Keputihan berwarna coklat pada anak 13 tahun

Keputihan berwarna coklat pada anak 13 tahun
Keputihan berwarna coklat pada anak 13 tahun

Pada perkembangan remaja, anak mulai memasuki masa puber. Selain menstruasi, di masa ini anak remaja juga mulai mengalami keputihan. Sebagai orangtua, berikan anak informasi akurat seputar tanda, penyebab, hingga cara mencegah keputihan tidak normal.

Keputihan adalah kombinasi cairan dan sel yang keluar melalui vagina.

Anda bisa memberitahu anak bahwa keputihan yang normal bermanfaat untuk membantu menjaga jaringan vagina agar tetap sehat.

Tidak hanya itu saja, keputihan yang keluar juga dapat melindungi vagina agar terhindar dari infeksi juga iritasi.

Perlu pula diketahui anak apabila jumlah, warna, serta konsistensi keputihan normal juga bervariasi.

Sebagai contoh, keputihan bisa terlihat bening berair hingga lengket. Ini tergantung dengan bagaimana siklus menstruasi anak.

Bisa dikatakan bahwa selain menstruasi, keputihan merupakan alah satu kondisi normal yang dialami remaja perempuan pada masa puber.

Ciri keputihan yang normal

Tekstur dan warna keputihan tidak selalu sama. Namun, orangtua juga perlu mengetahui bagaimana tanda keputihan yang normal.

Berikut ciri-ciri atau tanda keputihan dikutip dari Kids Health, yaitu:

  • Teksturnya lengket dan elastis
  • Bisa terlihat tipis atau tebal,
  • Berwarna putih, putih pucat, atau bening
  • Tidak berbau

Pada beberapa anak perempuan yang sedang puber, keputihan terkadang keluar dalam jumlah banyak maupun sedikit.

Asalkan ciri-cirinya masih sesuai dengan yang telah disebutkan, sampaikan pada anak bahwa ia tidak perlu khawatir.

Selain tanda dan ciri yang sudah disebutkan, anak remaja Anda mungkin akan mengalami keputihan berwarna cokelat setiap selesai menstruasi,

Tidak perlu khawatir karena ini merupakan cara tubuh membersihkan area vagina.

Ciri keputihan tidak normal pada remaja

Tidak hanya orang dewasa, anak remaja pun mempunyai kemungkinan mengalami keputihan abnormal. Sebagai contoh, adanya bau tidak sedap hingga perubahan warna.

Berikut beberapa ciri dan tanda keputihan yang tidak normal pada remaja, seperti:

  • Keputihan disertai rasa gatal hingga kemerahan.
  • Muncul bau tidak sedap.
  • Warna keputihan berubah menjadi kuning kehijauan.
  • Perubahan tekstur seperti keju cottage atau berbusa.
  • Muncul bercak darah tetapi belum masuk siklus menstruasi.
  • Rasa tidak nyaman atau sakit pada vagina.
  • Sakit di bagian perut hingga berat badan yang menurun
  • Keputihan yang tidak biasa disertai dengan demam.

Apabila anak mengalami satu atau lebih keputihan dengan kondisi yang sudah disebutkan, tidak ada salahnya berkonsultasi ke dokter.

Apa penyebab munculnya keputihan yang tidak normal?

Sebagian besar penyebab keputihan tidak normal baik pada remaja maupun orang dewasa adalah karena infeksi jamur atau bakteri.

Salah satunya adalah bakteri vaginosis yang merupakan peradangan vagina akibat pertumbuhan bakteri secara berlebih.

Hal ini bisa mengganggu keseimbangan alami dari vagina sehingga muncul keputihan yang tidak normal pada anak remaja Anda.

Sementara infeksi jamur di area vagina juga biasa disebut sebagai kandidiasis vulvovaginal. Ini merupakan penyebab keputihan yang umum terjadi pada 75% remaja.

Tidak hanya karena infeksi jamur atau bakteri, berikut beberapa hal yang menjadi penyebab keputihan tidak normal lainnya, seperti:

Bisa dikatakan bahwa keputihan tidak normal pada remaja juga bisa terjadi akibat bakteri yang ditularkan melalui hubungan seksual.

Maka dari itu, Anda sebagai orangtua sebaiknya sudah menjelaskan mengenai edukasi seks sejak dini agar ia lebih berhati-hati dan bertanggung jawab dengan tubuhnya.

Cara mencegah keputihan tidak normal pada remaja

Selain memberikan penjelasan mengenai keputihan, Anda sebagai orangtua juga perlu memberikan informasi mengenai perawatan di area vagina.

Hal ini merupakan bentuk pencegahan agar ia terhindar dari infeksi serta keputihan tidak normal.

Beberapa tindakan pencegahan yang bisa dilakukan anak, adalah:

  • Membersihkan vagina dari depan ke belakang untuk mencegah penyebaran kuman serta bakteri.
  • Menghindari penggunaan sabun yang wangi agar tidak terjadi iritasi serta infeksi.
  • Menjaga kebersihan area vagina dengan baik dan benar.
  • Menggunakan celana dalam dengan bahan yang nyaman seperti katun dan tidak terlalu ketat.
  • Apabila celana dalam menjadi lembap, segera ganti agar vagina tetap kering.

Saat mengalami infeksi atau keputihan tidak biasa, biasanya dokter akan memberikan krim atau losion khusus yang disesuaikan dengan penyebabnya.

Selain itu, dokter juga akan memberikan obat alergi untuk meredakan rasa gatal yang mengganggu.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Pada kebanyakan kasus, keputihan berwarna cokelat adalah hal yang normal. Hal itu disebabkan karena adanya sedikit perdarahan dan darah yang keluar sudah mengalami oksidasi. Namun, keputihan berwarna cokelat juga bisa menjadi pertanda kondisi kesehatan tertentu bila disertai gejala lain.

Halodoc, Jakarta – Keluarnya cairan berwarna putih dari vagina atau yang dikenal juga dengan keputihan merupakan hal yang normal bagi wanita. Nyatanya, keputihan bermanfaat untuk menjaga vagina dan saluran reproduksi tetap bersih dan sehat.

Namun, menemukan adanya perubahan pada cairan yang keluar dari vagina tersebut mungkin akan membuat kamu khawatir. Misalnya, keputihan yang keluar berwarna cokelat. Padahal keputihan yang normal adalah berwarna bening atau putih susu. Lantas, berbahayakah keputihan berwarna cokelat? 

Kebanyakan Keputihan Berwarna Cokelat adalah Hal Normal

Meskipun terlihat mengkhawatirkan, tetapi keputihan cokelat biasanya benar-benar normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Kamu mungkin bisa mengalami kondisi tersebut sebelum atau sesudah menstruasi.

Sebelum menstruasi, keluarnya cairan berwarna coklat bisa disebabkan oleh sedikit perdarahan, karena itu aliran darah yang keluar sangat ringan. Darah membutuhkan waktu untuk mengalir dari leher rahim. Nah, selama waktu tersebut darah mengalami oksidasi dan menyebabkannya berubah warna menjadi cokelat saat keluar ke pakaian dalam kamu. 

Begitu juga dengan keputihan coklat setelah menstruasi. Pada kebanyakan kasus, hal itu hanya disebabkan oleh darah yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dikeluarkan.  

Bila kamu mengalami bercak di antara periode menstruasi, hal itu karena darah bisa bercampur dengan keputihan kamu yang biasa, sehingga menghasilkan konsistensi coklat dan kental seperti karet. Semua itu adalah normal. 

Berbagai Penyebab Keputihan Cokelat

Ada banyak kemungkinan penyebab keputihan berwarna cokelat. Pada kebanyakan kasus, hal itu memang tidak perlu dikhawatirkan. Namun, keputihan cokelat juga bisa mengindikasikan kemungkinan masalah kesehatan bila disertai dengan gejala lain.

Berikut berbagai penyebab keputihan cokelat:

Keputihan cokelat kadang-kadang bisa menjadi pertanda terjadinya ketidakseimbangan hormon. 

Estrogen adalah hormon yang membantu menstabilkan lapisan endometrium (rahim). Bila kamu memiliki terlalu sedikit hormon estrogen, lapisan tersebut bisa rusak pada titik yang berbeda sepanjang siklus menstruasi kamu. Akibatnya, kamu mungkin akan mengalami bercak berwarna cokelat atau perdarahan abnormal lainnya.

Rendahnya hormon estrogen bisa disebabkan oleh insomnia, perubahan suasana hati atau depresi, infeksi saluran kemih, dan penambahan berat badan.

Beberapa metode kontrasepsi, seperti IUD atau implan melepaskan hormon progestin ke dalam tubuh untuk mencegah kamu hamil. Nah, saat tubuh kamu menyesuaikan diri dengan bentuk alat kontrasepsi, kamu mungkin akan mengalami efek samping, seperti menstruasi tidak teratur, bercak, perdarahan, dan keputihan cokelat.

  • Infeksi Menular Seksual (IMS)

Beberapa IMS, seperti klamidia atau gonore, bisa menyebabkan keluarnya cairan berwarna cokelat atau bercak ketika kamu tidak sedang menstruasi. Gejala lain yang juga bisa muncul, antara lain keputihan dengan bau tidak sedap, nyeri saat berhubungan seks, dan sensasi terbakar ketika buang air kecil.

Penyakit radang panggul adalah infeksi pada leher rahim dan rahim yang terkadang bisa menyebabkan keputihan cokelat. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh IMS yang tidak diobati. Gejala penyakit radang panggul lainnya, antara lain nyeri di perut bagian bawah dan panggul, nyeri saat berhubungan seks, demam, dan buang air kecil terasa menyakitkan.

  • Polycystic ovary syndrome (PCOS)

PCOS adalah kondisi hormonal yang cukup umum terjadi pada wanita usia reproduksi. Wanita dengan PCOS memiliki ketidakseimbangan hormon produksi yang mengakibatkan menstruasi mereka tidak teratur atau terlewat. Nah, salah satu gejala PCOS adalah keluarnya keputihan cokelat alih-alih menstruasi. 

Ini adalah kondisi kronis yang terjadi ketika jaringan yang biasanya di lapisan rahim kamu mulai tumbuh di daerah lain, seperti ovarium, saluran tuba, atau usus. Bila kamu mengalami endometriosis, kamu mungkin akan mengalami pendarahan yang tidak teratur dan menstruasi yang berat, dan kadang-kadang keluarnya cairan berwarna coklat dari pendarahan internal yang berhubungan dengan kondisi kamu.

Pada kasus yang sangat jarang terjadi, keputihan cokelat bisa menjadi tanda kanker serviks bila disertai dengan gejala, seperti hubungan seksual yang menyakitkan, menstruasi yang berat atau berkepanjangan, perdarahan di antara periode, penurunan berat badan yang tidak biasa, atau kelemahan.

Kapan Harus ke Dokter?

Keputihan coklat menjelang atau setelah siklus menstruasi mungkin masih normal, tetapi pastikan untuk mencatat gejala lain yang kamu alami.

Bila kamu mengalami perubahan keputihan selama kehamilan atau mengalami gejala lain, seperti gatal pada vagina, nyeri, bau menyengat, atau perubahan siklus menstruasi, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. 

Untuk cek obat-obatan yang kamu butuhkan, kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc. Tidak perlu repot keluar rumah, order saja lewat aplikasi dan pesanan obatmu akan diantar dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya sekarang juga di Apps Store dan Google Play.

Referensi:
K Health. Diakses pada 2021. Brown Discharge: Causes and When to See a Doctor.
Healthline. Diakses pada 2021. What Causes Brown Vaginal Discharge and How Is It Treated?