Kerugian guru tidak menggunakan media pembelajaran

Kerugian guru tidak menggunakan media pembelajaran

refleksi


sumber ilustrasi : https://www.google.com/search?q=gambar+zoom+kolabo

Media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang atau dengan termasuk teknologi perangkat keras atau lunak, dengan tujuan untuk mendorong terjadinya proses belajar. Daring adalah cara berkomunikasi dimana penyampaian dan penerimaan pesan dilakukan dengan atau melalui jaringan internet. Komunikasi yang terjadi di dunia semu tersebut biasa disebut sebagai komunikasi di dunia maya atau cyberspace. Dengan majunya perkembangan teknologi maka media pembelajaran pun ikut berkembang, salah satunya adalah media pembelajaran berupa aplikasi seperti Google classroom dan Zoom yang dapat mepermudah proses belajar mengajar dari jarak jauh. Namun walaupun dapat memudahkan untuk proses belajar tentu saja ada pula kelemahannya. Kelebihan dari media pembelajaran Google classroom yaitu tidak menghabiskan banyak kuota sehingga tidak begitu membebankan kepada siswa yang menggunakannya, dan dapat membuat siswa lebih disiplin dalam mengumpulkan tugas karena dalam Google classroom terdapat batas waktu pengumpulan tugas. Sedangkan kelemahan dari Google classroom yakni tidak dapat menggunakan tatap muka dengan guru dan walaupun di Google classroom terdapat batas waktu mengumpulkan tugas namun belum begitu tegas, sehingga siswa dapat mengumpulkan tugasnya walaupun batas waktu sudah lewat. Lalu kelebihan media pembelajaran Zoom yaitu siswa dapat tatap muka dengan guru dengan menggunakan videocall yang tersedia, Zoom juga dapat memuat banyak peserta dalam aplikasinya sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat bergabung. Sedangkan kelemahan utama dari media pembelajaran Zoom adalah terlalu banyak menghabiskan kuota, sehingga siswa terbebani oleh itu.

Setiap aplikasi yang dibuat pasti punya kelebihan dan kekurangan, saya harapkan ke depan ada aplikasi yang lebih canggih, agar kekurangan yang tadi saya temukan bisa terjawab dengan berbagai kecanggihan dari fitur -fitur pada aplikasi terbaru tersebut. Kelebihan dan kekurangan dari setiap aplikasi atau media untuk pembelajaran jarak jauh perlu diperhatikan oleh para guru ketika akan menggunakannya. Kombinasi antara kedua aplikasi tersebut dapat membuatnya menjadi saling melengkapi, sehingga pembelajaran jarak jauh dapat berjalan secara kontinyu dan berkesinambungan sebagai alternatif proses belajar di masa Pandemi ini.

Kerugian guru tidak menggunakan media pembelajaran

Diunggah tanggal 03-12-2021 13:47:58

Kerugian guru tidak menggunakan media pembelajaran

Manusia tidak ada yang sempurna diciptakan oleh Allah SWT,namun manusia diciptakan sebagai makhluk yang pailng mulia,disisinya apabila manusia itu beriman dan bertaqawa kepadanya, sebagaiman firmannya :”Inna akramakum i`ndallahi atqakum”:Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah ialah orang paling bertaqwa di antara kamu.(Q.S Al hujarat 13).Begitu juga hal nya dengan Guru , Ia juga hanyalah manusia biasa, yang tidak luput dari kelemahan, kesalahan juga kekhilafan ,ketika berada di depan peserta didiknya.

Berikut 14 macam kelemahan maupun kesalahan yang sering ditemui oleh guru dalam pembelajaran di kelas antara lain adalah:

1. Dalam mengajar guru belum menyiapkan, membuat sendiri RPP alias perangkat pembelajarannya. Sebelum mengajar sebaiknya seorang guru telah mempersiapkan bahan ajarnya dan merupakan hasil karyanya sendiri, sehingga ia tahu apa yang akan diberikan kepada siswa.

2. Seringkali dalam mengajar tidak membawa media alat pembelajaran di kelas. Solusinya persiapkan media yang berhubungan dengan materi pembelajaran, biasanya dilakukan pada awal tahun ajaran baru. Media dapat diambil dari bahan-bahan bekas atau yang ada di sekitar lingkungan sekolah, atau rumah siswa.

3.Guru jarang membawa siswa ke dunia nyata anak. Hanya menjelaskan dan menjabarkan teori. Solusinya sering-seringlah membawa siswa melihat langsung objek pembelajaran yang sedang dipelajari agar dapat merasakan kejadian-kejadian penting, hal-hal penting dalam kehidupan mereka. Sehingga mereka selalu belajar dari lingkungan sekitar mereka.

4. Guru jarang menggunakan metode mengajar yang menyenangkan. Solusinya kuasailah berbagai macam metode-metode dalam mengajar seperti : Contextual Teaching Learning, Quantum Teaching, Inquiry, project based learning dan lain-lain.

5. Guru Jarang memadukan proses pembelajaran dengan pelajaran lain, apalagi yang menggunakan kurikulum 2006 (KTSP). Solusinya adalah gunakan metode pembelajaran yang menggunakan keterpaduan dan asah kemampuan untuk menghubung-hubungkan pelajaran dengan pelajaran lain(Tematik). Sehingga manfaatnya dapat menambah wawasan dan ilmu anak secara optimal.

6. Dalam mengajar  jarang menanamkan unsur-unsur nilai, norma, etika kepada para siswa. Solusinya cobalah menggunakan pola pembelajaran holistik, yakni menerapkan pembelajaran secara menyeluruh dan terpadu kepada peserta didik dengan memasukkan unsur-unsur nilai spiritual dan emosional anak sehingga anak tumbuh menjadi manusia yang terampil, terdidik dan berkarakter.

7. Guru kurang memperhatikan kemampuan serta gaya belajar siswa. Solusinya Guru sebaiknya mampu mengelompokkan siswa sesuai dengan kemampuannya, misalnya; posisi tempat duduk disesuaikan sedemikian rupa agar siswa nyaman. Pembagian kelompok kerja bagi siswa, lebih mengarah kepada pengembangan potensi siswa. Siswa yang terampil duduk di sebelah siswa yang pasif. Atau siswa yang suka bercerita diletakkan di sebelah siswa yang pendiam.

8. Penggunaan sarana dan prasarana yang kurang tepat. Misalnya meja, kursi yang berat diberikan kepada siswa SD. Hal ini mempersulit guru dalam menerapkan metode belajar yang baik. Solusinya guru harus kreatif menyiasati hal ini, membawa siswa keluar ruangan agar siswa tidak jenuh berada di dalam kelas.

9. Guru tidak menetapkan rules yang jelas dalam proses pembelajaran. Sehingga suasana kelas menjadi kurang kondusif. Solusinya segera tentukan suatu rules dalam mengajar akan lebih dapat mengarahkan siswa, sehingga siswa ikut belajar untuk disiplin, komitmen dan bertanggung jawab terhadap proses pembejaran di kelas.

10. Guru tidak melakukan evaluasi. Setiap proses selalu harus diberi evaluasi, agar guru dapat mengetahui sejauh mana siswa mampu menyerap materi, nilai-nilai maupun norma-norma sehingga siswa tidak hanya pandai tetapi juga berkarakter. Susun jadwal kapan evaluasi akan dilakukan, sehingga proses pencapaian siswa dapat terukur dengan jelas.

11. Guru jarang membaca buku dan referensi-referensi lain. Menyusun jadwal rutin berapa buku yang harus dibaca dalam 1 hari, 1 minggu untuk menambah wawasan adalah solusi yang tepat.

12. Guru jarang melakukan PTK penelitian dan menulis sebuah artikel atau karya tulis lainnya. Solusinya guru harus lebih banyak mengamati, menganalisa dan mengamati kejadian-kejadian di sekitarnya serta rajin mencari solusi dari setiap permasalahan yang ada dan belajar untuk menuangkannya dalam suatu hasil karya tulis.

13. Guru jarang berkomunikasi dengan siswa secara lebih dekat. Berkunjung ke rumah siswa yang sedang membutuhkan perhatian terutama kepada siswa yang bermasalah di sekolah,barangkali perlu diterapkan sehingga terjalin komunikasi terbuka antara guru dengan siswanya, sehingga guru bisa memahami karakteristik siswa dan siswapun mau terbuka kepada gurunya.

14. Motivasi,memotivasi anak jarang juga dilakukan oleh para guru saat mengakhiri proses pembelajaran, padahal motivasi ini  adalah suatu dorongan positif untuk memberikan kekuatn terhadap seseorang, misalnya guru memberikan motivasi kepada siswa didiknya untuk belajar lebih giat lagi dalam persiapan menghadapai UN.Memberikan semangat belajar kepada siswa,salah satu cara untuk menuju kesukasesan terus belajar dari sekolah,pengalaman maupun  kehidupan , dengan belajar sesorang dapat mengembangakan kemampuan dirinya lebih baik,serta menguasai ahli dalam satu bidang. Belajar dapat menjadi jembatan menuju kesusksesan, masih ada banyak orang yang malas untuk belajar. Alasannya adalah seorang sesorang harus mengorbankan waktu, pikiran, focus, hingga uang untuk  mencapai kesuksesam belajar.Belajar lah seolah engkau hidup selamanya “(Mahatma gandhi).

Demikian semoga bermanfaat.

sumber gambar : https://4.bp.blogspot.com/-b5HznKGfDwk/W1WIWj_S8JI/AAAAAAAAAiE/bLbKCNMHiywGbtjH4M51vbokI1NoG355gCLcBGAs/w1200-h630-p-k-no-nu/kesalahan.jpg

Penulis : M. Noor (Pengawas Madrasah Batola)
Editor / Redaktur : rajudin

Kerugian guru tidak menggunakan media pembelajaran

Era digital telah membawa dampak yang cukup besar dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat seolah-olah dipaksa untuk “bermigrasi” dari cara manual ke media digital dalam menjalani kehidupan mereka, salah satunya adalah dalam sektor pendidikan. Pembelajaran berbasis digital atau lebih dikenal dengan e-learning semakin banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Jika infrastrukturnya memadai, penerapan e-learning dapat menjadi suatu metode pembelajaran yang hemat sumber daya. Selain itu, penerapan e-learning juga dapat membangun rasa percaya diri dan kemandirian masyarakat.

Di tengah merebaknya wabah COVID-19 belakangan ini, menerapkan pembelajaran berbasis digital atau e-learning sangat bermanfaat untuk melindungi peserta didik dari penyebaran virus COVID-19. Apalagi pemerintah sudah mengimbau agar masyarakat dapat beraktivitas di rumah sebagai upaya physical distancing atau menjaga jarak fisik untuk menekan penyebaran virus. Namun, tidak seperti namanya yang terdengar canggih, penerapan e-learning juga mempunyai kelebihan dan kekurangan lho.

Kelebihan penerapan e-learning:

1. Dapat diakses dengan mudah

Cukup menggunakan smartphone atau perangkat teknologi lain seperti laptop yang terhubung dengan internet Anda sudah bisa mengakses materi yang ingin dipelajari. Dengan menerapkan e-learning Anda dapat melakukan kegiatan pembelajaran di mana saja, kapan saja.

2. Biaya lebih terjangkau

Tentunya, kita semua ingin menambah ilmu pengetahuan tanpa kendala keuangan. Dengan bermodalkan paket data internet, Anda dapat mengakses berbagai materi pembelajaran tanpa khawatir ketinggalan pelajaran apabila tidak hadir. Disarankan Anda mendaftar member dalam e-learning karena biaya member lebih murah dibandingkan mengikuti les atau kursus di lembaga pembelajaran.

3. Waktu belajar fleksibel

Biasanya kebanyakan orang yang ingin belajar lagi tidak memiliki waktu yang cukup. Salah satu alasannya mungkin karena waktu Anda sudah digunakan untuk bekerja. Pembelajaran berbasis digital atau e-learning ini adalah solusinya. Waktu untuk belajar bisa dilakukan kapan saja tanpa terikat dengan jam belajar.

4.  Wawasan yang luas

Dengan menerapkan e-learning, tentunya Anda akan menemukan banyak hal yang semula belum Anda ketahui. Hal ini disebabkan beberapa materi pelajaran yang tersedia pada e-learning belum tersedia dalam media cetak seperti buku yang sering digunakan dalam metode belajar-mengajar konvensional. Berbeda dengan pembelajaran melalui tatap muka yang dilakukan dengan membaca buku.

Kekurangan penerapan e-learning:

1. Keterbatasan akses internet

Salah satu kekurangan metode pembelajaran e-learning adalah terbatasnya akses internet. Jika Anda berada di daerah yang tidak mendapatkan jangkauan internet stabil, maka akan sulit bagi Anda untuk mengakses layanan e-learning. Hal ini tentunya masih banyak terjadi di Indonesia mengingat beberapa daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) masih belum terjangkau akses internet. Selain itu, harga pemakaian data internet juga masih dirasa cukup mahal untuk beberapa kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini menyebabkan kemampuan untuk memanfaatkan e-learning masih dianggap sebagai suatu keistimewaan.

2. Berkurangnya interaksi dengan pengajar

Beberapa metode pembelajaran e-learning bersifat satu arah. Hal tersebut menyebabkan interaksi pengajar dan siswa menjadi berkurang sehingga akan sulit bagi Anda untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai materi yang sukar dipahami.

3. Pemahaman terhadap materi

Materi yang diajarkan dalam e-learning direspon berdasarkan tingkat pemahaman yang berbeda-beda, tergantung kepada kemampuan si pengguna. Beberapa orang mungkin dapat menangkap materi dengan lebih cepat hanya dengan membaca, namun ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama sampai benar-benar paham. Bahkan ada juga yang membutuhkan penjelasan dari orang lain agar dapat memahami materi yang dipelajari.

4. Minimnya Pengawasan dalam Belajar

Kurangnya pengawasan dalam melakukan pembelajaran secara daring membuat pengguna e-learning kadang kehilangan fokus. Dengan adanya kemudahan akses, beberapa pengguna cenderung menunda-nunda waktu belajar. Perlu kesadaran diri sendiri agar proses belajar dengan metode daring menjadi terarah dan mencapai tujuan. Stay healthy and always keep our spirit up!