Mengapa perang Jepang Rusia tahun 1905 dinilai sebagai pendorong munculnya nasionalisme di Indonesia

Peperangan ini utamanya terjadi karena perebutan kota Port Arthur dan Jazirah Liaodong, ditambah dengan jalur rel dari pelabuhan tersebut ke Harbin.

Kemenangan Jepang atas Rusia tahun berapa?

Kemenangan Jepang terhadap Rusia 1905 dalam peperangan Jepang terhadap Manchuria pasukan Jepang berhadapan dengan Rusia dan mengalami kemenangan yang gemilang.

Mengapa perang Jepang Rusia 1905 dinilai sebagai pendorong munculnya nasionalisme di Indonesia?

Salah satu faktor pendorong munculnya pergerakan nasional adalah kemenangan jepang atas rusia maksudnya adalah: Bangsa Asia atau daerah terjajah bangsa Eropa telah menganggap bangsa Eropa adalah bangsa superioritas dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang sangat maju.

Mengapa kemenangan Jepang atas Rusia berpengaruh besar bagi asia?

Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905 membawa pengaruh besar bagi bangsa-bangsa di Asia-Afrika sebab bangkitnya harga diri bangga Asia-Afrika sehingga menimbulkan kesadaran berbangsa.

Kenapa kemenangan Jepang atas Rusia berpengaruh terhadap pergerakan nasional Indonesia?

Indonesia termotivasi atas kemenangan Jepang terhadap Rusia, rakyat Indonesia berpikir bahwa bangsa asia tidak selamanya dapat dikalahkan oleh bangsa eropa. dari situlah Indonesia bangkit untuk mencapai kemerdekaan.

Bagaimana Perang Rusia-Jepang berlangsung?

Perang Rusia-Jepang (Russo-Japanese War) adalah sebutan untuk konflik bersenjata antara Rusia & Jepang yang berlangsung pada tahun 1904 hingga 1905. Lokasi perang ini bertempat di Asia Timur di mana penyebab utama perang ini tidak lepas dari adanya rivalitas antara Jepang & Rusia yang sama-sama memiliki ambisi atas kawasan setempat.

Apakah Perang Tiongkok-Jepang pecah?

Upaya Jepang untuk menduduki Korea menyebabkan pecahnya Perang Tiongkok-Jepang . Kekalahan yang dialami Tiongkok dalam perang itu menyebabkan ditandatanganinya Perjanjian Shimonoseki ( 17 April 1895 ). Dengan perjanjian itu Tiongkok melepaskan klaimnya atas Korea, dan menyerahkan Taiwan dan Lüshunkou (sering disebut Port Arthur).

Siapa kekalahan dalam perang melawan Jepang?

Bagi Rusia, kekalahan dalam perang melawan Jepang membawa efek domino yang begitu serius. Selain harus kehilangan banyak tentara & persenjataan mahalnya, perang ini mendorong timbulnya demonstrasi massal di Rusia pada tahun 1905 sehingga Tsar Nicholas II terpaksa mengabulkan keinginan para demonstran yang menginginkan pendirian parlemen (duma).

Siapa negara yang mendeklarasikan perang terhadap Rusia?

Tak sampai seminggu, Jepang mendeklarasikan perang terhadap Rusia. Adu otot Jepang-Rusia tak terjadi dalam semalam. Pada 1885, Rusia, Jerman, Inggris, Perancis, dan Jepang berebut Tiongkok, yang hingga beberapa dasawarsa sampai Partai Komunis berkuasa pada 1949, terus menjadi bulan-bulanan negeri-negeri asing.

Mengapa perang Jepang Rusia tahun 1905 dinilai sebagai pendorong munculnya nasionalisme di Indonesia

Mengapa perang Jepang Rusia tahun 1905 dinilai sebagai pendorong munculnya nasionalisme di Indonesia
Lihat Foto

Kemendikbud RI

Organisasi Budi Utomo

KOMPAS.com - Awal abad ke-20 menjadi periode penting bagi bangsa Indonesia, di mana Indonesia mengalami sebuah fase yang disebut kebangkitan nasional. 

Pada 1908 menjadi awal pergerakan nasional, karena pada masa tersebut perjuangan yang dilakukan oleh rakyat masuk ke dalam kategori visi nasional.

Istilah pergerakan nasional juga digunakan untuk menggambarkan proses perjuangan bangsa Indonesia dalam masa mempertahankan kemerdekaan.

Salah satu faktor yang melatarbelakangi munculnya kebangkitan nasional di indonesia adalah munculnya kaum terpelajar di Indonesia akibat Politik Etis yang diterapkan.

Penyebab terjadinya pergerakan nasional sendiri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

  • Faktor Internal (dalam negeri)
  • Faktor Eksternal (luar negeri)

Baca juga: Organisasi-organisasi Pergerakan Nasional

Faktor Internal

Beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya pergerakan nasional yang bersumber dari dalam negeri adalah:

  1. Adanya tekanan dan penderitaan yang berkelanjutan. Rakyat Indonesia harus melawan penjajah.
  2. Adanya rasa senasib yang hidup dalam cengkraman penjajah dan timbul semangat bersatu membentuk negara.
  3. Adanya rasa kedasaran nasional dan harga diri, menyebabkan kehendak untuk memiliki tanah air serta hak menentukan nasib sendiri. 

Faktor Eksternal 

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dar luar bangsa Indonesia.

Faktor eksternal yang mendorong terjadinya pergerakan nasional adalah:

  1. Masuknya paham liberalisme dan human rights.
  2. Diterapkannya pendidikan sistem barat dalam pelaksanaan Politik Etis pada 1902, sehingga menimbulkan wawasan yang luas bagi pelajar Indonesia.
  3. Kemenangan Jepang terhadap Rusia tahun 1905 yang membangkitkan rasa percaya diri bagi rakyat Asia-Afrika dan bangkit melawan penjajah.
  4. Gerakan Turki Muda pada 1896-1918 yang bertujuan untuk menanamkan dan mengembangkan nasionalisme Turki.
  5. Gerakan Pan-Islamisme yang ditumbuhkan oleh Djamaluddin al-Afgani yang mematahkan dan melenyapkan imperialisme barat.
  6. Pergerakan nasional di Asia, seperti gerakan nasionalisme di India, Tiongkok, dan Filipina. 

Baca juga: Kegagalan Ekonomi pada Masa Demokrasi Terpimpin

Masa Pergerakan Nasional

Pada masa pergerakan nasional di Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi-organisasi pergerakan nasional.

Masa pergerakan nasional ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:

Masa Pembentukan (1908-1920) 

Pada masa ini berdiri organisasi:

  • Budi Utomo
  • Sarekat Islam
  • Indische Partij
Masa Radikal atau Non Kooperasi (1920-1931) 

Pada masa ini berdiri organisasi:

  • Perhimpunan Indonesia
  • Partai Komunis Indonesia
  • Partai Nasional Indonesia
  • Partindo, PNI-Baru, dan Gerindo

Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Cirebon

Referensi: 

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanti. (2019). Sejarah Nasional Indonesia VI Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Makfi, Samsudar. (2019). Awal Pergerakan Nasional. Maraga Borneo Tarigas. 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

KOMPAS.com - Perang antara Jepang dan Rusia berlangsung sejak tanggal 10 Februari 1904 hingga 5 September 1905.

Peperangan ini utamanya terjadi karena perebutan Kota Port Arthur (kota pelabuhan di China) dan Jazirah Liaodong, ditambah dengan jalur rel dari pelabuhan tersebut ke Harbin. 

Pada akhirnya, pertempuran brutal dan panjang antara Rusia dan Jepang diakhiri dengan perjanjian damai.

Selama 19 bulan berlangsung, pertempuran ini telah memakan banyak korban jiwa. Setidaknya sekitar 150.000 pasukan dari kedua belah pihak tewas di medan perang.

Baca juga: Perang Kuning: Latar Belakang, Tokoh, Jalannya Pertempuran, dan Akhir

Latar belakang

Pada awal abad ke-20, Rusia telah menjadi kekuatan dunia yang diperhitungkan dengan wilayah yang luas di Eropa Timur dan Asia Tengah.

Sementara itu, Jepang juga dipandang sebagai kekuatan Asia berkat Restorasi Meiji yang terjadi pada 1868.

Pada 1904, Kekaisaran Rusia yang diperintah oleh Tsar Nicholas II yang otokratis (keputusan berpusat pada pemimpin), dipandang sebagai salah satu kekuatan teritorial terluas di dunia. 

Masih di tahun yang sama, pusat pengiriman Siberika dari Vladivostok terpaksa ditutup selama berbulan-bulan akibat musim dingin. 

Oleh sebab itu, Kekaisaran Rusia butuh pelabuhan air hangat di Samudra Pasifik, baik untuk tujuan dagang maupun pangkalan untuk angkatan lautnya yang sedang tumbuh. 

Guna mengatasi masalah tersebut, Tsar Nicholas mengarahkan perhatiannya pada Semenanjung Korea dan Liaodong di China. 

Kekaisaran Rusia lantas menyewa pelabuhan di Semenanjung Liaodong dari China, yang dikenal dengan nama Port Arthur.

Baca juga: Restorasi Meiji: Tokoh, Penyebab, dan Dampak

Sementara itu, negara Jepang sudah menaruh perhatian khusus terhadap Rusia di wilayah Asia Timur sejak Perang Sino-Jepang tahun 1895. 

Awalnya, Jepang ingin membuat kesepakatan dengan menawarkan kendali atas Manchuria, China. Akan tetapi, Rusia menolak tawaran tersebut. 

Setelah gagal bernegosiasi dengan Rusia, Jepang memilih untuk berperang dengan melakukan serangan mendadak ke Port Arthur pada 8 Februari 1904.

Mengapa perang Jepang Rusia tahun 1905 dinilai sebagai pendorong munculnya nasionalisme di Indonesia

Mengapa perang Jepang Rusia tahun 1905 dinilai sebagai pendorong munculnya nasionalisme di Indonesia
Lihat Foto

Wikipedia Project

Pasukan perang Jepang-Rusia

Jalannya peperangan

Perang tahun 1904

Pada 8 Februari 1904, armada Jepang berlayar menuju Port Arthur dengan dipimpin oleh Jenderal Togo Heihachiro.

Jenderal Togo memulai peperangan dengan sebuah serangan torpedo secara mendadak pada kapal-kapal Rusia di Port Arthur. 

Serangan torpedo ini berhasil merusak tiga kapal terbesar Rusia, yaitu Tsesarevich, Retvizan, dan Pallada. 

Pada hari berikutnya, pertempuran masih berlangsung di Port Arthur. Rusia pun tidak tinggal diam, mereka mencoba membalas serangan Jepang dengan menggunakan ranjau. 

Serangan balik dari Rusia berhasil merusak dua kapal perang Jepang. Kendati demikian, Jepang masih menunjukkan dominasinya di Port Arthur dan terus memborbardir pelabuhan menggunakan senjata-senjata berat.

Sayangnya, serangan terhadap Rusia melalui darat gagal dan justru memakan korban bagi pihak Jepang. 

Baca juga: Tokoh-Tokoh Revolusi Rusia

Pada akhir Agustus, pasukan dari Rusia Utara dikirim guna membantu armada negaranya di Port Arthur. Namun, bantuan ini berhasil dipukul mundur oleh Jepang.

Memasuki akhir 1904, angkatan laut Jepang berhasil menenggelamkan setiap kapal dalam armada Pasifik Rusia dan menguasai garnisunnya. 

Secara umum, peperangan di sepanjang tahun 1904 yang terjadi di beberapa lokasi, banyak dimenangkan oleh Jepang daripada Rusia.

Kendati demikian, Rusia belum mau menyerah, sehingga pertempuran berlanjut pada 1905.

Mengapa perang Jepang Rusia tahun 1905 dinilai sebagai pendorong munculnya nasionalisme di Indonesia

Mengapa perang Jepang Rusia tahun 1905 dinilai sebagai pendorong munculnya nasionalisme di Indonesia
Lihat Foto

Wikipedia Project

Kapal perang Jepang-Rusia

Perang tahun 1905

Konflik kembali berlanjut pada 20 Februari 1905, ketika pasukan Jepang menyerang Rusia di Mukden. 

Pertempuran ini melibatkan 330.000 pasukan Rusia yang melawan 270.000 pasukan Jepang. 

Dalam pertempuran Mukden, Jepang berhasil mendesak Rusia dan memaksa mereka untuk mundur.

Pada 10 Maret 1905, setelah tiga minggu pertempuran berlangsung, Rusia banyak kehilangan pasukannya.

Kerugian yang dialami Rusia sangatlah besar. Pasalnya, sekitar 89.000 pasukannya tewas, sementara dari pihak Jepang kehilangan 71.000 pasukan.

Baca juga: Revolusi Oktober: Latar Belakang, Kronologi, dan Dampak

Setelah Rusia berhasil dikalahkan kembali oleh Jepang, bala bantuan Armada Baltik Rusia pun tiba pada Mei 1905.

Strategi Armada Baltik adalah melakukan pelayaran di malam hari agar tidak diketahui oleh Jepang. 

Akan tetapi, lagi-lagi Jepang berhasil menangkap bala bantuan Rusia, karena ada sebuah kapal yang menyalakan lampu mereka di kegelapan.

Mengapa perang Jepang Rusia tahun 1905 dinilai sebagai pendorong munculnya nasionalisme di Indonesia

Mengapa perang Jepang Rusia tahun 1905 dinilai sebagai pendorong munculnya nasionalisme di Indonesia
Lihat Foto

Wikipedia

Togo Heihachiro

Setelah itu, masih di bawah komando Laksamana Togo Heihachiro, angkatan laut Jepang berusaha memblokir jalan Rusia ke Vladivostok. 

Pada tanggal 28 Mei 1905, Rusia telah kehilangan delapan kapal perang dan lebih dari 5.000 pasukan.

Baca juga: Kekaisaran Rusia: Sejarah, Sistem Pemerintahan, dan Keruntuhan

Perjanjian Damai

Dalam pertempuran panjang ini, secara umum Rusia terus mengalami kekalahan dari pihak Jepang. 

Pada akhirnya, dibuatlah perjanjian damai bernama Perjanjian Portsmouth, yang dimediasi oleh Presiden AS, Theodore Roosevelt. 

Selama proses negosiasi berlangsung antara 9 Agustus - 5 September 1905, Rusia diwakili oleh Sergei Witte dan Jepang diwakili oleh Baron Komura.

Mengapa perang Jepang Rusia tahun 1905 dinilai sebagai pendorong munculnya nasionalisme di Indonesia

Mengapa perang Jepang Rusia tahun 1905 dinilai sebagai pendorong munculnya nasionalisme di Indonesia
Lihat Foto

Creative Comons/Martin Pot

Port Arthur

Setelah melakukan perundingan, pada 5 September 1905 kedua belah pihak menandatangani perjanjian tersebut.

Isi Perjanjian Portsmouth adalah Rusia menyerahkan Port Arthur kepada Jepang, sementara mempertahankan bagian utara Pulau Sakhalin. 

Rusia juga setuju meninggalkan Manchuria dan mengakui kontrol Jepang atas semenanjung Korea.

Baca juga: Sejarah Shogun Jepang

Perang brutal antara Jepang dan Rusia telah memakan banyak korban jiwa. Sekitar 150.000 pasukan menjadi korban jiwa dari kedua belah pihak.

Tidak hanya itu, sekitar 20.000 warga sipil China turut menjadi korban Perang Rusia dan Jepang.

Kematian dari penduduk sipil kebanyakan disebabkan oleh taktik keras orang-orang Rusia di Manchuria. 

Beberapa jurnalis mengatakan bahwa Rusia telah menjarah beberapa desa dan memperkosa serta membunuh banyak wanita di Manchuria. 

Di samping timbulnya korban jiwa, kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang ini menandai bangkitnya kekuatan Asia menandingi kekuatan Barat.

Setelah perang ini, kekuatan Barat harus mengakui dan memperhitungkan Jepang dalam urusan politik di Asia.

Selain itu, kemenangan Jepang juga memicu kebangkitan nasional di negara-negara Asia, termasuk Indonesia, yang saat itu masih dijajah Belanda.

Referensi:

  • Jukes, Geoffrey. (2002). The Russo-Japanese War 1904-1905. Oxford: Osprey Publishing.
  • Kowner, Rotem. (2006). The Impact of the Russo-Japanese War. Abingdon: Routledge.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.