Manakah pernyataan di bawah ini yang termasuk sunnah sunnah wukuf

Manakah pernyataan di bawah ini yang termasuk sunnah sunnah wukuf

Alomuslim.com – Berikut adalah beberapa Sunnah-Sunnah Ketika Wukuf Di Arafah Dan Ketika Meninggalkannya :

Daftar Isi

1. Wuquf (Berdiam diri) di bagian bebatuan.

2. Menghadap kiblat dan mengangkat tangan seraya berdoa

3. Mengucapkan Talbiyah

4. Hendaknya tidak berpuasa

5. Bertolak dengan tengan dari Arafah setelah terbenamnya matahari

6. Berjalan menuju Muzdalifah dengan senantiasa bertalbiyah

1. Wuquf (Berdiam diri) di bagian bebatuan.

Bagi jamaah haji, boleh melakukan wuquf di bagian mana saja di Kawasan Arafah, hanya saja disunnahkan agar berdiam diri di hamparan bebatuan dibagian bawah jabal Rahmah, yaitu sebuah bukit yang terdapat di Kawasan Arafah.

Hal ini berdasarkan hadits dari Jabir radhiyallahu anhu, “..sehingga ketika beliau sampai di Arafah, beliau lalu meletakkan perut untanya di bebatuan, dan menjadikan jalan umum tempat orang-orang berlalu Lalang di hadapannya..”

Imam An Nawawi berkata, ‘Inilah tempat yang disunnahkan. Adapun keyakinan sebagian orang yang tiak mengerti dengan mengharuskan menaiki jabal Rahmah tersebut dan mengatakan bahwa yang tidak menaikinya maka hajinya tidak sah, adalah keyakinan yang sangat keliru.’

2. Menghadap kiblat dan mengangkat tangan seraya berdoa

Sesuai dengan hadits Jabir radhiyallahu anhu, “dan beliau menghadap kiblat…” dan Nabi shallallahu alaihi was sallam, bersabda :

“Sebaik-baik doa adalah pada hari Arafah, dan sebaik-baik apa yang aku ucapkan dan para Nabi sebelumku adalah, ‘Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku walahul handu,wahua alaa kulli syai’in qadiir’ (Tiada sesembahan kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, semua kerajaan dan pujian hanyalah milik-Nya, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu)’.” (hasan. HR. At-Tirmidzi no. 3585, Ibnu Abi Syaibah 1/369)

Terdapat beberapa macam doa yang dibaca oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pada waktu wukuf, namun menurut para ulama, riwayat lain memiliki kelemahan dalam sisi sanad sehingga tidak boleh diamalkan.

3. Mengucapkan Talbiyah

Hal ini berdasarkan keterangan hadits dari Sa’id bin Jubair, dia berkata, “Ketika kami berada bersama Ibnu Abbas, dia berkata kepadaku, ‘Wahai Sa’id, mengapa aku tidak mendengar suara talbiyah dari orang-orang?’ Aku menjawab, ‘Mereka takut kepada Mu’awiyah.’ Sa’id berkata, ‘Maka Ibnu Abbas keluar dari kemahnya dan berseru, ‘Labbaik allaahumma labbaik..’ sungguh mereka telah meninggalkan Sunnah hanya karena kebencian kepada Ali radhiyallahu anhu.” (shahih. HR. Al-Hakim 1/464-465, Al Baihaqi 5/103)

4. Hendaknya tidak berpuasa

Pada saat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sedang berada di tempat wukufnya di Arafah, orang-orang meragukan apakah beliau berpuasa atau tidak. Maka, salah seorang istri beliau, Maimunah radhiyallahu ‘anha memberi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam segelas susu, dan beliau meminumnya, sementara orang-orang menyaksikannya. HR. Bukhari no. 1989, Muslim no. 1124)

5. Bertolak dengan tengan dari Arafah setelah terbenamnya matahari

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tatkala beranjak dari Arafah setelah terbenamnya matahari, kemudian bersabda :

“Wahai manusia, hendaknya kalian dalam keadaan tenang, karena kebaikan (ketaatan) bukan dengan ketergesa-gesaan.” (HR. Bukhari no. 1671, Muslim no. 1218, An-Nasa’i 5/257)

Tetapi boleh juga apabila mendapati keluasan jalan, hendanya sedikit bergegas, hal ini juga pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, yang disebutkan dalam sebuah riwayat lainnya, ‘Beliau berjalan dengan tenang, dan ketika mendapatkan keluasan jalan, maka beliau sedikit mempercepat jalannya.” (HR. Bukhari no. 1666, Muslim no. 1286)

6. Berjalan menuju Muzdalifah dengan senantiasa bertalbiyah

Nabi shallallahu alaihi wa sallam terus bertalbiyah hingga melempar jumrah Aqabah. (HR. Bukhari no. 1544, Muslim)

Imam An Nawawi dalam hal menanggapi hadits ini, ia berkata, ‘Hadits ini merupakan dalil bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam terus bertalbiyah hingga waktu melempar jumrah pada siang hari Nahr.’

Referensi : Shahih Fikih Sunnah Jilid 1, Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim (Pustaka Azzam : 2015)

Pasca-Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J, Ada Temuan Penting?

Oleh Liputan6.com pada 08 Agu 2019, 07:30 WIB

Diperbarui 05 Apr 2021, 17:39 WIB

Manakah pernyataan di bawah ini yang termasuk sunnah sunnah wukuf

Perbesar

Usai melaksanakan wukuf, kawasan Muzdalifah dipadati jemaah haji yang melakukan mabit atau bermalam. (www.kemenag.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Wukuf adalah masdar dari waqafa, yaqifu, wuqufan yang bermakna berhenti. Wukuf saat haji dilaksanakan pada waktu di antara setelah matahari tergelincir ke barat pada 9 Dzulhijah sampai pada terbit fajar di malam 10 Dzulhijah.

Dikutip dalam buku Sejarah Haji & Manasik karya Halimi Zuhdy, seluruh proses haji (manasik) hanya saat di Padang Arafah, itulah satu-satunya pelaksanaan ibadah haji yang berhenti (diam/waqif) untuk merenung melakukan komunikasi dengan Allah SWT dan memohon ampunan dari-Nya.

  • FOTO: Suasana Wukuf Jemaah Haji di Padang Arafah

"Pada saat itulah kita menyadari betapa kecilnya kita di hadapan Allah, betapa banyak dosa yang telah kita lakukan, betapa rakus, tamak, kikir, sombong dan sebagainya yang menjadi sifat atau kebiasaan buruk yang dilakukan," tulis Halimi dalam bukunya.

Sebagaimana fiman-Nya pada surat Al-Baqarah ayat 199 yang berbunyi:

ثُمَّ أَفِيضُوا مِنْ حَيْثُ أَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

"Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (Arafah) dan memohonlah ampun kepada Allah, sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha Maha penyayang."

Halimi juga menegaskan, apabila jemaah haji tidak melaksanakan wukuf di Arafah, maka hajinya menjadi tidak sah.

"Tanpa wukuf di Arafah secara sah maka tidak sah hajinya," kata Halimi Zuhdy.

Selama wukuf di Arafah, jemaah haji melakukan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan rukun, wajib, dan sunah. Berikut kegiatan yang dilakukan jemaah haji pada saat di Padang Arafah:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Manakah pernyataan di bawah ini yang termasuk sunnah sunnah wukuf

Perbesar

Ribuan jemaah melakukan tawaf, salat dan doa di Masjidil Haram, kota suci Makkah, Arab Saudi pada Rabu (7/8/2019). Umat muslim dari penjuru dunia sudah berada di Makkah untuk melaksanakan rangkaian ibadah haji yang segera mencapai puncak Wukuf di Arafah. (Photo by FETHI BELAID / AFP)

Rukun

Keberadaan jemaah haji pada saat di Padang Arafah dengan syarat:

1. Benar-benar berada di wilayah Arafah yang sudah ditentukan oleh sunah,bukan berada Urnah dan Namirah.

2. Bukan orang kafir, gila, penyakit ayan atau pingsan, dan berihram

3. Melakukan wukuf pada waktu yang telah ditentukan,yaitu dari tergelincirnya pada hari Nahr.

Wajib

Yang wajib dilakukan saat berada di Arafah adalah keberadaannya sampai tenggelamnya matahari.

Manakah pernyataan di bawah ini yang termasuk sunnah sunnah wukuf

Perbesar

Ilustrasi jemaah haji wukuf di Arafah, Makkah. (Liputan6.com/Anri Syaiful)

Yang sunah dilakukan jemaah haji saat berada di Padang Arafah adalah:

1. Turun di Namirah.

2. Hendaknya tidak memasuki Arafah, kecuali setelah tergelincirnya matahari.

3. Hendaknya mandi pada hari Arafah.

4. Menjama' shalat antara zuhur dan ashar (jamak taqdim) dan meng-qasharnya, untuk semua jemaah haji dari luar atau dari dalam negeri Saudi sendiri.

5. Wukuf dari Shokhra', yaitu berada di beberapa bebatuan di bawah jabal Arafah, sebagaimana yang dilakukan Rasullah SAW dan tidak menaiki jabal,karena hal tersebut tidak terdapat dalam sunah.

6. Menghadap kiblat.

7. Tidak berpuasa.

8. Menyibukkan diri berdoa berzikir.

9. Memperbanyak amalan baik.

(Desti Gusrina)

Lanjutkan Membaca ↓

Manakah pernyataan di bawah ini yang termasuk sunnah sunnah wukuf