Menjaga alam dan lingkungan dimaksudkan untuk menjamin kehidupan masa depan makna masa depan adalah

Kamis, 9 Juni 2016 | 14:00 WIB

Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia atau World Environment Day, Bali Safari & Marine Park mengadakan beragam kegiatan bertemakan lingkungan yang diikuti oleh anak – anak dari panti asuhan Jodie O’shea. Kegiatan ini bertujuan untuk dapat mendorong anak-anak lebih peduli terhadap kelestarian lingkungannya. 

“Menyelamatkan Bumi dapat dimulai dengan cara sederhana seperti menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan pemanfaatan sumber daya alam yang sewajarnya dan dengan bertanggung jawab,” ujar General Manager Bali Safari & Marine Park William Santoso.

Sebagai badan konservasi satwa liar, kelestarian lingkungan merupakan salah satu perhatian besar bagi Bali Safari & Marine Park. Bumi bukan hanya tempat tinggal bagi manusia, namun juga merupakan rumah bagi seluruh makhluk hidup.

Dalam acara ini, peserta diajak untuk melakukan berbagai permainan, melukis tong sampah serta memberikan cap tangan pada kanvas besar bertuliskan Act Now For a Better Future” sebagai bentuk komitmen untuk memulai aksi demi lingkungan hidup.

Sebagai generasi penerus masa depan, anak-anak akan memegang peranan besar dalam hal kelangsungan kelestarian lingkungan hidup. Penting sekali untuk menanamkan pada mereka kesadaran dan kecintaan akan lingkungan agar nantinya mereka dapat lebih bertanggung jawab dalam memanfaatkan lingkungannya.

“Melalui peringatan hari lingkungan hidup ini kami berharap agar seluruh masyarakat, bukan hanya di Bali namun di seluruh dunia, dapat memahami pentingnya menjaga lingkungan demi generasi masa mendatang,”pungkas William.

I Pilihan Ganda

Pilihlah satu jawaban yang benar!

1. Orientasi ruang masyarakat Melayu berdasarkan kepada…a. daratan b. laut dan sungaic. ladang dan kebund. hutan

e. tasik

2. Kehadiran Islam di alam Melayu merupakan pertanda dimulainya babak baru. Islam menjadi sumber bagi adat Melayu.

Pendapat ini dikemukakan oleh…

a. Yusmar Yusuf b. Tenas Effendy c. Soeman Hsd. Mukhtar Samad

e. Hasbullah

3. Berikut ini yang termasuk adat yang dapat berubah suai mengikuti perkembangan zaman meskipun melalui berbagai proses tertentu, kecuali…

a. adat sebenar adat b. adat yang teradatkanc. adat yang diadatkan d. adat istiadat

e. semua benar

4. Tujuan utama orang Melayu memperhatikan dan menjaga alam, kecuali…

a. agar alam tidak rusak b. memastikan kehidupan untuk anak cucunyac. menghindari bencana alamd. untuk memperkaya diri

e. alam adalah simbol marwah

5. Dalam tunjuk ajar Melayu, orang yang memerhatikan dan menjaga alam lingkungan ditempatkan pada posisi…

a. abadi b. patut c. setiad. terpuji

e. istimewa

6. Orang Melayu menitikberatkan motivasi untuk menjaga alam sehingga bagi orang-orang yang telah berhasil menjaga alam akan memperoleh sebutan yang setara dengan pemimpin yakni…

a. amanah b. jujur c. rajind. cerdas

e. bijaksana

7. Manakah yang tidak termasuk ke dalam petuah amanah dalam tunjuk ajar Melayu yang dikemukakan oleh Tenas Effendy…

a. petuah amanah alam lingkunganb. Petuah amanah mendidik dan membela Anakc. petuah amanah pembinaan rumah tangga dan keluarga sejahterad. petuah amanah kesetiakawanan sosial

e. petuah amanah mencari reski kekayaan

8. Dalam ritual menumbai [mengambil madu], lebah diibaratkan oleh juagan sebagai ‘kekasih.’ Makna tersirat dari ‘kekasih’ yang diibarakatn juagan adalah…

a. lebah cantikb. madu lebah manisc. lebah harus disebut demikiand. menghormati lebah sebagai simbol menghargai alam

e. lebah mahluk sensitif

9. Tanda ingat ke anak cucu, merusak hutan hatinya malu

Ungkapan tersebut bermaksud…

a. ingatlah kepada anak cucu b. merusak hutan menjadi kebanggaanc. malu kepada anak cucu d. jangan tamak menjadi orang

e. membuka hutan demi ekonomi 

10. Tanda orang berfikiran [berpikiran, pen.] luas, memanfaatkan hutan ianya awas

Ungkapan tersebut bermakna…a. kehati-hatian menjaga alam b. alam sebagai ilmu pengetahuanc. janganlah menghabiskan hutan d. berpikirlah dalam memanfaatkan hutan

e. memanfaatkan hutan demi keuntungan pribadi

11. Yang bukan termasuk keperluan orang Melayu dalam memanfaatkan alam [hutan] adalah…

a. membangun tempat tinggal b. sebagai tempat berburuc. sebagai ladang untuk bertani d. memperbanyak kebun seluas-luasnya

e. memanfaatkan hutan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi 

12. Tanda ingat kepada Tuhan, Menjaga alam ia utamakan

Makna tunjuk ajar di atas adalah…

a. menjaga alam adalah tanda ketaatan kepada Tuhanb. menjaga alam adalah tanda orang berwibawac. menjaga alam adalah tanda orang patutd. menjaga alam adalah tanda orang kaya

e. menjaga alam adalah tanda orang baik

13. Apa tanda hidup beriman, Tahu menjaga kampung halaman

Makna dari ungkapatan di atas adalah…

a. menjaga kampung halaman  tanda ketaatan kepada Tuhanb. menjaga kampung halaman  tanda orang berwibawac. menjaga kampung halaman  tanda  orang patutd. menjaga kampung halaman  tanda kaya

e. menjaga kampung halaman  tanda  orang baik 

14. Menjaga alam lingkungan dimaksudkan untuk menjamin kehidupan masa depan. Makna masa depan adalah…

a. setelah tua nantib. satu generasic.. generasi ke generasi selanjutnyad. anggota komundal

e. kemampuan ekonomi

15. Mengambil madu di batang sialang di sebut…

a. manumbai b. meramu c. berburud. menjerat

e. memikat

16. Satu bentuk menjaga kelestarian alam adalah dengan menjaga rimba kepungan sialang. Rimba kepungan sialang adalah…

a. rimba yang menjadi tempat keberadaan batang sialangb. rimba tempat berladang dan berkebunc. rimba yang akan menjadi cikal bakal dusun dan kampungd. rimba larangan tempat berburu dan meramu

e. rimba yang menghasilkan berbagai hasil alam seperti rotan, damar, dan buah-buahan

II Esai

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas dan benar!

1. Bagaimana hubungan manusia dengan alam dalam tunjuk ajar Melayu?

2. Jelaskan mengapa dalam tunjuk ajar Melayu menggunakan kata “ingat” untuk ungkapan “tanda ingat kepada Tuhan/menjaga alam diutamakan!

3. Terangkan apa kaitan menjaga alam dalam tunjuk ajar Melayu dengan ajaran Islam!

4. Mengapa sasaran menjaga alam maupun lingkungan hidup dalam tunjuk ajar Melayu adalah untuk menjamin masa depan?

5. Jelaskan kedudukan alam [hutan-tanah] dalam tunjuk ajar Melayu!

III Tugas Individu

Identifikasilah tradisi orang Melayu di daerah tempat tinggalmu dalam pemanfaatan hasil alam. Diskusikan hasil identifikasimu dengan guru dan teman sekelasmu.

IV Tugas Kelompok

Buatlah sebuah kelompok yang beranggotakan 4-5 orang siswa. Susunlah laporan tentang tunjuk ajar Melayu yang terdapat di tempatmu tentang kepatuhan dan dialogik orang Melayu terhadap alam lingkungan.

Sumber:
Taufik Ikram Jamil, Derichard H. Putra, Syaiful Anuar. 2020. Pendidikan Budaya Melayu Riau tingkat SMA/SMK/MA Kelas XI. Pekanbaru: Narawita Swarna Persada

Beranda / Tunjuk Ajar / Alam Lingkungan – Tunjuk Ajar Melayu

“Alam Lingkungan” – Tunjuk Ajar Melayu

Kalau terpelihara alam lingkungan Banyak manfaat dapat dirasakan Ada kayu untuk beramu Ada tumbuhan untuk ramuan Ada hewan untuk buruan Ada getah untuk faedah

Ada buah membawa berkah

Di situ dapat tempat bersandar Di situ dapat membuang lapar

Di situ adat dapat didengar

Makan jangan menghabiskan
Minum jangan mengeringkan

alam lingkungan tam tunjuk ajar tunjuk ajar melayu 2019-09-21

Penggawa

Tags alam lingkungan tam tunjuk ajar tunjuk ajar melayu

  Tunjuk Ajar Melayu Pakaian Batin Pemimpin [7] Kesederhanaan tahu makan sesuap jadi tahu minum ...

Orang melayu tradisional yang hakikatnya hidup sebagai nelayan dan petani amat bersebati dengan alam lingkungannya. Alam bukan saja dijadikan alat mencari nafkah, juga berkaitan dengan kebudayaan dan kepercayaan. Kehidupan mereka amat bergantung dengan alam.

Dalam ungkapan dikatakan:

kalau tidak ada laut, hampalah perut 

bila tak ada hutan, binasalah badan

kalau binasa hutan yang lebat,

rusak lembaga hilanglah adat

Kebenaran ungkapan ini secara jelas dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari mereka. Secara turun temurun mereka hiduo dari hasil laut dan hasil hutan atau mengolah tanah. Mereka memanfaatkan hasil hutan untuk membuat alat dan kelengkapan upacara adat dan tradisi, bangunan, alat dan kelengkapan rumah tangga, alat dan kelengkapan nelayan, alat berburu, bertani, termasuk untuk ramuan obat tradisional.

Menyadari eratnya kaitan antara kehidupan manusia dengan alam, menyebabkan orang melayu berupaya memelihara serta menjaga kelestarian dan keseimbangan alam lingkungannya. Dalam adat istiadat ditetapkan “pantang larang” yang berkaitan dengan pemeliharaan serta pemanfaatan alam, mulai dari hutan, tanah, laut dan selat, tokong dan pulau, suak dan sungai, tasik dan danau, sampai kepada kawasan yang menjadi kampung halaman, dusun, ladang dan kebun.

Ketentuan adat yang mereka pakai memiliki sanksi hukum yang berat terhadap perusak alam. Sebab, bukan saja merusak sumber ekonomi, juga membinasakan sumber berbagai kegiatan budaya, pengobatan, yang amat diperlukan masyarakat.

Dalam adat dikenal beberapa pembagian alam, terutama pembagian hutan tanah. Ada alam yang boleh dimiliki pribadi, ada yang diperuntukkan bagi satu suku dan kaum, ada yang diperuntukkan bagi kerajaan, negeri, masyarakata luas. Hutan dan tanah ditentukan pula pemanfaatannya menurut adat, ada pemanfaatan untuk kepentingan pribadi dan ada pemanfaatan untuk kepentingan bersama. Hal ini tercermin dan hutan yang dilindungi disebut “rimba larangan”, “rimba kepungan”, atau “kepungan sialang”.

Masyarakat melayu mengenal pula hutan tanah yang menjadi milik persukuan atau kaum masyarakat tertentu, lazim disebut “tanah adat”. Pada masa lalu, pemilikan, penguasaan dan pemanfaatan hutan tanah yang tergolong tanah adat dikukuhkan oleh raja melalui surat keputusan.

Setelah Indonesi merdeka, hampir seluruh aturan hak atas tanah adat tidak lagi diakui, sehingga pemilikan, pemanfaatan, dan penguasaannya tidak dapat lagi diatur oleh adat. Akibatnya, terjadi perusakan hutan di mana-mana.

Masyarakat di sekitar tempatan yang secara turun temurun merasa menguasai dan memiliki hutan tanah tidak dapat berbuat apa-apa, karena mereka tidak lagi diakui pemiliknya. Ini menyebabkan banyak terjadi sengketa tanah yang timbul setelah adanya bangunan atau perkebunan di kawasan itu, ketika hutan tanah itu diperjual belikan atau dipindahkan hak kepemilikan, penguasaan dan pemanfaatan ke pihak lain.

Petuah amanah melayu yang amat memperhatikan kelestarian dan keseimbangan alam lingkungan banyak berisi tunjuk ajar, pantang larang dan acuan masyarakat agar tidak sampai merusak alamnya. Antara lain:

tanda orang memegang adat, alam dijaga, petuah diingat

tanda orang memegang amanah, pantang merusak hutan dan tanah

tanda orang memegang amanat, terhadap alam berhemat cremate

tanda orang berpikiran panjang, merusak alam ia berpantang

tanda orang berakal senonoh, menjaga alam hatinya kokoh

tanda orang berbuat pekerti, merusak alam ia jauhi

tanda orang berpikiran luas, memanfaatkan hutan ianya awas

tanda orang berakal budi, merusak hutan ia tak sudi

tanda ingat ke anak cucu, merusak hutan hatinya malu

tanda ingat ke hari tua, laut dijaga, bumi dipelihara

tanda ingat ke hari kemudian, taat menjaga laut dan hutan

tanda ingat kepada Tuhan, menjaga alam ia utamakan

tanda ingat hidup kan mati, memanfaatkan alam berhati-hati

tanda ingat alam lembaga, laut dikungkung hutan dijaga

tanda ingat ke masa datang, merusak alam ia berpantang

siapa mengenang anak cucunya, bumi yang kaya takkan dirusakknya

siapa sadar dirinya khalifah, terhadap alam takkan menyalah

apa tanda hidup beriman, tahu menjaga kampung halaman

apa tanda hidup berilmu, memelihara alam ianya tahu

apa tanda hidup terpuji, alam sekitar ia santuni

apa tanda hidup berakal, memelihara alam menjadi bekal

apa tanda hidup bermanfaat, menggunakan alam berhemat-hemat

apa tanda hidup menenggang, menjaga alam mengikut undang

adat hidup orang beriman//tabu menjaga laut dan hutan//tahu menjaga kayu dan kayan//tahu menjaga binatang hutan

tebasnya tidak menghabiskan //tebangnya tidak memunahkan//bakarnya tidak membinasakan

adat hidup memegang adat//tabu menjaga laut dan selat//tahu menjaga rimba yang lebat//tahu menjaga tanah wilayat//tahu menjaga semut dan ulat//tahu menjaga togok dan belat

tahu menebas memegang adat//tahu menebang memegang amanat//tahu berladang menurut undang//tahu berkebun mengikut kanun

beramu tidak merusak kayu//berotan tidak merusak hutan//bergetah tidak merusak rimba//berimba tidak merusah tanah

berkebun tidak merusak dusun//berkampung tidak merusak gunung//berladang tidak merusak padang

adat hidup memegang amanah//tahu menjaga hutan dan tanah//tahu menjaga bukit dan lembah//berladang tidak merusak tanah//berkebun tidak merusak rimba

Orang tua-tua dalam petuah amanahnya secara jelas menunjukkan pula keburukan merusak alam. Dalam ungkapan dikatakan:

kalau hidup hendak selamat //peliharalah laut besserte selat//peliharalah tanah berhutan lebat

di situ terkandung rezeki dan rahmat//di situ terkandung tamsil ibarat //di situ terkandung aneka nikmat//di situ terkandung beragam manfaat//di situ terkandung petuah adat

kalau terpelihara hutan dan tanah//banyak manfaat besar faedah//bila tersesak panjanglah langkah//bila sempit lari ke hutan

kalau terpelihara alam lingkungan//banyak manfaat dapat dirasakan

ada kayu untuk beramu//ada tumbuhan untuk ramuan//ada hewan untuk buruan//ada getah membawa faedah//ada buah membawa berkah//ada rotan penambah penghasilan

kalau terpelihara alam sekitar//manfaatnya banyak faedahnya besar

di situ dapat tempat bersandar //di situ dapat tempat berlegar//di situ dapat dapat membuang lapar//di situ dapat adat dapat didengar//di situ kecil menjadi besar//di situ sempit menjadi lebar

apabila rusak alam sekitar//sempit tidak dapat berlegar//goyah tidak dapat bersandar

Panas tidak dapat mengekas //hujan tidak dapat berjalan//teduh tidak dapat berkayuh

apabila alam sudah binasa //balak turun celaka tiba//hidup melarat terlunta-lunta//Pergi ke laut malang menimpa//persils ke darat miskin dan papa//apabila alam menjadi rusak//turun temurun hidup kan kemak//Pergi ke laut ditelan ombak

pergi ke darat kepala tersundak//hidup susah dada pun sesak//periuk terjerang nasi tak masak

apabila alam menjadi punah//hidup dan mati takkan semenggah//siang dan malam ditimpa musibah//pikiran kusut hati gelabah

apabila rusak alam lingkungan //disitulah puncak segala kemalangan//musibah datang berganti-gantian//celaka melanda tak berkesudahan

apabila rusak alam lingkungan hidup sengsara binasalah badan//cacat dan cela jadi langganan//hidup dan mati jadi sesalan

apabila alam porak poranda//disitulah tumbuh silang sengketa//aib datang malu menimpa//anak cucu hidup merana

siapa suka merusak alam//akalnya busuk hatinya lebam

siapa suka membinasakan alam //akal menyalah hatipun hitam

siapa suka merusak lingkunagan //tanda hatinya sudah menyetan

siapa merusak hutan dan tanah//akalnya bengkok hatinya serakah

siapa merusak laut dan sungai//itulah tanda buruk perangai

siapa merusak tokong dan pulau//samalah ia seperti kerbau

siapa merusak rimba larangan//tanda tak ingat hari kemudian

siapa merusak danau dan tasik//tanda harinya sudah fasik

siapa merusak teluk dan tanjung//tanda harinya culas dan lancung

siapa merusak lembah dan bukit//tanda harinya mengidap penyakit

siapa merusak kampung halaman//tanda hidupnya tidak beriman

siapa merusak dusun dan ladang//samalah ia dengan binarang

siapa merusak alam sekitar//samalah dosanya berbuat makar

siapa merusak kayu kayan//hati berlumut akal menyeman

tanda orang tidak berbudi//hutan dan tanah ia habisi

tanda orang tidak beriman//alam sekitar ia rusakkan

tanda orang tidak berakhlak//sungai dikotori hutan dirusak

tanda orang tidak berakal//hutan dirambah tanah dijual

tanda orang tidak bermarwah//hidup merusak hutan dan tanah

tanda orang tidak beradat//laut dirusak hutan dibabat

tanda orang tidak amanah//merusak alam karena serakah

tanda orang hati berbulu//merusak alam ia tak malu

tanda orang berhati kejam//kerjanya selalu merusak alam

tanda orang berhati busuk//merusak alam ia kemaruk

tanda orang tak mensyukuri nikmat//memanfaatkan alam tak tahu hemat

tanda orang tak tahan diri//merusak alam setiap hari

Contoh ungkapan di atas secara nyata menunjukkan betapa buruknya pandangan orang melayu terhadap siapa saja yang merusak alam lingkungan, mencemarkan kelestarian dan tanpa memikirkan akibatnya bagi kehidupan masa kini dan anak cucunya di kemudian hari.

–Sumber: halaman 748-759 BukuTunjuk Ajar Melayu karya Tenas Effendy–

Video yang berhubungan