingga kamu mengurangi kemungkinan menulari orang.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika menunjukkan gejala flu dan berisiko mengalami komplikasi, segeralah tanya dokter  melalui aplikasi Halodoc untuk mendapat penanganan yang tepat. Cukup dengan download aplikasi Halodoc, kamu dapat melakukan Chat atau Voice/Video Call agar lebih mudah untuk berinteraksi. 

Referensi:

National Institutes of Health. Diakses pada 2022. MedlinePlus. Flu. 

Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Diseases and Conditions. Influenza (Flu).

Healthline. Diakses pada 2022. Everything You Need to Know About the Flu.

Healthline. Diakses pada 2022. What Causes the Flu?

Medical News Today. Diakses pada 2022. All you need to know about flu.