Mengapa di tengah hari bayang-bayang benda yang berdiri tegak tidak tampak jelas


 “Tidakkah engkau memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang. Dan sekiranya Dia menghendaki, niscaya Dia jadikannya (bayang-bayang itu) tetap, kemudian kami jadikan matahari sebagai petunjuk. Kemudian Kami menariknya (bayang-bayang itu) kepada Kami sedikit demi sedikit.” (QS. Al-Furqon : 45-46).

Subhanallah!

Disini, kita diminta Allah SWT untuk memperhatikan, mengamati, mempelajari, dan memahami ayat ini. Dan maksud dari memanjang dan memendekkan bayangan adalah adanya siang dan malam. Saat pagi hari menjelang siang, bayangan kita semakin lama semakin panjang, dan dari siang menjelang malam, bayangan tersebut semakin memendek. Ini juga berarti bahwa Allah SWT mengajarkan kita tentang waktu, adanya waktu siang dan malam yang telah kita jumpai yaitu waktu dibumi ini yang telah digenapkan menjadi 24 jam dalam sehari.

Bayang-bayang itu tetap, maksudnya adalah jika Allah SWT menghendaki waktu di bumi ini akan terus menjadi siang dan tidak ada waktu malam.Namun itu hanyalah jika Allah SWT menghendaki.

Lalu, matahari sebagai petunjuk. Petunjuk disini maksudnya bisa sebagai petunjuk waktu antara pagi, siang, sore dan malam. Dan bisa juga sebagai penunjuk arah mata angin, dimana matahari terbit sebelah timur dan terbenam di sebelah barat. Serta adanya perputaran matahari, dari terbitnya fajar (subuh) sampai terbenamnya matahari (maghrib).

Sains mengatakan bahwa bayangan terjadi ketika sinar matahari jatuh pada sebuah penghalang yang merambat penyebarannya sehingga tingkat ketajaman penyinaran pada tempat jatuhnya sinar menjadi berkurang. Daerah bayangan itu berada pada tingkat penyinaran yang sedang antara sinar terang dan gelap pekat. Ketika penghalang atau sumber sinarnya bergerak, bayangan pun ikut bergerak, memanjang atau memendek dan ke arah yang berlawanan dengan arah perputaran sinar.

Dari bayangan yang ditimbulkan oleh sinar matahari itu, manusia dapat menentukan waktu selama siang hari. Umat islam terdahulu menggunakan jam matahari untuk menentukan waktu-waktu sholat yang berkaitan dengan tinggi rendahnya matahari di ufuk.

Waktu fajar misalnya, masuk bersamaan dengan mulainya fajar sidik yang terjadi ketika matahari berada di bawah ufuk timur dengan kadar tertentu. Matahari terbit dimulai dari meningginya bagian atas matahari dari ufuk timur. Waktu zuhur masuk ketika matahari berada di puncak ketinggiannya pada siang hari dan bayangan benda berada pada tingkat paling pendek. Waktu asar adalah ketika panjang bayangan sama dengan benda itu, atau dua kali lebih panjang jika dibandingkan dengan bayangan waktu zuhur. Waktu maghrib masuk ketika matahari utuh terbenam di ufuk barat, bersamaan dengan tenggelam pula bayangan benda. Sedangkan waktu Isya masuk dengan terbenamnya senjakala yang terjadi ketika matahari berada di bawah ufuk barat dengan kadar tertentu.

Pada pagi hari bayangan sangat panjang, jauh lebih panjang dari bendanya. Kemudian memendek perlahan sepanjang bendanya dan terus memendek. Pada tengah hari, bayangan mempunyai panjang terkecil atau terpendek bahkan pada hari tertentu tanpa bayangan karena berimpit dengan bendanya. Semua perjalanan bayang-bayang memendek ini terjadi ketika bayang-bayang berada di sebelah barat bendanya. Bayangan tidak berhenti di tengah hari, tetapi berbalik memanjang, berbolak balik ke kanan dan ke kiri.

Proses bayangan memanjang dan memendek terjadi dan dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari.. Bayangan dapat berada di sebelah utara selama enam bulan, kemudian sebelah selatan selama enam bulan berikutnya. Namun ada orang atau benda yang berada di tempat tertentu yang hanya dapat mempunyai bayangan di sebelah selatan saja atau utara saja sepanjang tahun.

Bumi dan planet-planet lain bergerak mengelilingi matahari dengan lintasan yang berada pada satu bidang datar yang disebut bidang ekliptika. Bumi dan planet-planet selain berevolusi juga berotasi mengelilingi masing-masing porosnya. Bagi bumi, gerak revolusi memberi satuan waktu satu tahun, sedangkan rotasi memberi waktu malam-siang, 24 jam.

Matahari adalah sumber cahaya alami yang sangat terang. Matahari membentuk bayangan terpendek di tengah hari, ketika matahari berada tinggi di langit.

Mengapa di tengah hari bayang-bayang benda yang berdiri tegak tidak tampak jelas

Gambar 1 : Ketika matahari tepat di atas pohon

Matahari akan membuat bayangan terpanjang di awal dan akhir hari, ketika matahari berada terendah di langit.

Mengapa di tengah hari bayang-bayang benda yang berdiri tegak tidak tampak jelas

Gambar 2 : Ketika matahari hendak terbit atau terbenam

sumber : 

1. AL-QUR'AN

2. http://www.bbc.co.uk 

3.  http://rara-deye.blogspot.com


Page 2

Mengapa di tengah hari bayang-bayang benda yang berdiri tegak tidak tampak jelas
Matahari bersinar terik saat fenomena Equinox terlihat dari langit Kota Denpasar, Bali, 21 Maret 2016. Equinox merupakan salah satu fenomena astronomi saat matahari melintasi garis khatulistiwa. ANTARA/Fikri Yusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Hari tanpa bayangan memang fenomena alam yang menarik. Kunci terjadinya fenomena alam ini adalah matahari.

Matahari adalah bintang yang berjalan. Sepanjang tahun, benda langit ini menempuh perjalanan mondar-mandir dari utara ke selatan. Perjalanan matahari itu disebabkan oleh kemiringan sumbu rotasi bumi terhadap bidang edar matahari. Kemiringan sebesar 23,5 derajat inilah yang membuat bumi tampak berayun sepanjang tahun.

Selama perjalanan tersebut, matahari menyinggahi berbagai kota di bumi. Persinggahan dilakukan bergilir sesuai posisi lintang kota di bola bumi. Pontianak, misalnya, yang berada pada lintang 0 derajat, mendapat kesempatan disinggahi matahari sebanyak dua kali dalam setahun, seperti dilansir dari laman Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Matahari di atas Pontianak setiap tanggal 21 Maret dan 23 September.

Baca juga: Simak Fakta Hari Tanpa Bayangan Ini

Beda lagi dengan Jakarta. Matahari singgah di atas Ibu Kota setiap tanggal 4 Maret dan 8 Oktober. Maklum, kota yang dulu dipanggil Batavia ini berbeda lintang dengan Pontianak. Jakarta berada 6,2 derajat lebih selatan dari Pontianak yang berada di khatulistiwa.

Saat matahari singgah di atas kota, terjadi fenomena unik. Selama lima menit, benda-benda tegak seolah kehilangan bayangan. Peristiwa ini terjadi tepat tengah hari, sebelum azan zuhur berkumandang.

Lenyapnya bayangan benda terjadi karena perspektif pencahayaan. Sumber cahaya yang berada di atas benda seperti tabung atau balok maka bayangan akan jatuh di alasnya. Jika sumber cahaya bergeser sedikit saja, bayangan akan bergeser keluar dari alas. Bayangan serta-merta terbentuk. Pada hari tanpa bayangan, matahari persis di atas kepala sehingga bayangan jatuh di bawah bangunan.

Baca juga: Pulau Jawa Terpengaruh Hari tanpa Bayangan

Karena jatuh di bawah benda, bukan berarti bayangan benar-benar menghilang. Jika benda tersebut memiliki penampang alas lebih kecil ketimbang penampang atas, maka bayangan tetap bisa terlihat. Hal ini bisa diamati pada pohon.

Simak artikel menarik lainnya tentang hari tanpa bayangan hanya di kanal Tekno Tempo.co.