Kisah imajinasi fantasi haruslah tidak nyata atau fiktif

Peningkatan Kemampuan Menulis teks Cerita Fantasi Melalui Teknik Mengembangkan Kata Kunci


PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS CERITA FANTASI MELALUI TEKNIK MENGEMBANGKAN KATA KUNCI

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pangalengan Tahun Ajaran 2020-2021)

Kisah imajinasi fantasi haruslah tidak nyata atau fiktif

SMP NEGERI 1 PANGALENGAN

Jl. PasirMulya, Pangalengan, Kecamatan. Pangalengan,

KabupatenBandung, ProvinsiJawa Barat 40378

2020

ABSTRAK

Tujuan yang dikaji dalambest practice ini adalah mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis teks cerita fantasi dengan teknik mengembangkan kata kunci pada siswa kelas VII I SMP Negeri 1Pangalengan Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2020/2021. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan nontes.  Dalam teknik penyajian data digunakan analisis informal. Hasil analisis data  terlihat bahwa sikap siswa mengalami perubahan positif (siswa memperhatikan  dan merespons dengan antusias (bertanya, menanggapi, dan membuat catatan), siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan diskusi, siswa merespons positif (senang) terhadap pembelajaran dengan teknik mengembangkan kata kunci, siswa aktif menjawab dan selalu bertanya apabila menemukan kesulitan, siswa menulis teks cerita fantasi dengan sikap yang baik, Berdasarkan hasil penelitian, pemerolehan nilai tes siswa menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan setiap siswa mengalami perubahan dan kemajuan walaupun tidak semua kemampuan siswa mengalami kemajuan. Pada nilaisebelumnya, siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 10 orang, sedangkan 8 orang dibawah KKMsehingga rata-rata nilai kelas yang didapat sebesar 68,05. Sedangkansetelahmenggunakanteknikmengembangkan kata kunci, siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 16 orang, sedangkan 2 siswa dibawah KKM dengan sehingga rata-rata nilai kelas yang didapat sebesar 81,94 dimana meningkat sebesar 33,38%.

Kata kunci :Menulis, Ceritafantasi, Kata kunci

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Adanya penguasaan keterampilan menulis, diharapkan siswa dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran dalam berbagai jenis tulisan, baik fiksi maupun nonfiksi. Menurut Rosidi (2009, hlm. 3) menulis adalah salah satu bentuk berpikir, yang juga merupakan alat untuk membuat orang lain atau pembaca berpikir.Menulis diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Dengan menulis, siswa mampu mengonstruk berbagai ilmu atau pengetahuan yang dimilikinya dalam sebuah tulisan, baik dalam bentuk esai, artikel, laporan ilmiah, berita, cerpen, puisi dan sebagainya.

Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah agar siswa mampu memahami dan dapat mengungkapkan beberapa hal yang mereka tangkap, gagasan, pendapat, pesan dan perasaan dalam bentuk tertulis. Salah satu kompetensi dasar menulis yang terdapat di dalam kurikulum bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah menulis teks cerita fantasi sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan. Teks cerita fantasi adalah cerita fiksi bergenre prosa yang isinya menceritakan hal-hal di luar nalar manusia dan terbentuk dari fantasi penulis.

Menurut Nurgiyantoro (2013, hlm. 20) Cerita fantasi adalah cerita yang menampilkan tokoh, alur, atau tema yang derajat kebenarannya diragukan, baik menyangkut (hampir) seluruh maupun hanya sebagian cerita. Fantasi sering juga disebut sebagai cerita fiksi, cerita fantasi dikembangkan lewat imajinasi yang lazim dan dapat diterima sehingga sebagai sebuah cerita dapat diterimah oleh pembaca.Cerita fantasi bersifat fiktif (bukan kejadian nyata), tetapi dapat diilhami oleh latar nyata atau objek nyata dalam kehidupan dan diberi fantasi. Dikatakan fantasi karena isi dari ceritanya memaparkan suatu peristiwa yang dirangkai oleh pengarang dengan menggunakan daya khayal sehingga dapat merangsang imajinasi para pembaca dan menarik minat pembaca. Selain itu, cerita fantasi juga dapat merangsang daya pikir kreatif para peserta didik.

Dalam menulis teks cerita fantasi, orientasi ditujukan pada penyajian berbagai kemungkinan penafsiran tentang kehidupan, menceritakan sesuatu yang bukan sebagaimana terjadi di bumi ini, tetapi sebagaimana dibayangkan atau dikhayalkan untuk terjadi. Selain itu, dibutuhkan imajinasi atau khayalan penulis. Hal ini sesuai dengan karakter siswa yang berusia tujuh hingga sebelas tahun, yang berada dalam masa perkembangan intelektual tahap operasional konkret. Pada masa ini, siswa mulai dapat mengembangkan imajinasi ke masa lalu dan masa depan (Zulela, 2013, hlm. 53). Dengan pembelajaran menulis cerita fiksi, menjadi langkah awal bagi siswa untuk mengetahui cara mengembangkan imajinasi dan menuangkannya dalam bahasa tulis yang berbentuk sebuah teks cerita fantasi.

Pembelajaran menulis teks cerita fantasi sangat penting, namun berdasarkan realita sebagian besar siswa mengalami kendala dalam penerapannya. Ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebabnya. Faktor tersebut antara lain, Pertama, masih ada siswa yang berbicara dengan teman sebangku saat proses pembelajaran berlangsung, Kedua, proses pembelajaran yang terjadi di kelas masih monoton. Ketiga, pembelajaran menulis kreatif teks cerita fantasi sering dianggap tidak menarik oleh sebagian siswa. Minat siswa dalam menulis sangat rendah, karena banyaknya siswa yang beranggapan bahwa menulis merupakan hal yang sangat sulit. Siswa merasa enggan belajar menulis khususnya menulis teks cerita fantasi karena mengalami banyak kesulitan. Kesulitan tersebut diantaranya kesulitan dalam menentukan tema cerita, kesulitan dalam memperoleh ide dan mengembangkannya menjadi sebuah cerita. Selain itu, siswa juga merasa jenuh dengan penjelasan teori yang diberikan oleh guru sehingga berpengaruh pada motivasi siswa dalam menulis. Kurangnya motivasi dan ketertarikan tersebut sangat berpengaruh pada pengembangan kreativitas dan imajinasi siswa dalam menulis teks cerita fantasi.

B.Rumusan Masalah

Dari batasan masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

  1. Bagaimanaperencanaanpembelajaranmelaluiteknikmengembangkan kata kuncidalammeningkatkanketerampilanmenulisceritafantasi?
  2. Bagaimana proses pelaksanaanpembelajarandenganmenggunakanteknikmengembangkan kata kunci ?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalahuntukmendeskripsikan :

  1. Perencanaanpembelajaranmenulisceritafantasidenganmenggunakanteknikmengembangkan kata kunci;
  2. Proses pembelajaranmenulisceritafantasidenganmenggunakanteknikmengembangkan kata kunci;

D.Manfaat Penelitian

  1. Siswadapatlebihantusiasdanmenikmatipembelajaranmenuliscerpensehinggakendala yang adadapatdiminimalisir. Dengandemikian, kualitashasilbelajarmenjadibaikdandapatditingkatkan.
  2. Dengandilaksanakannyapenelitiantindakankelasini, guru dapatmengetahuidanmenambahwawasantentangsalahsatuteknikpembelajaranmenulisceritafantasigunamemperbaikidanmeningkatkan system pembelajaran di kelas. Dengandemikianpermasalahan-permasalahan yang dihadapi guru dalampembelajarandapatdiminimalkan.

BAB 2

KAJIAN TEORI

Pengertian Cerita Fantasi

Cerita fantasi merupakan salah satu genre cerita yang sangat penting untuk melatih kreativitas dan cerita fantasi termasuk ke dalam teks narasi yang bersifat fiktif atau fiksi. Narasi adalah cerita.Cerita ini berdasarkan pada urutan-urutan suatu kejadian atau peristiwa. Dalam kejadian itu ada tokoh dan tokoh ini mengalami atau menghadapi suatu konflik atau tikaian. Cerita mengungkapkan hal-hal supranatural/ kemisteriusan, keghaiban yang tidak ditemui dalam dunia nyata. Cerita fantasi adalah cerita fiksi bergenre fantasi (dunia imajinatif yang diciptakan penulis). Pada cerita fantasi hal yang tidak mungkin dijadikan biasa. Tokoh dan latar diciptakan penulis tidak ada di dunia nyata atau modifikasi dunia nyata. Tema fantasi adalah magic, supranatural atau futuristic (Titik Harsiati, dkk, 2016, hlm. 50).

Berdasarkan latar cerita, cerita fantasi dibedakan menjadi tiga kategori yaitu latar lintas waktu masa lampau, latar waktu sezaman, latar lintas waktu futuristik (masa yang akan datang). Cerita fantasi ada yang berisi fantasi pada semua unsur cerita (tokoh fantasi, latar fantasi, peristiwa juga tidak terjadi pada dunia nyata). Selain itu, cerita fantasi bisa menggunakan nama-nama dalam kehidupan nyata, menggunakan nama tempat yang ada dalam dunia nyata, atau peristiwa pernah terjadi pada dunia nyata.

Cerita fantasi memiliki tiga jenis struktur, Pertama ada orientasi yang berisi pengenalan tokoh, latar, watak tokoh dan konflik, kedua yaitu komplikasi yang berisi hubungan sebab akibat sehingga muncul masalah hingga masalah itu memuncak, dan yang ketiga ada resolusi yang berisi penyelesaian masalah dari konflik yang terjadi (Titik Harsiati, dkk, 2016, hlm. 63).

Struktur Cerita Fantasi

Bagian orientasi sering disebut bagian pengenalan, fungsinya adalah mengantarkan cerita. Pada bagian ini dikenalkan latar cerita, tokoh dan watak-wataknya (Titik Harsiati, dkk, 2016, hlm. 66).

Bagian tengah atau komplikasi dalam suatu cerita fiksi bertugas mengembangkan konflik. Tokoh utama menemui gangguan dan halangan yang memisahkan serta menjauhkan dia dari tujuannya. Dia menemui salah paham dalam perjuangannya menumpas penghalang serta gangguan tersebut. Komplikasi adalah antar-lakon antara tokoh dan kejadian yang membangun atau menumbuhkan suatu ketegangan serta mengembangkan kemunculan permasalahan dari situasi orisinil yang disajikan dalam cerita itu. Komplikasi ini berupa rangkaian kejadian/peristiwa hingga ke bagian klimaks atau inti ceria. Saat masalah utama diceritakan (Titik Harsiati, dkk, 2016, hlm. 66).

Resolusi adalah bagian akhir suatu cerita fantasi. Disinilah sang pengarang memberikan pemecahan masalah dari semua peristiwa yang terjadi. Resolusi merupakan sesuatu yang memberi pemecahan terhadap alur. Kadang-kadang, tetapi tidak selalu, resolusi ini bersamaan posisinya dengan klimaks. Resolusi juga dapat dikatakan penyelesaian dari evaluasi. Bagian ini menjawab masalah utama, tentu saja dijawab dalam bentuk rangkaian peristiwa/kejadian juga. Bagian terakhir adalah kesimpulan dan penutup cerita (Titik Harsiati, dkk, 2016, hlm. 66)

Jenis Cerita Fantasi

  1. Cerita Fantasi Total dan Irisan

Jenis cerita fantasi berdasarkan kesesuaiannya dalam kehidupan nyata ada dua kategori fantasi total dan sebagian (irisan). pertama, kategori cerita fantasi total berisi fantasi pengarang terhadap objek/tertentu. Pada cerita kategori semua yang terdapat pada cerita semua tidak terjadi dalam dunia nyata. Misalnya, cerita fantasi Nagata itu total fantasi penulis. Jadi nama orang, nama objek, nama kota benar-benar rekaan pengarang. Kedua, cerita fantasi irisan yaitu cerita fantasi yang mengungkapkan fantasi tetapi masih menggunkan nama-nama dalam kehidupan nyata, menggunakan nama tempat yanga ada dalam dunia nyata, atau peristiwa pernah terjadi pada dunia nyata (Titik Harsiati, dkk, 2016, hlm. 53) .

  1. Cerita Fantasi Sezaman dan Lintas Waktu

Berdasarkan latar cerita, cerita fantasi dibedakan menjadi dua kategori yaitu cerita fantasi sezaman dan lintas waktu, Latar sezaman berarti latar yang digunakan satu masa (fantasi masa kini, fantasi masa lampau, atau fantasi masa yang akan datang/futuristik). Latar lintas waktu berarti cerita fantasi menggunakan dua latar waktu yang berbeda (misalnya, masa kini dengan zaman prasejarah, masa kini dan 40 tahun mendatang/fuuristik) (Titik Harsiati, dkk, 2016, hlm. 54).

Ciri Kebahasaan Cerita Fantasi

Titik Harsiati, dkk (2016, hlm. 68) mengemukakan bahwa ada enam ciri kebahasan cerita fantasi sebagai berikut :

  1. Penggunaan kata ganti dan nama orang sebagai sudut pandang penceritaan (aku, mereka, dia, Erza, Doni).
  2. Penggunaan kata yang mencerap panca indera untuk deskripsi latar (tempat, waktu, suasana).

Tiga rumah bergaya kerucut menyambut mataku. Emas dan berlian bertaburan di dinding rumah itu. Laboratorium berantakan. Semua peralatan pecah. Aneh hanya laptopku yang masih menyala.

Setetes air mata pun jatuh dari wajah Sang Ratu. Tak sepatah kata pun terdengar dari bibirnya. Kamar yang megah ini terasa sunyi dan penuh kesedihan.

Tengah malam tak ada bintang di langit itu. Mendung hitam tampak mengumpal. Lolongan anjing bersahut-sahutan menyambut malam yang semakin larut.

  1. Menggunakan pilihan kata dengan makna kias dan makna khusus.

Contoh 1 :

Alien itu berhidung mancung. Dengan hidungnya yang menjulang ia mengendussekeliling.

  1. Kata sambung penanda urutan waktu

Kata sambung urutan waktu setelah itu, kemudian sementara itu, bersamaan dengan itu, tiba-tiba, ketika, sebelum, dan sebagainya. Penggunaan kata sambung urutan waktu untuk menandakan datangnya tokoh lain atau perubahan latar, baik latar suasana, waktu, dan tempat.

Contoh :

  1. Dua tahun kemudian, Farta telah sampai di Planet Mars dan bertemu dengan Tatao.
  2. Akhirnya, Farta dapat menyelamatkan diri dari terkaman raksasa.
  1. Penggunaan kata/ungkapan keterkejutan.

Penggunaan kata/ ungkapan keterkejutan berfungsi untuk menggerakan cerita (memulai masalah)

Contoh :

  1. Tiba-tiba seirang alien yang berukuran lebih besar datang.
  2. Tanpa diduga buku terjatuh dan halaman terbuka menyeret Nabila pada dunia lain.
  3. Di tengah kehabagiannya datanglah musibah itu.
  1. Penggunaan dialog/ kalimat langsung dalam cerita

“Raksasa itu mengejar kita!” teriak Fona kalang kabut. Aku teranggu mendengar perkataan Fona. Aku segera berlari.

Unsur-unsur Cerita Fantasi

Cerita Fantasi dapat dibangun dengan beberapa unsur-unsur sebagai berikut :

Tema adalah gagasan utama atau pikiran pokok. Tema suatu karya sastra imajinatif merupakan pikiran yang akan ditemui oleh setiap pembaca yang cermat sebagai akibat membaca karya tersebut. Tema biasanya merupakan sutu komentar mengenai kehidupan atau orang-orang. Tema haruslah dibedakan dari tesis yang merupakan gagasan logis yang mendasari setiap esei yang baik. Juga tema harus dibedakan dari motif, subjek, atau topik. Tema dipergunakan untuk memberi nama bagi suatu pernyataan atau pikiran mengenai sesuatu subjek, motif, atau topik. Laverty dalam (Tarigan, 2008, hlm. 167)

Jalan cerita, bagaimana cerita disusun, sehingga peristiwa demi peristiwa dapat terjalin dengan baik. Menurut Nurgiyantoro (2009, hlm. 112), Plot merupakan hubungan antar peristiwa yang bersifat sebab akibat, tidak hanya jalinan secara kronologis. Alur ini erat sekali hubungannya dengan tokoh-tokoh yang berperan dalam sebuah cerita, karena melukiskan peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokoh cerita atau aktifitas dari tokoh cerita yang melahirkan konflik.

Istilah lain yang sama maknanya dengan alur atau plot ini adalah trap atau dramatic conflict. Keempat istilah ini bermakna “struktur gerak atau laku dalam suatu fiksi atau drama”. Brooks and Warren dalam (Tarigan, 2008, hlm. 156)

Menurut Tarigan (2008, hlm. 147) mengemukakan bahwa penokohan atau karakterisasi adalah proses yang dipergunakan oleh seseorang pengarang untuk menciptakan tokoh-tokoh fiksinya. Tokoh fiksi harus dilihat sebagai yang berada pada suatu masa dan tempat tertentu dan haruslah pula diberi motif-motif yang masuk akal bagi segala sesuatu yang dilakukannya. Tugas pengarang ialah membuat tokoh itu sebaik mungkin, seperti yang benar-benar ada.

Tokoh dalam cerita fantasi bisa diberi watak dan ciri yang unik yang tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Tokoh memiliki kesaktian-kesaktian tertentu. Tokoh mengalami peristiwa misterius yang tidak terjadi pada kehidupan sehari-hari. Tokoh mengalami kejadian dalam berbagai latar waktu. Tokoh dapat ada pada setting waktu dan tempat yang berbeda zaman (bisa waktu lampau atau waktu yang akan datang/futuristik).

Watak atau karakter berhubungan dengan perangai si pelaku atau tokoh dalam suatu narasi.

Latar atau setting adalah lingkungan fisik tempat kegiatan berlangsung. Dalam pengertian yang lebih luas, latar mencakup tempat dalam waktu dan kondisi-kondisi psikologis dari semua yang terlibat dalam kegiatan itu. Latar acapkali sangat penting dalam memberi sugesti akan ciri-ciri tokoh, dan dalam menciptakan suasana sesuatu karya sastra. Semua ini sering dikembangkan dengan pemerian atau deskripsi. Laverty dalam (Tarigan, 2008, hlm. 164).

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas.

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi masalah, “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah.

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.

Sudut pandang berhubungan dengan dari mana penulis memandang suatu peristiwa. Ada sudut pandang orang pertama atau orang ketiga. Menurut Nurgiyantoro (2009, hlm. 256) dapat dibedakan dua, yaitu sudut pandang persona ketiga: dia, mereka, dan kalian. Sudut pandang persona pertama : aku.

Sudut pandang campuran adalah sudut pandang yang menggabungkan antara sudut pandang orang ketiga “dia” dan sudut pandang orang pertama “aku”. Pengarang melakukan kreativitas dalam penceritaan dengan mencampurkan sudut pandang tersebut. Menurut Nurgiyantoro (2009, hlm. 267) tidak semua penceritaan menggunakan sudut pandang ini, namun tergantung dengan efek yang diinginkan oleh pengarang saja.

Pengertian Teknik Kata Kunci

Teknik adalah metode atau sistem mengerjakan sesuatu (KBBI, 2016). Teknik merupakan kiat, siasat, atau penemuan yang digunakan untuk menyelesaikan serta menyempurnakan suatu tujuan langsung. Teknik harus konsisten dengan metode. Oleh karena itu, teknik harus selaras dan serasi dengan pendekatan.Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016) kata kunci adalah (1) kata atau ungkapan yang mewakili konsep atau gagasan yang menandai suatu zaman atau suatu kelompok; (2) kata atau ungkapan yang mewakili konsep yang telah disebutkan. Teknik kata kunci bisa membantu untuk mengingat. Salah satu kemungkinannya yaitu dalam mengajarkan kata-kata baru.

Saat  pembelajaran menulis  teks  cerita fantasi,  teknik  mengembangkan kata  kunci  diterapkan  dengan  cara  guru memancing siswa untuk menentukan kata-kata  kunci  sesuai  dengan  topik. Pancingan kata ini memacu kreativitas dan mendorong  siswa  dalam  menentukan pilihan kata yang tepat serta memudahkan siswa  untuk  mengungkapkan  argumen-argumennya.  Setelah  itu,  siswa  dapat mengemukakan gagasan, ide dengan  mengembangkan  kata  kunci yang ada. Menurut Esroq Heru Prasetyo (2004, hlm. 7-8) Kata kunci adalah kata pokok yang dijadikan pangkal untuk mengeksplorasikan pilihan kata yang dimiliki siswa.

Teknik Mengembangkan Kata Kunci dalam Menulis Cerita Fantasi

Pada prinsipnya teknik mengembangkan kata kunci dalam menuli cerita fantasi merupakan cara menulis dengan mengembangkan gagasan berdasarkan deretan kata-kata pokok, yang secara teknik menjadi sumber penulisan jembatan bagi penyusunan kalimat dan paragraf-paragraf cerita fantasi. Melalui kata-kata kunci, siswa diarahkan untuk melihat inti gagasan, jalinan kata, menafsirkan makna kata, dan mengembangkan gagasan berdasarkan kata-kata kunci dalam satuan-satuan kalimat dan paragraf.

Teknik mengembangkan kata kunci memiliki beberapa manfaat dan tujuan. Manfaat itu ialah : (1) Menarik minat siswa menulis cerita fantasi, (2) Terbiasa menangkap dan menafsirkan makna kata, (3) Terbiasa menyalin gagasan, (4) Mengembangkan imajinasi, dan (5) membantu mengembangkan gagasan. Sedangkan tujuan dari teknik pembelajaran kata kunci adalah agar siswa dapat menentukan kata yang dapat mewakili isi bacaan atau isi tulisan. Saat diberikan satu lembar tulisan, siswa dapat memaknai tulisan tersebut dengan minimal 5 kata. Umpamanya, setelah siswa diberikan tulisan Surabaya, siswa langsung menuliskan kata kemacetan, kumuh, banjir, polusi, dan sibuk. Alat yang diperlukan fotokopi tulisan yang sesuai dengan tema pembelajaran. Kegiatan ini dapat dilakukan perseorangan maupun kelompok.

Penerapan Teknik Kata Kunci dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Fantasi

Salah satu upaya inovatif dalam mengemas pembelajaran menulis teks cerita fantasi adalah dengan aplikasi teknik kata kunci. Penerapan teknik kata kunci dalam pembelajaran menulis teks cerita fantasi mempunyai tujuan untuk menghilangkan kejenuhan siswa dalam belajar, serta agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Langkah-langkah penerapan teknik kata kunci dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :

  1. Guru pertama kali mengondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran, kemudian saling tanya jawab tentang pengalaman siswa yang berhubungan dengan cerita fantasi.
  2.  Tahap kedua adalah kegiatan inti pembelajaran. Tahap ini dimulai dengan guru menyajikan contoh cerita fantasi yang sederhana untuk diamati oleh siswa.
  3. Guru menjelaskan mengenai teknik kata kunci
  4. Guru membentuk kelompok secara berpasangan.
  5. Guru menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan
  6. Tiap kelompok mengembangkan kata kunci yang didapatnya menjadi kalimat kemudian bertahap menjadi paragraf hingga akhirnya menjadi sebuah cerita.

Kelebihan dan Kekurangan Teknik Kata Kunci

Setiap teknik maupun metode yang digunakan dalam pembelajaran tentunya memiliki kelebihan serta kekurangan. Dalam penerapan teknik kata kunci tentu saja memiliki kelebihan serta kekurangan, diantaranya sebagai berikut :

  1. Kelebihan Teknik Kata Kunci

Kelebihan dalam teknik kata kunci yaitu :

  1. Membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan
  2. Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran
  3. Mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif
  4. Mendorong siswa untuk memandang sesuatu dalam pandangan yang berbeda.
  5. Meningkatkan kemampuan atau keterampilan siswa dalam menulis teks cerita fantasi
  1. Kekurangan Teknik Kata Kunci

Kekurangan dalam teknik kata kunci yaitu :

  1. Siswa yang merasa sudah bisa, akan cenderung dibatasi dalam pemilihan katanya.

BAB 3

PEMBAHASAN

Best practice inidilaksanakanpadabulanOktobertahun 2020 di SMPN 1 PangalenganKab. Bandung.

Sasaranpenelitianiniadalahsiswakelas 7G dan 7I SMPN 1 PangalenganKab. Bandung tahunpelajaran 2020/2021

Penulisan Best Practice menggunakanteknikmengembangkan kata kuncidalammenulisteksceritafantasi.

  1. Langkah-langkahPemecahanMasalah
  2.  

Guru menyiapkan RPP yang sesuaidengansilabus, beberapa kata kunci, Kata kunci yang dimaksudberupa kata-kata yang mewakilikonsepataugagasan yang telahdisebutkan. teknik  mengembangkan kata  kunci  diterapkan  dengan  cara  guru memancing siswa untuk menentukan kata-kata  kunci  sesuai  dengan  topik. Pancingan kata ini memacu kreativitas dan mendorong  siswa  dalam  menentukan pilihan kata yang tepat serta memudahkan siswa  untuk  mengungkapkan  argumen-argumennya.  Setelah  itu,  siswa  dapat mengemukakan gagasan, ide dengan  mengembangkan  kata  kunci yang ada.

TahapPelaksanaan

  1. Guru memberikanpenjelasanmaterimengenaiceritafantasidanteknikmengembangkan kata kunci.
  2. Siswamemilih kata kuncipada wheel of name (rodaberputar) di aplikasigooglesebagai acuan mereka dalam membuat teks cerita fantasi.
  3. Siswamenulisdaftarkosa kata yang berhubungandengan kata kunci yang telahmerekapilih.
  4. Siswamerangkaikan kata demi kata menjadisuatukalimatkemudian bertahap menjadi paragraf hingga akhirnya menjadi sebuah cerita.
  1. HasilPenelitiandanPembahasan

Kegiatanpembelajaran yang dilakukanadalahmelakukanpembelajaransesuaidenganperangkatpembelajaran.Kegiatanpembelajaran yang dilakukan guru dibagimenjadi 3 tahapyaitukegiatanawal, kegiatanintidankegiatanpenutup.

Langkah-langkahkegiatanpembelajaran yang dilakukandalamkegiatanawalpada proses pembelajaranyaitu guru mengkondisikankelas, setelahsiswadapatdikondisikan guru mengucapkansalamdanmengajaksiswauntukberdo’a, selanjutnya guru melakukankomunikasitentangkehadiransiswa, padasaat guru menanyakankehadiransiswaterdapatbeberapa orang siswatidakdapatmengikutipembelajarantatapmukadikarenakansatudan lain hal.

Untukmemberikanmotivasikepadasiswa guru mengajaksiswauntukmelakukantepuksemangat.Tujuantepuksemangatuntukmembangkitkansemangatdankonsentrasisiswa.Ketikasiswamelakukantepuksemangat, siswamerespondengansemangat.

Untukmengingatkankembalimateri yang telahdisampaikansebelumnya guru memberikanpertanyaan yang berkaitandenganmateri yang telahdisampaikan.Ketika guru mengajukanpertanyaantentangmateri yang telahdisampaikansebelumnyasiswabanyak yang mengacungkantangandansalingberebutuntukmenjawabnya.

Langkahselanjutnya guru menyampaikantujuanpembelajaran yang akandicapaipadamateri yang akandipelajari. Siswamemperhatikandanmendengarkantujuanpembelajaran yang disampaikanoleh guru.

Pada kegiatan inti langkah pembelajaran yang dilakukan sebelum membuka materi, guru bertanya kembali kepada siswa “apa yang dimaksud dengan cerita fantasi?”, ada beberapa siswa yang menjawab pertanyaan dan ada pula siswa yang diam saja. Setelah itu siswa diberi kesempatan untuk membaca materi tentang teks cerita fantasi yang ada pada buku paket siswa. Setelah itu, guru menjelaskan materi secara singkat. Pada saat guru menjelaskan sebagian besar siswa memperhatikan dengan seksama tetapi beberapa lama kemudian ada beberapa siswa yang ramai tidak memperhatikan penjelasan guru sehingga konsentrasi siswa lain menjadi terganggu.

Langkah selanjutnya guru menjelaskan tentang cara penerapan teknik mengembangkan kata kunci dalam pembelajaran teks cerita fantasi, kemudian siswa disuruh maju kedepan untuk memilih kata kunci padaaplikasi wheel of name (rodaberputar) di googleyang telah dipersiapkan sebelumnyasebagaiacuanmerekadalammembuatteksceritafantasi, lalu guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk membuat teks cerita fantasi dengan menggunakan kata kunci yang sudah mereka dapatkan.

Setelahmemilih kata kunci, siswakemudianmenuliskandaftarkosa kata yang berhubungandengan kata kunci.Penulisan kata-kata inidimaksudkanuntukmempermudahsiswadalampenulisanceritafantasinya.Kemudianmerangkaikata-kata yangsudahtertulisdalamdaftarkosa katamenjadisebuahkalimatkemudian bertahap menjadi paragraf hingga akhirnya menjadi sebuah cerita..Setelahitusiswamenulisteksceritafantasisecaraindividuberdasarkan kata kunci yang dipilih.

Langkahakhir yang dilakukanpadakegiatanpenutupyaitu guru mengajaksiswabersama-samamenyimpulkanmateri yang telahdipelajari.Lalu guru bertanyakepadasiswatentanghal-hal yang belumdiketahui.Padaakhirkegiatan guru mengajaksiswauntukberdo’asupaya yang telahdipelajaribermanfaat. Guru mengucapkkansalamdansiswamenjawabdenganserentak.

Hasil yang dicapaidarikemampuanmenulisceritafantasimelaluiteknikmengembangkan kata kunciiniterlihatsebagaiberikut :

  1. Siswalebihantusiasdengantampilanpemilihan kata kuncimenggunakan wheel of name (rodaberputar) padaaplikasi di google.
  2. Siswalebihaktifterbuktidenganbanyakpertanyaandankomentardarisiswamengenai kata kunci yang merekadapatkan.
  3. Denganpilihan kata kunciternyatamemacu kreativitasimajinasinya.
  4. Denganpilihan kata kuncidapatmenambahkosa kata baru yang belumsiswaketahui.

Berdasarkan hasil penelitian, pemerolehan nilai tes siswa menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan setiap siswa mengalami perubahan dan kemajuan walaupun tidak semua kemampuan siswa mengalami kemajuan. Pada nilaisebelumnya, siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 10 orang, sedangkan 8 orang dibawah KKM dengan rata-rata persentase dari sebesar 55,5 % sehingga rata-rata nilai kelas yang didapat sebesar 68,05. Sedangkansetelahmenggunakanteknikmengembangkan kata kunci, siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 16 orang, sedangkan 2 siswa dibawah KKM dengan rata-rata persentase sebesar 88,88 % sehingga rata-rata nilai kelas yang didapat sebesar 81,94 dimana meningkat sebesar 33,38%. Data-data pemerolehan nilai tes siswa tersebut menunjukan bahwa nilai siswa terus mengalami peningkatan. Apabila data-data tersebut dikelompokan berdasarkan tingkat kemampuan siswa, pada nilaiawal nilai tertinggi mendapat skor 80 dan nilai terendah mendapat skor 55. Sedangkan setelahmenggunakanteknikmengembangkan kata kunci nilai tertinggi mendapat skor 95 dan nilai terendah mendapat skor 70. 

Setelahdilakukanpenelitian, adabeberapakendala yang dihadapiolehpeneliti.Kendala-kendalaituadalah :

  1. Wawasansiswa yang kurangmenyebakanadabeberapa kata kunci yang tidakdipilihsiswa. Ataujugasiswakurangmampumengeksplor kata kunci yang dipilihnya.

Faktorpendukungkeberhasilanpenelitianiniadalah :

  1. Kepalasekolah yang memberiijindanmotivasikepadapenelitiuntukmelakukanpenelitian.
  2. Rekansejawat yang mendukungpenelitimelakukanpenelitian

BAB 4

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pembelajaran menulis teks cerita fantasi dengan menggunakan teknik mengembangkan kata kunci dapat disimpulkan bahwa :

  1. Penggunaanteknikmengembangkan kata kuncimembantusiswadalammendapatkanpembendaharaankosa kata bahasa Indonesia. 
  2. Berdasarkan hasil penelitian, pemerolehan nilai tes siswa menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan setiap siswa mengalami perubahan dan kemajuan walaupun tidak semua kemampuan siswa mengalami kemajuan. Pada nilaisebelumnya, siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 10 orang, sedangkan 8 orang dibawah KKM dengan rata-rata persentase dari sebesar 55,5 % sehingga rata-rata nilai kelas yang didapat sebesar 68,05. Sedangkansetelahmenggunakanteknikmengembangkan kata kunci, siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 16 orang, sedangkan 2 siswa dibawah KKM dengan rata-rata persentase sebesar 88,88 % sehingga rata-rata nilai kelas yang didapat sebesar 81,94 dimana meningkat sebesar 33,38%. Data-data pemerolehan nilai tes siswa tersebut menunjukan bahwa nilai siswa terus mengalami peningkatan. Apabila data-data tersebut dikelompokan berdasarkan tingkat kemampuan siswa, pada nilaiawal nilai tertinggi mendapat skor 80 dan nilai terendah mendapat skor 55. Sedangkan setelahmenggunakanteknikmengembangkan kata kunci nilai tertinggi mendapat skor 95 dan nilai terendah mendapat skor 70. 

5. 1Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan pentingnya penggunaan teknik dalam pembelajaran, khususnya penggunaan teknik mengembangkan kata kunci dalam pembelajaran menulis teks cerita fantasi di sekolah untuk meningkatkan kemampuan menulis teks cerita fantasi pada khususnya dan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa akan materi pada umumnya.

Agar pengunaan teknik mengembangkan kata kunci ini dapat digunakan secara optimal untuk meningkatkan mutu pembelajaran siswa dalam pembelajaran menulis teks cerita fantasi. Di samping penggunaan teknik yang tepat juga diperlukan pembelajaran dari guru tentang teknik mengarang yang baik sehingga pengetahuan siswa lebih meningkat.

  1. Bagi Siswa
    1. Siswa hendaknya lebih mempersiapkan diri sebelum pembelajaran dimulai, sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa merasa siap dan mampu menerima pembelajaran dengan baik.
    2. Siswa hendaknya langsung bertanya apabila merasa kesulitan saat menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
    3. Siswa hendaknya memperhatikan guru saat mengajar dan tidak ramai sendiri saat pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan lancar.
    4. Siswa hendaknya lebih percaya diri dalam menyelesaikan tugas dan tidak tergantung dengan temannya.

DAFTAR PUSTAKA

Prasetyo, H.E. (2004). Penerapan Metode Make A Match Berbasis Pancingan Kata Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Bahasa Arab.[online].Tersedia di: https://bengkulu.kemenag.go.id/file/file/Dokumen/txql1391652242.pdf.

Nurgiyantoro, B. (2013). Sastra Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Pers.

Rosidi, I. (2009). Menulis Siapa Takut. Yogyakarta: Kanisius.

Titik Harsiati, A. T. (2016). Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Zulela. (2013). Pembelajaran Bahasa Indonesia: Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.