Blora – Menyadari pluralisme agama yang ada di Indonesia, kerukunan hidup antarumat beragama merupakan sesuatu yang harus diperhatikan bagi terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa. Kerukunan hidup antarumat beragama dimaksud adalah kerukunan yang tercipta di antara umat beragama dalam kehidupan sosial tanpa mempersoalkan agama/akidah masing-masing serta saling menghargai satu sama lain untuk menciptakan keharmonisan. “Mari kita menjaga kerukunan antar umat beragama supaya tidak terjadi konflik yang berarti sehingga Kabupaten Blora yang tercinta selalu damai dan aman,” ungkap Wakil Bupati Blora, Arif Rahman pada acara workshop Pencegahan Konflik Umat Beragama di Gedung Mr. Green Blora, Kamis (08/04). Wabup menyampaikan bahwa masalah kerukunan umat beragama dan antarumat beragama sangat penting untuk terus dibina, sebab akhir-akhir ini kerusuhan di berbagai daerah yang melibatkan umat beragama, terus bergejolak, meskipun pemicunya sangat kompleks menyangkut soal ekonomi, fanatisme maupun politik. “Tetapi jika ajaran agama dipahami secara benar, sesungguhnya tidak akan terjadi kerusuhan tersebut, sebab setiap agama mengajarkan kerukunan dan cinta kasih, menyerukan kebajikan dan mencegah kemungkaran atau dalam bahasa al-Qur’an disebut amar ma’ruf nahi munkar,” lanjut Arif. Sudah saatnya umat beragama mengkaji ajaran agamanya secara benar dan kritis, tidak terjebak pada persoalan-persoalan yang formalistik dan bersifat simbol belaka. Sementara substansi ajarannya yang penuh perhatian terhadap persoalan kemanusiaan dan akhlaq- karimah seperti: keadilan, kejujuran dan kedermawanan terabaikan, mindset ini yang sedang dibangun bagi Pemerintah Kabupten Blora. Arif menandaskan bahwa ketegangan atau konflik antarumat bergama di daerah biasanya berkisar pada tiga wilayah yang berdiri sendiri atau saling terkait yakni pertama, wilayah ajaran, kedua wilayah sosial, ketiga wilayah kemanusiaan. Artinya, persoalan kemanusiaan (keadilan, kejujuran, dan ketentraman dsb.) harus memancing respon dari berbagai agama untuk melakukan kerjasama yang baik satu sama lain. “Oleh sebab itu, salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam rangka menciptakan kerukunan umat beragama di tengah pluralitas ini adalah dengan memahami ajaran agama masing-masing secara utuh, meningkatkan toleransi dan menjaga kerukunan bersama, karena agama juga mengajarkan kasih sayang,” ungkap Arif serius. Arif juga menandaskan bahwa pemerintah Blora akan lebih memperhatikan program keagamaan yang dilakukan oleh Kementerian Agama Blora seperti kesejahteraan guru madin, TPQ dan membahas perda keagamaan serta penertiban karaoke yang bisa menciptakan konflik. Wabup juga berpesan bahwa ketegangan dan kerusuhan yang terjadi di berbagai wilayah selama ini yang mengakibatkan hancurnya tempat-tempat ibadah, seperti masjid, mushalla, dan gereja selalu dikaitkan dengan konflik antarumat beragama, menunjukkan kesenjangan antara idealitas agama (das sollen) sebagai ajaran dan pesan-pesan suci Tuhan dengan realitas empirik yang terjadi dalam masyarakat (das sein) dan harus dicarikan solusinya sehingga doktrin agama menjadi bermakna bagi terciptanya keharmonisan umat beragama. Hal senada diungkapkan oleh Kepala Kankemenag Blora, Tri Hidayat bahwa ada beberapa hal yang dapat dijadikan solusi atas pemasalahan konflik antarumat beragama yakni melalui dialog Antar Agama, yakni suatu percakapan bebas, terus terang dan bertanggung jawab yang didasari rasa saling pengertian dalam menanggulangi masalah kehidupan bangsa sehingga tidak terjadi kesalahpahaman yang nantinya dapat memicu terjadinya konflik. Selain itu, juga adanya Pendidikan Multikultural, dimana perlu ditanamkannya pemahaman mengenai pentingnya toleransi antar umat beragama sejak dini, yang dapat dilakukan melalui jalur pendidikan “Perbedaan yang ada tersebut jangan sampai membuat kita tercerai berai, namun sebaliknya kita anggap sebagai kekayaan yang menjadi ciri khas bangsa kita, maka perlunya ditanamkannya rasa nasionalisme dan cinta tanah air dalam diri generasi penerus bangsa,” ungkap Tri Hidayat.(ima/gt)
Ketimpangan yang terjadi di masyarakat memiliki dampak positif dan dampak negatif. Adapun dampak positif ketimpangan sosial bagi kehidupan masyarakat sebagai berikut: a. Ketimpangan sosial dapat menjadi stimulasi ampuh bagi beberapa wilayah untuk terus memaksimalkan potensi mereka demi menuju ke arah yang senantiasa lebih baik lagi. b. Ketimpangan sosial juga dapat menumbuhkan rasa empati antargolongan untuk membantu yang lain demi mendapatkan kesetaraan yang sudah semestinya c. Ketimpangan sosial meminimalisir mental individu yang biasanya gampang cepat puas dengan ini mereka akan terus didorong untuk mengkontribusikan yang lebih baik dari diri mereka masing-masing. d. Mengajarkan pada masyarakat mengenai arti tentang kehidupan yang beragam e. Mendorong manusia untuk lebih pandai bersyukur atas apa yang dipunyai. Bidang pertanian pada daerah-daerah pedesaan menggunakan teknologi dalam meningkatkan hasil pertaniannya. disinilah kita bisa melihat dampak adanya ketimpangan antara desa dan kota. dalam meningkatkan perekonomian di desa agar sama dengan daearah perkotaan, ketimpangan tersebut dijadikan pemicu untuk meningkatkan produktivitas pertanian sebagai lumbung pemasok di kota dengan menggunakan kecanggihan teknologi.
Perlakukan secara tidak adil dapat terjadi dimana dan kapan saja karena adanya perbedaan karakteristik berikut ini: 1) Perbedaan suku dan ras, Contoh diskriminasi ras; menutup peluang kerja suatu jenis pekerjaan bagi ras tertentu sehingga tidak ada kesetaraan pada jenis pekerjaan tersebut. 2) Perbedaan kelas sosial, Contoh diskriminasi sosial; pelayanan berbeda atas fasilitas umum (misalnya fasilitas kesehatan) terhadap masyarakat yang kaya dan masyarakat yang kurang mampu.3) Perbedaan jenis kelamin (gender) Contoh diskriminasi gender; menetapkan gaji yang lebih rendah kepada tenaga kerja wanita dibanding pria meskipun tugas dan tanggungjawabnya sama. 4) Perbedaan agama/kepercayaan, Contoh diskriminasi agama; mempersulit atau menghambat proses kegiatan keagamaan lain di suatu daerah dengan alasan mayoritas penduduk di daerah tersebut adalah agama yang berbeda.5) Perbedaan pandangan politik. 6) Perbedaan kondisi fisik dan lain-lain.
f. Terjadinya monopoli
b. Fasilitas kesehatan, baik tenaga medis maupun peningkatan pelayanan kesehatan melakukan pemberdayaan kelompok masyarakat, misalnya dengan memberikan penyuluhan atau pengarahan pada masyarakat. Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi ketimpangan sosial di masyarakat antara lain : a. Bidang Pendidikan
PENGUATAN POSISI KOMUNITAS LOKAL DALAM MERESPON PERUBAHAN SOSIAL DISEBABKAN GLOBALISASIAndre Gunder Frank, salah satu pencetus teori ketergantungan, menyimpulkan bahwa keterbelakangan negara-negara dunia ketiga disebabkan oleh hubungan ketergantungan ekonomi kepada sistem kapitalis internasional. Negara-negara dunia ketiga pada umumnya adalah bekas negara jajahan.Upaya pemberdayaan dapat dilakukan melalui 3 cara berikut : a. Menciptakan kondisi yang kondusif yang mampu mengembangkan potensi komunitas lokal. b. Memperkuat modal (potensi) sosial masyarakat demi meningkatkan mutu kehidupannya. c. Mencegah dan melindungi agar kekuatan atau tingkat kehidupan masyarakat yang sudah rendah tidak semakin terpuruk, atau bahkan menjadi lebih meningkat. Agar relasi antar komunitas lokal dapat memperkuat posisi maka, diperlukan hal sebagai berikut : a. Membangun dan mengembangkan jejaring sosial sebagai wahana pengembang partisipasi dan aspirasi masyarakat. b. Peranan pemerintah lokal sebagai fasilitator dalam pengembangan partisipasi dan aspirasi masyarakat. Munculnya masalah ketimpangan sosial di masyarakat menimbulkan dampak. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat sangat beragam, baik dampak positif maupun dampak negatif. Adapun dampak positif dari ketimpangan sosial adalah:a. Mendorong wilayah lain yang kurang maju untuk dapat bersaing. b. Meningkatkan pertumbuhannya untuk kesejahteraan masyarakat. Dampak negatif yang muncul akibat adanya ketimpangan sosial di masyarakat adalah sebagai berikut: a. Menimbulkan kecemburuan sosial.b. Adanya pembatasan hubungan sosial karena kedudukan seseorang dalam masyarakat.c. Melemahnya stabilitas sosial dan solidaritas.d. Adanya ketidak pedulian dalam masyarakat.Ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat bila tidak diperhatikan akan menimbulkan masalah bagi masyarakat. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk mengatasi masalah ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat. Adapun upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah ketimpangan sosial tersebut adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan kualitas penduduk melalui pendidikan, kesehatan, maupun pemberdayaan kelompok di masyarakat.b. Mobilitas sosial dengan melakukan pemerataan penduduk yang diimbangi dengan pembangunan agar dapat mengendalikan jumlah penduduk di suatu wilayah. c. Menciptakan peluang kerja dengan membuka lapangan pekerjaan yang memanfaatkan kondisi lingkungan sekitar. Referensi: Dr. Hj. Widiningsih, M.Pd. 2020. Modul Pembelajaran SMA Sosiologi. Jakarta: Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN. |