Mengapa seorang gembala yang baik harus berjalan di depan?

kepentingan umum lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi merupakan makna dari Garuda Pancasila ke a ke 1 b ke 2 c ke 3 dke 4​

Sebutkan perekonomian yang ada di kota Bontang​

Tuliskan lima sikap kalian jika ada perbedaan budaya daerahmu dengan daerah lain

pertanyaan 1apa pendapatmu tentang gambar-gambar tersebut?pertanyaan 2bagaimana kaitan antara ketiga gambar tersebut dengan bahasan tentang karakteris … tik daerah tempat tinggal di Indonesia? pertanyaan 3berdasarkan ketiga gambar tersebut gambar mana yang dapat mengilustrasikan tentang keragaman di Indonesia apa alasannya?pertanyaan 4seberapa pentingkah karakteristik daerah tempat tinggal pada gambar b dalam menjaga dan mempertahankan NKRI?Kak tolong bantu Kak pertanyaan 5mengapa karakteristik daerah tempat tinggal pada ketiga gambar tersebut sangat penting dalam menjaga dan mempertahankan NKRI?​

tuliska 2 contoh Perilaku masing-masing Sila Panca Sika​

Apa sajakah bentuk usaha dalam kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia​

Sebutkan 3 hal utama yang melatar belakangi perlawanan raja-raja di nusantara kepada para penjajah Eropa

sebutkan contoh sikap yang mencerminkan nilai perjuangan para pahlawan di lingkup keluargaTOLONG KALO NJAWAB YANG BENER YAA KACK!!​

Apa sajakah bentuk usaha dalam kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia​

Sikap bertoleransi juga perlu dilakukan di lingkungan keluarga. Dampak yang timbul apabila sikap tersebut tidak dilakukan dalam lingkungan keluarga ia … lah... a. hubungan antaranggota keluarga menjadi renggang b. pertikaian antarkelompok sosial mudah terjadi c. rasa setia kawan antarteman menjadi renggang d. masyarakat menjadi enggan membantu sesama​

Dalam tradisi Yahudi, cara menggembalakan domba berbeda dengan kambing atau lembu. Gembala kambing atau lembu berjalan di belakang kawanan ternak yang digembalakannya, sedangkan gembala domba berjalan di depan kawanan dombanya. Gembala domba mengarahkan kawanan dombanya dengan cara membawa tongkat panjang dengan bagian atas yang melengkung. Domba-domba akan mengikuti sang gembala yang berjalan di depan mereka. Ujung tongkat yang melengkung ini digunakan sang gembala untuk dikaitkan pada leher domba yang berjalan keluar dari kawanan. Gembala domba juga biasanya membawa sebuah gada, sejenis tongkat pendek yang berfungsi sebagai senjata untuk menghadapi binatang buas yang mengancam kawanan dombanya. Domba diketahui sebagai hewan yang memiliki penglihatan yang tidak terlalu baik. Itu sebabnya, sang gembala perlu memanggil atau mengeluarkan suara agar kawanan domba mengetahui arah yang harus mereka ikuti. Bila ada domba yang terpisah jauh dari kawanannya, maka sang gembala akan mencari domba tersebut, karena domba yang terpisah dari kawanannya akan tersesat dan tidak dapat kembali dengan sendirinya. Penggambaran gembala domba inilah yang dipakai Daud ketika menuliskan Mazmur 23 sebagai pujian kepada Allah.
Sebagaimana Daud menggambarkan Allah sebagai Gembalanya dalam Mazmur 23, Tuhan Yesus dalam bagian firman Tuhan yang kita renungkan hari ini, berkata: "Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku." Tuhan Yesus mempersonifikasikan diri-Nya dengan peran seorang gembala, selain dilatarbelakangi oleh audiens yang mendengarkan-Nya pada saat itu, juga untuk menggambarkan bagaimana kasih dan pemeliharaan-Nya. Tuhan Yesus hendak menyampaikan pesan yang sama kepada kita semua murid-murid-Nya di zaman ini. Apapun yang sedang kita hadapi, percayalah bahwa Tuhan Yesus, Sang Gembala Agung, ada bersama kita. Ia bukan hanya tahu apa yang sedang kita hadapi, Ia juga mengerti dan peduli atas keberadaan hidup kita. Bahkan Ia rela mengorbankan nyawa-Nya untuk menyelamatkan kita. Oleh karena itu, sebagai murid-murid Yesus, kita pun harus mengambil tanggung jawab untuk menggembalakan orang-orang yang Tuhan percayakan dalam hidup kita dengan sukarela dan penuh pengabdian kepada Allah. "Maka kamu, apabila Gembala Agung itu datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu" (1 Petrus 5:4). Berilah diri digembalakan oleh firman Tuhan dan gembalakanlah orang lain sebagaimana Tuhan menggembalakan hidup kita. [HS]

REFLEKSI DIRI

1. Apa makna “Tuhan Yesus adalah Gembala yang Baik” bagi Anda?
2. Bagaimana Anda dapat merefleksikan pemeliharaan Tuhan dalam hidup Anda dengan menggembalakan orang lain?

POKOK DOA

Tuhan Yesus, Engkau adalah gembalaku yang baik. Tidak cukup kata-kata aku ucapkan untuk menyatakan segala kebaikan-Mu di dalam kehidupanku. Hari ini aku memberikan hidupku sepenuhnya untuk digembalakan oleh Engkau. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.

YANG HARUS DILAKUKAN

Berilah diri Anda untuk digembalakan oleh Tuhan Yesus melalui firman-Nya. Berjalanlah dalam arahan dan tuntunan yang diberikan dalam hidup Anda.

HIKMAT HARI INI

“Trust the Lord. He is the Good Shepherd. He knows His sheep. And His sheep know His voice.” – M. Russell Ballard
Percayalah kepada Tuhan. Ia adalah Gembala yang Baik. Ia mengenal domba-domba-Nya. Dan domba-domba-Nya mengenal suara-Nya.

Mengapa seorang gembala yang baik harus berjalan di depan?

“Akulah Gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya” (Yohanes 10:11). Di mata orang Yahudi,  kelompok Farisi merupakan  sosok penegak hukum Taurat  sekaligus menjabat sebagai pemimpin spritual. Keberadaan  mereka sangat dihormati.

Dalam pemerintahan mereka sangat terpandang, dan dalam keagamaan reputasi mereka sangat tinggi. Itu semua tercermin dari cara mereka berpakaian yang berbeda dari orang biasa dan tempat-tempat duduk mereka yang khusus dan ekslusif.

Namun ironisnya, Tuhan Yesus menganggap mereka sebagai orang yang buta rohani (Yun. Tuphlos;  mentally blind).  Mengapa disebut buta rohani? Karena orang Farisi tidak mampu melihat bahwa Yesus Kristus merupakan pribadi yang diutus Allah  sebagai Mesias sebagaimana yang dimaksud dalam nubuat kitab Perjanjian Lama.

Kegagalan orang Farisi karena tidak mengenal Yesus Kristus sebagai satu- satunya pintu menuju keselamatan (Yoh. 10:7), berakibat buruk pada peran mereka sebagai pemimpin agama. Sebab pemimpin yang buta akan membawa seluruh pengikutnya ke jalan yang keliru.

Jalan yang keliru digambarkan  oleh Tuhan Yesus yaitu akan terperosok ke dalam lubang yang sangat dalam (Yun. Bothunos; bnd. Mat. 15:14). Untuk menghindari jalan yang keliru/salah, Yesus tampil sebagai sosok gembala yang baik (Yoh. 10:11). 

Pembuktian bahwa Yesus sebagai sosok gembala yang baik, antara lain: memberikan nyawanya bagi domba-dombanya  (Yun. Psuche). Kehilangan Nyawa disini berar ti membunuh jiwanya yaitu keinginannya,  pikiran, perasaan dan kehendak.

Artinya, untuk menjadi sosok gembala yang baik harus terlebih dahulu mengesampingkan seluruh keinginan jiwanya dan mengedepankan kebutuhan domba-dombanya.Namun menjadi kenyataannya ternyata sebagaian besar  dari orang farisi lebih mencari keuntungan pribadi. Jelas hal ini wajar!

Sebab jika mereka mengenal Tuhan Yesus dengan baik, tentulah mereka akan mengedepankan akan kebutuhan domba- dombanya.Sebagai gembala atau pemimpin gereja, haruslah berani terbuka dengan jemaatnya. Apakah sudah menjadi sosok gembala yang baik atau belum?.

Sebab sosok gembala yang baik adalah gembala yang mampu menggiring jemaatnya kepada pengenalan sungguh-sungguh akan Tuhan Yesus sebagai pintu keselamatan.  Gembala yang baik juga mau berkorban bagi domba-dombanya,  jika yang terjadi sebaliknya, domba yang dikorbankan, itu bukan gembala, melainkan tukang jagal.

Sebaliknya juga apakah kita sudah  menjadi domba yang baik? Gembala domba selalu berjalan di depan, dan domba-domba  mengikutinya dari belakang, karena domba-domba mengenal suara gembalanya. Domba yang taat mendengar suara gembalanya. Jika tidak taat kepada suara gembalanya bukanlah domba yang baik, melainkan kambing bandot.

Sebab lewat mendengar dan taat yang sungguh-sungguh kepada gembala yang baik akan menjadikan pertumbuhan  rohani, kita akan semakin signifikan. Ingat Tuhan adalah gembala yang baik, dia menuntun langkah kita, membaringkan kita di rumput yang hijau dan membimbing ke air yang tenang, Dia segarkan jiwa kita dan dengan gada dan tongkat-Nya, Ia menghibur kita. (Mzm. 23:1-6).

Menjadi sosok gembala yang baik harus terlebih dahulu mengesampingkan seluruh keinginannya dan mengedepankan kebutuhan domba-dombanya. [Sumber : R.A.B-Dony Charles Chandra,  M.Th, MM/Foto : Istimewa].