Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik

Elektrolit adalah larutan yang diketahui dapat menghantarkan arus listrik. Hal tersebut dikarenakan larutan mengandung beberapa ion dan zat senyawa kimia lainnya. Namun larutan ini memiliki 2 jenis yaitu larutan elektrolit kuat dan lemah.

Jika dicampur dengan zat pelarut, senyawa tersebut akan menempel pada elektroda yang membantu menghasilkan energi listrik.

Alasan Mengapa Larutan Elektrolit Dapat Menghantarkan Arus Listrik

1. Memiliki Ion

Larutan elektrolit merupakan larutan yang dapat terionisasi di dalam air. Larutan ini akan menghasilkan ion yang bergerak bebas. Saat dilarutkan senyawa elektrolit akan mengalami disosiasi sehingga menjadi partikel yang bermuatan positif dan negatif.

Ion yang berasal dari larutan elektrolit diketahui dapat menghantarkan listrik. Meskipun demikian larutan ini dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit kuat dan lemah. Elektrolit kuat adalah larutan yang dapat melarutkan semua ionnya. Sedangkan elektrolit lemah hanya menggunakan ion sedikit sehingga tidak bisa menghasilkan listrik secara sempurna.

2. Mengandung Senyawa Kimia

Elektrolit dapat berupa asam, basa, air, maupun beberapa senyawa kimia lainnya. Larutan ini juga senyawa yang berikatan dengan ion dan kovalen polar. Senyawa kimia NaCl dan garam diketahui mampu membuat elektrolit kuat. Larutan ini akan menghantarkan listrik secara sempurna melalui zat pelarut yang ada. Namun tidak semua senyawa kimia bisa membuat larutan elektrolit kuat, ada pula zat yang akan membuat elektrolit lemah.

3. Terurai Menjadi Partikel

Larutan elektrolit mengandung dua ion sekaligus yang dinamakan kation dan anion. Kemudian ion yang larut di dalam zat larutan terurai menjadi partikel yang lebih kecil. Partikel dan ion ini bergabung menjadi satu untuk membentuk molekul. Maka dari itu larutan elektrolit bisa menghantarkan listrik melalui ion dan partikel yang terkandung di dalam zatnya.

4. Mengandung Atom Elektrik

Larutan elektrolit diketahui memiliki atom elektrik yang terkandung di dalamnya. Atom ini akan bercampur pada larutan yang digunakan. Kemudian larutan tersebut akan membentuk proses yang dapat menghantarkan arus listrik. Atom elektrik sangat berpengaruh terhadap adanya listrik yang dihasilkan karena pada larutan lain yang tidak mengandung atom elektrik tidak akan mampu menghantarkan listrik.

5. Dilengkapi Elektroda

Ion yang terkandung di dalam larutan elektrolit diketahui dapat menghantarkan listrik. Jika ion tersebut diberi elektroda maka ion akan bergerak menempel. Ion yang ada di elektroda akan berlawanan dengan muatan ion lainnya.

Ion yang bermuatan positif akan menempel pada ion negatif, begitupun sebaliknya. Saat digabung listrik akan menyala karena adanya pertemuan muatan elektroda dan ion yang berlawanan tersebut. Jadi elektroda ini berperan penting untuk menghantarkan arus listrik.

6. Adanya Muatan yang Bergerak

Elektrolit yang dicampur dengan zat pelarut akan menghasilkan muatan yang bergerak bebas. Muatan tersebut berasal dari ion yang dihasilkan dari molekul dalam larutan. Molekul ini hanya ada pada larutan elektrolit karena larutan jenis lain tidak bisa menghasilkan ion yang terlarut. Sehingga larutan elektrolit secara otomatis akan menghantarkan listrik melalui molekul tersebut.

7. Munculnya Gelembung Gas

Larutan elektrolit dapat membuat listrik atau lampu menyala. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya gelembung gas yang muncul pada larutan. Daya hantar listrik menunjukkan bahwa ada arus listrik yang mengalir melalui larutan elektrolit tersebut. Jadi larutan ini dianggap bisa menghantarkan listrik karena pada larutan non elektrolit saat diuji tidak akan memunculkan gelembung gas.

Temukan lebih banyak konten terkait dengan Pendidikan atau konten menarik lain di PPPA

tirto.id - Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik. Hal itu disebabkan kandungan ion-ion yang bergerak bebas dalam larutan elektrolit sehingga berperan dalam proses elektrolisis-nya. Lantas, apa contoh zat yang termasuk dalam larutan elektrolit?

Mengutip dari Peranan Elektrolit dalam Tubuh (2017) yang ditulis Mia Rahmi Fauziah, berdasarkan sifat daya hantar listriknya, larutan dibedakan atas larutan elektrolit dan non elektrolit.

Berkaitan dengan larutan elektrolit sendiri, ia merujuk pada suatu zat yang ketika dialirkan listrik (elektron), akan terjadi suatu proses yang dinamakan elektrolisis.



Dalam hal ini, muncul gas yang akan menimbulkan gelembung-gelembung kecil di larutan tersebut. Hantaran listrik yang terdapat dalam larutan itu dapat diuji dengan suatu alat yang disebut alat uji elektrolit.

Contoh Larutan Elektrolit


Berikut ini contoh-contoh larutan elektrolit.
  • Larutan asam klorida
  • Larutan natrium hidroksida
  • Larutan asam asetat (cuka)
  • Larutan amonia
  • Larutan natrium klorida

Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena di dalam larutan ini terdapat ion-ion yang dapat bergerak secara bebas. Ion-ion itu lah yang menghantar arus listrik dalam larutan. Proses ionisasi pada larutan elektrolit sangat menentukan daya hantar listrik larutan elektrolit. Makin banyak ion dalam larutan, makin kuat daya hantar listriknya. Oleh karena itu, pada larutan elektrolit kuat, senyawa dalam larutan akan terionisasi sempurna dan menghasilkan ion-ion yang banyak. Sementara pada elektrolit yang senyawanya lemah hanya terionisasi sebagian dan menghasilkan ion-ion yang sedikit. Di sisi lain, pada larutan non elektrolit senyawa dalam air tidak mengalami ionisasi. Oleh karena itu, larutan ini tidak mampu menghantarkan listrik.

Kekuatan Larutan Elektrolit

Kekuatan larutan elektrolit dapat dibedakan menjadi 2, yaitu larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Penjelasannya adalah sebagai berikut.1. Larutan elektrolit kuat Sederhananya, larutan elektrolit kuat jika dialirkan listrik, ia mampu menghantarkan arus elektron sampai dapat menyalakan lampu dengan terang. Contoh larutan elektrolit kuat, yakni:
  • Larutan asam klorida
  • Larutan natrium hidroksida
  • Larutan natrium klorida
Ciri-ciri yang muncul pada larutan elektrolit kuat diantaranya, yaitu:
  • Larutan akan terionisasi secara sempurna;
  • Zat terlarut berada dalam bentuk ion-ion dan tidak terdapat molekul zat yang netral;
  • Jumlah ion dalam larutan relatif banyak;
  • Memiliki daya hantar listrik yang kuat.
2. Larutan elektrolit lemah Secara singkat, larutan elektrolit kuat hanya mampu menyalakan lampu dengan redup dan tidak terang. Larutan elektrolit lemah tidak terionisasi dengan sempurna atau hanya sebagian saja yang terionisasi. Contoh larutan elektrolit lemah, yakni:
  • Larutan asam asetat (cuka)
  • Larutan amonia
Ciri-ciri yang muncul pada larutan elektrolit lemah adalah sebagai berikut:
  • Larutan elektrolit lemah hanya terionisasi sebagian;
  • Zat terlarut sebagian besar berbentuk molekul netral dan hanya sedikit yang berada dalam bentuk ion;
  • Jumlah ion dalam larutan relatif sedikit;
  • Memiliki daya hantar listrik yang lemah.

KOMPAS.com – Larutan elektrolit adalah salah satu jenis larutan yang bersifat sebagai konduktor karena dapat menghantarkan listrik. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ion yang terkandung di dalamnya.

Berikut adalah proses bagaimana larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik!

Disosiasi molekul menjadi ion

Dilansir dari Lumen Learning, elektrolit adalah setiap garam atau molekul yang ion-ionnya dapat terdisosiasi jika dilarutkan dalam air.

Garam atau molekul yang dapat terdisosiasi biasanya adalah senyawa dengan ikatan ion (senyawa ionik) dan senyawa kovalen. Misalnya, garam natrium klorida (NaCl) yang merupakan senyawa ionik.

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, ketika natrium klorida larut dalam air, atom natrium dan klor terpisah dan bergerak bebas di dalam air sebagai ion bermuatan listrik.

Baca juga: Ciri-ciri Senyawa Ionik

Disosiasi NaCl membuat atom natrium (Na) kekurangan satu elektron dan berubah menjadi ion positif atau kation Na+.

Adapun, atom klor (Cl) mengalami kelebihan satu elektron. Sehingga, berubah menjadi ion bermuatan negatif atau anion Cl-.

Ion-ion bergerak bebas membawa muatan listrik

Pembentukan ion-ion terjadi karena molekul air menyusup di antara senyawa elektrolit. Hidrogen yang lebih positif dalam molekul air menarik ion klorida (anion) yang negatif.

Sedangkan, oksigen yang lebih negatif dalam molekul air menarik ion natrium (kation) yang positif.

Baca juga: Ion: Pengertian, Proses Pembentukan, dan Contoh Ikatannya

Hal tersebut membuat ikatan kuat ion berkurang. Sehingga, ion dapat bergerak bebas di dalam larutan elektrolit. Ion-ion yang bergerak bebas itulah yang menjadi kunci mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik.

Ketika larutan elektrolit di aliri listrik, muatan listrik akan di bawa oleh ion. Ion-ion akan bergerak bebas sembari membawa muatan listrik, mengakibatkan arus listrik mengalir dan listrik dapat dihantarkan dalam larutan.

Sifat konduktif elektrolit ini bergantung pada jumlah ion di dalamnya. Makin banyak ion di dalam suatu larutan elektrolit, maka makin kuat sifat konduktivitasnya atau makin besar listrik yang dapat dihantarkan larutan elektrolit tersebut.

Baca juga: Perbedaan Larutan Elektrolit dan Larutan Non-Elektrolit

Larutan elektrolik dari senyawa kovalen menghantarkan lebih sedikit listrik

Tidak seperti larutan elektrolit senyawa ionik yang merupakan elektrolit kuat, larutan elektrolit senyawa kovalen cenderung lemah dalam menghantarkan listrik.

Dilansir dari Chemistry Libretexts, ketika dilarutkan dalam air sebagian besar senyawa kovalen tetap utuh dan hanya terdisosiasi sedikit.

Artinya, hanya terbentuk sedikit ion (kation dan anion). Sisanya, senyawa kovalen tetap dalam bentuk molekul netral. Sedangkan, molekul netral tidak bisa membawa muatan listrik seperti ion.

Sehingga, lebih sedikit ion yang dapat membawa muatan. Membuat, lebih sedikit arus listrik yang dihantarkan dalam larutan tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.