Memberi makan kepada orang yang berbuka puasa hukumnya

Memberi makan kepada orang yang berbuka puasa hukumnya
Foto: Mindra Purnomo/detikcom

Jakarta - Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang memberi makanan untuk berbuka puasa bagi orang yang berpuasa, maka dia akan mendapatkan (pahala), seperti pahala orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun."

(Hadits Riwayat Ahmad nomor 21168 dan at-Tirmidzi nomor 807)


(erd/erd)

Bulan Ramadhan benar-benar kesempatan terbaik untuk beramal. Bulan Ramadhan adalah kesempatan menuai pahala melimpah. Banyak amalan yang bisa dilakukan ketika itu agar menuai ganjaran yang luar biasa. Dengan memberi sesuap nasi, secangkir teh, secuil kurma atau snack yang menggiurkan, itu pun bisa menjadi ladang pahala. Maka sudah sepantasnya kesempatan tersebut tidak terlewatkan.

Inilah janji pahala yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebutkan,

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.”[1]

Al Munawi rahimahullah menjelaskan bahwa memberi makan buka puasa di sini boleh jadi dengan makan malam, atau dengan kurma. Jika tidak bisa dengan itu, maka bisa pula dengan seteguk air.[2]

Ath Thobari rahimahullah menerangkan, “Barangsiapa yang menolong seorang mukmin dalam beramal kebaikan, maka orang yang menolong tersebut akan mendapatkan pahala semisal pelaku kebaikan tadi. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi kabar bahwa orang yang mempersiapkan segala perlengkapan perang bagi orang yang ingin berperang, maka ia akan mendapatkan pahala berperang. Begitu pula orang yang memberi makan buka puasa atau memberi kekuatan melalui konsumsi makanan bagi orang yang berpuasa, maka ia pun akan mendapatkan pahala berpuasa.”[3]

Sungguh luar biasa pahala yang diiming-imingi.

Di antara keutamaan lainnya bagi orang yang memberi makan berbuka adalah do’a dari orang yang menyantap makanan berbuka. Jika orang yang menyantap makanan mendoakan si pemberi makanan, maka sungguh itu adalah do’a yang terkabulkan. Karena memang do’a orang yang berbuka puasa adalah do’a yang mustajab. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do’a orang yang terdzolimi.”[4] Ketika berbuka adalah waktu terkabulnya do’a karena ketika itu orang yang berpuasa telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri.[5]

Apalagi jika orang yang menyantap makanan tadi mendo’akan sebagaimana do’a yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam praktekkan, maka sungguh rizki yang kita keluarkan akan semakin barokah. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi minum, beliau pun mengangkat kepalanya ke langit dan mengucapkan,

اللَّهُمَّ أَطْعِمْ مَنْ أَطْعَمَنِى وَأَسْقِ مَنْ أَسْقَانِى

“Allahumma ath’im man ath’amanii wa asqi man asqoonii” [Ya Allah, berilah ganti makanan kepada orang yang memberi makan kepadaku dan berilah minuman kepada orang yang memberi minuman kepadaku][6]

Tak lupa pula, ketika kita hendak memberi makan berbuka untuk memilih orang yang terbaik atau orang yang sholih. Carilah orang-orang yang sholih yang bisa mendo’akan kita ketika mereka berbuka. Karena ingatlah harta terbaik adalah di sisi orang yang sholih. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan pada ‘Amru bin Al ‘Ash,

يَا عَمْرُو نِعْمَ الْمَالُ الصَّالِحُ لِلْمَرْءِ الصَّالِحِ

“Wahai Amru, sebaik-baik harta adalah harta di tangan hamba yang Shalih.”[7]

Dengan banyak berderma melalui memberi makan berbuka dibarengi dengan berpuasa itulah jalan menuju surga.[8] Dari ‘Ali, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« إِنَّ فِى الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا ». فَقَامَ أَعْرَابِىٌّ فَقَالَ لِمَنْ هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « لِمَنْ أَطَابَ الْكَلاَمَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ »

“Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang mana bagian luarnya terlihat dari bagian dalam dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya.” Lantas seorang arab baduwi berdiri sambil berkata, “Bagi siapakah kamar-kamar itu diperuntukkan wahai Rasululullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Untuk orang yang berkata benar, yang memberi makan, dan yang senantiasa berpuasa dan shalat pada malam hari di waktu manusia pada tidur.”[9]

Seorang yang semangat dalam kebaikan pun berujar, “Seandainya saya memiliki kelebihan rizki, di samping puasa, saya pun akan memberi makan berbuka. Saya tidak ingin melewatkan kesempatan tersebut. Sungguh pahala melimpah seperti ini tidak akan saya sia-siakan. Mudah-mudahan Allah pun memudahkan hal ini.”

Lalu bagaimanakah dengan Saudara?

Disusun di hari penuh berkah, Panggang-GK, 4 Sya’ban 1431 H

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel www.muslim.or.id

[1] HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5/192, dari Zaid bin Kholid Al Juhani. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.

[2] Faidul Qodhir, 6/243.

[3] Syarh Ibnu Baththol, 9/65.

[4] HR. Tirmidzi no. 2526 dan Ibnu Hibban 16/396. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.

[5] Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 7/194.

[6] HR. Muslim no. 2055.

[7] HR. Ahmad 4/197. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim.

[8] Lihat Lathoif Al Ma’arif, 298.

[9] HR. Tirmidzi no. 1984. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan.

Memberi makan kepada orang yang berbuka puasa hukumnya

IIlustrasi hadits memberi makan orang berpuasa. Foto: Freepik.

Memberi makan orang puasa merupakan salah satu amalan sedekah yang dianjurkan Rasulullah. Amalan tersebut identik dilakukan pada bulan Ramadhan. Sebab, pada bulan itu semua umat Muslim yang telah memenuhi syarat, wajib melaksanakan ibadah puasa.

Bulan Ramadhan sendiri memiliki banyak keutamaan yang melimpah. Semua ibadah yang dilakukan dijanjikan dengan ganjaran yang luar biasa pula.

Memberi makan orang berpuasa dianjurkan oleh Rasulullah, bukan hanya pada bulan Ramadhan namun juga di hari-hari biasa. Dikutip dari buku Pintar Hadits Edisi Revisi oleh Syamsul Rijal Hamid, hadits memberi makan orang puasa diriwayatkan oleh Yazid bin Kholid Al Juhanniy ra. Ia mengabarkan bahwa Rasulullah bersabda:

“Barangsiapa memberi makan orang berpuasa untuk berbuka, maka ia memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa itu.” (HR. Tirmidz)

Berbagi makanan kepada orang yang berpuasa khususnya di bulan Ramadhan adalah hal yang utama dan memiliki banyak keutamaan. Apa saja?

Keutamaan Memberi Makan Orang Puasa

IIlustrasi hadits memberi makan orang berpuasa. Foto: Freepik.

  • Termasuk Golongan Orang Dermawan

Dikutip dari buku Kumpulan Tanya Jawab Islam terbitan Daarul Hijrah Technology, memberi makan orang yang membutuhkan menunjukkan sifat kedermawanan seorang mukmin.

Dermawan merupakan salah satu sifat yang dicontohkan Nabi Muhammad sebagai kekasih Allah. Sebagaimana dijelaskan pada hadits yang dikutip dari buku Tuntunan Ibadah di Bulan Ramadhan oleh Toni Yunanto berikut:

Ibnu Abbas ra berkata, “Rasulullah adalah orang yang paling dermawan. Beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan. Beliau tidak pernah meminta sesuatu kecuali memberikannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain, Aisyah radhiallahu anha mengatakan, “Rasulullah jika masuk bulan Ramadhan membebaskan setiap tawanan dan memberi setiap orang yang meminta.”(HR.Imam Al Baihaqi)

IIlustrasi hadits memberi makan orang berpuasa. Foto: Freepik.

Tak hanya digolongkan sebagai orang yang dermawan, memberi makan orang puasa juga dijanjikan masuk surga. Amalan tersebut dicatat sebagai sedekah bagi yang melakukannya. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ali ra, Rasulullah bersabda:

"Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang mana bagian luarnya terlihat dari bagian dalam dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya." Para sahabat kemudian bertanya: "Bagi siapakah kamar-kamar itu diperuntukkan wahai Rasululullah?" Kemudian beliau menjawab: "Untuk orang yang berkata benar, yang memberi makan, dan yang senantiasa berpuasa dan shalat pada malam hari di waktu manusia tidur." (HR. Tirmidzi).

  • Mendapat Doa dari Orang yang Diberi Makan

Sutisna dalam buku Syariah Islamiyah menjelaskan, memberi makan orang berpuasa akan mendapat balasan doa dari orang yang diberikan makanan. Seperti yang diketahui, doa orang berbuka puasa itu sangat mustajab. Doa tersebut akan dikabulkan oleh Allah Azza Wa Jalla.

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibba, Rasulullah bersabda, “Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak yakni pemimpin yang adil, orang yang berpuasa ketika dia berbuka, dan doa orang yang terzolimi." (HR. Tirmidzi)