Kopi merupakan salah satu produk Indonesia yang diekspor ke negara-negara

Selasa, 1 Februari 2022 - Admin

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Terdapat berbagai macam komoditas ekspor unggulan baik dari sektor migas maupun nonmigas. Kegiatan ekspor menjadi salah satu sumber pendapatan negara, di mana barang-barang yang dijual ke luar negeri harganya disesuaikan dengan kondisi perekonomian negara yang dituju. Ekspor barang yang juga dikenakan pajak akan masuk ke kas negara.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Januari-Desember 2021 mencapai 231,54 miliar dolar AS atau setara Rp332,18 triliun. Ekspor nonmigas mengalami kenaikan 41,52 persen dengan nilai 219,27 miliar dolar AS. Ekspor nonmigas hasil industri pengolahan pada periode tersebut naik 35,11 persen dibanding periode yang sama tahun lalu dan menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan. Begitu juga ekspor hasil pertanian naik 2,86 persen serta ekspor hasil tambang dan lainnya naik 92,15 persen.

Lantas apa saja komoditas ekspor dari Tanah Air? Dikutip dari berbagai sumber, berikut deretan komoditas ekspor unggulan Indonesia.

Indonesia dikenal sebagai raja sawit dunia karena menguasai sekitar 55 persen pangsa pasar ekspor komoditas tersebut. Kelapa sawit dan turunannya termasuk dalam golongan barang lemak dan minyak hewan/nabati. Menurut BPS, ekspor kelapa sawit merupakan salah satu yang tertinggi pada kategori ekspor nonmigas. Adapun negara tujuan komoditas ini di antaranya India, China, Malaysia, Rusia, AS, Pakistan, Singapura, Afrika Selatan, Mesir, Iran, Jerman, Spanyol, Turki, Italia, Bangladesh, Vietnam, Yordania, dan Tanzania.

Dikenal dengan iklim tropis, Indonesia menjadi salah satu penghasil kopi terbaik di dunia. Kopi Indonesia menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan termasuk jenis robusta, arabika, dan olahan seperti kopi luwak.

Adapun beberapa negara tujuan ekspor kopi di antaranya Brasil, Spanyol, China, AS, Italia, Inggris, Turki, Argentina, India, Thailand, Vietnam, Pakistan, Malaysia, Hong Kong, dan Jepang.

Indonesia menempati urutan ketiga sebagai produsen batu bara terbesar, setelah China dan India. Produksi batu bara dapat mencapai lebih dari 500 juta ton per tahun. Rendahnya permintaan batu bara domestik membuat sebagian besar atau sekitar 70 persen komoditas ini dikirim ke luar negeri. Beberapa negara tujuan ekspor batu bara, di antaranya China, India, Filipina, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Bangladesh, Taiwan, dan Vietnam.

  1. Tekstil dan Produk Tekstil 

Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia mengalami pertumbuhan cukup pesat. Bahkan, produk tekstil Tanah Air banyak yang diekspor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri mode dunia.  Beberapa negara tujuan ekspor TPT, di antaranya AS, Italia, Spanyol, Jerman, Inggris, Belanda, Panama, Kanada, Meksiko, Korea Selatan, Prancis, Arab Saudi, dan Sri Lanka.

Alas kaki menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan dari sektor produk industri. Berbagai macam produk alas kaki Indonesia telah dikirim ke sejumlah negara meliputi sepatu olahraga, sepatu keperluan industri, sepatu teknik lapangan, sampai alas kaki untuk keperluan harian. Produk alas kaki Tanah Air telah diekspor ke berbagai negara, seperti Jerman, Jepang, Belgia, AS, China, Inggris, Meksiko, Italia, dan Korea Selatan.

Indonesia dikenal kaya akan rempah-rempah. Bahkan saat masa penjajahan, komoditas itu menjadi buruan negara-negara di Eropa. Indonesia diketahui menjadi negara yang masih menyuplai rempah-rempah ke berbagai negara, seperti lada, kayu manis, cengkih, bunga pala, dan kunyit. Bahkan, kayu manis dari Tanah Air diketahui memiliki kualitas terbaik.

Dengan perairan yang luas, tidak heran jika Indonesia memiliki komoditas ekspor unggulan dari produk laut, salah satunya udang. Menurut data BPS, tahun 2020 ekspor udang dan ikan mencapai 3,5 miliar dolar AS, dan komoditas ini tidak terdampak oleh pandemi Covid-19. Adapun beberapa negara tujuan ekspor udang Indonesia, di antaranya Korea Selatan, AS, Thailand, Inggris, Belgia, Australia, Vietnam, dan lain-lain.

Sumber : https://www.inews.id/finance/bisnis/berikut-daftar-komoditas-ekspor-unggulan-indonesia-kelapa-sawit-hingga-udang/3

Kopi merupakan salah satu komoditi subsektor perkebunan yang memegang peranan penting dalam perekonomian nasional khususnya sebagai sumber devisa dan penyedia lapangan kerja. Sebagai sumber devisa, kontribusi nilai ekspor kopi terhadap nilai ekspor hasil pertanian dan nilai ekspor non migas selama periode 1999-2003 masing-masing sebesar 11.75 persen dan 0.70 persen. Posisi Indonesia juga cukup strategis dalam perdagangan kopi dunia, karena Indonesia menempati posisi keempat sebagai negara produsen dan pengekspor kopi terbesar di dunia setelah Brazil, Colombia dan Vietnam. Tujuan ekspor kopi utama Indonesia antara lain adalah ke negara-negara anggota MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa), negara kawasan Amerika khususnya negara Amerika Serikat serta negara di kawasan Asia seperti Jepang, Singapura, Korea dan Malaysia (Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI, 2005). Berdasarkan data dari Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia hampir 90 persen pasar ekspor kopi Indonesia berada di tiga kawasan tersebut. Hal ini merupakan prospek yang cukup cerah bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan devisa negara dari ekspor kopi pada tiga kawasan tersebut.

Indonesia menjadi negara produsen kopi terbesar ke-4 di dunia. Indonesia tercatat memproduksi sebanyak 774,6 ribu metrik ton biji kopi sepanjang tahun 2021. Di samping itu, Indonesia juga tercatat menduduki peringkat ke-3 negara pengekspor biji kopi Robusta terbesar di dunia.

Adapun mayoritas produksi biji kopi Indonesia berasal dari Pulau Sumatra dengan Sumatra Selatan menjadi provinsi produsen biji kopi terbanyak di tanah air. Adapun produksi biji kopi Sumatra Selatan merjumlah sebanyak 198,9 ribu metrik ton pada tahun 2021.

Lampung menempati posisi ke-2 dengan total produksi biji kopi sebanyak 117,3 ribu metrik ton, diikuti Sumatra Utara dengan total 76,5 ribu metrik ton produksi biji kopi sepanjang tahun 2021.

Selain itu terdapat pula Aceh dan Bengkulu yang melengkapi daftar 5 provinsi produsen biji kopi terbesar di Indonesia dengan jumlah produksi masing-masing sebanyak 73,4 ribu dan 62,2 ribu metrik ton.

Mengutip laporan dari Discoffeer.com, Amerika menjadi negara tujuan utama ekspor biji kopi dari Indonesia pada tahun 2021. Adapun total biji kopi Indonesia yang diekspor ke negeri Paman Sam tersebut ialah sebanyak 57,6 ribu metrik ton.

5 negara tujuan utama ekspor biji kopi Indonesia tahun 2021 | GoodStats

Mesir menduduki posisi ke-2 dengan total sebanyak 48,5 ribu metrik ton ekspor biji kopi Indonesia. Beralih ke Malaysia di posisi ke-3 dengan raihan 29 ribu metrik ton ekspor biji kopi dari Indonesia.

Posisi ke-4 dan ke-5 diraih oleh Jepang dan Italia dengan total sebanyak 25,1 ribu dan 24,4 ribu metrik ton ekspor biji kopi dari Indonesia sepanjang tahun 2021. Raihan ini mengantarkan Indonesia sebagai negara eksportir biji kopi terbesar ke-6 di dunia dengan total biji kopi yang diekspor mencapai 380,1 ribu metrik ton pada tahun 2021.

Biji kopi Indonesia berhasil menarik perhatian warga mancanegara karena memiliki beragam rasa yang dihasilkan dari berbagai daerah di nusantara. Pertanian kopi berkontribusi bagi sosial ekonomi negara mulai dari mendukung mata pencaharian petani kecil hingga kedai kopi yang tersebar luas di negara ini.

Selasa, 25 Juni 2013

Siaran Pers


Produksi Kopi Nusantara Ketiga Terbesar Di Dunia



Sebagai negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brasil dan Vietnam, Indonesia mampu memproduksi sedikitnya 748 ribu ton atau 6,6 % dari produksi kopi duniapada tahun 2012. Dari jumlah tersebut, produksi kopi robusta mencapai lebih dari 601 ribu ton (80,4%) dan produksi kopi arabika mencapai lebih dari 147 ribu ton (19,6%).Luas lahan perkebunan kopi di Indonesia mencapai 1,3 juta hektar(ha) dengan luas lahan perkebunan kopi robusta mencapai 1 juta ha dan luas lahan perkebunan kopi arabika mencapai 0,30 ha.Hal tersebut disampaikan Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat ketika membuka Seminar dan Pameran Kopi Nusantara 2013 di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (25/6).


Saat ini, industri pengolahan kopimerupakan salah satu industri prioritas yang terus dikembangkan. Untuk mendukung upaya itu,  Kementerian Perindustrian telah menyusun Peta Panduan (Roadmap) Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Kopi.  “Pengembangan industri pengolahan kopi di dalam negeri memiliki prospek yang sangat baik, mengingat konsumsi kopi masyarakat Indonesia rata-rata baru mencapai 1,2 kg perkapita/tahun dibanding dengan negara-negara pengimpor kopi seperti USA 4,3 kg, Jepang 3,4 kg, Austria 7,6 kg,  Belgia 8,0 kg, Norwegia 10,6 Kg dan Finlandia 11,4 Kg perkapita/tahun,” imbuh Menperin.


Produktivitas tanaman kopi di Indonesia baru mencapai 700 kg biji kopi/ha/tahun untuk Robusta dan 800 Kg biji kopi/ha/Tahun untuk Arabika. Sedangkan produktivitas negara tetangga seperti Vietnam telah mencapai lebih dari 1.500 kg/ha/tahun. Di samping itu, Indonesia juga memiliki berbagai jenis kopi specialty yang dikenal di dunia seperti Gayo Coffee, Mandailing Coffee, Lampung Coffee, Java Coffee, Kintamani Coffee, Toraja Coffee, Bajawa Coffee, Wamena Coffee dan juga Luwak Coffee dengan rasa dan aroma khas sesuai indikasi geografis yang menjadi keunggulan Indonesia.


“Dengan didorong oleh pertumbuhan kelas menengah dan perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia, kinerja industri pengolahan kopi di dalam negeri mengalami peningkatan yang signifikan,” ujar Menperin lagi. Pertumbuhan konsumsi produk kopi olahan di dalam negeri meningkat rata-rata 7,5% per tahun. Ekspor produk kopi olahan pada tahun 2011 yang mencapai lebih dari USD 268,6 juta meningkat menjadi lebih USD 315,6 juta pada tahun 2012 atau meningkat lebih dari 17,49%. Ekspor produk kopi olahan didominasi produk kopi instant, ekstrak, esens dan konsentrat kopi yang tersebar ke negaratujuan ekspor seperti Mesir, Afrika Selatan, Taiwan dan negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Filipina dan Singapura.


Berbeda dengan ekspor yang meningkat, impor produk kopi olahan turun sangat signifikan. Impor kopi olahan yang mencapai lebih dari USD 78  juta pada tahun 2011 turun menjadi USD 63,2 juta pada tahun 2012 atau turun 19,01%. Impor terbesar dialami produk kopi instan dan disinyalir kopi instan yang diimpor adalah produk yang bermutu rendah.Untuk itu, Kemenperin sedang melakukan revisi Standar Nasional Indonesia (SNI) Kopi Instant yang selanjutnya akan diberlakukan secara wajib.


Kegiatan yang diselenggarakan atas kerja sama Direktorat Jenderal Industri Agro dan  Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI), Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI), Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI), dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Indonesia ini berlangsung mulai  tanggal 25-28 Juni 2013 dan  mulai jam 10.00-17.00 WIB. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan diversifikasi produk kopi Indonesia kepada masyarakat luas guna meningkatkan konsumsi kopi di dalam negeri.


Untuk pertama kalinya,aktivitas pameran ini diikuti oleh 33 peserta  dengan menempati 50 stan yang ada. Sebanyak 14 stan di antaranya adalah industri pengolahan kopi, 10 stan wakil dari 8 provinsi penghasil kopi, 7 stan dari cafe/waralaba dan stakeholder industri pengolahan kopi nasional lainnya, 12 stan dari asosiasi, 2 stan dari institusi litbang dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 5 stan lainnya dari produsen mesin pengolahan kopi, dan penyedia kemasan.


Selain pameran, juga akan dilaksanakan kegiatan edukasi seperti seminar, cupping experience (pengenalan cara uji cita rasa kopi), Barista Workshop (cara meracik minuman kopi), dan Indonesia Coffee Blending Workshop (cara mencampur kopi dari berbagai daerah) yang akan dipandu oleh Puslitkoka Indonesia, AEKI, GAEKI, dan AKSI.


Menperin mengharapkan, industri pengolahan kopi dapat melakukan diversifikasi produk. Artinya, tidak hanya dijadikan sebagai minuman tetapi juga dikembangkan dalam berbagai jenis seperti produk perawatan kecantikan (lulur), pharmasi, essen makanan dan promosi sesuai dengan permintaan masyarakat konsumen Indonesia terutama dalam teknologi proses dan desain kemasan produk. ”Dengan begitu, konsumsi kopi masyarakat Indonesia meningkat seperti halnya yang dilakukan oleh negara Brasil sebagai produsen kopi utama dunia yang telah mampu meningkatkan konsumsi kopi domestiknya menjadi 6 Kg perkapita pertahun,” tutup Menperin.


Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.



Jakarta, 25 Juni 2013


Kepala Pusat Komunikasi Publik



Hartono

Share:

Kopi merupakan salah satu produk Indonesia yang diekspor ke negara-negara
Kopi merupakan salah satu produk Indonesia yang diekspor ke negara-negara