Menganalisis macam-macam perbuatan yang bertentangan dengan hukum

Ilustrasi Perilaku yang Bertentangan dengan Hukum. Foto: Unsplash.com

Sebagai negara hukum, Indonesia mengatur berbagai aspek kehidupan masyarakat dan perilaku yang bertentangan dengan hukum.

Menurut Suharta dalam buku Pengantar Hukum Indonesia, tujuan didirikannya hukum di antaranya untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, mewujudkan keadilan, mencegah terjadinya kekacauan, dan menyediakan sanksi bagi orang yang melanggarnya.

Bagi seseorang atau kelompok yang melanggar hukum akan dikenai sanksi sebagai konsekuensi atas tindakan menyimpang yang telah dilakukannya. Lalu, apa saja perilaku yang bertentangan dengan hukum? Apa saja bentuk sanksi yang didapatkan akibat melanggar hukum? Simak uraian selengkapnya berikut ini.

Perilaku yang Bertentangan dengan Hukum

Bangsa Indonesia yang taat salah satunya diwujudkan dengan perilaku patuh terhadap hukum yang berlaku. Namun pada kondisi tertentu, perilaku menyimpang terhadap hukum dapat timbul karena berbagai hal.

Dalam buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan oleh Yusnawan Lubis dan Mohamad Sodeli, ketidakpatuhan terhadap hukum secara umum disebabkan oleh tiga hal, di antaranya:

  1. Pelanggaran hukum oleh si pelanggar telah dianggap sebagai kebiasaan, bahkan sebagai kebutuhan.

  2. Hukum yang berlaku sudah tidak relevan dengan tuntutan kehidupan.

  3. Kurangnya pemahaman tentang hukum dan sanksi yang akan diterima bila melakukan pelanggaran.

Fenomena perilaku yang bertentangan dengan hukum kerap kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Entah oleh seseorang di sekitar kita ataupun oleh aparat penegak hukum itu sendiri.

Untuk mempermudah pemahaman mengenai perilaku menyimpang terhadap hukum, berikut contoh-contoh yang bisa dipahami sekaligus dijadikan pelajaran agar tak melakukan pelanggaran terhadap hukum.

Perilaku menyimpang di lingkungan keluarga

  • Mengabaikan perintah orang tua.

  • Merusak nama baik keluarga.

  • Tidak menghargai anggota keluarga.

Perilaku menyimpang di lingkungan sekolah

  • Menyontek ketika ujian maupun ulangan.

  • Terlambat datang ke sekolah.

  • Merusak fasilitas dalam kelas.

Perilaku menyimpang di lingkungan masyarakat

  • Tidak menghormati tetangga di sekitar rumah.

  • Mencuri barang milik tetangga.

  • Membuang sampah sembarangan.

Perilaku menyimpang di lingkungan bangsa dan negara

  • Tidak memiliki kartu identitas (KTP) bagi yang sudah berusia 17 tahun.

  • Tidak memiliki SIM ketika berkendara.

Ilustrasi perasaan menyesal setelah melakukan tindakan menyimpang. Foto: Unsplash.com

Sanksi akan muncul sebagai akibat dari pelanggaran terhadap hukum. Merujuk sumber yang sama di atas, sanksi atas perilaku menyimpang dari hukum beragam jenisnya. Di antaranya sanksi hukum, sanksi sosial, maupun sanksi psikologis.

Selain itu, sanksi juga dapat timbul berdasarkan pelanggaran atas norma yang berlaku, misalnya:

  1. Pelanggaran terhadap norma agama, maka sanksi yang didapat bersifat tidak langsung karena akan diperoleh setelah pelaku meninggal dunia.

  2. Pelanggaran terhadap norma kesusilaan akan menimbulkan sanksi yang hanya dirasakan oleh diri sendiri. Misalnya merasa menyesal, malu, dan sebagainya.

  3. Pelanggaran terhadap norma kesopanan, sanksi yang didapat umumnya diberikan oleh masyarakat dalam bentuk cemoohan, celaan, maupun pengucilan dalam kehidupan masyarakat.

  4. Pelanggaran terhadap norma hukum biasanya menimbulkan sanksi bersifat tegas dan nyata sekaligus mengikat dan memaksa bagi siapa pun yang melanggarnya.

Itulah penjelasan mengenai perilaku yang bertentangan dengan hukum dan jenis-jenis sanksi yang muncul akibat pelanggaran norma maupun hukum. Semoga bermanfaat!