Mengapa seseorang wajib menempuh jalan bhakti dalam memuja Ida Sang Hyang Widhi

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN

SMA NEGERI 1 GIANYAR Jl. Ratna No 1, Telepon: (0361) 943 034 Website: http://www.sman1-gianyar.sch.id E-mail: [email protected]

BHAKTI SEJATI DALAM RAMAYANA Mata Pelajaran Kelas/Program Hari,Tanggal : Agama Hindu : XI/MIPA/IPS : Selasa,29 Januari 2019 INDIKATOR A (Ajaran Bhakti Sejati) A. S O A L 1. Apakah yang dimaksud dengan bhakti sejati dalam Kitab Ramayana? Jelaskanlah. 2. Apakah yang Anda ketahui terkait dengan penerapan ajaran bhakti sejati dalam agama Hindu? Jelaskanlah! 3. Mengapa seseorang wajib menempuh jalan bhakti dalam memuja Ida Sang Hyang Widhi/Tuhan Yang Maha Esa? Jelaskanlah! 4. Amatilah lingkungan sekitar anda sehubungan dengan orang-orang yang dipandang dalam memuja Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi dengan mengikuti jalan bhakti, buatlah catatan seperlunya dan diskusikanlah dengan orang tua! Apakah yang terjadi? Buatlah narasinya 1-3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman - 12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kwarto; 4-3-3-4; Lakukanlah! B. J A W A B A N 1. Kata Bhakti (Bahasa Sanskerta) berarti pengabdian atau bagian. Sedangkan kata sejati berarti yang sesungguhnya, yang sebenarnya. Bhakti sejati adalah sujud, memuja, hormat setia, taat, memperhambakan diri dan kasih sayang, sebenarnya, tekun, sungguh-sungguh berdasarkan rasa, cinta, dan kasih yang mendalam memuja Ida Sang Hyang Widhi atau yang dipujanya. Bhakti sejati adalah pemujaan yang dilakukan seseorang kepada yang dipujanya dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa hormat, cinta kasih yang mendalam untuk memohon kerahayuan bersama. Dalam cerita Ramayana, terdapat beberapa tokoh yang melaksanakan ajaran Bhakti Sejati ini, salah satunya adalah Sang Rama. Sang Rama melaksanakan ajaran Bhakti kepada ayahanda beliau. Ketika ayahanda beliau sakit-sakitan karena tak kuasa memutuskan siapa diantara anaknya yang pantas menjadi raja, Sang Rama akhirnya mengahadap ayahanda beliau dan memutuskan untuk mengalah dan pergi mengasingkan diri ke hutan. Ini sebagai salah satu contoh ajaran Bhakti kepada orang tua. Selain Sang Rama, ada juga tokoh lain yang melaksanakan ajaran Bhakti yaitu adik Sang Rama sendiri yaitu Barata dan Laksamana. Mereka menjalankan ajaran bhakti yang berbeda beda, namun tetap pada tujuan yang sama yaitu berbhakti kepada Sang Rama sebagai seorang kakak tertua. Barata melakukan bhakti dengan cara menghormati perintah kakaknya, yaitu untuk tetap menjadi seorang Raja di Kerajaan Ayodya, sedangkan Laksamana melakukan bhakti dengan cara setia mengikuti kakaknya untuk mengasingkan diri ke hutan. Selain mereka bertiga ada lagi tokoh yang melaksanakan bhakti yaitu Sang Wibhisana. Beliau juga melaksanakan bhakti dengan tujuan yang sama dengan Barata dan Laksamana. Wibhisana menunjukkan rasa hormatnya kepada kakaknya yang sudah tewas terbunuh dengan melaksanakan upacara kematian sebagai mana mestinya meskipun selama ini Wibhisana diperlakukan tidak baik oleh kakaknya yaitu Rahwana. Selain tokoh-tokoh yang saya sebutkan diatas, masih banyak lagi tokoh yang melaksanakan ajaran Bhakti Sejati di dalam cerita Ramayana. Sesungguhnya semua ajaran bhakti yang dilakukan itu bertujuan sama yaitu menunjukkan rasa hormat dan bhakti kepada orang yang patut dihormati dan dibhaktikan. Jadi ajaran Bhakti dalam Ramayana ditunjukan dengan rasa sujud bhakti dan penghormatan yang tulus demi kebahagiaan. 2. Istilah bhakti memiliki arti yang luas yaitu sujud, memuja, hormat setia, taat, memperhambakan diri dan kasih sayang, bhakti juga merupakan suatu jalan dalam betuk melakukan sujud dan pemujaan serta memperhambakan diri secara setia kehadapan Hyang Widhi. Rasa bhakti ini juga diwujudkan dengan jalan menghormati dan menyayangi sesama ciptaan Beliau dan orang yang menempuh jalan Bhakti disebut Bhakta. Sedangkan istilah sejati memiliki arti sesungguhnya, memang demikian adanya, sungguh asli, apa-adanya dan sebagainya. Jalan untuk mendekatkan diri kepada Hyang Widhi Wasa ada empat cara/jalan yang sering disebut dengan Catur Marga yang diantaranya karma marga yaitu berbakti dengan cara berbuat/bekerja, Bhakti marga yaitu berbhakti dengan cara melakukan persembahan/sujud bhakti, jnana marga yaitu berbhakti dengan cara mentransfer ilmu pengetahuan yang kita miliki, dan raja marga yaitu berbhakti dengan cara mempraktekkan ajaran-ajaran agama seperti melakukan tapa, bratha, yoga dan samadhi. Selain itu, yang saya ketahui terkait dengan penerapan ajaran Bhakti sejati dalam Agama Hindu yaitu dengan dilaksanakannya Panca Yadnya. 3. Di dalam diri mausia terdapat unsur Spiritual (niskala). Kebahagiaan di Alam Spiritual akan dapat dicapai apabila umat mampu mendekatkan diri kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dalam konteks ajaran Hindu Dharma bahwa agama akan mengantarkan kita kembali bersatu dengan Tuhan. Konsep Tuhan dalam ajaran Hindu merupakan salah satu dari intisari konsep Hindu yaitu Panca Sradha, yaitu Percaya dengan adanya Tuhan (Brahman), percaya dengan adanya Atma, percaya dengan adanya Hukum Karma Phala, percaya dengan adanya Samsara, percaya dengan adanya Moksa. Dari bagian-bagian tersebut, kita dapat melihat salah satu bagiannya yaitu percaya dengan adanya Tuhan. Ini berarti kita sebagai umat Hindu mempercayai Tuhan sebagai seorang pencipta, dan begitu juga ketika kita sudah tiada maka kita akan kembali kepada Tuhan. Inilah yang menjadi alasan mengapa kita wajib menempuh jalan bhakti dalam memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Jalan untuk mencapai tujuan agama tersebut yang disebut dengan catur marga. Keempatnya ini adalah sama utamanya. Di dalam agama Hindu tidak ada suatu keharusan untuk menempuh satu-satu jalan, karena semua jalan untuk menuju Tuhan Yang Maha Esa diturunkan oleh-Nya untuk memudahkan umat-Nya menuju kepada-Nya. Empat jalan untuk menghubungkan diri, yang dimaksud adalah menghubungkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa. Usaha untuk menghubungkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa akan berhasil bila didukung dengan metode, media maupun lokasi spiritual yang kondusif untuk itu di samping personalitas pribadi orang yang menghubungkan diri kepada-Nya. 4. Tuhan merupakan pengejawantahan dari kasih sayang, dan dapat diwujudkan melalui cinta kasih. Ciri-ciri bhakta yang melaksanakan ajaran bhakti antara lain sedikit terlibat dalam ritual tetapi banyak mempelajari Tattwa Agama dan kuat/berdisiplin dalam melaksanakan ajaran-ajaran Agama sehingga dapat mewujudkan Trikaya Parisudha dengan baik dimana Kayika (perbuatan), Wacika (ucapan) dan Manacika (pikiran) selalu terkendali dan berada pada jalur dharma. Bhakta yang seperti ini banyak melakukan Drwya Yadnya (ber-dana punia), Jnana Yadnya (belajar-mengajar), Tapa Yadnya (pengendalian diri). Dalam lingkungan saya ada beberapa contoh penerapan jalan bhakti dalam memuja kebesaran Ida Sang Hyang Widhi/Tuhan Yang Maha Esa seperti contohnya melakukan Yadnya sesa, dalam ajaran Bhakti marga/ jalan marga manusia dapat berbhakti dengan cara melakukan persembahan/sujud bhakti, dengan melakukan yadnya sesa ini setiap hari setelah memasak kita telah menghaturkan persembahan atau sujud bhakti kita atas anugerah yang 5. Tuhan merupakan pengejawantahan dari kasih sayang, dan dapat diwujudkan melalui cinta kasih. Ciri-ciri bhakta yang melaksanakan ajaran bhakti antara lain sedikit terlibat dalam ritual tetapi banyak mempelajari Tattwa Agama dan kuat/berdisiplin dalam melaksanakan ajaran-ajaran Agama sehingga dapat mewujudkan Trikaya Parisudha dengan baik dimana Kayika (perbuatan), Wacika (ucapan) dan Manacika (pikiran) selalu terkendali dan berada pada jalur dharma. Bhakta yang seperti ini banyak melakukan Drwya Yadnya (ber-dana punia), Jnana Yadnya (belajar-mengajar), Tapa Yadnya (pengendalian diri). Dalam lingkungan saya ada beberapa contoh penerapan jalan bhakti dalam memuja kebesaran Ida Sang Hyang Widhi/Tuhan Yang Maha Esa seperti contohnya melakukan Yadnya sesa, dalam ajaran Bhakti marga/ jalan marga manusia dapat berbhakti dengan cara melakukan persembahan/sujud bhakti, dengan melakukan yadnya sesa ini setiap hari setelah memasak kita telah menghaturkan persembahan atau sujud bhakti kita atas anugerah yang berupa makanan yang telah diberikan, agar kita dapat bertenaga dalam melakukan aktivitas sehari-hari melakukan persembahyangan dengan bersembahyang kita dapat mendekatkan diri kepada Sang pencipta, selain dilihat dari sisi positifnya terkadang kita sebagai manusia kurang sadar dengan hal kecil di sekitar kita saat melakukan bhakti seperti sampah bekas canang dan bunga yang dibuang sembarangan, serta satu hal lagi yang sangat familiar yaitu pada saat persembahyangan terkadang kita lebih sering memainkan gadget/hp ketimbang melakukan pengaturan nafas. Hal ini dapat mengurangi makna saat kita melakukan ajaran bhakti, Jadi sepatutnya kita harus berubah dengan melakukan gerakan kecil namun sangat bermakna bagi kita dan lingkungan. INDIKATOR B (Bagian – Bagian Ajaran Bhakti Sejati) A. S O A L 1. Setelah mengamati dan memahami teks di atas apakah yang Kamu ketahui tentang bagianbagian bhakti sejati menurut teks? Jelaskanlah. 2. Sebutkanlah bagian-bagian jalan bhakti sejati menurut agama Hindu yang Kamu ketahui? 3. Buatlah peta konsep sehubungan dengan pembagian ajaran bhakti sejati yang Kamu ketahui! 4. Amatilah lingkungan sekitar Kamu sehubungan dengan pembagian bhakti sejati yang Kamu ketahui, buatlah catatan seperlunya dan diskusikanlah dengan orang tua! Apakah yang terjadi? Buatlah narasinya 1-3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman-12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kwarto; 4-3-3-4; Lakukanlah! B. J A W A B A N 1. Ajaran bhakti yang saya ketahui ada 9 yang termuat dalam kitab Bhagavata Purana VII.52.53yang disebut Navavidha Bhakti 2. Bagian-bagian ajaran bhakti sejati yaitu: a. Srawanam b. Kirtanam c. Smaranam d. Padasevanam e. Arcanam f. Vandanam g. Dasya h. Sakhya i. Atmanivedanam 3. Peta konsep pembagian Ajaran Bhakti Sejati : Pengertian Bhakti Sejati AJARAN Srawanam BHAKTI Kirtanam SEJATI Smaranam Bagian – Bagian Bhakti Sejati Padasevanam Arcanam Vandanam Dasya Sakhya Atmanivedanam 4. Pembagian bhakti sejati yang saya ketahui di lingkungan sekitar saya adalah cukup banyak pembagianya yang telah di laksanakan sesuai dengan 9 jenis Bhakti atau yang disebut dengan Nawavidha bhakti yaitu seperti a. Srawanam contohnya mendengarkan ceramah di pura b. Kirtanam contohnya menyanikan kidung saat upacara agama c. Smaranam contohnya ingat kepada tuhan dan mensukuri atas semua karunianya d. Padasevanam contohnya banyak contoh seperti memberi makan binatang peliharaan, menyiram tumbuhan,dll e. Arcanam. contohnya bersyukur dengan memuja keaguanya f. Vandanam contohnya melaksanakan kebhaktian dengan cara ngayah saat sebelum odalan g. Dasya contohnya membantu orang yang jatuh dari kendaraan, memberi sumbangan kepada koraban bencana, dll INDIKATOR C (Sloka Ajaran Bhakti Sejati dalam Ramayana) A. S O A L 1. Setelah mengamati dan memahami teks di atas apakah yang anda ketahui sehubungan dengan sloka-sloka ajaran bhakti sejati dalam kitab ramayana? 2. Apakah yang anda ketahui terkait dengan penerapan ajaran bhakti sejati dalam agama Hindu berdasarkan sloka-sloka yang terdapat dalam Kitab Ramayana? Jelaskanlah 3. Amatilah lingkungan sekitarmu sehubungan dengan orang-orang yang dipandang memuja Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan mengikuti jalan bhakti sejati yang terdapat dalam Kitab Ramayana, buatlah catatan seperlunya dan diskusikanlah dengan orang tuamu! Apakah yang terjadi? Buatlah narasinya 1-3 halaman diketik dengan huruf times new roman-12 spasi 1,5 cm, ukuran kertas kwarto 4-3-3-4; lakukanlah! B. J A W A B A N 1. Sloka-sloka dalam kitab Ramayana diatas mengajarkan kita bahwa dalam keadaan apapun,bhakti merupakan yang utama, bhakti tetaplah bhakti yang tak bisa kita hindari. Bhakti yang kita laksanakan hendaklah selalu mengarah pada jalan kebenaran, tetap berbhakti pada tanah kelahiran kita, pada keluarga, pada masyarakat, pada Tuhan dan selalu berbakti dengan kasih sayang dan keikhlasan. Selaim itu, sikap kesetian dan ksyatria seperti yang dimuat dalam kakawin Ramayana Sargah I.59yang isinya menunjukan sikap bhaktiLaksmana kepada kakaknya dalam mengadapi situasi suka maupun duka, selain itu ada sikap kepahlawan yang seperti termuat dalam kakawin Ramayana Sargah I.8 yang isinya semua orang turut tunduk dan hormat kepada baginda/Sri Rama seperti akan mempersembahkan jasa selalu nilai bhaktinya rasa penuh penghormatan para pengikut Sri Rama dengan cara ikut turut berperang dalam melawan Sang Rahwana, 2. Penerapan ajaran bhakti agama Hindu berdasarkan sloka dalam Ramayana adalah kebhaktian para pahlawan terdahulu kita yang dengan ikhlas berjuang demi membebaskan seluruh rakyat ini dari belenggu penjajahan. Selain itu saling membantu demi kepentingan bersama bukan golongan atau individu dalam hal yang positif dan kesetiakawanan kita sesama umat beragama dan rasa toleransi untuk membentuk negara yang kuat. Dari sloka tersebut juga saya dapat memahami beberapa bentuk penerapan ajaran bhakti seperti yang termuat pada Kekawin Ramayana Sargah XXV.17 yang intisarinya dimana bentuk ajaran bhaktinya memiliki sikap spiritual dengan melakukan yoga, bertapa,dan menghayati ajaran agama dan ini sudah termasuk ke dalam jenis bhakti Srawanam( belajar ajaran agama) dan Smaranam (berbakti degan bermeditasi) . 3. Di lingkungan saya biasanya setiap hari suci Purnama, Tilem atau Siwaratri ada beberapa orang dari orang tua sampai muda yang akan melakukan tapa Yoga Samadhi selain itu setiap pelaksaan medatasi akan dibarengi dengan pengucapan mantram mantaram suci seperti Gayatri Mantram, Maha Mritunjaya Mantra, Om Namah shiva hal ini bertujuan untuk memuja kebesaran Ida Hyang Widhi, hal ini sudah masuk ke dalam bhakti yang termuat dalam Kekawin Ramyana Sargah XXV.17 yang dimana isinya mengenai pelaksanaan meditasi dan yoga sebagai jalan menuju alam gaib, dan selain dari kakawin hal ini juga dimuat dalam cerita Ramayana dimana saat Rama, Sita, Laksmana berada di pengasingan mereka selalu ingat untuk melakukan pemujaan kepada dewa Shiva hal ini sudah mencerminkan bentuk Bhakti kepada Ida Hyang Widhi sebagai wujud Prabhawa beliau sebagai Dewa Shiva. INDIKATOR D (Bentuk Penerapan Bhakti Sejati dalam Kehidupan) A. S O A L 1. Setelah membaca teks tentang bentuk penerapan ajaran bhakti sejati dalam kehidupan beragama hindu, apakah yang kalian ketahui tentang agama hindu? Jelaskan dan tuliskanlah! 2. Buatlah ringkasan yang berhubungan dengan bentuk penerapan ajaran bhakti sejati dalam kehidupan beragama hindu, dari berbagai sumber media pendidikan dan social yang anda ketahui! Tuliskan dan laksanakanlah sesuai dengan petunjuk dari bapak/ibu guru yang mengajar di kelas! 3. Apakah yang sudah anda ketahui terkait dengan bentuk penerapan ajaran bhakti sejati dalam kehidupan sehari-hari?Jelaskan! 4. Bagaimana cara anda untuk dapat mengetahui bentuk penerapan ajaran bhakti sejati dalam kehidupan beragama hindu? Jelaskan dan tuliskanlah pengalamanya! 5. Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari usaha dan upaya penerapan ajaran bhakti sejati dalam kehidupan beragama hindu? Tuliskanlah pengalaman Anda! 6. Amatilah lingkungan sekitar Anda terkait dengan adanya bentuk penerapan ajaran bhakti sejati dalam kehidupan sehari-hari guna mewujudkan tujuan hidup manusia dan tujuan agama hindu, buatlah cacatan seperlunya dan diskusikanah dengan orang tuanya! Apakah yang terjadi? Buatlah narasinya 1-3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman-12, spasi 1,5 cm, dan ukuran kertas kwarto ; 4-3-3-4! B. J A W A B A N 1. Bahwa agama Hindu adalah agama yang sederhana dimana bhakti yang dilaksanakan tidak harus besar dan mewah namun lebih menitik beratkan pada makna dari bhakti tersebut. Bhakti tidak harus berupa rasa suyud dengan menjalankan Yajna yang megah dan mewah. Namun bhakti berupa pengabdian diri yang bahkan dapat dilakukan dengan sangat sederhana seperti selalu mengingat nama Tuhan. Agama Hindu dapat diartikan berdasarkan 2 sudut pandang yaitu secara vertical dan Horizontal, secara Vertical bentuk Bhakti umat manusia kepada Ida Hyang Widhi Wasa dan secara Horizontal bentuk Bhakti Umat manusia kepada sesama mahluk hidup, dan bentuk implementasi nyata pelaksaan bhakti terbesut adalah Navavidha Bhakti. 2. Penerapan Bhakti Sejati : a. Mendengarkan Sesuatu dengan Baik “Srwanam” Contohnya : mendengarkan ceramah keagamaan b. Bersyukur (mensyukuri atas anugrah-Nya) “Vedanam” Contonya : selalu bersyukur atas apa yang diberikan c. Menembangkan, melafalkan, menyanyikan gita/kidung “Kirtanam” Contohnya : ngayah mekidung pada pelaksanaan upacara Dewa Yajna d. Selalu mengingat nama Tuhan “Smaranam” Contohnya : selalu berada pada jalannya e. Menyembah, sujud, hormat di Kaki Padma “Pada Sevanam” Contohnya : menolong berbagai makhluk ciptaanya f. Bersahabat dengan Tuhan “Sakhyanam” Contohnya : mentaati peraturan dan menjalani hukum g. Berpasrah diri memuja Para Bhatara-Bhatari dan Para Dewa sebagai Manifestasi Tuhan”Dasyam” Contohnya : menolong orang yang sedang kesusahan dengan ikhlas h. Memuja Tuhan dengan sarana Arca “Arcanam” Contohnya : pemimpin yang memberikan pengabdian pada rakyatnya i. Berpasrah total kepada Tuhan “Sevanam atau Atmanividanam” Contohnya : melakukan persembahan apapun yang kita miliki 3. Sebagian masyarakat mungkin sudah menerapkan ajaran Bhakti Sejati meski tidak secara keseluruhan. Namun tidak sedikit pula masyarakat yang tidak peduli sedikit pun mengenai penerapan Bhakti Sejati yang disebabkan kurang pahamnya masyarakat mengenai ajaran Bhakti Sejati yang merupakan salah satu bagian dari Catur Marga. Bentuk penerapan ajaran bhakti sejati dalam kehidupan sehari-hari sangatlah banyak dan menyatu dengan kehidupan kita sehari-hari seperti contohnya melakukan Panca Yadnya dan selalu menjaga hubungan anatara manusia dan Mahluk hidup lainya, melalukan piodalan, melakukan tri Sandya, menyanyikan Dharmagita, melakukan Yadnya sesa, menjadi relawan menolong korban bencana, membuang sampah pada tempatnya dll. 4. Untuk mengetahui penerapan dari ajaran bhakti sejati terlebih dahulu perlu dilakukan pemahaman mengenai ajaran Bhakti Sejati itu sendiri. Sehingga dalam penerapannya kita tidak melenceng dari ajaran tersebut. Contohnya : Bhakti bukan selalu soal sujud dan sujud. Jika dihadapkan pada nyawa seseorang dan menyembah tuhan seperti pelaksanaan Yajna. Maka orang yang mengerti dari Ajaran Bhakti maka akan memilih pada penyelamatan nywa seseorang karena hal tersebut sudah termasuk salah satu pengmalan ajaran Bhakti yaitu PadaSevanam. 5. Manfaat yang saya rasakan setelah melaksakan penerapan ajaran bhakti sejati dalam kehidupan beragama Hindu adalah melatih kita menjadi manusia yang lebih baik dengan mengamalkan ajaran Bhakti sejati kita akan melalkukan suatu perbuatan baik yang akan bermanfaat bagi kehidupan di sekitarn kita seperti menolong korban bencana alam, menjaga kebersihan lingkungan, Melatih rasa kebersamaan dan kerja sama hal ini terlihat saat kita melakukan Yadnya, pada saat kita melakukan Yadnya pasti kita akan bekerja sama dalam menyukseskan suatu Yadnya, dengan bekerja sama semua pekerjaan besar sekalipun akan terasa ringan dilakukan, Melatih pengedalian diri terhadap sifat Rajas dan Tamas dengan melakukan Yoga dan meditasi. 6. Dari pengamatan saya, bisa saya katakan sebagian besar masyarakat di lingkungan saya sudah bisa menerapkan dari Ajaran Bhakti Sejati namun tidak sedikit masyarakat yang belum paham mengenai ajaran Bhakti Sejati. Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa ajaran bhakti sejati itu hanyalah pengabdian pada sang pecipta tanpa menghiraukan sesuatu yang berada pada sekitar kita, padahal bukan itu makna bhakti sejati yang sesungguhnya. Bhakti sejati lebih menekankan pada pengabdian berupa rasa hormat kepada Tuhan yang dapat ditempuh dengan berbagai cara, dengan cara sederhana sekalipun seperti selalu mengingatnya atau pun menolong makhluk ciptaanya, maka kita akan mencapai tujuan agama Hindu yaitu Moksartha jagadhita ya ca iti Dharma INDIKATOR E (Ajaran Bhakti Sejati sebagai Dasar Pembentukan Budi Pekerti yang Luhur dalam Zaman Global) A. S O A L 1. Setelah membaca teks tentang ajaran bhakti sejati sebagai dasar pembentukan budi pekerti yang luhur dalam zaman global menurut ajaran Hindu, apakah yang Anda ketahui tentang agama Hindu? Jelaskan dan tuliskanlah! 2. Buatlah ringkasan yang berhubungan dengan ajaran bhakti sejati sebagai dasar pembentukan budi pekerti yang luhur dalam zaman global menurut ajaran Hindu, dari berbagai sumber media pendidikan dan sosial yang Anda ketahui! Tuliskan dan laksanakanlah sesuai dengan petunjuk dari bapak/ibu guru yang mengajar di kelas! 3. Apakah yang anda ketahui terkait dengan cara-cara mempraktikkan ajaran bhakti sejati sebagai dasar pembentukan budi pekerti yang luhur dalam zaman global menurut ajaran Hindu? Jelaskanlah! 4. Bagaimana cara untuk mengetahui ajaran bhakti sejati sebagai dasar pembentukan budi pekerti yang luhur dalam zaman global menurut ajaran Hindu? Jelaskan dan tuliskanlah pengalamannya! 5. Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari usaha dan upaya untuk memengetahui ajaran bhakti sejati sebagai dasar pembentukan budi pekerti yang luhur dalam zaman global menurut ajaran Hindu? Tuliskanlah pengalaman Anda! 6. Amatilah lingkungan sekitar Anda terkait dengan adanya penerapan ajaran bhakti sejati sebagai dasar pembentukan budi pekerti yang luhur dalam zaman global menurut ajaran Hindu guna mewujudkan tujuan hidup manusia dan tujuan agama Hindu, buatlah catatan seperlunya dan diskusikanlah dengan orang tua! Apakah yang terjadi? Buatlah narasinya 1 -3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman-12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kwarto; 4-3-3-4! 7. Amatilah gambar berikut ini, diskusikanlah dengan orang tua di rumah, selanjutnya buatlah laporan dari hasil diskusi-mu dengan orang tua B. JAWABAN 1. Setelah membaca teks tentang ajaran bhakti sejati sebagai dasar pembentukan budi pekerti yang luhur dalam zaman global menurut ajaran Hindu, saya mengetahui bahwa agama Hindu ini adalah agama yang sangat sederhana bila kita memaknai segala bentuk ajaran yang termuat di dalamnya, dan akan menjadi sangat rumit apabila kita memandangnya dari sisi yang berbeda. Salah satunya adalah ajaran bhakti sejati ini. Seperti yang kita ketahui, Budi pekerti luhur sangat berperan dalam menjaga kedamaian dan ketentraman di lingkungan masyarakat. Namun pada fenomena dewasa ini, ternyata kentraman, keharmonisan, serta kedamaian semakin mahal bagi sebagian besar individu atau kelompok umat manusia dalam kehidupannya. Hal tersebut dikarenakan di era globalisasi masa kini umat manusia dihadapkan kepada serangkaian hal baru yang tidak terlalu berbeda dengan apa yang dialami sebelumnya dan cenderung akan semakin memberatkan permasalahan hidup yang akan dihadapi. Tidak seperti jaman dulu kehidupan manusia lebih tentram maka kita sebagai manusia dijaman era globalisasi seharusnya pandai pandai untuk menghadapi persoalan dalam hidup. Salah satu persoalan yang dianggap berat adalah perbedaan antara umat manusia baik dibidang agama, etnis, ras, dan lain lain. Untuk menyelesaikan permasalahan ini kita harus dapat membangun kesadaran dimulai dari diri sendiri lalu lingkungan keluarga dan selanjutnya dilingkungan masyarakat melalui menanamkan ajaran Nawa Wida Bhakti. Inilah yang sebenarnya menjadi tujuan dari ajaran Bhakti Sejati pada era global ini. 2. Budi pekerti luhur sangat berperan penting di masyarakat. Secara umum budi pekerti luhur berarti memiliki moral dan perilaku yang baik dalam menjalani hidup ini. Sedangkan budipekertisendiri berarti perilaku (pekerti) yang dilandasi oleh pemikiran yang baik dan jernih (budi) dan sesuai dengan kata hati kita (luhur). Budi pekerti luhur sendiri secara tradisional mulai ditanamkan sejak masa kecil, baik dalam lingkungan rumah atau sekolah, dan berlanjut ke lingkungan masyarakat. Jika kita dapat menerapkan budi pekerti luhur maka kita terbentuk menjadi pribadi baik, berbahasa baik, dalam meningkatkan taraf kejiwaan dan kemajuan batiniah kita sebagai manusia. Ajaran Nawa Wida Bhakti adalah salah satu ajaran Agama Hindu yang dapat dipedomani sebagai dasar pembentuka budi pekerti yang luhur dan ketaqwaan masyarakat manusia terhadap aturan keimanan. Konsep Nava Vida Bhakti ini dapat dimaknai dalam kontek kehidupan sosial atau arah gerak putarannya secara horizontal yaitu rasa sujud, hormat-menghormati, pengabdian, kasih sayang, spiritual, dan memberikan pelayanan antara manusia dengan sesamanya dan lingkungannya. Sehingga harapannya dengan nilai-nilai dari ajaran Nawa Wida Bhakti tercipta karakter yang berbudi pekerti luhur di lingkungan keluarga sehingga pada saatnya nanti dapat dijadikan sebagai modal dasar guna mewujudkan keharmonisan sosial karena di lingkungan masyarakat umum atau lingkungan masyarakat yang lebih luas telah hidup atau dihuni oleh individu-individu manusia yang telah ditanamkan nilai-nilai ajaran Nawa Wida Bhakti, individu yang bermoralitas, serta memiliki budi pekerti yang luhur. Menanamkan ajaran Nawa Wida Bhakti diharapkan mampu menciptakan "tresna asih menuju tresna bhakti"-yaitu membangun sikap saling menghormati dan menghargai dengan sujud secara tulus ikhlas yang dimulai dari menumbuhkan rasa persaudaraan, tolong menolong kemudian ditingkatkan menjadi rasa bhakti. 3. Cara-cara mempraktikkan ajaran bhakti sejati sebagai dasar pembentukan budi pekerti yang luhur dalam zaman global menurut ajaran Hindu, yaitu : a. Sravanam, adalah bhakti dengan jalan mendengar. Arah gerak vertikal dari bhakti mendengar ini adalah dalam hal ini masyarakat manusia hendaknya meyakini dan mendengarkan sabda-sabda suci dari Tuhan baik yang tersurat maupun tersirat dalam kitab suci atau aturan-aturan keimanan, aturan kebajikan dan aturan upacara. Selanjutnya arah gerak horizontal, bhakti mendengar ini hendaknya masyarakat manusia dalam hidup dan kehidupannya menanamkan rasa bhakti untuk selalu belajar mendengarkan nasehat dan menghormati pendapat orang lain serta selalu belajar untuk menyimak atau mendengarkan pewartaan tentang sesamanya dan lingkungannya. Contoh; di lingkungan keluarga antara anggota keluarga semestinya selalu menanamkan sifat dan rasa bhakti untuk selalu mendengar baik antara suami dan istri, antara orang tua dan anak, untuk selalu membangun komunikasi aktif sehingga dapat mengurangi terjadinya miskumunikasi diantara anggota keluarga. Sifat dan sikap ini akan dapat menumbuhkan karakter Ketuhanan di lingkungan keluarga itu, seperti; sifat, sikap dan karakter hormat-menghormati, sujud, cinta kasih sayang, pengabdian, pelayanan, berfikir yang baik dan suci, berkata yang baik dan suci, berbuat yang baik dan suci serta teguh dalam melaksanakan disiplin spiritual. b. Kirtanam, adalah bhakti dengan jalan melantunkan Gita/zikir (nyayian atau kidung suci memuja dan memuji nama suci dan kebesaran Tuhan), bhakti ini juga di arahkan menjadi dua arah gerak vertical maupun arah gerak horizontal. Arah gerak vertical melakukan bhakti kirtanam untuk menumbuhkan dan membangkitkan nilai-nilai spiritual yang ada dalam jiwa setiap individu manusia, dengan bangkitnya spiritual dalam setiap individu akan dapat meredam melakukan pengendalian diri dengan baik, jiwa lebih tenang, tentram dan tercerahi, sistuasi dan kondisi ini akan dapat membantu keluar dari kekusutan mental dan kegelapan jiwa. Arah gerak horizontal masyarakat manusia berusaha selalu untuk melantunkan bhakti kirtanam yang dapat menyejukan perasaan hati orang lain dan lingkungannya. Contoh nyata yang dapat dilakukan tidak hanya melantunkan atau melontarkan kritikan dan cemohan tetapi selalu belajar untuk melatih diri untuk memberikan saran, solusi yang terbaik bagi kepentingan bersama dalam keberagamaan, kehidupan sehari-hari tentang kemanusiaan, kebersamaan, persatuan dan perdamaian, serta memberikan pengakuan dan penghargaan atau pujian akan keberhasilan dan prestasi yang telah dicapai terhadap sesama atau anggota masyarakat manusia yang lain. c. Smaranam, adalah bhakti dengan jalan mengingat. Arah gerak vertical dari bhakti ini adalah dalam menjalani dan menata kehidupan ini. Arah gerak secara horizontal dari bhakti ini apabila dikaitkan dengan isu-isu pluralisme, kemanusiaan, perdamaian, demokrasi dan gender. Harapannya dengan mengingat tragedi, penderitaan, musibah dan bencana yang diakibatkan itu masyarakat manusia selalu mewartakan dan mengingatnya sebagai bekal untuk mengevaluasi dan merepleksi diri akan indahnya kebhinekaan dan pluralisme apabila masyarakat manusia mampu mengkemasnya dalam satu bingkai yaitu bingkai kebersamaan, persatuan dan kedamaian. d. Padasevanam, adalah bhakti dengan jalan menyembah, sujud, hormat di Kaki Padma. Arah gerak vertikal dalam bhakti ini masyarakat manusia dalam menjalani dan menata kehidupannya sepatutnya selalu sujud dan hormat kepada Tuhan. Arah gerak horizontal masyarakat manusia untuk selalu belajar dan menumbuhkan kesadaran untuk menghormati sesame manusia. Karena dengan adanya kesadaran untuk saling menghormati inilah kita akan bisa hidup berdampingan dalam kebhinekaan dan pluralisme, sehingga terwujud kebersamaan, perastuan, kesalehan dan keharmonisan sosial. e. Arcanam, adalah bhakti dengan jalan perhormatan terhadap simbol-simbol atau nyasa Tuhan. Arah gerak vertikal masyarakat manusia dalam menjalani dan menata kehidupannya untuk selalu menghaturkan dan menunjukan rasa hormat, sujud, cintakasih sayang, pelayanan, pengabdian kepada Tuhan dengan iman dan taqwa kuat dan teguh dengan jalan menghaturkan sebuah persembahan sebagai bentuk ucapan terimakasih atas tuntunan, bimbingan, perlindungan, kekuatan, kesehatan dan setiap anugrah yang diberikan Tuhan kepada seluruh sekalian alam. Arah gerak horizontal masyarakat manusia terutama kepada sesama dan lingkungannya dalam kehidupannya untuk selalu belajar untuk memberikan pelayanan, pengabdian, cinta kasih sayang, penguatan dan pemberian penghargaan kepada orang lain. f. Wandanam adalah bhakti dengan jalan membaca, menyimak dan mempelajari , mendalami serta menghayati dan memaknai ajaran yang bersumber dari aturan keimanan, aturan kebajikan, dan aturan yang lainnya yang bersumber dari sabdasabda suci Tuhan dan susastra suci yang lainnya. g. Dasyam, adalah bhakti dengan jalan mengabdi, pelayanan, dan cinta kasih sayang dengan tulus ikhlas terhadap Tuhan. h. Sakyam, adalah bhakti dengan jalan kasih persahabatan, mentaati hukum dan tidak merusak system hukum. Baik arah gerak vertical dan horizontal, baik dalam kehidupan matrial dan spiritual (jasmani dan rohani) masyarakat manusia agar selalu berusaha melatih diri untuk tidak merusak system hukum, dan selalu dijalan kasih persahabatan. i. Atmanivedanam adalah bhakti dengan jalan berlindung dan penyerahan diri secara tulus ikhlas kepada Tuhan. Arah gerak vertikal dan horizontal dari bhakti ini masyarakat manusia selalu berpasrah diri dengan kesadaran dan keyakinan yang mantap untuk selalu berjalan di jalan Tuhan 4. Cara untuk mengetahui ajaran bhakti sejati sebagai dasar pembentuk budi pekerti yang luhur dalam zaman global menurut ajaran Hindu adalah mengamati bagaimana penerapan ajaran bhakti sejati yang tepat dilakukan sehingga jika sudah melaksanakan ajaran bhakti sejati otomatis kita telah melakukan perbuatan yang berbudi luhur, jadi untuk mengetahui caranya kita dapat melaksanakanya tahap demi tahap agar apa yang kita lakukan sesuai dengan yang kita harapkan 5. Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari usaha dan upaya untuk memengetahui ajaran bhakti sejati sebagai dasar pembentukan budi pekerti yang luhur dalam zaman global menurut ajaran Hindu adalah Kita dapat merasakan bahwa diri kita tidak mudah terpengaruh dari zaman global, kita juga dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk karena diri kita telah tertanam ajaran-ajaran bhakti sejati. 6. Dari hasil pengamatan saya di lingkungan masyarakat dapat diambil pernyataan bahwa sebagian masyarakat telah dapat melaksanakan Bhakti sejati dengan baik sehingga mereka dapat mengendalikan diri dengan baik di tengah zaman global, namun terdapat pula yang belum melaksanakan ajaran bhakti sejati dengan baik sehingga belum mampu memilah mana pengaruh positif dan negatif dari zaman global ini, dapat disimpulkan bahwa jika kita telah menerapkan bhakti sejati maka kita telah memupuk budi pekerti yang luhur. 7. Gambar tersebut merupakan wujud pelaksanaan ajaran Bhakti sejati yang dapat dipedomani untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan manusia terhadap aturan keimanan, atau kebajikan dan aturan upacara keagamaan yang bersumber dari ajaran agama dan jika kita kaitkan dengan kata kata dibawahnya yang menyebutkan bahwa gambar tersebut merupakan gambar orang atau putri yang suputra, yang berarti seorang anak yang memiliki perilaku baik yang sesuai dengan ajaran budi pekerti yang luhur. \ AGAMA HINDU BHAKTI SEJATI DALAM RAMAYANA XI MIPA 7

OLEH : MADE NANDA REGINA CAHYANTI 24 SMAN 1 GIANYAR TAHUN AJARAN 2018/2019