Makalah tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi kewirausahaan dan karakter kewirausahaan

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN Faktor Menjadi Wirausaha dan Tipe Wirausaha Oleh : Dwi Kartika Sari (1301025) S1 VI-A DOSEN : Erniza Pratiwi, M.Farm, Apt PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU YAYASAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2016 1

KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas rahmat dan petunjuk-nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Faktor Menjadi Wirausaha dan Tipe Wirausaha. Sumber dari makalah ini diambil dari buku-buku yang berhubungan dengan Imunologi, dan lainnya yang ditambah dengan informasi yang didapat dari pencarian (browsing) di internet dan sumber-sumber lainnya. Diantara sumber-sumber tersebut kami susun semua informasi dalam satu makalah sehingga menurut kami makalah ini sudah cukup informatif. Terimakasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini terutama kepada dosen pegampu mata kuliah imunologi Erniza Pratiwi, M.Farm, Apt. Makalah ini dibuat agar bisa menjadi salah satu sumber bacaan yang dapat menambah wawasan pembaca dan juga dalam memenuhi tugas terstruktur mata kuliah kewirausahaan. Dalam penulisan makalah ini pastilah ada banyak kendala yang kami temui namun kami berhasil menghadapinya dan menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Akhir kata jika ada sesuatu yang tidak berkenan di hati pembaca mohon dimaklumi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Pekanbaru, 10 Maret 2016 Penyusun 2

DAFTAR ISI Kata pengantar... 2 Daftar isi... 3 BAB I PENDAHULUAN... 4 Latar Belakang.... 4 Rumusan masalah.... 5 Tujuan Masalah.... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7 Faktor merubah menjadi wirausaha... 7 Tipe Wirausaha... 11 BAB III PENUTUP... 15 Kesimpulan... 17 Saran... 17 Daftar Pustaka... 18 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja melansir jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Agustus 2013 mencapai 110,8 juta orang, berkurang sebanyak 3,2 juta orang dibandingkan dengan keadaan pada Februari 2013 sebanyak 114 juta orang. Badan Pusat Statistik juga mencatat kenaikan tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang pada Agustus 2013 mencapai 6,25 persen. Rasio itu mengalami peningkatan dibandingkan pada Februari 2013 sebesar 5,92 persen dan TPT pada Agustus 2012 sebesar 6,14 persen. Jumlah pengangguran yang sangat tinggi tersebut tentu saja sangat meresahkan pemerintah, ditambah lagi tingginya jumlah pengangguran yang berasal dari kalangan lulusan perguruan tinggi. Kelulusan sarjana tiap tahunnya terus bertambah sedangkan total lapangan pekerjaan yang tersedia bertambahnya tidak sebanding dengan bertambahnya pencari kerja. Banyak sarjana-sarjana fresh graduate yang seharusnya dapat dengan mudah mendapatkan pekerjaan dengan latar belakang pendidikannya, sekarang harus 4

bersusah payah mencari lowongan dikarenakan keterbatasan lapangan pekerjaan yang tersedia. Berbagai macam cara dilakukan oleh Pemerintah untuk menanggulangi jumlah pengangguran yang terus mengalami peningkatan. Di antaranya adalah terus melakukan kegiatan pelatihan kerja, membuka lowongan kerja baru bagi Calon Pegawai Negeri Sipil, menggalakkan program transmigrasi, turut mendukung kegiatan wirausaha dan masih banyak lagi. Upaya pemerintah dengan mendukung kegiatan berwirausa dapat dijadikan perhatian khusus. Karena ketika lapangan pekerjaan sudah tidak mencukupi untuk menyerap tenaga kerja, maka berwirausaha adalah salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk menciptakan lapangan kerja sendiri. Banyak lulusan dari perguruan tinggi yang ketika lulus rata-rata lebih menyiapkan diri untuk mencari pekerjaan, bukan untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Calon-calon lulusan dari perguruan tinggi lebih banyak menyiapkan diri untuk mengikuti seleksi penerimaan karyawan baru baik itu dari instansi pemerintah maupun dari perusahaan swasta, daripada menyiapkan diri untuk membuka lapangan pekerjaan dengan berwirausaha. Wirausaha dapat dikatakan sebagai usaha seseorang untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan membuka usaha atau menciptakan sesuatu yang baru. Dengan berwirausaha maka seseorang tersebut telah meningkatkan perekonomian bagi dirinnya sendiri maupun bagi orang lain di sekitarnya. Dengan menjadi wirausaha, individu menjadi tidak tergantung pada ada tidaknya lowongan pekerjaan. Seorang wirausawan juga memberikan kontribusi amat besar artinya kepada pemerintah dan Negara, dengan mengurangi jumlah pencari kerja minimal satu orang yaitu dirinya sendiri. 5

Saat ini di Indonesia sendiri banyak program-program kewirausahaan yang sudah dicanangkan di perguruan tinggi. Mulai dari pengenalan kewirausahaan, seminar-seminar kewirausahaan, mendatangkan tokoh-tokoh yang telah meraih kesuksesan dengan berwirausaha, hingga memasukkan mata kuliah kewirausahaan di dalam kurikulum pendidikan. Harapannya agar wirausaha- wirausaha dapat lahir dari lulusan-lulusan sekolah tinggi yang dapat mencetak generasi-generasi muda yang cemerlang dan membawa banyak perubahan. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa saja factor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk menjadi seorang wirausaha? 2. Apa saja tipe wirausaha? 1.3 TUJUAN MASALAH 1. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami berbagai factor yang dapat merubah seseorang untuk menjadi wirausaha. 2. Agar mahasiswa mampu menjelaskan berbagai tipe wirausaha. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor Yang Mengubah Seseorang Untuk Menjadi Wirusaha Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungankecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Sedangkan cita-cita merupakan perwujudan dari minat, dalam hubungan dengan prospek (jangkauan masa depgan_ dimana seseorang merencanakan dan menentukan pilihan terhadap pendidikan, jabatan serta teman hidup (Mappiare, 1982). Hurlock (1991) menyatakan bahwa minat adalah motif yang menunjukkan arah perhatian individu kepada obyek yang menarik serta menyenangkan, apabila individu berminat terhadap obyek atau aktivitas tertentu maka ia akan cenderung untuk berhubungan lebih aktif dengan obyek atau aktivitas tersebut. 7

Minat dapat dibentuk melalui pengalaman langsung atau pengalaman yang mengesankan yang menyediakan kesempatan bagi individu untuk mempraktekkan, memperoleh umpan balik dan mengembangkan keterampilan yang mengarah pada effikasi personal dan pengharapan atas hasil yang memuaskan (Lent, Brown & Hacket, dalam Sondari, 2009). Pengaruh keluarga, pendidikan dan pengalaman kerja pertama adalah faktor penting dalam pengembangan minat berwirausaha (Krueger & Brazeal, 1994; Segal, Borgia, & Schoenfeld, 2002 dalam Farzier & Niehm, 2008). Orang tua memberikan dampak kuat pada pemilihan minat berwirausaha, penelitian menunjukkan para wirausaha biasanya memiliki orang tua yang juga seorang wirausaha (Peterman & Kennedy, 2003 dalam Farzier & Niehm, 2008). Pendidikan dan pengalaman kerja dapat mempengaruhi pilihan karir dengan mengenalkan ide-ide baru, membangun keterampilan yang diperlukan dan menyediakan akses pada role model (Nabi, Holden & Walmsley, 2006; Van Auken, Fry, & Stephens, 2006 dalam Sondari, 2009). Mereka yang memilih wirausaha sebagai pilihan mereka, memiliki persepsi tertentu mengenai tingkat kemenarikan karir berwirausaha (career attractiveness), tingkat kelayakan berwirausaha (feasibility) dan keyakinan atas efikasi diri (self-efficay beliefs) untuk memulai usaha (Farzier and Niehm, 2008 dalam Sondari, 2009). Kram (1983) and Shapero dan Sokol (1982) sebagaimana dikutip dalam Sondari (2009) menemukan bahwa pendidikan dan pelatihan mempengaruhi persepsi orang terhadap minat kewirausahaan, dengan menyediakan kesempatan untuk mensimulasikan memulai usaha dan dengan mengamati seorang role model. Sagie and Elizur (1999) mengutip Hisrich yang menyatakan: entrepreneurship courses taken, increases the interest in starting a new venture... A strong education base is almost a prerequisite for entrepreneurial activity and company formation in an area. 8

Maka dari itu, pendidikan kewirausahaan harus dirancang sedemikian rupa agar dapat memberikan dampak dalam mendorong minat mahasiswa untuk berwirausaha. Motivasi kewirausahaan adalah suatu keinginan yang mendorong kita untuk memutuskan untuk menjadi entrepreneur. Hendro (2011:174) mengungkapkan bahwa sumber energi yang dibutuhkan dalam kegiatan kewirausahaan atau kegiatan apapun adalah mempunyai semangat (ada harapan) dan gairah untuk mengerjakannya. Kedua-duanya adalah satu dan menjadi sumber energi (motivasi) dalam berwirausaha. Motivasi dapat menumbuhkan situasi kerja sama yang baik atau sebaliknya menumbuhkan situasi berkompetisi yang sehat. Seseorang dianggap mempunyai motivasi berprestasi tinggi, apabila ia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik daripada yang lain dalam berbagai situasi dan kekuasaan. Peran Motivator adalah upaya yang dilakukan untuk menyadarkan dan mendorong wirausahawan untuk mengenali potensi dan masalah, dan dapat mengembangkan potensinya untuk memecahkan permasalahan itu. Menurut Hendro (2011:61-63) ada beberapa faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk memilih jalur entrepreneurship sebagai jalan hidupnya. Faktor-faktor itu adalah factor individual/personal, suasana kerja, tingkat pendidikan, personality (kepribadian), prestasi pendidikan, dorongan keluarga, lingkungan dan pergaulan, ingin lebih dihargai atau self-esteem, serta keterpaksaan dan keadaan. Minat berwirausaha dapat diukur dengan: (Bhandari, 2007) 1. Prestis sosial, merupakan suatu rasa penghargaan tersendiri yang dirasakan seseorang bila melakukan salah satunya dengan berwirausaha untuk dilihat di masyarakat ataupun diakui oleh lingkungan sehingga menaikkan derajatnya. 9

2. Tantangan pribadi, merupakan suatu tantangan untuk diri sendiri yang membuat seseorang ingin membuktikan apakah dia mampu atau tidak melakukan suatu hal yang mungkin belum pernah dilakukan sehingga memicu dirinya untuk belajar dan mencoba. 3. Menjadi bos, adalah keinginan untuk menjadi bos suatu saat nanti atau mendirikan usaha sendiri. 4. Inovasi, merupakan menciptakan sesuatu yang baru ataupun mengembangkan sesuatu yang sudah ada menjadi berbeda dari yang lainnya. 5. Kepemimpinan, merupakan proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. 6. Fleksibilitas, merupakan kelonggaran saat memiliki suatu usaha sendiri seperti dari jam kerja yang bisa diatur sendiri. 7. Keuntungan, merupakan laba yang diperoleh dari usaha yang dibukanya sendiri. Perilaku kewirausahaan dipengaruh oleh faktor internal dan eksternal. Faktor tersebut adalah hak kepemilikan (property right), kemampuan/ kompetensi (competency/ability), dan insentif (incentive). Sedangkan faktor eksternalnya adalah lingkungan (environment) (Suryana, 2003) yaitu: Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha, 1. Pengaruh Ekspektasi Pendapatan terhadap Minat Berwirausaha Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang maupun barang. Berwiraswasta dapat memberikan pendapatan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keinginan untuk memperoleh pendapatan itulah yang dapat menimbulkan minatnya untuk berwirausaha (Suhartini, 2011). Ekspektasi atau harapan akan penghasilan yang lebih baik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi apakah seseorang ingin menjadi seorang wirausaha atau tidak. Jika seseorang berharap untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi dengan menjadi seorang 10

wirausaha, maka ia akan semakin terdorong untuk menjadi seorang wirausaha. Penelitian yang dilakukan oleh Suhartini (2011) menyimpulkan bahwa pendapatan berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Seseorang akan tertarik untuk menjadi wirausaha karena pendapatan yang diperolehnya jika sukses melebihi karyawan. Seseorang dengan harapan pendapatan yang lebih tinggi daripada bekerja menjadi karyawan menjadi daya tarik untuk menjadi wirausaha. 2. Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha Lingkungan Keluarga adalah kelompok masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga yang lain. Keluarga merupakan peletak dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, disinilah yang memberikan pengaruh awal terhadap terbentuknya kepribadian. Rasa tanggung jawab dan kreativitas dapat ditumbuhkan sedini mungkin sejak anak mulai berinteraksi dengan orang dewasa. Orangtua adalah pihak yang bertanggung jawab penuh dalam proses ini. Salah satu unsur kepribadian adalah minat. Minat berwirausaha akan terbentuk apabila keluarga memberikan pengaruh positif terhadap minat tersebut, karena sikap dan aktifitas sesama anggota keluarga saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung. Orang tua yang berwirausaha dalam bidang tertentu dapat menimbulkan minat anaknya untuk berwirausaha dalam yang sama pula (Suhartini, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Suhartini (2011) menyimpulkan bahwa lingkungan keluarga berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Semakin kondusif lingkungan keluarga disekitarnya maka akan semakin mendorong seseorang untuk menjadi seorang wirausaha. Apabila lingkungan keluarga mendukung maka seseorang akan semakin tinggi niatnya untuk menjadi wirausaha dibandingkan jika tidak memiliki dukungan dari lingkungan keluarga. 11

3. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha Pendidikan,pengetahuan yang di dapat selama kuliah merupakan modal dasar yang digunakan untuk berwiraswasta, juga keterampilan yang didapat selama di perkuliahan terutama dalam mata kuliah praktek (Adi,2002). Apabila pendidikan memadai maka seseorang akan siap untuk menjadi seorang wirausaha dan memimpin anak buahnya. Latar belakang pendidikan seseorang terutama yang terkait dengan bidang usaha, seperti bisnis dan manajemen atau ekonomi dipercaya akan mempengaruhi keinginan dan minatnya untuk memulai usaha baru di masa mendatang. Sinha (1996) melakukan studi di India dan membuktikan bahwa latar belakang pendidikan menjadi salah satu penentu penting intensi kewirausahaan dan kesuksesan usaha yang dijalankan. Penelitian lain, Lee (1997) yang mengkaji perempuan wirausaha menemukan bahwa perempuan berpendidikan universitas mempunyai kebutuhan akan prestasi yang tinggi untuk menjadi wirausaha. Penelitian yang dilakukan oleh Suhartini (2011) menyimpulkan bahwa pendidikan berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Jadi apabila seseorang mendapatkan pendidikan tentang kewirausahaan, maka ia akan semakin memahami keuntungan menjadi seorang wirausaha dan semakin tertarik untuk menjadi seorang wirausaha. Dengan demikian dapat dikatakan terdapat pengaruh antara pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha. Studi yang dilakukan Russel M. Knight (dalam Lupiyoadi, 2007:20-21) di Kanada menyimpulkan bahwa : Seorang wirausaha utamanya tidak dimotivasi oleh financial incentive, tetapi oleh keinginan untuk melepaskan diri dari lingkungan yang tidak 12

sesuai, selain untuk menemukan arti baru bagi kehidupannya. Faktor motivasi tersebut yaitu pertama ; 1. The foreign refuge, yaitu peluang-peluang ekonomi di negara lain yang lebih menguntungkan sering kali mendorong orang untuk meninggalkan negaranya yang tidak stabil secara politis untuk berwirausaha di sana. 2. The corporate refugee, yaitu pekerja-pekerja yang tidak puas dengan lingkungan perusahaannya merasa bahwa kepuasan kerjanya akan meningkat dengan memulai dan menjalankan bisnis sendiri. 3. The parental (paternal) refugee maksudnya banyak individu yang memperoleh pendidikan dan pengalaman dari bisnis yang dibangun oleh keluarganya sejak ia masih anak-anak. Mereka biasanya kemudian akan berusaha untuk mencoba bisnis lain daripada yang selama ini dikerjakan oleh keluarga. 4. The feminist refugee, artinya para wanita yang merasa telah mendapatkan perlakuan diskriminatif dibandingkan kaum laki-laki, baik dalam sistem pendidikan, lingkungan perusahaan, maupun dalam masyarakat, akan berusaha membuktikan bahwa dirinya mampu dengan mendirikan perusahaan sendiri. 5. The housewife refugee, para ibu rumah tangga yang pada awalnya sibuk mengurus anak dan rumah tangganya akan mencoba membantu suaminya dalam hal keuangan karena kebutuhan anak-anak yang makin dewasa makin besar. Mereka biasanya akan mencoba bisnis kecilkecilan dengan dibantu oleh anggota keluarga lainnya. 6. The society refugee adalah anggota masyarakat yang tidak setuju dengan kondisi lingkungannya biasanya akan mencoba menjalankan usaha yang tidak terikat dengan lingkungan yang ada. 7. The educational refugee artinya banyak orang yang gagal dalam studinya atau mereka yang tidak cocok dengan sistem pendidikan yang ada, menjadi terpacu untuk berwirausaha. Menurut L. D Crow (Agatha Dita Kristsada, 2010: 19-20), menyebutkan faktor yang mempengaruhi minat: 13

a. The factor inner urge adalah rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat. b. The factor of social motive adalah minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal, disamping hal dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia juga dipengaruhi oleh motif sosial. c. Emotional factor adalah faktor perasaan dan emosi mempunyai pengaruh terhadap obyek misal perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Minat bukan merupakan suatu hal yang didapat sejak lahir, namun minat merupakan keseluruhan yang dapat berubah-ubah karena sejak kecil minat anak itu selalu mengalami perubahan. Jadi, minat dapat dikembangkan sesuai potensi pada diri seseorang. Menurut Sri Hidayati (Agatha Dita Kristsada, 2010: 20-21), faktor yang mempengaruhi minat adalah: Faktor Eksternal: Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi minatnya. Contoh: lingkungan sekitar, sarana, prasarana, dan fasilitas yang digunakan. Faktor Internal: Faktor internal yaitu segenap pikiran emosi dan persoalan dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi minat sehingga tidak dapat dipusatkan. Contoh: minat, ingatan, motivasi, dan kemauan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi minat adalah rangsangan yang datang dari lingkungan ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan seseorang, minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia dan juga dipengaruhi oleh motif sosial, perasaan dan emosi mempunyai pengaruh terhadap sesuatu kegiatan tertentu yang dapat 14

membangkitkan perasaan senang. Selain itu juga faktor yang mempengaruhi minat dapat berasal dari luar dan berasal dari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi minatnya. 2.2 Tipe Wirausaha Menurut Buchari Alam (2010), dari pengamatan perilaku wirausaha maka dapat dikemukakan tiga tipe wirausaha, yaitu : 1. Wirausaha yang memiliki inisiatif. 2. Wirausaha yang mengorganisir mekanis sosial dan ekonomi untuk menghasilkan seusatu. 3. Yang meneirma resiko atau kegagalan. (Buchari Alma, 2010) Selanjutnya diungkapkan pula 3 tipe utama dari wirausaha, yaitu: 1. Wirausaha Ahli (Craftman) Wirausaha ahli atau seorang penemu memiliki suatu ide yang ingin mengembangkan proses produksi sistem produksi, dan sebagainya. Dia cenderung membuat model percobaan laboratorium dan sebagainya. Di ajuga menjual lisensi idenya untuk dijadikan produk komersial. Pengetahuannya lebih banyak pada bidang teknis produksi dibandingkan pengetahuan dibidang pengawasan, financing, dan sebagainya. Wirausaha ahli ini biasanya seseorang yang bekerja ada sebuah perusahaan besar kemudian keluar sebagai pegawai dan memulai bisnisnya sendiri. 2. The Promoter The promoter adalah seorang indiviu yang yang tadinya mempunyai latar belakang pekerjaan sebagai sales atau bidang marketing yang kemudian mengembangkan perusahaan sendiri. Keterampilan yang ia miliki biasanya merupakan faktor pendorong untuk mengembangkan perusahaan yang baru ia rintis. 3. General Manager 15

General Manager adalah seorang individu yang ideal yang secara sukses bekerja pada sebuah perusahaan dia banyak menguasai keahlian bidang, produksi, pemasaran, permodalan, dan pengawasan. 3.1 KESIMPULAN BAB III Motivasi kewirausahaan adalah suatu keinginan yang mendorong kita untuk memutuskan untuk menjadi entrepreneur. Menurut Hendro (2011:61-63) ada beberapa faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk memilih jalur entrepreneurship sebagai jalan hidupnya. Faktor-faktor itu adalah factor individual/personal, suasana kerja, tingkat pendidikan, personality (kepribadian), prestasi pendidikan, dorongan keluarga, lingkungan 16

dan pergaulan, ingin lebih dihargai atau self-esteem, serta keterpaksaan dan keadaan. Seorang wirausaha utamanya tidak dimotivasi oleh financial incentive, tetapi oleh keinginan untuk melepaskan diri dari lingkungan yang tidak sesuai, selain untuk menemukan arti baru bagi kehidupan. Tipe wirausaha yakni ; Wirausaha yang memiliki inisiatif, Wirausaha yang mengorganisir mekanis sosial dan ekonomi untuk menghasilkan seusatu, Yang meneirma resiko atau kegagalan. 3 tipe utama dari wirausaha, yakni ; Wirausaha Ahli (Craftman), The Promoter dan General Manager. 3.2 Saran Dengan membaca makalah ini, penulis mengharapkan semogapembaca mampu mengembangkan makalah ini lebih baik lagi dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bersama. Untuk ke depannya, penulis mengharapkan banyak masukan dari pembaca demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari. 2010. Kewirausahaan Uuntuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: CV Alfabeta. Hendro. 2011. Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga. Lee, J., 1997. The Motivation Of Woman Entrepreneurs In Singapore International Jurnal of Entrepreneurial Behaviour and Research. Lupiyoadi, R. 2007. Enterpreneurship. Second edition. New Jersey :Prentice Hall, Inc. 17

Sinha, T. N., Human Factors In Entrepreneurship Effectiveness. Journal of Entrepreneurship. Suhartini, Yati. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa dalam Berwiraswasta.Yogyakarta: Akmenika Upy Volume7 Sutanto, Adi. 2002. Kewiraswastaan. Jakarta: Ghalia Indonesia 18