Jumlah pigmen atau melanin pada kulit menentukan warna kulit seseorang. Pada beberapa kondisi, produksi melanin bisa terganggu sehingga membuat warna kulit berubah. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh banyak hal, dan salah satunya adalah kelainan pigmen. Warna kulit manusia sangatlah beragam. Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan kondisi lingkungan yang memengaruhi pigmen atau jumlah melanin dalam tubuh. Jika jumlah melanin dalam tubuh terlalu banyak, warna kulit akan semakin gelap. Sebaliknya, jika tubuh memiliki sedikit melanin, warna kulit akan terlihat lebih pucat. Tak hanya warna kulit, melanin juga berperan dalam memberi warna gelap pada rambut dan mata. Beragam Jenis Kelainan PigmenMelanin dihasilkan oleh sel-sel yang disebut melanosit pada lapisan epidermis kulit. Namun, sel-sel tersebut dapat mengalami kerusakan, baik akibat paparan sinar matahari, efek samping pengobatan, atau kondisi medis tertentu. Ketika melanosit rusak, produksi melanin bisa terganggu dan dapat memengaruhi warna kulit. Kondisi ini disebut juga kelainan pigmentasi. Kelainan pigmentasi terdiri dari berbagai jenis. Ada yang hanya memengaruhi sebagian kecil area kulit, tetapi ada juga gangguan pigmentasi yang menyerang seluruh tubuh. Berikut ini adalah beberapa kelainan pigmen yang umum terjadi: 1. MelasmaMelasma ditandai dengan munculnya bercak hitam di bagian tubuh yang sering terpapar sinar matahari, seperti kulit wajah, leher, dan tangan. Kondisi ini diketahui lebih umum terjadi pada wanita, meski bukannya tidak mungkin pria juga mengalaminya. Jika terjadi pada wanita hamil, melasma disebut juga chloasma. Kondisi ini dapat hilang dengan sendirinya setelah masa kehamilan selesai atau bisa juga diobati dengan krim kulit. Apabila menderita melasma, Anda disarankan untuk tidak terlalu sering atau terlalu lama terpapar sinar matahari. Lindungi kulit dengan mengoleskan tabir surya SPF 30 atau lebih sebelum beraktivitas di luar ruangan. Jangan ragu untuk berobat ke dokter spesialis kulit jika kondisi ini tidak membaik. 2. VitiligoVitiligo merupakan salah satu penyakit autoimun yang menyerang sel penghasil pigmen. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya melanin di area kulit tertentu, seperti lengan, wajah, dan bagian lipatan tubuh. Vitiligo biasanya ditandai dengan munculnya bercak putih pada kulit. Selain itu, kondisi kelainan pigmen ini juga disertai dengan munculnya uban di rambut, bulu mata, alis, atau jenggot sebelum usia 35 tahun Kondisi ini terkadang juga menyebabkan berubah atau hilangnya warna pada retina dan jaringan yang melapisi bagian dalam mulut dan hidung. 3. AlbinismeAlbinisme merupakan kelainan genetik yang menyebabkan tidak berfungsinya sel melanosit. Adanya kelainan genetik tersebut membuat kulit, rambut, atau mata pada penderita albinisme menjadi tidak berwarna karena tidak memiliki melanin. Tak jarang kondisi ini juga menimbulkan masalah pada penglihatan. Belum ada pengobatan yang dapat mengatasi albinisme. Meski demikian, ada beberapa hal yang dapat dilakukan penderitanya agar kondisi yang dialami tidak memburuk, seperti menggunakan tabir surya setiap saat. Hal ini penting dilakukan karena kulit penderita albinisme lebih berisiko rusak akibat paparan sinar matahari atau bahkan menderita kanker kulit. 4. Hiperpigmentasi pascainflamasiKondisi ini ditandai dengan berubahnya warna kulit menjadi lebih gelap atau lebih terang setelah mengalami peradangan atau iritasi. Hiperpigmentasi pascainflamasi dapat dipicu oleh infeksi kulit, luka bakar, atau paparan zat iritatif yang merusak kulit. Meski demikian, kondisi ini biasanya akan membaik dengan sendirinya dalam waktu beberapa bulan. Selain mengganggu tampilan kulit, kelainan pigmen tertentu dapat bersifat serius dan membutuhkan penanganan langsung oleh dokter. Oleh karena itu, bila Anda melihat adanya bercak hitam atau putih yang muncul secara tiba-tiba dan bertambah luas dengan cepat, bentuknya tidak teratur, atau bahkan mengeluarkan darah, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Citra histologis epidermis dengan lapisan-lapisannya dinamai dengan warna putih. Lapisan Malpighi pada kulit adalah istilah yang umumnya menjelaskan patut sebagai stratum basale dan stratum spinosum sebagai satu unit,[1][2] meskipun kadang-kadang diartikan sebagai stratum basale secara spesifik.[3] Juga, istilah ini kadang-kadang dipergunakan secara sinonim sebagai prickle cell layer[4] (meskipun prickle cell layer umumnya diartikan sebagai stratum spinosum secara khusus[5]) atau menunjuk ronde dari stratum corneum.[6] Lapisan tersebut mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit. Lapisan ini dinamai dari nama seorang tokoh, yaitu Marcello Malpighi. Lihat pulaPustaka
edunitas.com Page 2Citra histologis epidermis dengan lapisan-lapisannya dinamai dengan warna putih. Lapisan Malpighi pada kulit adalah istilah yang umumnya menjelaskan adil sebagai stratum basale dan stratum spinosum sebagai satu unit,[1][2] meskipun kadang-kadang didefinisikan sebagai stratum basale secara spesifik.[3] Juga, istilah ini kadang-kadang digunakan secara sinonim sebagai prickle cell layer[4] (meskipun prickle cell layer umumnya didefinisikan sebagai stratum spinosum secara khusus[5]) atau menunjuk anggota dari stratum corneum.[6] Lapisan tersebut mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit. Lapisan ini dinamai dari nama seorang tokoh, yaitu Marcello Malpighi. Lihat pulaReferensi
edunitas.com Page 3Citra histologis epidermis dengan lapisan-lapisannya dinamai dengan warna putih. Lapisan Malpighi pada kulit adalah istilah yang umumnya menjelaskan adil sebagai stratum basale dan stratum spinosum sebagai satu unit,[1][2] meskipun kadang-kadang didefinisikan sebagai stratum basale secara spesifik.[3] Juga, istilah ini kadang-kadang digunakan secara sinonim sebagai prickle cell layer[4] (meskipun prickle cell layer umumnya didefinisikan sebagai stratum spinosum secara khusus[5]) atau menunjuk anggota dari stratum corneum.[6] Lapisan tersebut mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit. Lapisan ini dinamai dari nama seorang tokoh, yaitu Marcello Malpighi. Lihat pulaReferensi
edunitas.com Page 4Citra histologis epidermis dengan lapisan-lapisannya dinamai dengan warna putih. Lapisan Malpighi pada kulit adalah istilah yang umumnya menjelaskan adil sebagai stratum basale dan stratum spinosum sebagai satu unit,[1][2] meskipun kadang-kadang didefinisikan sebagai stratum basale secara spesifik.[3] Juga, istilah ini kadang-kadang digunakan secara sinonim sebagai prickle cell layer[4] (meskipun prickle cell layer umumnya didefinisikan sebagai stratum spinosum secara khusus[5]) atau menunjuk anggota dari stratum corneum.[6] Lapisan tersebut mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit. Lapisan ini dinamai dari nama seorang tokoh, yaitu Marcello Malpighi. Lihat pulaReferensi
edunitas.com Page 5Citra histologis epidermis dengan lapisan-lapisannya dinamai dengan warna putih. Lapisan Malpighi pada kulit adalah istilah yang umumnya menjelaskan adil sebagai stratum basale dan stratum spinosum sebagai satu unit,[1][2] meskipun kadang-kadang didefinisikan sebagai stratum basale secara spesifik.[3] Juga, istilah ini kadang-kadang digunakan secara sinonim sebagai prickle cell layer[4] (meskipun prickle cell layer umumnya didefinisikan sebagai stratum spinosum secara khusus[5]) atau menunjuk anggota dari stratum corneum.[6] Lapisan tersebut mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit. Lapisan ini dinamai dari nama seorang tokoh, yaitu Marcello Malpighi. Lihat pulaReferensi
edunitas.com |