Show Dhafi Jawab Cari Jawaban dari Soal Pertanyaan mu, Dengan Mudah di jwb16.dhafi.link Dengan Sangat Akurat. >>
Klik Disini Untuk Melihat Jawaban
#Jawaban di bawah ini, bisa saja salah karena si penjawab bisa saja bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Selamat Belajar..# Answered by ### on Mon, 05 Sep 2022 16:42:30 +0700 with category EkonomiJawaban: Ketika harga berada pada angka Rp.5.000 jumlah permintaan dari barang tersebut adalah 25 unit ketika harga barang tersebut naik menjadi Rp.7.000 jumlah permintaan menjadi 15 unit berdasarkan Gambaran tersebut barang tersebut tergolong sebagai barang  inelastic A. elastic B. inelastic C. elastic uniter D. elastic sempurna E. inelastic sempurna Penjelasan: Diketahui : P1 = Rp.5.000 Q1 = 25 P2 = Rp.7.000 Q2 = 15 Ed= (Q2-Q1)/(P2-P1) × P1/Q1   = (15 - 25) / (7.000 - 5.000) x 5.000 /25   = -10 / 2.000 x 200  = -1 Karena nilai elastisitasnya kurang dari 1 maka barang tersebut tergolong sebagai barang inelastis. Pelajari lebih lanjut materi tentang hubungan pendapatan dengan elastisitas permintaan barang brainly.co.id/tugas/7872841 #BelajarBersamaBrainly Baca Juga: dapatkah kalian menentukan kecepatan yang dibutuhkan pengendara untuk menmpuh kecepatan yang dibutuhkan pengendara untuk menempuh total lama perjalanan pulang selama 3 jam?bagaimana kalian menentukannya Apa itu jwb16.dhafi.link?jwb16.dhafi.link Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.
Faktor utama yang menentukan elastisitas permintaan adalah kemampuan dan kesediaan konsumen untuk menunda konsumsi atau mencari barang substitusi (pengganti) saat terjadi perubahan harga. Lebih lanjut lagi, kemampuan atau kesediaan ini dapat dianalisis menjadi beberapa faktor:[2] Ketersediaan barang penggantiSemakin banyak barang substitusi yang tersedia, permintaan akan cenderung semakin elastis, karena pembeli dapat membeli barang lain bahkan jika harga berubah sedikit saja.[2][3][4] Ini disebut efek substitusi dan pengaruhnya sangat besar kepada elastisitas.[5] Jika tidak ada pengganti yang cocok, efek substitusi menjadi mengecil dan permintaan menjadi cenderung inelastis.[5] Persentase dari pendapatan pembeliSemakin tinggi harga barang jika diukur sebagai persentase dari pendapatan pembeli, elastisitas cenderung lebih tinggi, karena pembeli akan lebih berhati-hati dalam membeli barang tersebut.[2][3] Efek ini disebut efek pendapatan dan pengaruhnya cukup besar.[6] Barang-barang yang merupakan pos pengeluaran kecil cendering memiliki permintaan inelastis.[6] KebutuhanSemakin penting kebutuhan akan suatu barang, permintaan cenderung menjadi inelastis karena pembeli akan membelinya tanpa memperdulikan harga. Contohnya adalah obat insulin bagi mereka yang membutuhkan.[7][3] DurasiUmumnya, semakin lama perubahan harga barang bertahan, elastisitas akan semakin tinggi, karena konsumen memiliki waktu dan kesediaan untuk mengubah perilaku konsumsinya.[2][4] Sebagai contoh, jika harga bahan bakar minyak (BBM) naik, dalam jangka pendek konsumen akan tetap membutuhkannya dan membelinya dengan jumlah yang sama. Namun, jika harga yang tinggi bertahan lama, konsumen akan mencari cara untuk mengurangi kebutuhan BBM-nya, misalnya dengan menggunakan kendaraan umum, atau membeli kendaraan yang lebih hemat BBM.[3] Loyalitas terhadap suatu merek dapat mengurangi sensitivitas terhadap perubahan harga, sehingga permintaan menjadi inelastis. Loyalitas ini dapat terjadi karena kebiasaan atau karena adanya penghalang untuk berganti merek.[8][9] PembayarJika pembelian dibayar oleh pihak lain, permintaan menjadi cenderung inelastis, misalnya pengeluaran dinas yang ditanggung perusahaan atau negara.[9] Barang yang adiktifBarang-barang yang bersifat adiktif atau dapat menyebabkan kecanduan cenderung memiliki permintaan inelastis, karena konsumen yang sudah kecanduan akan "terpaksa" untuk membelinya sekalipun harganya berubah drastis. Contohnya adalah rokok, minuman keras, atau heroin. Luasnya definisi barang yang diukurNilai elastisitas suatu barang tergantung kepada definisi barang yang diukur. Misalnya, suatu menu makanan di sebuah rumah makan (definisi sempit) memiliki elastisitas tinggi karena banyaknya substitusi (yaitu jenis makanan lain atau rumah makan lain), sedangkan jika yang diukur makanan secara umum (definisi luas), elastisitasnya kecil karena tidak ada penggantinya.[8] Elastisitas permintaan mengukur seberapa besar kepekaan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga. Ketika harga sebuah barang turun, jumlah permintaan terhadap barang tersebut biasanya naik. Semakin rendah harganya, semakin banyak barang itu dibeli. Elastisitas permintaan ditunjukan dengan rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga.[1] Ketika elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga. Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1 disebut barang inelastis, yang berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap jumlah-permintaan tidak terlalu besar.[1] Sebagai contoh, jika sepeda motor memiliki elastisitas permintaan sebesar 2, maka sepeda motor tersebut dikelompokan sebagai barang elastis karena nilai elastisitasnya lebih dari 1. Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah permintaan atas sepeda motor sangat dipengaruhi oleh besarnya harga yang ditawarkan. Contoh elastisitas permintaan dapat dilihat di tabel berikut.[1][10]
Untuk barang-barang normal, penurunan harga akan berakibat pada peningkatan jumlah permintaan. Permintaan terhadap sebuah barang dapat dikatakan inelastis bila jumlah barang yang diminta tidak dipengaruhi oleh perubahan harga. Barang dan jasa yang tidak memiliki substitusi biasanya tergolong inelastis. Permintaan terhadap antibiotik, misalnya, dikatakan sebagai permintaan inelastis karena tidak ada barang lain yang dapat menggantikannya. Daripada mati terinfeksi bakteri, pasien biasanya lebih memilih untuk membeli obat ini berapapun biayanya. Sementara itu, semakin banyak sebuah barang memiliki barang substitusi, semakin elastis barang tersebut. Meskipun permintaan inelastis sering diasosiasikan dengan barang "kebutuhan," banyak juga barang yang bersifat inelastis meskipun konsumen mungkin tidak "membutuhkannya." Permintaan terhadap garam, misalnya, menjadi permintaan inelastis bukan karena konsumen sangat membutuhkannya, melainkan karena harganya yang sangat murah. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung koefisien elastisitas permintaan adalah.[1] E l a s i t i s t a s p e r m i n t a a n ( E d ) = | % c h a n g e i n q u a n t i t y d e m a n d e d o f p r o d u c t X % c h a n g e i n p r i c e o f p r o d u c t X | = Δ Q d / Q d Δ P d / P d {\displaystyle Elasitistaspermintaan(E_{d})=\left|{\frac {\%\ {\rm {{change}\ {\rm {{in}\ {\rm {{quantity}\ {\rm {{demanded}\ {\rm {{of}\ {\rm {{product}\ X}}}}}}}}}}}}}{\%\ {\rm {{change}\ {\rm {{in}\ {\rm {{price}\ {\rm {{of}\ {\rm {{product}\ X}}}}}}}}}}}}\right|={\frac {\Delta Q_{d}/Q_{d}}{\Delta P_{d}/P_{d}}}} atau menggunakan kalkulus turunan: E d = | P Q × ∂ Q ∂ P | {\displaystyle E_{d}=|{P \over Q}\times {{\partial Q} \over {\partial P}}|} atau bisa juga: E d = | P 1 + P 2 Q 1 + Q 2 × Δ Q Δ P | {\displaystyle E_{d}=|{P_{1}+P_{2} \over Q_{1}+Q_{2}}\times {\Delta Q \over \Delta P}|} dimana: P {\displaystyle P} = hargaQ {\displaystyle Q} Q d {\displaystyle Q_{d}} = jumlah permintaanP d {\displaystyle P_{d}} = harga permintaanΔ Q d = Q d baru − Q d lama {\displaystyle \Delta Q_{d}=Q_{d}{\text{baru}}\ -Q_{d}{\text{lama}}} Δ P d = P d baru − P d lama {\displaystyle \Delta P_{d}=P_{d}{\text{baru}}\ -P_{d}{\text{lama}}} Suatu barang memiliki harga Rp10.000 berubah menjadi Rp5.000, sehingga jumlah barang yang diminta berubah dari 5 unit menjadi 8 unit, maka elastistasnya sebesar.[11] E d = | P Q × ∂ Q ∂ P | {\displaystyle E_{d}=|{P \over Q}\times {{\partial Q} \over {\partial P}}|} E d = | 10000 5 × 8 − 5 5000 − 10000 | {\displaystyle E_{d}=|{10000 \over 5}\times {{8-5} \over {5000-10000}}|} E d = | 30000 − 25000 | {\displaystyle E_{d}=|{{30000} \over {-25000}}|} E d = | 6 − 5 | {\displaystyle E_{d}=|{{6} \over {-5}}|} E d = 1 , 2 {\displaystyle E_{d}=1,2} ; Dapat diambil kesimpulan bahwa barang tersebut memiliki elastisitas permintaan sebesar 1,2 dan termasuk ke kategori elastisitas elastis. Elastisitas permintaan tidak dapat berubah dengan sendirinya, setiap barang memiliki karakteristiknya sehingga dipengaruhi oleh jumlah yang diminta dan harga yang ditetapkannya agar terjadinya keseimbangan pasar. Faktor yang memengaruhi barang di elastisitas permintaan yakni:[10]
Pajak dapat memengaruhi elastisitas permintaan melalui pajak langsung (direct taxes) dan pajak tidak langsung (indirect taxes). Penambahan pajak mengakibatkan perubahan keseimbangan pasar sehingga jumlah harga barang tersebut meningkat, tetapi jumlah barang yang diminta menurun.[12]
|