Lihat Foto Show
KOMPAS.com - Cerpen merupakan akronim dari cerita pendek. Cerpen terlolong dalam teks fiksi berbentuk naratif yang biasa disebut prosa. Cerpen berbeda dengan prosa lainnya karena teks semacam ini dapat selesai dibaca sekali duduk. Cerpen paling panjang biasanya terdiri dari puluhan ribu kata, sementara paling sedikit sekitar 500 kata. Panjang cerpen biasanya 500-5.000 kata. Unsur intrinsik cerpen antara lain tema, amanat, penokohan, latar, alur, dan latar belakang (budaya, ekonomi, religi, dan politik). Dari sekian unsur tersebut, tidak semua disampaikan secara detail. Menurut Nurgiyantoro (1998) dalan Teori Pengkajian Fiksi, cerpen tidak memerlukan detail-detail khusus tentang keadaan latar, misalnya yang menyangkut keadaan tempat dan sosial. Cerpen hanya memerlukan perlukisan secara garis besar saja, atau bahkan hanya secara implisit, asal telah mampu memberikan suasana tertentu yang dimaksudkan. Baca juga: Perbedaan Fiksi dan Nonfiksi Terdapat struktur dalam cerpen yang membentuk alur. Namun, alur dan jalinan cerita tetap terbentuk berdasarkan kaidah. Berikut merupakan rangkaian alur yang secara umum terdapat dalam cerpen:
Pada tahap pertama, cerpen biasa dibuka dengan pengenalan tokoh, menarasikan situasi, atau menjelaskan hubungan antartokoh.
Tanda-tanda munculnya masalah dalam cerita mulai muncul pada bagian ini. Berbagai masalah ditandai dengan munculnya pertentangan, kesulitan, juga pertengkaran awal para tokohnya.
Struktur cerpen adalah berbagai tahapan yang mengisi suatu cerita atau narasi dalam cerpen. Pada intinya, struktur cerpen merupakan format yang membentuk kisah yang ingin diceritakan dalam cerpen. Oleh karena itu, struktur cerpen ini sangat mirip dengan struktur teks narasi (naratif). Jika kita menggunakan perspektif unsur intrinsik yang membentuk cerpen, maka struktur cerpen ini juga terdapat dalam Alur. Struktur cerpen terdiri dari:
Namun dari tiga alur utama tersebut kita juga dapat menarik beberapa alur lain yang berfungsi sebagai jembatan atau transisi dari tiga struktur utama pembentuk cerpen. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Nurhayati (2019, hlm.126) yang mengklasifikasikan alur atau struktur cerpen menjadi:
Beberapa Ahli lain berpendapat bahwa terdapat unsur lain sebelum orientasi, yaitu: abstrak. Kemudian ada juga yang berpendapat bahwa terdapat bagian evaluasi sebelum penyelesaian. Sejatinya, tidak ada struktur cerpen yang absolut. Bahkan, jika memungkinkan bisa saja kita meniadakan salah satu bagian strukturnya. Penulisan cerpen adalah proses kreatif yang tidak memiliki batasan khusus. Dapat dikatakan bahwa pembagian struktur ini hanyalah pengklasifikasian format yang dapat membantu kita dalam menganalisis cerpen, baik untuk kebutuhan proses kreatif penulisan cerpen, maupun penelitian teks. Oleh karena itu, tidak ada salahnya apabila kita mempelajari struktur cerpen untuk meningkatkan ruang gerak kita dalam menekuni bidang penelitian, maupun penulisan cerpen bukan? Struktur CerpenBerikut adalah pemaparan serta penjelasan lengkap dari masing-masing bagian struktur yang terdapat pada struktur cerpen. 1. Abstrak / AbstraksiAbstrak adalah gambaran umum secara keseluruhan mengenai berbagai situasi, peristiwa dan bermacam unsur lain dalam cerita. Dalam tahap ini ide kasar penulis biasanya dimunculkan namun belum ada kisah awal yang benar-benar konkret pula. Intinya, bagian abstrak adalah premis dari suatu permulaan kisah cerpen. 2. Orientasi (Pengenalan Situasi Cerita)Bagian ini memperkenalkan setting atau latar cerita baik dalam segi waktu, tempat maupun peristiwa. Orientasi juga dapat mulai memperkenalkan tokoh, menata berbagai adegan dan menjelaskan hubungan antartokoh. 3. KomplikasiMerupakan bagian dimana berbagai konflik mulai muncul. Konflik dapat berupa masalah, pertentangan atau kesukaran-kesukaran bagi tokoh utama mulai diperlihatkan. Bagian ini menjelaskan bagaimana sebab-akibat konflik yang terjadi antartokoh Biasanya komplikasi juga mulai membentuk, mengubah atau memperlihatkan karakter tokoh yang sebenarnya pula, jika dalam bagian orientasi tokoh tidak benar-benar keluar wataknya. 4. Pencapaian konflik (rising action)Berbagai masalah, peristiwa menantang, pertentangan atau kesukaran-kesukaran tokoh terus berkembang dan hampir mencapai puncaknya. Pencapaian konflik adalah titik balik di mana seluruh permasalahan semakin bergejolak dan akan segera berubah menjadi konflik. 5. Puncak Konflik/Klimaks (turning point)Konflik sering disebut juga sebagai klimaks. Ini adalah bagian puncak dari konflik yang telah mulai bermunculan dari komplikasi. Puncak konflik merupakan bagian cerita yang paling mendebarkan dan permasalahan telah mencapai batasnya. Bagian ini juga akan menentukan berbagai perubahan nasib dari tokohnya, terutama tokoh protagonis dan antagonis. Biasanya, plot yang terjadi adalah keberhasilan atau justru kegagalan dari protagonis terhadap sesuatu yang diinginkannya. 6. EvaluasiKonflik atau berbagai masalah lain yang telah memuncak mulai mendapatkan pencerahan untuk jalan penyelesaiannya. Evaluasi adalah tahap ketika konflik bisa jadi diselesaikan atau justru benar-benar berhasil menghentikan keinginan atau tujuan tokoh utama. 7. ResolusiBagian ini berisi penjelasan maupun penilaian akhir cerita mengenai sikap ataupun berbagai nasib yang dialami oleh tokoh setelah mengalami peristiwa puncak sebelumnya. Bagian ini adalah akhir dari konflik atau penyelesaiannya secara utuh. Pada bagian ini juga sering dilakukan pernyataan terhadap kondisi akhir yang dialami oleh tokoh protagonis (tokoh utama). 8. Koda (Penutup)Koda adalah penutup atau akhir dari keseluruhan isi cerita. Bagian koda dapat berisi kesimpulan dari seluruh cerita seperti interpretasi penulis mengenai kisah yang disampaikan. Tidak semua cerita memiliki koda, terutama karya-karya sastra serius yang bersifat tidak ingin menggurui dan ingin agar pembaca yang menyimpulkan sendiri berbagai pesan dan amanat yang terdapat dalam karya cerpen. Susunan Struktur CerpenPenjelasan berbagai bagian struktur cerpen di atas seakan membuat suatu cerpen harus berjalan secara linear mulai dari pengenalan konflik, puncak konflik hingga penyelesaiannya secara berurutan. Namun sebetulnya hal itu tidak harus selalu terjadi. Bisa jadi suatu cerita justru dimulai dengan puncak konfliknya terlebih dahulu. Misalnya, cerita misteri atau detektif cenderung memulai ceritanya dari komplikasi atau pencapaian konfliknya terlebih dahulu. Setelah itu baru dimulai orientasi, untuk memperkenalkan tokoh detektif, para tersangka dan korban. Pada akhirnya resolusi mulai muncul seiring terpecahkannya berbagai misteri yang telah muncul di awal struktur cerpen. Intinya, susunan struktur sangat bergantung pada kebutuhan cerita, kreativitas dan inovasi dari penulisnya sendiri. Alur Struktur CerpenSelain diurutkan strukturnya, alur cerpen juga dapat disusun linimasa atau urutan kronologis ceritanya. Berdasarkan susunan naratif waktu, alur cerpen dapat dikategorikan menjadi tiga alur, yaitu:
Kualitas StrukturSecara kualitatif, atau berdasarkan kualitas yang dimiliki dari struktur cerpen secara keseluruhan, alur dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni:
Meskipun terdengar seakan terlalu mudah ditebak dan tidak diperlukan dalam proses penulisan, struktur cerpen amatlah menentukan keberhasilan dari suatu cerpen yang ditulis. Tanpa pembagian struktur ini, kita tidak dapat memastikan bagian mana yang perlu digarap, atau bagian mana yang membutuhkan perbaikan agar kisah dalam cerpen semakin kaya? Oleh karena itu, memastikan struktur cerpen yang kita tulis amatlah penting, agar kita dapat melakukan evaluasi sehingga dapat semakin mematangkan cerpen yang kita tulis menjadi lebih baik. Referensi
|