Kifosis adalah kelainan pada tulang yang disebabkan oleh

Jakarta -

Kifosis merupakan kelainan tulang belakang yang disebabkan karena tulang terlalu membungkuk ke depan. Kondisi ini umumnya bisa dialami oleh siapa saja, namun paling sering dialami oleh lansia (lanjut usia).

Pada dasarnya, kelengkungan tulang belakang normal berada pada kisaran 25 sampai 45 derajat. Akan tetapi, kelengkungan tulang belakang akibat kifosis bisa mencapai 50 derajat atau lebih sehingga pengidapnya terlihat membungkuk, baik itu sedang duduk, berjalan, hingga melakukan aktivitas lainnya.

Kifosis yang tergolong ringan kemungkinan tidak menunjukkan tanda atau gejala yang serius. Namun beberapa kasus yang parah, pengidap kifosis dapat merasa nyeri, kaku, hingga kesulitan bernapas.

Dikutip dari Hopkins Medicine, gejala kifosis dapat bervariasi tergantung penyebab dan tingkat keparahan kurva. Berikut adalah gejalanya:

  • Tinggi bahu kanan dan kiri berbeda
  • Kepala membungkuk ke depan dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya
  • Tinggi atau posisi tulang belikat berbeda
  • Ketinggian punggung atas tampak lebih tinggi dari biasanya saat membungkuk ke depan
  • Otot paha belakang terasa kencang
  • Kemungkinan ada nyeri punggung

Kifosis yang tergolong parah, umumnya dapat menyebabkan sejumlah komplikasi serius. Dikutip dari Mayo Clinic, berikut sejumlah komplikasi akibat kifosis.

1. Gangguan Pernapasan

Kasus kifosis yang parah dapat memberikan tekanan lebih pada paru-paru yang menyebabkan penderitanya mengalami sesak napas.

2. Gerak Tubuh yang Terbatas

Melemahnya otot punggung dapat menyebabkan penderitanya sulit melakukan aktivitas, seperti sulit berjalan.

3. Gangguan Pencernaan

Kifosis yang parah dapat menekan saluran pencernaan sehingga pengidapnya mengalami gangguan, seperti maag dan kesulitan menelan

4. Penampilan Tubuh Kurang Menarik

Kifosis dapat menyebabkan penderitanya tampak bungkuk sehingga posturnya terlihat kurang menarik.

Penyebab Kifosis

Penyebab kifosis yang paling umum biasanya disebabkan oleh genetik atau bawaan lahir. Namun, masih ada lagi penyebab yang membuat tulang belakang menjadi bungkuk. Dikutip dari berbagai sumber, berikut penyebabnya:

1. Fraktur

Tulang belakang yang patah atau hancur dapat mengakibatkan kelengkungan tulang belakang. Umumnya, kondisi ini tergolong ringan dan sering kali tidak menimbulkan gejala.

2. Osteoporosis

Gangguan penipisan tulang dapat menyebabkan kelengkungan tulang belakang, terutama jika tulang belakang melemah dan mengakibatkan fraktur kompresi.

3. Kifosis Scheuermann

Percepatan pertumbuhan yang terjadi sebelum pubertas. Biasanya anak laki-laki lebih sering terkena daripada anak perempuan.

4. Bawaan Sejak Lahir

Tulang belakang yang tidak berkembang dengan baik sebelum lahir dapat menyebabkan kifosis.

5. Kanker

Kanker di tulang belakang dapat melemahkan tulang belakang dan rentan mengalami fraktur kompresi.

6. Penyebab Lainnya

  • Metabolisme bermasalah
  • Neuromuskular
  • Osteogenesis imperfecta (tulang rapuh)
  • Kifosis postural (kondisi tulang belakang bagian atas yang bengkok ini disebabkan oleh kebiasaan membungkuk ketika duduk dan berdiri)

Cara Mengobati Kifosis

Dikutip dari Healthline, berikut perawatan yang dapat membantu meringankan gejala kifosis:

  • Obat untuk menghilangkan rasa sakit
  • Terapi fisik untuk membangun kekuatan pada otot inti dan punggung
  • Yoga untuk membangun kekuatan hingga fleksibilitas tubuh
  • Menurunkan berat badan untuk meringankan beban pada tulang
  • Menggunakan brace untuk tulang belakang
  • Operasi

Jika cara penanganan dan pencegahan kifosis di atas tidak membuahkan hasil, segera mengunjungi dokter untuk diperiksa lebih lanjut. Penanganan yang tepat dapat meringankan nyeri atau gejala yang diakibatkan oleh kifosis.

Simak Video "5 Fakta Skoliosis, Kelainan Tulang yang Diidap Jessica Mila Sejak SMP"



(up/up)

Kifosis adalah kelainan pada tulang yang disebabkan oleh
Kifosis adalah kelainan pada tulang yang disebabkan oleh

Definisi kelainan tulang belakang

Kelainan tulang belakang atau spinal disorder adalah kondisi yang memengaruhi kelengkungan atau posisi susunan tulang belakang. Tulang belakang terdiri dari 26 tulang yang disebut vertebrae, berfungsi melindungi dan menopang sumsum tulang belakang dan saraf.

Sejumlah kondisi atau cedera bisa memengaruhi kondisi tulang belakang, sehingga menimbulkan rasa nyeri dan kerusakan yang nantinya membatasi mobilitas tubuh.

Ketika Anda mengalami kelainan pada tulang belakang, cakupan dokter yang mungkin terlibat dalam pengobatan sangat beragam. Mulai dari ahli bedah ortopedi, ahli fisioterapi, psikolog, dan dokter spesialis lain yang memiliki pengetahuan dan pengalaman merawat kondisi ini.

Seberapa umumkah penyakit ini?

Penyakit kelainan tulang belakang adalah kondisi yang sangat umum menyerang, baik anak-anak, orang dewasa, maupun lanjut usia. Meskipun begitu, kondisi tulang belakang bengkok ini bisa dihindari dengan menurunkan berbagai faktor risikonya. Konsultasikan lebih lanjut mengenai hal ini dengan dokter Anda.

Jenis kelainan tulang belakang

Kelainan pada tulang belakang terdiri dari beberapa jenis, sehingga perawatan yang nantinya harus dilakukan juga berbeda. Lebih lengkap, macam-macam kelainan pada tulang belakang yang sangat umum terjadi adalah:

Kifosis

Kifosis adalah kelainan tulang belakang yang membuat punggung atas menjadi membulat ke depan secara berlebihan. Akibatnya, kondisi ini membuat tubuh Anda menjadi terlihat bungkuk. Jika dilihat dengan tes pencitraan, hasilnya akan menunjukkan tulang belakang yang bengkok ke depan.

Kondisi tulang belakang yang bengkok ini dapat terjadi pada usia berapa pun. Namun, paling sering menyerang wanita yang lebih tua. Pada bayi dan anak remaja, kelainan tulang belakang ini terjadi akibat malformasi atau tulang belakang yang terjepit dari waktu ke waktu.

Lordosis

Lordosis adalah kelainan tulang belakang yang menyebabkan kelengkungan berlebihan pada punggung bagian bawah. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah swayback dan akan membuat bokong Anda akan tampak lebih menonjol.

Anak-anak mungkin mengalami tulang belakang yang bengkok ini. Akan tetapi, pada kebanyakan kasus, kondisinya akan membaik seiring waktu.

Skoliosis

Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang melengkung berlebihan ke samping. Sebagian besar kasus skoliosis itu ringan, tetapi kondisinya bisa memburuk seiring waktu ketika anak bertambah usia.

Pada kasus parah, kondisi tulang belakang yang bengkok ini bisa melumpuhkan dan mengganggu fungsi paru-paru karena lekukan tulang belakang dapat mengurangi jumlah ruang di dada.

Salah satu jenis skoliosis, yakni levoscoliosis, dapat menyebabkan tulang belakang bengkok ke sisi kiri tubuh sehingga membentuk huruf C.

Spondylosis (spondilosis)

Spondylosis adalah degenerasi tulang belakang yang memengaruhi sendi, bantalan tulang, dan tulang belakang itu sendiri. Spondylosis dapat mengganggu pergerakan tulang belakang dan memengaruhi saraf.

Orang dengan usia lanjut, obesitas, gaya hidup yang tidak aktif, dan kebiasaan merokok memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk mengalami spinal disorder.

Selain itu, atlet atau orang-orang yang sering melakukan olahraga yang melibatkan tekanan berulang pada punggung bawah, seperti senam, angkat beban, dan sepak bola, juga memiliki risiko tinggi mengalami kondisi tersebut.

Spondylolisthesis (spondilolistesis)

Spondylolisthesis adalah bergesernya tulang belakang, yakni vertebra dari posisinya akibat adanya fraktur stres terus-menerus. Bagian tulang belakang yang terkena umumnya adalah punggung bawah. Akan tetapi, area punggung atas atau di bagian belakang leher juga bisa terkena.

Tanda & gejala kelainan tulang belakang

Kelainan pada tulang belakang atau spinal disorder terdiri dari berbagai jenis, sehingga dapat menimbulkan berbagai tanda dan gejala yang berbeda-beda, di antaranya:

  • Pada orang yang mengalami kifosis, punggung mungkin sering terasa nyeri. Ada pula yang merasakan kekakuan pada tulang punggung karena kelengkungannya yang tidak normal. Postur tubuh juga akan berubah menjadi membungkuk.
  • Orang yang mengalami lordosis, akan memiliki bokong yang menonjol lebih jauh ke belakang dan perut lebih maju ke depan. Saat berbaring telentang, punggung akan sulit menempel di atas lantai. Gejala lain yang menyertai adalah nyeri, mati rasa, kesemutan, atau kelemahan pada satu atau kedua kaki disertai dengan masalah kandung kemih.
  • Gejala skoliosis umumnya berupa bahu dan pinggang yang tidak rata, satu tulang belikat tampak lebih menonjol daripada yang lain. Jika lengkungan cukup parah, tulang belakang membentuk huruf S menyebabkan tulang rusuk di satu sisi tubuh terlihat lebih menonjol.
  • Orang dengan spondilosis umumnya merasakan gejala tegang pada otot di sekitar tulang punggung. Rasa tidak nyaman ini bisa menyebar hingga ke area bokong dan paha belakang. Gejala semakin memburuk ketika melakukan aktivitas.
  • Spondilolistesis menimbulkan gejala nyeri punggung disertai kaku dan mati rasa hingga ke bagian kaki. Orang dengan kondisi ini juga bisa mengalami kifosis dan lordosis.

Jika Anda mengalami nyeri punggung yang persisten (terus-menerus terjadi) dan menyadari adanya perubahan pada tulang belakang Anda, segera periksa ke dokter. Semakin cepat dideteksi dan ditangani, proses pengobatan akan jauh lebih mudah.

Penyebab kelainan tulang belakang

Penyebab kelainan tulang belakang sangat banyak, di antaranya:

Masalah kesehatan tertentu

Risiko kifosis, lordosis, skoliosis, spondilosis, dan spondilolistesis bisa meningkat karena adanya masalah kesehatan, seperti:

Genetik

Beberapa orang dilahirkan dengan tulang belakang yang lebih tipis dari biasanya, sehingga rentan mengalami patah tulang atau fraktur dan masalah pada tulang belakang. Kemungkinan besar hal ini merupakan penyebab skoliosis.

Kelainan bawaan lahir

Tulang belakang bisa saja tidak berkembang dengan sempurna ketika anak masih dalam kandungan, sehingga bisa menyebabkan tulag belakang menjadi bengkok.

Cedera dan aktivitas tertentu

Tulang belakang yang mengalami cedera, seperti fraktur, bisa menyebabkan tulang bergeser atau melengkung. Selain itu, aktivitas berlebihan yang memberi beban berat pada tulang belakang secara terus-menerus bisa menyebabkan gangguan pada tulang tersebut.

Faktor risiko kelainan tulang belakang

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terhadap kelainan pada tulang belakang, yaitu:

Kelebihan berat badan bisa memberi beban ekstra pada punggung bawah, sehingga tulang punggung menjadi bengkok.

Postur tubuh saat berjalan dan duduk yang tidak benar, seperti terlalu membungkuk ke kanan, kiri, depan, atau belakang bisa meningkatkan risiko masalah tulang belakang.

Salah satu jenis gangguan tulang belakang, yakni skoliosis bisa diturunkan dari orangtua meskipun cukup jarang terjadi.

Orang yang memiliki profesi seperti ini, bisa meningkatkan risiko masalah pada tulang belakang, karena kerap kali melakukan aktivitas yang memberikan stres pada tulang belakang.

Komplikasi dari kelainan tulang belakang

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat tulang punggung yang bengkok, di antaranya:

Tulang belakang yang melengkung berlebihan bisa membuat postur tubuh Anda ketika berdiri, jalan, duduk menjadi buruk. Pundak dan pinggang juga menjadi tidak seimbang, dan salah satu tulang rusuk menjadi menonjol.

Tulang belakang yang bengkok membuat seseorang lebih rentan mengalami asam refluks dan kesulitan menelan.

Gangguan pada tulang belakang ini bisa memberi tekanan pada paru-paru, sehingga organ tersebut rusak fungsinya.

Munculnya gejala pada tulang belakang bisa membuat orang kesulitan untuk duduk, bergerak bebas, mengemudi, atau bahkan berbaring.

Diagnosis dan pengobatan kelainan tulang belakang

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Dilansir UT Southwestern Medical Center, tes kesehatan untuk mendiagnosis kelainan pada tulang belakang antara lain:

Dokter akan menanyakan gejala yang dialami, melihat riwayat kesehatan Anda dan keluarga, serta mengecek kelengkungan punggung dan kelurusan pinggang, pundak, serta rusuk.

Tes kesehatan seperti MRI, CT scan tulang belakang, rontgen untuk melihat gambaran kelengkungan tulang belakang dan mendeteksi adanya cedera pada otot, ligamen, tendon, dan saraf.

Pemeriksaan elektrodiagnostik untuk mengukur aktivitas listrik yang dihasilkan oleh otot dan saraf. Tujuannya untuk melihat respons tubuh terhadap rangsangan.

Apa saja cara mengobati kelainan tulang belakang?

Cara mengatasi kondisi spinal disorder yang umumnya direkomendasikan dokter adalah:

Rasa tidak nyaman dan nyeri di punggung bisa diredakan dengan obat antinyeri seperti acetaminofen (Tylenol, lainnya), ibuprofen (Advil, Motrin IB, lainnya) atau naproxen sodium (Aleve).

  • Minum obat penyakit lain yang mendasari

Jika penyebab gangguan tulang belakang disebabkan oleh masalah kesehatan, seperti osteoporosis misalnya, dokter akan meresepkan obat untuk mencegah pengeroposan tulang.

Fisioterapi dibutuhkan untuk membuat meningkatkan kemampuan pergerakan tubuh dan mengurangi gejala nyeri.

Kemudian, ada juga terapi berupa penggunaan brace yakni alat penyangga dari kawat untuk mencegah tulang belakang kembali bergeser atau lebih melengkung ke arah yang tidak seharusnya. Penggunaan bracing merupakan pengobatan untuk skoliosis, kifosis, lordosis, spondilosis, dan spondilolistesis.

Operasi kadang dibutuhkan untuk mencegah komplikasi. Tujuan operasi adalah mengembalikan tulang belakang yang bergeser dan mengembalikan kelengkungan tulang. Operasi ini disebut dengan fusi tulang belakang.

Perawatan di rumah untuk kelainan tulang belakang

Selain pengobatan dokter, perubahan gaya hidup sangat penting untuk membantu mengatasi kelainan tulang belakang. Anda diwajibkan menjaga postur tubuh saat duduk, berdiri, berjalan, bahkan menyesuaikan posisi tidur yang dokter atau terapis sarankan.

Selama pengobatan, Anda diminta untuk tidak merokok dan minum alkohol. Selain itu, pastikan asupan nutrisi tetap tercukup dan menyesuaikan aktivitas yang dilakukan, terutama dalam memilih jenis olahraga.

Pencegahan kelainan tulang belakang

Meskipun tulang belakang yang bengkok ini sebagian besar disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu, beberapa penyebab dan faktor risiko bisa dihindari, di antaranya:

  • Selalu praktekkan postur tubuh yang baik

Sikap tubuh yang baik sangatlah penting, termasuk membiasakan posisi duduk tegak. Hindari duduk terlalu membungkuk ke depan, belakang, atau menyamping.

  • Hindari aktivitas berlebihan

Penting untuk menjaga posisi duduk dengan benar. Selain itu, Anda juga harus tahu batas aktivitas yang dilakukan. Contohnya, tidak keseringan mengangkat beban berat di punggung. Lakukan istirahat di sela-sela aktivitas.

  • Olahraga dan lakukan peregangan

Stres pada tulang belakang bisa Anda cegah dengan istirahat dan melakukan gerakan peregangan sederhana. Guna menjaga kesehatan tulang, olahraga juga harus dilakukan secara rutin.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Sumber

Spine disorders. UT Southwestern Medical Center | The #1 Best Hospital in DFW. https://utswmed.org/conditions-treatments/spine-disorders/ [Accessed on September 17th, 2020] 

Lordosis – lumbar. MedlinePlus – Health Information from the National Library of Medicine. https://medlineplus.gov/ency/article/003278.htm [Accessed on September 17th, 2020] 

Kyphosis – Symptoms and causes. (2020, June 12). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/kyphosis/symptoms-causes/syc-20374205 [Accessed on September 17th, 2020] 

Scoliosis – Diagnosis and treatment – Mayo Clinic. (2019, June 22). Mayo Clinic – Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/scoliosis/diagnosis-treatment/drc-20350721 [Accessed on September 17th, 2020] 

Spondylolysis and spondylolisthesis – OrthoInfo – AAOS. https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases–conditions/spondylolysis-and-spondylolisthesis/ [Accessed on September 17th, 2020] 

Spondylolisthesis. (2017, October 18). nhs.uk. https://www.nhs.uk/conditions/spondylolisthesis/ [Accessed on September 17th, 2020] 

Lordosis. Boston Children’s Hospital. https://www.childrenshospital.org/conditions-and-treatments/conditions/l/lordosis [Accessed on September 17th, 2020] 

Idiopathic scoliosis in children and adolescents – OrthoInfo – AAOS. (n.d.). https://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=a00353 [Accessed on September 17th, 2020]