Lamun ana guru kang hamituturi, utawa deduka, sira aja melu muni, becik meneng wigatekna.

Tembang Macapat Maskumambang merupakan salah satu anak dari tembang macapat atau tembang dolanan. Jika diurutkan tembang ini berada pada urutan pertama lalu disusul tembang Mijil.

Secara umum tembang Maskumambang menceritakan keadaan manusia saat masih di alam kandungan pada rahim seorang ibu.

Selanjutnya, ada banyak sekali pelajaran hidup yang dapat diambil dari tembang 4 gatra ini.

Biasanya soal-soal tembang Maskumambang sering keluar dalam ujian sekolah. Pokok pokok yang ditanyakan berkisar tentang watak tembang Maskumambang, paugeran (terkait guru lagu, guru wilangan dan guru gatra) namun, tak jarang pelajar harus mengartikan dan memaknai lirik atau cakepan di dalam tembang.

Nah, agar kalian bisa menjawab dengan benar, silahkan simak ulasan lengkap tentang tembang Maskumambang berikut ini dengan cermat.

Pengertian Tembang Macapat Maskumambang

Tembang Maskumambang berasal dari dua kata yaitu ‘mas‘ dan ‘kumambang’. Kata ‘mas’ atau ’emas’ berati berharga, sedangkan ‘kumambang‘ berarti mengambang, mengambang disini yang dimaksud adalah janin yang mengambang dalam rahim seorang ibu. Janin ini masih bergantung pada ibu terkait makanan, minuman dan perlindungan.

Ada juga yang mengartikan ‘mas’ dalam kata Maskumambang adalah keadaan janin dimana belum diketahui jenis kelaminnya apakah laki-laki atau perempuan.

Jika diartikan secara keseluruhan tembang Maskumambang ini merujuk pada sesuatu yang berharga berupa janin yang masih berada dalam kandungan. Jadi, meskipun secara fisik belum menjadi bayi, namun janin tetaplah sebuah anugerah yang luar biasa dari Sang Pencipta.

Sebagai tambahan, dalam referensi lain disebutkan pula jika Maskumambang berasal dari kata ‘mas’ dari kata ‘premas’, premas adalah sebutan punggawa dalam upacara Shaministis. Punggawa ini bertugas untuk mengucap mantra yang berupa tetembangan (ambang) dan disertai sajian bunga-bunga.

Di dalam sebuah dokumen yang disebut sebagai serat Purwakara, Maskumambang berarti Ulam Toya. Ulam Toya berarti ikan air tawar. Itulah mengapa dalam beberapa lukisan, tembang Maskumambang dilukiskan dengan ikan air tawar.

Lamun ana guru kang hamituturi, utawa deduka, sira aja melu muni, becik meneng wigatekna.
Idntimes

Tembang macapat (termasuk disini tembang Maskumambang) memiliki sejarah yang cukup rumit dan panjang untuk diketahui. Namun secara umum diketahui tembang Macapat mulai muncul pada akhir masa Majapahit atau sejak hadirnya sunan Wali Sanga.

Ini adalah sejarah tembang Macapat untuk daerah Jawa Tengah, sedangkan untuk Jawa Timur dan Bali tembang macapat telah muncul sejak zaman Hindu.

Dalam kidung Subrata dikatakan bahwa tembang macapat telah memulai sejarahnya sejak tahun 1541 M.

Tembang Macapat diciptakan bukan hanya oleh satu orang saja, namun oleh banyak Wali dan Bangsawan.

Pada zaman dulu tembang Macapat seperti Maskumambang digunakan untuk hiburan dan media dakwah. Saat ini fungsi tembang macapat telah berkembang salah satunya digunakan sebagai salah satu materi pendidikan Bahasa dan sastra Jawa.

Lamun ana guru kang hamituturi, utawa deduka, sira aja melu muni, becik meneng wigatekna.
Radar Jember

Tembang macapat juga termasuk salah satu aspek budaya yang terkena dampak kemajuan. Dulu memang tembang kebanyakan hanya digunakan untuk media hiburan dan media dakwah, namun kini tembang tembang macapat (dalam hal ini termasuk tembang Maskumambang) telah digunakan dalam banyak hal.

Beberapa fungsi tembang macapat Maskumambang di masa modern ini antara lain:

  • Sebagai materi pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa.
  • Sebagai pengiring dalam pementasan seni tradisional.
  • Sebagai isi dalam surat menyurat.
  • Sebagai lagu-lagu yang diputar dalam radio sebagai teman bekerja.
  • Sebagai salah satu jenis mantera dalam menolak balak atau kesialan.
  • Pengiring lagu dalam prosesi temu manten.
  • Pengiring prosesi dalam kegiatan upacara Pangestu.
  • Sebagai seni yang indah dan mengandung filosofi kehidupan.

Seringkali dalam ujian sekolah akan ada pertanyaan ” Sebutno paugerane tembang Maskumambang!”

Perlu kamu ketahui yang dimaksud paugeran tembang Maskumambang adalah aturan aturan yang melekat pada tembang. Aturan ini mengatur tentang jumlah baris, jumlah suku kata dan vokal tembang. Agar lebih jelas, berikut ini tiga paugeran tembang macapat Maskumambang yang harus kamu tahu.

Guru Gatra Tembang Maskumambang

Guru gatra tembang Maskumambang terdiri atas 4 gatra dalam setiap pada. Gatra berarti baris, pada artinya bait.

Guru Wilangan Tembang Maskumambang

Guru wilangan berarti jumlah suku kata dalam setiap gatra atau baris.

Setiap gatra dalam tembang Maskumambang secara berurutan terdiri atas 12, 6, 8, 8 suku kata.

Guru Lagu Tembang Maskumambang

Guru lagu adalah jatuhnya suara vokal pada setiap akhir gatra. Suara vokal bisa berupa huruf a-i-u-e-o.

Sedangkan dalam Maskumambang guru lagunya di akhiri atas i, a, i dan a.

Seperti biasa, setiap tembang pastilah mempunyai sifat khas yang melekat pada setiap lirik liriknya. Sifat ini disebut sebagai watak tembang. Watak tembang dapat menggugah emosi bagi pendengar maupun bagi yang melantunkan.

Watak yang melekat pada tembang Maskumambang antara lain:

  • kesedihan
  • kesusahan
  • belas kasih
  • ketidakberdayaan
  • sikap cemas dalam menghadapi hidup

Watak watak seperti ini akan kamu temui di baris baris lirik pada contoh tembang di bab ke-enam.

Setelah mengetahui dasar-dasar tentang tembang macapat maskumambang, selanjutnya kita akan belajar membuat tembang Maskumambang sendiri dengan referensi contoh tembang macapat Maskumamabang beraneka judul di bawah ini.

Contoh Tembang Macapat Maskumambang Gathutkaca

Gereng-gereng Gathutkaca sru anangis,Sambate mlas arsa,Luhnya marawayan mili,

Gung tinameng astanira.

Artinya:Gathutkaca meraung-raung menangis dengan sangat keras,Rintihannya sangatlah menyentuh hati,Airmatanya -pun mengalir,

Sangat banyak sampai ditutupi dengan tangannya.

(M. Sukir Abimanyu Kerem: XI. 1)

Contoh Tembang Macapat Maskumambang Tentang Nasehat

Nadyan silih bapa biyung kaki nini,Sadulur myang sanak,Kalamun muruk tan becik,

Nora pantes yen den nuta.

Artinya:Walaupun bapak ibu, kakek nenek,Saudara-saudaranya,Kalau mengajari yang tidak baik,

Tidak pantas kalau ditiru.

(Pakubuwono IV, Wulang Reh)

Contoh Tembang Macapat Maskumambang Teladan

Apan kaya mangkono watekkaneki,Sanadyan wong tuwa,Yen duwe watek tan becik,

Miwah tindak tan prayoga

Artinya:Memang seperti itu seharusnya,Walaupun orang tua,Kalau punya watak tidak baik,

Dan perbuatan yang tidak pantas.

(Pakubuwono IV, Wulang Reh)

Contoh Tembang Macapat Maskumambang Nasehat dari Orang Asing

Aja sira niru tindak kang tan becik,Sanadyan wong liya,Lamun pamuruke becik,

Miwah ing tindak prayoga.

Artinya:Jangan kamu meniru perbuatan yang tidak baik,Walaupun orang lain,Tapi ajarannya baik,

Dan berkelakuan pantas.

(Pakubuwono IV, Wulang Reh)

Contoh Tembang Macapat Maskumambang Tentang meniru Perbuatan Baik

Iku pantes yen sira tiruwa kaki,Miwah bapa biyung,Amuruk watek kang becik,

wajib kaki estokena.

Artinya:Itu pantas kalau kamu tiru,Juga bapak ibu,Mengajari watak yang baik,

Wajib kamu perhatikan.

(Pakubuwono IV, Wulang Reh)

Contoh Tembang Maskumambang Tentang Perintah Menolong Orang Lain

Kelek-kelek biyung sira aneng ngendi (12i)Enggal tulungana (6a)Awakku kecemplung warih (8i)

Gulagepan wus meh pejah (8o)

Artinya:Ibu kamu ada dimanaCepat tolonglahTubuhku tercebur sungai

Tak bisa bernafas sampai hampir meninggal

Contoh Tembang Macapat Maskumambang Tentang Perintah Menghormati Orang Tua

Bagian 1

Dhuh anak mas sira wajib angurmati
Marang yayah rena
Aja pisan kumawani
Anyenyamah gawe susah

Artinya:

Wahai anak muda, kamu wajib menghargaiTerhadap ayah kamuJangan sekali kali melawan

Dan juga membantah, karena akan menyebabkan kesusahan

Bagian 2

Pramila rama ibu den bekteni,kinarya jalaran,anane badan puniki,

kinawruhan padhang hawa.

Artinya:Oleh karena itu kau harus berbakti kepada ayah dan ibu,yang menjadikan sebabadanya tubuh ini

hadir di terangnya udara/dunia

Contoh Tembang Macapat Maskumambang Tentang Anak Durhaka

Wong tan manut pitutur wong tuwa ugi
Ha nemu duraka
Ing donya tumekeng akhir
Tan wurung kasurang-surang

Artinya:Orang yang tidak patuh terhadap nasehat orang tuaYang akan didapat hanyalah nerakaDi dunia sampai di hari akhir

Akan selalu Mendapat kesengsaraan

Contoh Tembang Macapat Maskumambang Tentang Kehati-hatian Memperlakukan Orang Tua

Maratani mring anak putu ing wuri,den padha prayitna,aja sira kumawani,

mring biyang tanapi bapa.

Artinya:

Hingga ke anak cucu kelakhendaknya berhati-hatijangan sampai engkau berani

kepada ayah atau ibu

Tembang Macapat Maskumambang Tentang Urutan Penghormatan

Bagian 1

Ana uga etung-etungane kaki,lelima sinembah,dununge sawiji-wiji,

sembah lelima punika.

Artinya:Ada juga hitung-hitungannyaLima yang disembahTempat/caranya berbeda-beda

Sembah lima tersebut

Bagian 2

Kang dhingin rama ibu kaping kalih,marang maratuwa,lanang wadon kaping katri,

ya marang sadulur tuwa.

Artinya:Pertama kepada ayah dan ibu/orang tua, yang keduakepada mertualaki-laki maupun perempuan, yang ketiga

ya kepada saudara yang lebih tua

Bagian 3

Kaping pate marang guru sayekti,sembah kaping lima,marang Gustinira yekti,

parincine kawruhana.

Artinya:Keempat kepada guru,Sedangkan sembah kelima,Kepada Tuhan,

Ketahuilah penjelasannya.

Contoh Tembang Macapat Maskumambang Tentang Keindahan Desa

Lamun ana guru kang hamituturi, utawa deduka, sira aja melu muni, becik meneng wigatekna.

Kaendahan panggonan laerku ikiDeso kang kaciptaMakmur lan tentremeng ati

Sawah ijo pasuketan

Artinya:Indahnya Tempat Kelahiranku iniSebuah desa yang telah terciptaMakmur dan membuat hati tenteram

Sawah hijau dengan rerumputan

Contoh Tembang Macapat Maskumambang Keindahan Pagi

Semburate srengenge ing wayah enjingGawe tambang endhahPandhangane ing mripat iki

Amugo tetem kajaga

Artinya:Semburat sinar matahari di waktu pagiMenambah keindahanTerlihat terang di mata ini

Semoga tetap terjaga

Contoh Tembang Maskumambang Buminata

Sekar Maskumambang purwakaning tulisKang kinarya gatraGatra Tripta ing gatri

Pambiwara mijil ira

Lamun ana guru kang hamituturi, utawa deduka, sira aja melu muni, becik meneng wigatekna.

Maskumambang adalah tembang macapat yang mengandung banyak filosofi dan pelajaran hidup.

Beberapa poin penting yang dapat diambil antara lain:

  • perintah untuk menghormati orang tua.
  • Perintah untuk saling tolong menolong bagi yang membutuhkan.
  • Perintah untuk mendengarkan nasehat dari siapapun itu jika nasihatnya baik.
  • Anak yang tidak menaati perintah orang tua sedangkan itu adalah sebuah kebaikan termasuk anak durhaka.
  • Mengingatkan untuk selalu bersyukur telah dikaruniai alam yang indah dan subur.
  • dan seterusnya.

Untuk itu, tidak ada ruginya bagi kita untuk masih tetap belajar tembang ini meskipun zaman sudah modern karena seperti kita lihat, nilai-nilai atau makna yang terkandung di dalamnya masih sangat relevan.

Ulasan makna atau arti tembang macapat maskumambang ini sekaligus menutup artikel kita hari ini. Jangan lupa untuk share ke teman kamu jika kamu suka dan sama-sama kita berbagi ilmu pengetahuan.

Akhirnya, terimakasih telah mampir, semoga bermanfaat. 🙂