Luka pada lapisan lambung dan usus halus bagian atas disebut

BPOM baru-baru ini menerbitkan perintah penarikan serta penarikan sukarela, terhadap obat ranitidine. Ranitidine adalah obat populer yang digunakan untuk penanganan tukak lambung. Penarikan ini didasarkan pada hasil uji ranitidine, yang membuktikan adanya kandungan senyawa cemaran NDMA pemicu kanker.

09 Oct 2019|dr. Reni Utari

Ulkus peptikum merupakan luka yang terjadi pada dinding bagian dalam lambung dan sebagian kecil usus halus bagian atas. Gejala yang paling sering terjadi pada ulkus peptikum adalah nyeri pada lambung. Ulkus peptikum terdiri dari ulkus gastrikum dan ulkus duodenum. Penyebab utama ulkus peptikum adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori dan penggunaan aspirin serta obat-obat Non Steroidal Antiinlammatory Drugs lainnya dalam jangka panjang. Stres dan makanan pedas tidak menyebabkan ulkus peptikum, namun dapat memperburuk gejala yang terjadi.

Baca juga: Penyakit Asam Lambung: Cerminan Pola Hidup Tidak Sehat

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya ulkus peptikum ialah:

  • Menjaga kebersihan diri dari penyebaran bakteri H. pylori.
  • Berhati-hati dalam penggunaan obat NSAIDs.
  • Mengurangi atau berhenti merokok.
  • Menghindari minuman beralkohol.

Gejala yang dirasakan oleh penderita berupa:

  • Nyeri dan sensasi terbakar pada lambung.
  • Perut terasa kenyang atau penuh, kembung, dan sering bersendawa.
  • Intoleransi makanan berlemak.
  • Terjadi heartburn.
  • Mual.

Ulkus peptikum disebabkan oleh beberapa faktor. Namun, jelas bahwa terjadinya ulkus merupakan akibat dari ketidakseimbangan asam lambung di saluran cerna, yaitu ketika asam lambung mengikis dinding bagian dalam lambung dan usus halus, sehingga menyebabkan luka yang menimbulkan rasa nyeri hingga terjadi perdarahan.

Pada dasarnya, saluran cerna manusia dilapisi oleh lapisan mukosa yang berfungsi melindungi saluran cerna dari asam lambung. Namun apabila terjadi peningkatan asam lambung ataupun penurunan jumlah mukosa, maka dapat terjadi ulkus. Beberapa penyebab utama terjadinya ulkus yaitu:

  • Bakteri (biasanya H. pylori). Bakteri ini hidup pada lapisan mukosa dan dapat menyebabkan terjadinya inflamasi pada lapisan bagian dalam lambung dan menyebabkan ulkus.
  • Penggunaan pereda nyeri dalam jangka panjang. Obat-obatan pereda nyeri, sering disebut golongan Non Steroidal Antiinflammatory Drugs (NSAIDs), memiliki efek samping mengiritasi lapisan lambung bagian dalam dan dapat menyebabkan terjadinya ulkus.

Pada tahap awal diagnosis, biasanya dokter akan menanyakan gejala-gejala yang dialami. Jika diduga mengalami ulkus peptikum, maka akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti endoskopi, pemeriksaan radiologi (CT scan dan rontgen), dan tes untuk memastikan keberadaan bakteri H. pylori.

Terapi ulkus peptikum tergantung pada penyebab utamanya. Terapi biasanya bertujuan untuk mengeliminasi bakteri H. pylori (jika penyebabnya adalah bakteri tersebut), menurunkan penggunaan aspirin ataupun obat-obatan pereda nyeri, dan membantu proses penyembuhan dari ulkusnya sendiri.

Beberapa terapi farmakologi, antara lain:

  1. Antibiotik untuk mengeliminasi bakteri H. pylori, seperti amoxicillin, clarithromycin, metronidazole, tetracycline, dan levofloxacine.
  2. Obat-obatan yang bertujuan menghambat produksi asam lambung, seperti golongan proton pump inhibitor (omeprazole, lansoprazole, rabeprazole, esomeprazole, dan pantoprazole).
  3. Obat-obatan yang bertujuan menurunkan produksi asam lambung, seperti golongan H2-blockers (cimetidine, ranitidine, dan famotidine).
  4. Obat-obatan yang bertujuan menetralisir asam lambung, seperti golongan antasida.
  5. Obat-obatan yang bertujuan melindungi dinding lambung, seperti sukralfat.
Baca juga: Mitos Obat Generik Berlogo: Tidak Seampuh dan Seaman Obat Paten

Tukak lambung adalah luka yang muncul pada dinding lambung akibat terkikisnya lapisan dinding lambung. Luka ini juga berpotensi muncul pada dinding bagian pertama usus kecil (duodenum) serta kerongkongan (esofagus). 

Penyebab Tukak Lambung

Tukak lambung merupakan kondisi ketika timbulnya luka pada lambung yang menyebabkan beragam keluhan. Misalnya seperti nyeri ulu hati, sakit maag, atau mual. 

Dinding lambung biasanya dilapisi selaput yang melindunginya dari asam lambung. Peningkatan kadar asam lambung atau penipisan selaput pelindung lambung, berpotensi memicu munculnya tukak lambung. 

Penyebab umum yang dapat menurunkan perlindungan dinding lambung terhadap asam lambung meliputi:   

  • Infeksi Bakteri Helicobacter Pylori

Infeksi bakteri H. pylori merupakan penyebab utama tukak lambung, yang dianggap bertanggung jawab atas sekitar 60 persen kasus tukak lambung dan setidaknya 90 persen tukak duodenum. Bakteri tersebut hidup di lapisan perut dan bahan kimia yang mereka hasilkan bisa menyebabkan iritasi serta peradangan.

  • Penggunaan Obat Anti Inflamasi Non-steroid 

Konsumsi obat anti inflamasi non-steroid yang sering atau berkepanjangan akan meningkatkan risiko tukak lambung, terutama bagi lansia.

Tukak lambung juga bisa menjadi gejala kanker perut, terutama pada lansia.

Faktor Risiko Tukak Lambung

Selain penyebab di atas, ada beberapa faktor juga yang dapat meningkatkan risiko tukak lambung, antara lain merokok dan konsumsi minuman keras. Rokok bisa meningkatkan risiko tukak lambung pada orang yang sudah terinfeksi H. pylori. Sementara itu, kandungan alkohol dalam minuman keras juga dapat menipiskan selaput pelindung dinding lambung, sekaligus meningkatkan kadar asam lambung.

Banyak yang menganggap makanan pedas atau kondisi stres sebagai penyebab tukak lambung. Anggapan ini tidak benar. Makanan dan stres tidak menyebabkan masalah kesehatan tersebut, tapi dapat memperparah gejalanya.

Gejala Tukak Lambung

Gejala utama yang dirasakan jika mengalami tukak lambung adalah nyeri atau perih pada perut. Rasa sakit tersebut muncul karena terjadinya iritasi akibat asam lambung yang membasahi luka. Gejala ini biasanya berupa rasa nyeri yang:

  • Menyebar ke leher, pusar, hingga punggung.
  • Muncul pada malam hari.
  • Terasa makin parah saat perut kosong.
  • Umumnya berkurang untuk sementara jika makan atau mengonsumsi obat penurun asam lambung.
  • Hilang lalu kambuh beberapa hari atau minggu kemudian.

Di samping nyeri pada perut, ada beberapa gejala lain yang mungkin dialami, di antaranya nyeri ulu hati, tidak nafsu makan, mual, serta gangguan pencernaan.

Diagnosis Tukak Lambung

Ada berbagai pemeriksaan yang bisa membantu dokter mendiagnosis masalah kesehatan ini, antara lain:

  • Endoskopi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan tabung fleksibel tipis melalui kerongkongan ke dalam perut. Endoskopi dilengkapi dengan kamera kecil, sehingga dokter bisa melihat apakah ada tukak atau tidak.
  • Biopsi. Selama endoskopi, dokter bisa mengambil sampel jaringan kecil untuk diuji di laboratorium. Biopsi harus selalu dilakukan bila ditemukan tukak lambung.
  • Tes napas C14. Ini untuk memeriksa keberadaan H. pylori, bakteri yang mengubah urea menjadi karbondioksida. Tes napas C14 dilakukan dengan cara menelan sejumlah karbon radioaktif (C14) dan menguji udara yang dihembuskan dari paru-paru. Pemeriksaan non-radioaktif ini bisa digunakan untuk anak-anak dan wanita hamil.

Pengobatan Tukak Lambung

Langkah pengobatan untuk tiap pengidap tentu tidak sama. Dokter menentukannya berdasarkan pada penyebab tukak lambung yang dialami pengidap. Beberapa jenis obat yang umumnya akan digunakan untuk menangani tukak lambung meliputi:

  • Antibiotik, apabila tukak lambung disebabkan oleh bakteri H. pylori.
  • Penghambat pompa proton dan obat penghambat reseptor H2, apabila tukak lambung disebabkan oleh obat anti inflamasi non-steroid untuk menurunkan kadar asam lambung.
  • Obat yang berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri secara cepat sebelum obat-obatan lainnya mulai bekerja.

Menangani penyebab tukak lambung dengan saksama akan menyembuhkan luka yang muncul sekaligus mencegah kekambuhannya. Untuk membantu proses penyembuhan serta menghindari gejala tukak lambung yang makin parah, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan. Langkah-langkah sederhana tersebut meliputi:

  • Membatasi konsumsi minuman keras.
  • Berhenti merokok.
  • Mengurangi konsumsi teh dan kopi.
  • Mengonsumsi produk berbahan dasar susu, seperti keju.
  • Menghindari konsumsi makanan pedas atau berlemak.
  • Makan dengan porsi kecil, tapi lebih sering.
  • Miliki berat badan yang sehat dan ideal.

Bagi pengidap tukak lambung yang disebabkan oleh obat antiinflamasi non-steroid, sebaiknya diskusikan pada dokter mengenai alternatif obat atau penyesuaian dosis agar terhindar dari risiko tukak lambung.

Komplikasi Tukak Lambung

Komplikasi akibat tukak lambung jarang terjadi. Namun, bila tidak ditangani secara tepat, berikut beberapa komplikasi yang bisa terjadi :

  • Pendarahan dalam perut baik ringan atau parah hingga membutuhkan transfusi darah.
  • Peritonitis atau dinding lambung atau usus berlubang dan menyebabkan infeksi serius dalam rongga perut.
  • Tukak menghalangi pergerakan makanan dalam sistem pencernaan (obstruksi lambung).

Usia pengidap serta penggunaan obat antiinflamasi non-steroid akan memengaruhi risiko seseorang untuk mengalami komplikasi tukak lambung. Lansia di atas 70 tahun merupakan kelompok pengidap yang memiliki risiko komplikasi tertinggi.

Pencegahan Tukak Lambung

Terdapat beberapa langkah sederhana yang dapat kita lakukan agar terhindar dari risiko terkena tukak lambung, seperti:

  • Menjaga kebersihan, misalnya sering mencuci tangan dan memastikan makanan benar-benar matang sebelum mengonsumsinya.
  • Berhati-hati dalam penggunaan obat anti inflamasi non-steroid agar tidak berlebihan.
  • Mengurangi atau berhenti merokok.
  • Menghindari konsumsi minuman beralkohol.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera hubungi dokter jika mengalami gejala-gejala tukak lambung yang telah dipaparkan tadi. Penanganan yang tepat dan cepat dapat meminimalisir komplikasi yang mungkin terjadi. 

Kamu juga bisa membicarakan gejala kesehatan yang kamu alami dengan menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa tanya dokter dan minta saran kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play

Referensi: 
Healthline.com. Diakses pada 2022. Stomach Ulcer: Causes, Symptoms, and Diagnosis.
Better Health. Diakses pada 2022. Stomach ulcer.
National Health Service. Diakses pada 2022. Stomach ulcer.
Diperbarui pada 19 Juli 2022.