Mengapa protokol sip lebih handal dibandingkan dengan h.323 jelaskan

You're Reading a Free Preview
Pages 7 to 12 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 17 to 24 are not shown in this preview.

ANALISIS PERBANDINGAN PERFORMANSI PROTOKOL SIP DAN H323 PADA APLIKASI VOIP DALAM JARINGAN LAN (LOCAL AREA NETWORK) Irfan Irmansyah¹, Dodi Wisaksono², Setyorini³ ¹Teknik Informatika,, Universitas Telkom Abstrak Perkembangan teknologi VoIP telah membawa bisnis komunikasi memasuki era baru yang menawarkan penyatuan seluruh komunikasi yang bersifat multimedia dan disalurkan melalui Internet. Perkembangan selanjutnya dari Internet ialah munculnya konsep yang dikenal dengan istilah Internet Telephony. Konsep IP ini memungkinkan penggabungan seluruh aplikasi-aplikasi dan layanan-layanan yang ada dalam Internet dan Telephony, sehingga konsep ini diperkirakan pada masa yang akan datang akan dipakai secara luas, digabungkan dengan infrastruktur Telephony yang sudah ada dan dapat diprediksikan. Protokol yang sering digunakan untuk VoIP yaitu Protokol H323 dan SIP. Kedua protokol ini dikeluarkan oleh standarisasi oraganisasi yang berbeda. Untuk H323 dikelurkan oleh ITU-T, sedangkan untuk SIP dikeluarkan oleh IETF (Internet Engineering Task Force). Untuk menjalankan aplikasi VoIP ini umumnya digunakan server berbasis asterisk. Asterisk adalah open source yang sangat penting bagi dunia pertelekomunikasian. Asterisk merupakan implementasi dari telepon Private Branch Exchange (PBX). Pada tugas akhir ini akan dibuat aplikasi voip menggunakan server asterisk pada jaringan LAN untuk dapat mengukur parameter performansi (delay, jitter, packet loss, throughput) dan menganalisa signalingnya yitu call setup delay. Kata Kunci : VoIP, Asterisk, H323, SIP, Delay, Jitter, Packet Loss, Throughput, Call Setup Delay Abstract The development of VoIP technology has brought business into a new era of communication that offers a unification of all communication that are routed through the multimedia and internet. Further development of the internet is the emergence of the concept known as internet telephony. This concept allows the incorporation of all IP application and services that exist in internet and telephony, so the concept is expected in the future will be widely used., combined with existing telephony infrastructure and can be predicted. Protocol that is used for VoIP called H323 and SIP protocols. Both Protocols are issued by different standardization organization. For H323 issued by ITU-T, while for SIP issued by IETF (nternet Engineering Task Force). To run VoIP application is commonly used Asterisk-based server. Asterisk is open sources that is very important for world telecommunication. Asteris is implementation of the telephone Private Branch Exchange (PBX). In this final task will be made using the VoIP application server asterisk on LAN network to be able to measure the performance parameter (delay, jitter, packet loss, throughput) and analyze the signaling. That is call setup delay. Keywords : VoIP, Asterisk, H323, SIP, Delay, Jitter, Packet Loss, Throughput, Call Setup Delay

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Teknologi jaringan komputer mengalami perkembangan yang sangat pesat. Teknologi ini mampu menyambungkan semua komputer yang ada, sehingga seseorang bisa saling berkomunikasi dan bertukar informasi. Bentuk informasi yang dipertukarkan dapat berupa data teks, gambar, dan video. Perkembangan teknologi telah membawa bisnis komunikasi memasuki era yang dapat menawarkan komunikasi multimedia dan disalurkan melalui internet. Perkembangan selanjutnya adalah munculnya konsep internet telephony [1]. Konsep ini memungkinkan penggabungan dalam sebuah infrastruktur aplikasi dan layanan internet dan telephony. Konsep ini diperkirakan pada masa yang akan datang akan dipakai secara luas, digabungkan dengan infrastruktur yang sudah ada. Komunikasi suara melalui Protokol Internet secara umum dikenal dengan istilah Suara di atas Protokol Internet, IP Telephony, Voice over IP atau VoIP [2]. Selain suara, VoIP juga dapat melakukan kemampuan lainnya seperti video, dan data di atas jaringan berbasis IP dengan kualitas layanan yang memadai[8]. Melakukan komunikasi pada VoIP perlu mempertimbangkan kualitas dan performansinya. Hal ini dikenal dengan sebutan QoS (Quality of Service) dengan parameter delay, Jitter, Packet Loss, dan throughput. Saat ini QoS pada VoIP mengacu pada standar IETF dan ITU- T. QoS digunakan oleh banyak pihak untuk mengukur sebesar apa kualitas yang dihasilkan dari layanan-layanan yang digunakan. Selain QoS, performansi pada sebuah VoIP juga dipengaruhi mengenai signalingnya. Pensinyalan ini ditandai dengan parameter bernama Call Setup Delay yang diterapkan pada protokol-protokol VoIP untuk dapat mengukur performansinya. Standarisasi VoIP menggunakan 2 protokol, yaitu SIP[6] yang dikeluarkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) dan H.323 [5] protokol yang dikeluarkan oleh ITU-T Study Group 16. Ke dua protokol ini diperkenalkan oleh 2 organisasi yang berbeda karena itu sudah sewajarnya adanya persaingan diantara kedua organisasi ini untuk mengembangkan protokol masing-masing. H323 adalah rekomendasi ITU-T untuk komunikasi multimedia berbasis paket yang diterbitkan sebelum dikenal teknologi VoIP. Berbeda dengan H323, SIP merupakan merupakan protokol yang berada pada layer aplikasi dimana mendefinisikan proses awal, pengubahan, dan pengakhiran (pemutusan) suatu sesi komunikasi multimedia yang diterbitkan oleh IETF setelah adanya VoIP. Dalam tugas akhir ini akan dilakukan implemetasi untuk menilai performansi session pada VoIP [9] menggunakan protokol SIP (Session Initiation Protocol) dan H.323 pada dua klien yang terhubung pada jaringan lokal. Manakah protokol yang terbaik yang digunakan untuk mengetahui performansi pensinyalan pada aplikasi VoIP ini[3]. 1

1.2 RUMUSAN MASALAH Permasalahan yang dijadikan obyek penelitian dan pengembangan tugas akhir ini adalah :. a. Menganalisa performansi pensinyalan (Call Setup Delay) pada VoIP menggunakan protokol SIP dan H.323. b. Menganalisa performansi pensinyalan (Call Setup Delay) video conference menggunakan protokol SIP dan H323. c. Membandingkan parameter performansi (Delay, Packet Loss, Jitter, dan throughput) dari jaringan yang telah dibuat pada VoIP menggunakan protokol SIP dan H323. 1.3 BATASAN MASALAH Batasan masalah dalam penelitian dan pengembangan tugas akhir ini adalah: a. Implementasi telepon Private Branch Exchange (PBX) menggunakan Asterisk Server b. Layanan yang digunakan hanya berbasis VoIP. c. Komunikasi dilakukan oleh dua klien yang terhubung secara local area network. d. Tidak memperhitungkan sisi keamanan jaringan. e. Pengalamatan hanya membahas pada jaringan IPv4. f. Parameter yang dianalisa hanya sebatas pensinyalannya saja yaitu call setup delay. 1.4 TUJUAN a. Untuk mengetahui protokol terbaik pada pengujian parameter pensinyalan yaitu call setup delay pada layanan VoIP b. Untuk mengetahui protokol terbaik pada pengujian parameter pensinyalan yaitu call setup delay pada layanan video conference c. Untuk mengetahui protokol terbaik pada pengujian parameter performansi yaitu delay, jitter, packet loss, dan throughput. Hipotesa : Protokol yang lebih baik dalam pengujian parameter delay, jitter, packet loss, throughput, dan call setup delay pada pengujian ini merupakan SIP 1.5 METODE PENELITIAN Metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan tugas akhir ini adalah : a. Studi literatur Mempelajari konsep-konsep mengenai VoIP, protokol H323, SIP, dan Asterisk Server. b. Perancangan Sistem 2

Merancang model sistem mulai dari topologi yang digunakan, penentuan parameter, penentuan perangkat lunak dan keras, konfigurasi, dan pengujian. c. Pengujian dan analisis implementasi Pengukuran performansi pada VoIP dalam jaringan lokal dengan Protokol SIP. Pengukuran performansi pada VoIP dalam jaringan lokal dengan Protokol H.323. Perbandingan performansi pada VoIP dalam jaringan lokal antara protocol SIP dengan H.323. 1.6 SISTEMATIKA PENELITIAN Penulisan tugas akhir ini akan dibagi dalam beberapa bagian sebagai berikut: 1. Bab I Pendahuluan Berisi tentang latar belakang pembuatan ugas akhir, maksud dan tujuan pembuatan tugas akhir, pembatasan masalah, metodologi penulisan, serta sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir. 2. Bab II Dasar Teori Berisi tentang penjelasan teoritis dalam berbagai aspek yang akan mendukung kearah analisis tugas akhir yang dibuat. 3. Bab III Perancangan dan Implementasi Berisi penjelasan mulai dari proses desain hingga konfigurasi untuk implementasi sistem, serta skenario yang digunakan untuk melakukan pengujian. 4. Bab IV Pengujian dan Analisis Berisi analisis dari implementasi sistem sesuai skenario yang telah ditetapkan. 5. Bab V Kesimpulan dan Saran Berisi kesimpulan yang diperoleh dari serangkaian kegiatan terutama pada bagian pengujian dan analisis. Selain itu juga memuat saran-saran pengembangan lebih lanjut yang mungkin dilakukan. 3

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil proses implementasi, pengujian, dan analisis maka dapat ditarik kesimpulan berikut, 1. Implementasi pengujian VoIP menggunakan protokol SIP dan H323 dengan menggunakan Asterisk berhasil dilakukan. Kedua client atau user agent atau terminal dapat berkomunikasi satu sama lain. 2. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, performansi yang dikaitkan dengan parameter delay, dan Jitter, protokol SIP lebih unggul dibandingankan dengan protokol H323. Nilai dari Delay berbanding lurus dengan Jitter, saat delay meningkat maka Jitter pun akan meningkat. Hal ini berdasarkan pada grafik 4.1 dan grafik 4.2. 3. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, performansi yang dikaitkan dengan parameter Packet Loss dan throughput, protokol SIP lebih unggul dibandingkan dengan H323 karena kenaikan Packet Loss berbanding lurus dengan kenaikan pada throughput. Throughput SIP lebih baik sehingga pada saat throughput menurun pada skenario 3 maka Packet Loss akan membesar. Hal ini berdasarkan pada grafik 4.3 dan grafik 4.4. 4. Proses pembangunan hubungan atau call setup delay pada protokol H323 lebih baik dibandingkan dengan protokol SIP, karena pada protokol H323 hanya membutuhkan 1 proses verifikasi client yang akan membangun sesi komunikasi yang sangat singkat, sedangkan SIP membutuhkan 2 kali proses verifikasi, sehingga menyebabkan call setup delay SIP lebih lama dibandingkan call setup delay H323. Hal ini berdasarkan pada grafik 4.9. 5. Proses pembangunan hubungan atau call setup delay pada protokol H323 lebih baik dibandingkan dengan protokol SIP pada layanan video conference. Semakin besarnya bandwith yang digunakan maka call setup delay pun akan meningkat, namun secara keseluruhan peningkatan pada protokol H323 tidak terlalu tajam, sebaliknya terjadi peningkatan yang signifikan untuk protokol SIP pada bandwith traffic 50 Mb. 5.2 SARAN Saran yang dapat diajukan untuk penelitian lebih lanjut untuk mengenai topic ini adalah : 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengujian protokol SIP dan H323 ini dengan berbagai skenario lain. Misalnya ditambahkan jaringan yang lebih luas kemudian dicoba dengan 42

memakai metode peroutingan untuk mengetahui manakah yang paling baik. 2. Untuk analisis lebih lanjut perlu dirubah skenario yang diuji, misalnya ditambahkan trafik video streaming. 3. Perlu digunakan softphone lainnya yang mendukung masingmasing protokol sehingga nilai objektif dari protokol itu sendiri didapatkan. 4. perlu digunakan server lain seperti Trixbox server yang tentunya sudah memiliki kemampuan untuk menambahkan modul SIP dan H323 untuk dilakukannya pengujian. Daftar Pustaka : 1. D. Ismail, H. Fang. 2001, Comparison of H.323 and SIP for IP Telephony Signaling, Dept. of Computer Science, Columbia University. 2. Papageorgiou, Pavlos. 2001, A Comparison of SIP vs H.323, University of Maryland at Colege park. 3. T. Eyers, H. Schulzrinne. 2001, Predicting Internet Telephony Call Setup Delay, University of Wollongong, Australia. 4. N. Networks, A Comparison of H.323v4 and SIP, 3GPP S2, Tokyo, Japan, Technical Report S2-000505, Jan. 5 2000. 5. B. Johnston. 2001, SIP: Understanding the Session Initiation Protocol. Artech House. 6. H. Schulzrinne, J. Rosenbeg. 1998, A Comparison of SIP and H.323 for Internet Telephony, Cambridge, England. 7. S. Ansari, K. Nizam Khan, J. rehana, N. Jahan Lisa, S. kaisar. 2009, Different Approaches of Interworking between Sip and H.323, Islamic University of Technology. 8. Amin, Muhammad. 2005, VoIP Performance Measurement Using QoS Parameters, Universiti Teknologi Petronas, Malaysia. 9. J. Glassman, W. Kellerer, H. Muller. 2001, Service Architecture in H.323 and SIP A Comparison, Munich University, Siemens AG. 10. Iskandar, Basuki. 2009, Telekomunikasi Softswitch, Depkominfo RI. 11. AdvanceVoIP.com. 2006, VoIP QoS, AdvanceVoIP.com. 12. Ir. Ilyas, HernandiIlyas R., MT. Teknologi Switching, Universitas Jendral Achmad Yani. 13. http://idkf.bogor.net/yuesbi/edu.ku/edukasi.net/tik/voip/materi3.ht ml. Diakses pada tanggal 25 Juni 2011. 14. http://imamnet.files.wordpress.com/2011/01/makalah-quality-ofservice.pdf. Diakses pada tanggal 25 Juni 2011. 15. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/15262/bab%20i II.%20Metode%20Penelitian%20G08ran.pdf?sequence=11. Diakses pada tanggal 25 Juni 2011. 16. http://www.voipforo.com/. Diakses pada tanggal 26 Juni 2011. 43

memakai metode peroutingan untuk mengetahui manakah yang paling baik. 2. Untuk analisis lebih lanjut perlu dirubah skenario yang diuji, misalnya ditambahkan trafik video streaming. 3. Perlu digunakan softphone lainnya yang mendukung masingmasing protokol sehingga nilai objektif dari protokol itu sendiri didapatkan. 4. perlu digunakan server lain seperti Trixbox server yang tentunya sudah memiliki kemampuan untuk menambahkan modul SIP dan H323 untuk dilakukannya pengujian. Daftar Pustaka : 1. D. Ismail, H. Fang. 2001, Comparison of H.323 and SIP for IP Telephony Signaling, Dept. of Computer Science, Columbia University. 2. Papageorgiou, Pavlos. 2001, A Comparison of SIP vs H.323, University of Maryland at Colege park. 3. T. Eyers, H. Schulzrinne. 2001, Predicting Internet Telephony Call Setup Delay, University of Wollongong, Australia. 4. N. Networks, A Comparison of H.323v4 and SIP, 3GPP S2, Tokyo, Japan, Technical Report S2-000505, Jan. 5 2000. 5. B. Johnston. 2001, SIP: Understanding the Session Initiation Protocol. Artech House. 6. H. Schulzrinne, J. Rosenbeg. 1998, A Comparison of SIP and H.323 for Internet Telephony, Cambridge, England. 7. S. Ansari, K. Nizam Khan, J. rehana, N. Jahan Lisa, S. kaisar. 2009, Different Approaches of Interworking between Sip and H.323, Islamic University of Technology. 8. Amin, Muhammad. 2005, VoIP Performance Measurement Using QoS Parameters, Universiti Teknologi Petronas, Malaysia. 9. J. Glassman, W. Kellerer, H. Muller. 2001, Service Architecture in H.323 and SIP A Comparison, Munich University, Siemens AG. 10. Iskandar, Basuki. 2009, Telekomunikasi Softswitch, Depkominfo RI. 11. AdvanceVoIP.com. 2006, VoIP QoS, AdvanceVoIP.com. 12. Ir. Ilyas, HernandiIlyas R., MT. Teknologi Switching, Universitas Jendral Achmad Yani. 13. http://idkf.bogor.net/yuesbi/edu.ku/edukasi.net/tik/voip/materi3.ht ml. Diakses pada tanggal 25 Juni 2011. 14. http://imamnet.files.wordpress.com/2011/01/makalah-quality-ofservice.pdf. Diakses pada tanggal 25 Juni 2011. 15. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/15262/bab%20i II.%20Metode%20Penelitian%20G08ran.pdf?sequence=11. Diakses pada tanggal 25 Juni 2011. 16. http://www.voipforo.com/. Diakses pada tanggal 26 Juni 2011. 43