Media tanam tanaman hias yang terkenal dari daerah jawa timur adalah …

Suara.com - Salah satu jenis tanaman hias yang populer selama pandemi Covid-19 ini adalah Aglonema atau Aglaonema . Banyak tantangan dalam merawat tanaman hias ini, salah satunya memilih media tanam aglonema terbaik.

Perlakuan terhadap tanaman hias seperti aglonema tak bisa sembarangan. Pasalnya merawat tanaman hias berarti memindahkan tanaman tersebut dari habitat aslinya. Diperlukan media tanam aglonema yang baik agar tanaman tumbuh dengan subur.

Melansir buku Media Tanam untuk Tanaman Hias karya Bernardinus T. Wahyu Wiryanta (Agromedia Pustaka: 2007) tanaman jenis aglonema relatif mudah beradaptasi dengan media tanam. Syaratnya media tanam tidak boleh terlalu lembab.

Media tanam Aglonema yang terlalu basah akan menyebabkan akar membusuk. Namun, bukan berarti tanaman ini tak membutuhkan air. Aglonema tetap perlu disiram, tetapi medianya juga tidak menyimpan air terlalu banyak.

Baca Juga: Cara Memperbanyak Philodendron, Gunakan Teknik Ini

Selain itu agar tumbuh maksimal media tanam aglonema juga harus gembur, memiliki sirkulasi udara yang baik, dan kaya unsur hara. Berikut beberapa alternatif media tanam yang bisa digunakan untuk Aglonema.

  1. Campuran akar pakis, sekam bakar, dan pasir malang dengan perbandingan 3:1:1
  2. Campuran pakis, sekam bakar, pasir, dan coco peat dengan perbandingan 2:1:1:1
  3. Campuran pasir, sekam bakar, dan pupuk kandang dengan perbandingan 3:2:2
  4. Campuran coco peat, sekam bakar, dan pupuk kandang dengan perbandingan 3:3:1

Perlu diketahui media tanam aglonema yang asli adalah hutan dataran rendah di bawah naungan pepohonan. Dengan lokasi ini aglonema hanya mendapatkan sinar matahari dengan intensitas 40 persen.

Akibatnya aglonema menjadi sangat peka terhadap sinar matahari. Apabila sinar yang mengenai aglonema lebih dari 50 persen daunnya bisa terbakar, menjadi coklat kehitaman, kusam, bahkan bisa mati.

Pengaturan penyinaran aglonema bisa dilakukan dengan pemberian shading net. Untuk dataran tinggi, gunakan shading net 75 persen sehingga aglonema hanya mendapatkan matahari 25 persen. Sementara untuk dataran rendah shading net yang digunakan adalah 85 persen.

Kisaran suhu udara yang cocok untuk media tanam aglonema adalah 25-29 derajat celcius di siang hari dan 18-21 derajat celcius di malam hari. Kelembapan udara yang ideal adalah 50-75 derajat celcius. Jika kelembapan udara kurang dari itu daun aglonema akan layu dan mengering.

Baca Juga: Cara Merawat Aglaonema yang Tepat agar Tumbuh Subur dan Tetap Cantik

Demikian penjelasan tentang pilihan media tanam Aglonema yang baik. Perhatikan perbandingan setiap bahannya sehingga akar Aglonema tetap sehat dan tidak membusuk.

BATU, KOMPAS.com - Kota Batu menjadi sentra penghasil tanaman hias di Jawa Timur. Bahkan, di Desa Sidomulyo, Kecamatan Bumiaji, hampir 80 persen penduduknya merupakan pelaku tanaman hias.

Tidak sedikit hasil budidaya tanaman hias di desa itu diekspor ke sejumlah negara. Berdasarkan pada data di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu, pada tahun 2021 ada beberapa jenis tanaman hias yang diekspor ke sejumlah negara di Asia dan Eropa. Seperti sandersonia, zephyranthes, calathea, philodendron dan monstera.

Untuk tanaman hias jenis sandersonia dan zephyranthes dikirim ke Jepang, masing-masing sebanyak 62.000 dan 195.640 pcs.

Sedangkan untuk calathea, philodendron dan monstera dikirim ke Singapura, Thailand, Jepang dan Belanda, masing-masing sebanyak 1.000 pcs, 700 pcs dan 700 pcs setiap enam bulan sekali.

Baca juga: Kisah Warga di Sentra Tanaman Hias Kediri, Pernah Jual Puring hingga Rp 10 Juta

Kepala DPKP Kota Batu, Sugeng Pramono mengatakan, selama ini potensi tanaman hias di Kota Batu masih tersembunyi atau belum banyak dikenal oleh masyarakat luas, kecuali untuk jenis anggrek dan bonsai.

Karena itu, pihaknya berupaya untuk memperkenalkan jenis tanaman hias lain yang potensial di Kota Batu.

"Kami (Pemkot Batu) akan memfasilitasi pameran pada Bulan September atau Oktober nanti dengan skala internasional," kata Sugeng dalam acara latihan bersama Silaturahmi Kontes Tanaman Hias (Sintestha) 2022 di Desa Sidomulyo, Kota Batu, Minggu (30/1/2022).

"Ini tanaman hias potensinya masih tersembunyi, belum banyak diketahui, sehingga harus di ekspos dan terus digali potensi ini walaupun sudah diekspor," ujarnya.

Baca juga: Akan Dihapus Tahun Depan, Tenaga Honorer di Kota Batu Mulai Khawatir

Tanaman langka semakin diburu

Sony Rahma Putra, salah satu pelaku tanaman hias mengungkapkan, geliat bisnis tanaman hias terus berkembang meski sedang pandemi Covid-19. Bahkan menurutnya, di masa pandemi, masyarakat memiliki kecenderungan untuk memelihara jenis tanaman hias yang jarang ada di pasaran. Hal ini yang membuat nilai jual tanaman hias itu bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Media tanam tanaman hias yang terkenal dari daerah jawa timur adalah …

Media tanam tanaman hias yang terkenal dari daerah jawa timur adalah …
Lihat Foto

KOMPAS.com/ Nugraha Perdana

Beberapa tanaman hias dari peserta kontes Latber (Latihan Bersama) Sintestha (Silaturahmi Kontes Tanaman Hias) 2022 pada Minggu (30/1/2022) di Desa Sidomulyo, Kota Batu, Jawa Timur.

"Biasanya kan umumnya anggrek, sekarang itu ada yang punya anthurium, syngonium, sanseviera dan lainnya itu bisa dibandrol hingga harga puluhan juta rupiah kalau bentuknya langka dan unik atau susah dicari karena ada yang antar jenis dikawinkan menghasilkan jenis tanaman hias baru," katanya.

Wahyuda Eldin Octaviano, seorang pelaku tanaman hias jenis bonsai mengaku, setiap bulan rata-rata mendapat penghasilan bersih sekitar Rp 30 juta. Wahyu mengaku menjual tanaman hias dari Rp 50.000 hingga Rp 1 juta.

Wahyu juga sudah ekspor tanaman hias ke Belanda, Perancis, Jerman, Malaysia, India.

Baca juga: Truk Masuk Jurang di Kota Batu akibat Rem Blong, Sopir Tewas Terjepit

"Jadi kirimnya saya itu sedikit saja barangnya tidak sampai satu kontainer, karena kalau banyak khawatir barangnya kemudian rusak karena prosesnya panjang ada karantina juga," katanya.

Selain itu, selama ini untuk kegiatan ekspor kerap terkendala dengan aturan soal jenis tanaman yang dilindungi. Dia mencontohkan tanaman hias jenis cemara udang. Tanaman endemik asal Madura itu merupakan salah satu bonsai yang tidak bisa dikirim ke luar negeri.

Kedala proses karantina tanaman

Kabid Perdagangan pada Diskoperindag Kota Batu, Nurbianto mengatakan, komoditas ekspor unggulan di Kota Batu masih didominasi oleh tanaman hias dengan menyumbang perputaran uang sekitar Rp 6 miliar pada tahun 2020 lalu.

Meski begitu, Nurbianto mengaku masih ada kendala karena ada beberapa jenis tanaman hias yang belum bisa dikirim ke luar negeri meskipun permintaannya tinggi.

"Seperti philodendron atau kuping gajah, lalu anthurium, ada alocasia atau jenis talas itu dihentikan ke negara-negara Asia Timur seperti Jepang dan Korea," katanya.

Baca juga: Alun-alun Kota Batu, Sejarah dan Bianglala

Penyebabnya adalah karena Badan Karantina Pertanian pada Kementerian Pertanian (Kementan) menilai tanaman hias tersebut mengandung bakteri nematoda. Penghentian ekspor tanaman hias itu terjadi sejak April 2021 lalu.

Meski begitu, para eksportir masih bisa melakukan ekspor ke negara-negara lainnya seperti Belanda, Thailand, Singapura dan Malaysia.

"Permasalahan lainnya seperti aturan dari BKSDA untuk tanaman spesies yang bukan campuran rekayasa genetika masih dianggap dilindungi sehingga tidak boleh dikirim ke negara lainnya, salah satunya anggrek padahal jenis tanaman itu sering dibudayakan oleh masyarakat," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Jakarta, CNN Indonesia --

Melakoni aktivitas bertanam atau budidaya tanaman hias jadi tren sebagian kalangan belakangan ini. Apalagi di tengah kampanye #dirumahaja dan penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) beberapa daerah demi menekan penyebaran virus corona.

Alhasil merawat tanaman hias jadi hobi yang dipilih sebagian orang. Namun tak sekadar menebus kesenangan, ada pula yang menjadikan budidaya tanaman hias sebagai ladang bisnis baru.

Sebelum memutuskan untuk 'nyemplung' bertanam, Anda juga perlu mencari tahu pelbagai jenis tanaman hias.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Beragam varietas tanaman hias mudah ditemukan di negara tropis seperti Indonesia. Berikut 10 jenis tanaman hias negara tropis paling populer tahun ini dan banyak diminati oleh para kolektor tanaman hias.

1. Sukulen

Succulent atau sukulen merupakan tanaman hias hemat air yang paling populer belakangan ini. Jenis tanaman ini punya karakter memiliki bagian yang lebih tebal dan berdaging untuk menyimpan air.

Kaktus, termasuk salah satu jenis yang masuk keluarga sukulen. Akhir-akhir ini, kaktus mini dalam pot juga jadi salah satu tren dengan nilai jual tinggi dan laku di pasaran.

Selain kaktus, jenis sukulen lain yang dapat dijadikan budidaya tanaman hias di antaranya echeveria, jade plant, stonecrop hingga aloe.

Media tanam tanaman hias yang terkenal dari daerah jawa timur adalah …

2. Monstera

Monstera yang merupakan tanaman asli hutan tropis Amerika bagian Tengah ini memiliki bentuk daun hijau tua yang khas. Coraknya yang apik dan estetik, cocok digunakan sebagai pemanis dekorasi ruangan indoor.

Tanaman hias monstera terdiri atas puluhan varietas. Dari sekian banyak jenis itu, ada satu varietas yang paling sering dibudidayakan dan terkenal dari yang lainnya, yakni Monstera deliciosa.

Di Indonesia, tanaman ini kerap dijuluki dengan sebutan 'janda bolong' dan dikenal sebagai salah satu tanaman hias terpopuler. Monstera juga memiliki daya tumbuh yang cepat, apalagi Monstera deliciosa borsigiana.

Media tanam tanaman hias yang terkenal dari daerah jawa timur adalah …
Monstera termasuk salah satu jenis tanaman hias yang belakangan ini banyak digandrungi. (iStockphoto/vahekatrjyan)

3. Philodendron micans

Jenis tanaman hias yang satu ini kerap dijadikan aksesoris yang digantung di beberapa sudut ruangan atau teras rumah.

Karakteristik yang dimiliki Philodendron memiliki warna yang apik dengan bentuk daun yang khas. Tanaman hias yang satu ini memiliki lebih dari 500 spesies di seluruh dunia.

Tiap spesies punya keunikan tapi sekaligus kemiripan masing-masing. Contohnya untuk spesies Micans, sangat terkenal dengan karakteristik daunnya yang berwarna hijau ke arah marun.

Media tanam tanaman hias yang terkenal dari daerah jawa timur adalah …
Philodendron merupakan jenis tanaman hias yang biasanya diletakkan di sudut ruangan, atau juga digantung.(iStockphoto/Firn)

4. Hoya

Tanaman hias yang satu ini punya karakter menyerupai bunga plastik. Tekstur bunganya yang kasar dan berkilau warna-warni membuat orang awam bertanya-tanya: Tanaman yang digantung di teras rumah itu tanaman sintetis atau asli, ya?

Tanaman hias dari Asia Timur ini memang jarang ditemukan di toko bunga. Sekalipun begitu, Anda perlu tahu beberapa jenis tanaman Hoya yang bisa dibudidayakan di antaranya Hoya Cinnamomifolia var. purpureofusca, Verticillata, Parasitica, Cumingiana (terestrial) serta Diversifolia.

5. Wijaya Kusuma Kupu-kupu (Epiphyllum chrysocardium)

Tanaman hias satu ini juga punya nama lain, Selenicereus chrysocardium. Jenis tanaman ini termasuk dalam keluarga kaktus yang memiliki bentuk daun panjang, melengkung, dan rata.

Wijaya kusuma kupu-kupu dapat bertahan di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi. Sekalipun tak memiliki aroma khusus, tanaman ini menghasilkan bunga putih besar keemasan yang mekar dalam masa tertentu.

[Gambas:Video CNN]

6. Earth star (Cryptanthus Red)

Tanaman yang satu ini memiliki bentuk khas bintang dengan warna menyala yang memukau. Tak heran jika para kolektor tanaman hias mengincar tanaman dengan corak bak bintang laut tersebut.

Kendati demikian, jika Anda berniat menanam dan merawat tanaman hias ini, maka pastikan mereka mendapat asupan sinar matahari yang sangat cukup. Sebab warna tanaman ini akan memudar ketika cahaya matahari yang didapat pun minim.

7. Calathea black lipstick

Tanaman ini merupakan spesies Calathea yang asalnya dari Brazil bagian barat dan utara. Banyak kolektor yang mendambakan tanaman hias ini.

Daun Calathea black lipstick berwarna hijau gelap keunguan, bahkan hampir menyerupai warna hitam. Tanaman ini juga memiliki khas corak garis berkelir merah muda menyerupai coretan lipstik. Inilah yang, barangkali jadi salah satu daya tarik bagi sebagian penyuka tanaman hias.

Calathea dikenal mampu tumbuh dan beradaptasi di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi.

8. Begonia

Begonia merupakan genus dari keluarga tanaman berbunga Begoniaceae. Tanaman hias ini memiliki karakteristik tidak 'rewel' dan mudah sekali tumbuh.

Begonia memiliki warna kembang yang memikat dan cocok tumbuh di daerah beriklim tropis.

Di Indonesia, Anda dapat menikmati keindahan tanaman ini salah satunya misal, dengan berkunjung ke Kebun Begonia di Lembang, Jawa Barat.

Media tanam tanaman hias yang terkenal dari daerah jawa timur adalah …
Selain populer, Begonia merupakan jenis tanaman hias yang tak rewel sehingga perawatannya cenderung mudah. (CNNIndonesia/Jonathan Patrick)

9. Lidah mertua (Sansevieria)

Tanaman hias yang dikenal dengan nama latin Sansevieria ini merupakan tumbuhan tropis asal Afrika Barat yang mudah sekali tumbuh.

Lidah mertua kerap dijadikan dekorasi indoor karena diyakini punya banyak fungsi, mulai dari menyembuhkan sakit kepala hingga menangkal radiasi barang-barang elektronik.

Media tanam tanaman hias yang terkenal dari daerah jawa timur adalah …
Lidah mertua atau biasa juga dikenal dengan Sansivieria merupakan jenis tanaman hias yang mudah dirawat tapi juga memiliki banyak manfaat. (Istockphoto/Natalia SERDYUK)

10. Sri rejeki (Aglaonema)

Tanaman sri rejeki atau Aglaonema merupakan salah satu tanaman paling diminati dan banyak dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Sesuai nama harfiahnya, tanaman ini dipercaya memberikan energi positif untuk mendatangkan rejeki.

Bahkan, tanaman yang satu ini menjadi salah satu flora yang ditetapkan oleh NASA sebagai tanaman yang efektif menghilangkan polutan rumah tangga, seperti formaldehida dan benzena di udara.

(khr/NMA)

[Gambas:Video CNN]