Mengapa malaikat disebut sebagai makhluk allah yang paling taat jelaskan

Page 91 - Ayo Mengaji 4

P. 91

Mengapa malaikat disebut sebagai makhluk allah yang paling taat jelaskan

Malaikat termasuk makhluk gaib. Karena malaikat tidak dapat dilihat atau diraba oleh indera manusia. Malaikat juga tidak memiliki hawa nafsu. Jadi malaikat tidak makan, tidak minum, tidak tidur dan tidak menikah. Malaikat diciptakan dari cahaya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: ْ ْ ْ رﻮــﻧ ﻦــﻣ ﺖــﻜ ﻠﻤﻟا ﺖﻘﻠﺧ ِ ِ ِ ِ َ ٍ ِ ُ َ ُ َ Khuliqatil-mal `ikati min n r(i) Artinya: Malikat itu diciptakan dari cahaya. [HR.Muslim] Malaikat merupakan makhluk gaib yang paling taat kepada Allah SWT. Malaikat tidak pernah membantah apa yang diperintahkan Allah kepadanya. Sebagaimana firman Allah SWT: ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ً َّ ﺎــﻫ دﻮــﻗو ارﺎــﻧ ﻢـ ﻴﻠﻫاو ﻢ ـﺴﻔﻧا آﻮـﻗ اﻮـﻨﻣ ا ﻦﻳ ا ﺎ ﺎﻳ ِ ِ َ َ ُ َ ُ ّ َ ُ َ ُ َ َ ُ ُ ُ َ َ َ ُّ َ ْ ْ ٌ ٌ ٌ ْ ْ ﷲا نﻮــــــﺼﻌﻳ ﻻ َّ د اﺪــﺷ ظﻼــﻏ ﺔــﻜ ﻠﻣ ﺎــ ﻠﻋ ةرﺎــﺠﺤﻟاو سﺎــﻨﻟا ِ َ ِ ِ َ َ ّ َ ُ َ َ ِ َ َ َ ُ َ َ ُ َّ َ َ ْ ْ ْ ْ ْ نوﺮــﻣﺆﻳ ﺎــﻣ نﻮــﻠﻌﻔﻳو ﺮــﻣا ﺂــﻣ ُ َ ُ َ ُ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ Y ayyuhal-la na man q anfusakum wa ahl kum n raw wa q duh n-n su wal-hij ratu ‘alaih mal ikatun gil un syid dul l ya’ nall ha m amarahum wa yaf’al’al na m yu’mar n(a) Artinya: Hai orang-orang yang beriman, periharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan mereka itu selalu mengerjakan apa saja yang diperintahkan. [QS. At-Ta r m: 6] Dalam ayat lain Allah SWT juga berfirman: ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ نوﺮــﻣﺆﻳ ﺎــﻣ نﻮــﻠﻌﻔﻳو ﻗﻮــﻓ ﻦــﻣ ﻢــ ر نﻮﻓﺎــﺨﻳ ِ ِ ِ ُ َ ُ َ ُ َ َ َ َ َ َ ّ َّ َ َ ُ ُ َ َ Yakh f na rabbahum min fauqihim wa yaf’alal na m yu`mar n(a) Artinya: Mereka (malaikat) itu takut kepada Tuhannya yang berkuasa di atas mereka dan mengerjakan apa saja yang diperintahkan (kepada mereka). [QS. An- Na l: 50] 78 Ayo Mengaji 4 | Pendidikan Agama Islam SD Kelas IV

Mengapa malaikat disebut sebagai makhluk allah yang paling taat jelaskan
   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96
Mengapa malaikat disebut sebagai makhluk allah yang paling taat jelaskan

Mengapa malaikat disebut sebagai makhluk allah yang paling taat jelaskan

AdillaAzizGaming AdillaAzizGaming

Jawaban:

karena malaikat tidak pernah lalai terhadap allah dan selalu patuh kepada Allah

Mengapa malaikat disebut sebagai makhluk allah yang paling taat jelaskan

nandadianputri856 nandadianputri856

Jawaban:

karena malaikat diciptakan dari cahaya (nur)

maaf kalau slah

Ilustrasi pria muslim sedang beribadah. Foto: Shutter Stock

Percaya kepada malaikat adalah bagian dari rukun iman yang kedua dalam Islam. Umat Muslim dianjurkan untuk meyakini keberadaannya dan mengimani sifat-sifatnya.

Meskipun tergolong makhluk ghaib, keberadaan malaikat telah digambarkan secara jelas dalam Alquran dan hadist. Salah satunya adalah firman Allah dalam Surat an-Nisa ayat 136 berikut yang artinya:

Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.

Allah menciptakan malaikat dengan berbagai sifat terpuji, salah satunya adalah ketaatan. Lalu, mengapa malaikat selalu taat kepada Allah? Untuk mengetahui alasannya, simak penjelasan berikut.

Mengapa Malaikat Selalu Taat Kepada Allah?

Malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan untuk taat kepada-Nya. Mereka senantiasa sujud kepada Allah dan tidak pernah berbuat dosa, sebagaimana disebutkan dalam Surat An-Nahl ayat 49 berikut:

Ilustrasi pria muslim sedang berdoa. Foto: Shutter Stock

وَلِلّٰهِ يَسْجُدُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ مِنْ دَاۤبَّةٍ وَّالْمَلٰۤىِٕكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ

"Dan segala apa yang ada di langit dan di bumi hanya bersujud kepada Allah yaitu semua makhluk bergerak (bernyawa) dan (juga) para malaikat, dan mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri."

Mengutip jurnal berjudul Meneladani Sifat-sifat Malaikat Allah Sebagai Bentuk Mengimani Adanya Malaikat oleh Mulyana Abdullah, ketaatan para malaikat kepada Allah ini tampak dari pelaksanaan setiap perintahnya, sebagaimana tercermin dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari berikut:

Dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata, Rasulullah SAW berkata kepada Jibril 'alaihissalam:

"Tidakkah sebaiknyakah kamu lebih sering mengunjungi kami dari yang sudah kamu lakukan?" Perawi berkata, "Maka turunlah firman Allah Ta'laa QS. Maryam ayat 64 yang artinya: "Dan tidaklah kami (Jibril) turun melainkan dengan perintah Rabbmu. Kepunyaan-Nyalah segala apa yang ada di hadapan kita dan apa yang di belakang kita".

Hadits tersebut menegaskan bahwa malaikat dalam menjalankan tugasnya didasarkan pada perintah Allah semata. Ini merupakan salah satu bentuk ketaatan malaikat kepada Allah sebagai Rabb-nya.

Ilustrasi pria muslim sedang berdoa. Foto: Shutter Stock

Dalam Tafsir Ibnu Katsir, disebutkan bahwa sifat ketaatan ini adalah bagian dari fitrah penciptaannya. Pada malaikat, ditanamkan sifat taat yang mustahil baginya untuk mendurhakai Allah SWT.

Mengutip buku Tafsir Alquran Majid An-Nur oleh Prof. Dr. Teungku Muhammad, ketaatan malaikat didasarkan pada tabiat penciptaannya. Sedangkan kedurhakaan mereka tidak berdasar pada tabiatnya. Inilah yang menjadi alasan mengapa malaikat selalu taat kepada Allah.

Sikap ketaatan ini semestinya menjadi nilai panutan (qudwah) untuk diteladani oleh manusia. Seorang yang beriman kepada malaikat, dengan pendekatan spiritualnya, akan senantiasa meneladani sikap-sikap positif yang dicontohkan malaikat.

Dengan memaknai bukti-bukti ketaatan tersebut, keimanan seorang Muslim dapat dicerminkan melalui tindakan berikut:

  • Berbuat dan beramal sesuai dengan amal perbuatan mereka, dengan merealisasikan ketaatan kepada Allah SWT dan sebisa mungkin meminimalkan kedurhakaan kepada-Nya.

  • Meyakini keberadaan mereka sebagai makhluk ghaib.

  • Berupaya menyesuaikan diri dengan sifat-sifat mereka dan menjadikan mereka sebagai idealisme dalam kesempurnaan ilmu dan kebaikan perilaku.