Karya seni lukis berupa lukisan pada dinding gua dianggap paling tua, karya ini terdapat pada zaman

Lukisan goa tertua dunia ada di Sulawesi Adapun, lokasi lukisan goa tertua di dunia itu tepatnya ada di Goa Leang Tedongnge, kawasan karst atau kapur, Maros, Sulawesi Selatan. Diberitakan Kompas.com, Kamis (14/1/2021), lukisan dengan gambar babi hutan endemik Pulau Sulawesi itu telah berusia setidaknya 45.500 tahun.

Dimana letak lukisan gua yang diperkirakan tertua di dunia dan berada di Indonesia?

Lukisan Gua Tertua di Dunia Ditemukan di Indonesia, Ini Gambarnya. Para peneliti dari Australia dan Indonesia menemukan lukisan gua tertua di dunia yang bergambar babi kutil di dinding gua Leang Tedongnge di selatan pulau Sulawesi. Lukisan tersebut diperkirakan berumur setidaknya 45.500 tahun.

Dimanakah lukisan gua prasejarah ditemukan?

KOMPAS.com- Lukisan goa tertua di dunia yang ditemukan di Sulawesi diyakini berusia 45.500 tahun yang lalu. Penemuan gambar cadas tersebut memberikan pemahaman tentang sejarah migrasi manusia purba modern (Homo sapiens) di Nusantara, Indonesia.

Pada tahun berapakah lukisan Leang Leang ditemukan?

Leang-leang merupakan bagian dari ratusan gua-gua prasejarah yang ada di kawasan perbukitan karst Maros-Pangkep. Dua arkeolog berkebangsaan Belanda adalah yang pertama menemukan lukisan-lukisan dinding di Gua Pettae dan Petta Kere pada tahun 1950.

Bangsa yang meninggalkan kebudayaan karya karya seni paling tua di dunia bangsa apa *?

Mesir merupakan bangsa yang mempunyai peninggalan kebudayaan tertua di dunia (sejak 3400 SM).

Berapa umur karya seni manusia paling awal diketahui?

Karya Seni Tertua di Dunia Ditemukan di Gua Indonesia, dari 44.000 Tahun Silam.

Sebutkan lima langkah dalam melukis?

Proses atau langkah dalam melukis antara lain sebagai berikut:

  • Memunculkan Gagasan. Untuk memunculkan gagasan kreatif, bisa didapatkan dari apa yang kita lihat di sekeliling kita misalnya dengan:
  • d.
  • Membuat Sketsa.
  • Menentukan Media Berkarya (Bahan dan Alat)
  • Menentukan Teknik.
  • Mewarnai dan Menyempurnakan Lukisan.

Sebutkan apa saja tema dalam seni lukis?

Secara umum, dapat dikatakan terdapat 6 tema dalam seni lukis, yaitu:

  • Hubungan antara manusia dengan dirinya.
  • 3. Hubungan antara Manusia dengan Alam Sekitarnya.
  • 4. Hubungan antara Manusia dengan Benda.
  • Hubungan antara Manusia dengan Aktifitasnya.
  • 6. Hubungan antara Manusia dengan Alam Khayal.
  • 2 Hubungan antara Manusia.

Lukisan gua di zaman apa?

Salah satu peninggalan manusia purba adalah lukisan pada dinding gua. Ini diperkirakan pada zaman Mesolitikum.

Apa itu lukisan prasejarah?

Lukisan prasejarah atau praaksara yang berupa lukisan pada dinding gua merupakan salah satu hasil kebudayaan manusia masa praaksara yang hidup pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Pada masa itu manusia bertempat tinggal digua-gua alami yang dalam atau gua-gua paying atau gua dangkal (Ceruk).

Berapa umur karya seni manusia yg paling awal di ketahui?

Apa tujuan utama seni lukis zaman nenek moyang seperti karya di gua leang leang Sulawesi Selatan?

Gua Leang-leang di kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Mereka mempercayai bahwa lukisan cap tangan dilukiskan pada gua tersebut mengandung simbol kekuatan pelindung dari nenek moyang untuk mencegah roh jahat merasuki manusia.

Mengapa lukisan gua pertama kali dibuat?

Selama milenia awal ketika lukisan gua pertama kali dibuat, seperti pada gua Chauvet Pon’t de-Arc di Perancis yang dianggap paling hebat adalah hewan – hewan yang sudah lama punah seperti singa gua, mammoth, badak purba dan beruang gua.

Peneliti dari Universitas Paris mempelajari lukisan kuno di gua Niaux dan Le Portel di Ariege, Perancis Selatan dan menemukan bagian yang paling akustik dalam gua tersebut, dimana suara paling bergema atau memantul dengan baik seringkali merupakan tempat yang terdapat lukisan kuno.

Apakah lukisan yang terdapat di gua-gua?

Sebagaimana telah disebut pada bagian atas bahwa lukisan yang terdapat pada dinding gua-gua di Sulawesi Selatan tidak hanya cap tangan. Namun, yang sangat menarik perhatian para peneliti prasejarah adalah cap tangan. Kosasih mengatakan bahwa tujuan pembuatan lukisan itu ada kaitannya dengan kepercayaan mereka (bersifat religius).

Bagaimana usia lukisan di gua?

Para peneliti menyimpulkan bahwa seni di dalam gua itu dikembangkan secara lokal di Kalimantan antara sekitar 52.000 dan 40.000 tahun yang lalu. Tahap kedua lukisan di gua ditandai dengan penggunaan cat berwarna ungu, dan diperkirakan usianya antara 16.000 dan 21.000 tahun lalu. Fase ini mencakup beberapa penggambaran wujud nyata manusia.

Karya seni lukis berupa lukisan pada dinding gua dianggap paling tua, karya ini terdapat pada zaman

salah satu lukisan goa yang berada dimaluku

Lukisan Goa adalah lukisan yang terdapat di dinding goa atau tembok tebing yang dibuat susunan oleh orang-orang purba sebagai medium untuk menyampaikan pesan atau catatan-catatan peristiwa. Susunan visual yang terdapat di dinding-dinding goa sebagai peralatan komunikasi antar manusia zaman dahulu[1].

Sejarah Lukisan Goa

Lukisan goa yang ditemukan di goa El Castillo Cantabria Spanyol tujuan yang tepat dari paleolithic lukisan goa tidak diketahui. Bukti menunjukkan bahwa mereka tidak hanya dekorasi ruang tamu, karena gua di mana mereka telah ditemukan tidak memiliki tanda-tanda tempat tinggal yang masih berlanjut. Mereka juga sering berada di daerah gua yang tidak mudah diakses. Beberapa teori percaya bahwa lukisan gua mungkin cara mengadakan komunikasi dengan orang lain, sedangkan teori lain menganggap tujuan keagamaan atau seremonial kepada mereka. Tema yang sangat umum dalam lukisan gua adalah hewan liar yang akbar, seperti bison, kuda, aurochs, dan rusa, dan menjiplak tangan manusia serta pola-pola niskala, yang dikata galur-salju jari. Spesies sangat sering ditemukan yang cocok untuk berburu oleh manusia, tetapi belum tentu mangsa yang sebenarnya khas ditemukan dalam deposit terkait tulang, contohnya pelukis dari Lascaux telah terutama meninggalkan tulang rusa, tetapi spesies ini tidak muncul sama sekali dalam gua lukisan, di mana spesies kuda adalah yang sangat umum. Gambar manusia yang langka dan biasanya skematik daripada gambar yang lebih rinci dan naturalistik dari subyek hewan. Satu penjelasan untuk ini mungkin bahwa lukisan realistis susunan manusia [2]. Pigmen yang dipakai meliputi oker merah dan kuning, hematit, oksida mangan dan arang. Kadang-kadang siluet hewan itu menorehkan batu pertama, dan dalam beberapa gua semua atau banyak gambar hanya terukir dalam mode ini, membawa mereka lebih kurang keluar dari definisi yang ketat dari lukisan gua. Demikian pula, hewan akbar juga mata pelajaran yang sangat umum dalam tulang diukir dan terukir banyak kecil atau gading, lebih jarang batu, potongan yang berasal dari periode yang sama. Tetapi ini termasuk kelompok patung-patung Venus, yang tidak memiliki setara nyata dalam lukisan gua

Lukisan Goa di Indonesia

  • Lukisan Gua Sulawesi Tenggara

Kekayaan dunia lain yang terdapat di Sulawesi, khususnya Sulawesi Tenggara adalah lukisan gua. Lukisan gua dan ceruk di Sulawesi Tenggra terdapat di Mentanduro, La Kabori, Kolumbo, Toko, dan wa Bose, sedangkan ceruk-ceruknya adalah La Sabo, Tangga Ara, La Nasrofa, dan Ida Malangi. Semua peninggalan ini terdapat di lebih kurang kawasan perladangan Liabalano, Kampung Mabolu, Desa Bolo, Kecamatan Kotobu. Kompleks seni cadas di Pulau Muna lebih kurangnya menunjukan tingkat perbedaan yang signifikan, tidak saja perihal teknik penggambaran serta warna yang dipakai, tetapi juga polanya yang bervariasi. Lukisan gua yang terdapat di Pulau Muna memiliki warna coklat yang terbuat dari tanah liat. Hal yang menarik dari lukisan yang terdapat di Pulau Muna adalah tidak diketemukan pola cap tangan sebagaimana lukisan-lukisan yang lainnya.

Orang yang dianggap mencatat lukisan prasejarah pertama kali di Papua adalah Johannes Keyts (Seorang pedagang) dalam perjalanan dari Banda ke pantai Nuw Guinea pada tahun 1678. Beliau menempuh sebuah tebing karang di tepi teluk Speelman yang dipenuhi oleh tengkorak, sebuah patung manusia, dan berbagai lukisan pada dinding gua tsb dengan warna merah. Lukisan gua yang berada di kepulauan Papua pada umumnya mirip dengan lukisan-lukisan yang berada di Kepulauaan Kei, meskipun berada beberapa susunan yang berbeda atau khusus. Contohnya di daerah Kokas, Roder menemukan lukisan cap tangan dan kaki dengan latar balik warna merah. Demikian juga hasil penelitian W.J. Cator di daerah Namatone telah menemukan pola yang sama. Susunan lain yang dijumpai pada kedua situs ini adalah pola manusia, ikan, kadal dan perahu dengan pola distilir. Lukisan tangan dan kaki menurut kisah setempat, merupakan kesan jejak nenek moyang mereka ketika memasuki gua yang gelap, dalam melaksanakan perjalanan dari arah timur ke barat. Lukisan yang berada di wilayah Kokas merupakan satu situs kuno yang terkenal di Kokas, lukisan berada di sebuah tebing bebatuan terjal. Oleh warga setempat, tebing bebatuan terjal ini biasa dikata Tapurarang. Di Distrik Kokas kekayaan peninggalan sejak zaman prasejarah ini dapat dijumpai di Andamata, Fior, Forir, Darembang, dan Goras. Bagi warga setempat, lokasi lukisan tebing ini merupakan tempat yang disakralkan. Mereka percaya lukisan ini adalah susunan orang-orang yang dikutuk oleh arwah seorang nenek yang berubah menjadi setan kaborbor atau hantu yang diyakini sebagai penguasa lautan sangat menakutkan. Nenek ini meninggal ketika terjadi musibah yang menenggelamkan perahu yang beliau tumpangi.

Lukisan prasejarah atau praaksara yang berupa lukisan pada dinding gua merupakan salah satu hasil kebudayaan manusia masa praaksara yang hidup pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Pada masa itu manusia bertempat tinggal digua-gua alami yang dalam atau gua-gua paying atau gua dangkal (Ceruk). Lukisan tsb mereka buat pada dinding-dinding gua tempat tinggal mereka, seperti apa yang telah dibahas di atas dan masih banyak lagi yang lainnya [3].

Makna Warna

Penemuan di lima tempat selisih dekar Ramasokat, ditemukan lukisan pada dinding karang yang terdiri dari dua kelompok yang selisih. Pertama, kelompok lukisan dengan warna merah yang sudah rusak, Kedua adalah lukisan berwarna putih dengan kondisi masih berpihak kepada yang benar. Menurut argumen Roder, lukisan ini mengindikasikan bahwa warna ini mengindikasikan tua mudanya lukisan. Roder[4] berpendapat bahwa lukisan yang berwarna merah lebih tua dari lukisan yang berwarna putih. Lukisan-lukisan ini berupa cap tangan, gambar kadal, manusia dengan perisai, dan orang dalam kondisi sikap jongkok sambil mengangkat tangan, yang keseluruhan berwarna merah. Sedangkan lukisan yang berwarna putih adalah lukisan-lukisan yang berupa lukisan burung dan perahu.

Nilai-Nilai

Sebagaimana telah dikata pada anggota atas bahwa lukisan yang terdapat pada dinding gua-gua di Sulawesi Selatan tidak hanya cap tangan. Namun, demikian yang sangat menarik perhatian para peneliti prasejarah adalah cap tangan. Kosasih [5] mengatakan bahwa tujuan pembuatan lukisan itu berada kaitannya dengan kepercayaan mereka (bersifat religius). Artinya, karya seni tsb dibuat susunan tidak terkait langsung dengan tujuan artistik (menambah keindahan suatu objek yang dilukis), tetapi suatu usaha untuk dapat mengadakan komunikasi dengan daya supranatural. Oleh karena itu, para peneliti memperkirakan bahwa ide melukis dinding gua pada awal mulanya merupakan suatu permohonan kepada daya tertentu supaya apa yang dikehendaki dapat tercapai, sesuai dengan apa yang dilukis. Mengenai lukisan cap tangan itu sendiri, Van Heekeren [6] mengatakan bahwa lukisan itu berada hubungannya dengan upacara kematian dan kehidupan di dunia lain (kehidupan setelah mati). Lebih jauh, Van Heekeren , dengan menggunakan studi etnoarchaelogy, mengaitkan selang cap tangan dan religi. Beliau menyatakan bahwa cap tangan menggambarkan suatu perjalanan arwah yang telah meninggal yang masih meraba-raba menuju ke dunia arwah. Selain itu, cap tangan juga merupakan suatu tanda bela sungkawa dari orang-orang yang dekat dengan yang mati. Umumnya lukisan yang berada di dinding gua-gua yang terdapat di Sulawesi Selatan berada pada tempat yang sulit dijangkau oleh tangan manusia (mendekati atap gua), sebagaimana yang terdapat di gua Leang-leang (Kabupaten Maros) dan gua Garunggung (Kabupaten Pangkep).

  • Sympathetic magic, yakni kepercayaan akan beradanya keuatan dalam berburu (hanting magic), dan kepercayaan akan beradanya daya dalam aspek kesuburan (fertility magic). Lukisan yang dapat diamati sesuai Sympathetic Magic yang berada di kepulauan Nodaku adalah lukisan yang berada di Di Kampung Dudumahan, pantai utara Pulau Nuhu Rowa. Salah satu lukisannya dianggap unik adalah pola manusia berjenis kelamin wanita dengan peralatan kelamin mencolok. Dari sini sesuai Sympathetic Magic dapat dipercakapkan mengadakan komunikasi dengan masalah kesuburan. Kesuburuan menjadi salah satu harapan manusia dalam hidupnya, manusia selalu mencari kesuburan berpihak kepada yang benar dari segi dunia maupun kelahiran. Kesuburan ini menjadi salah satu indikator manusia dapat bertahan hidup di dunia.
  • Rites magic yaitu daya gambar-gambar hewan dan manusia dalam satu ritual upacara magis. Berusaha lukisan-lukisan dari rites magic dimana manusia selalu mengadakan ritual-ritual upacara yang mengadakan komunikasi dengan sebuah kepercayaan kepada sang pencipta. Luksian gua yang menggambarkan tentang rites magic terdapat dalam gua Pulau Seram dan Kepulauan Kei, di gua ini banyak gambar-gambar manusia, hewan, matahari dan lain-lain. Pembuatan lukisan ini menunjukan bahwa manusia pada masa itu berusaha untuk menujukan tingkat kecerdasan kemampuan mereka dalam melaksanakan kepercayaannya. Kepercayaan merupakan sebuh dasarnya suatu sikap yang diperlihatkan oleh manusia ketika beliau merasa cukup kenal dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Kepercayaan ini menjadi sebuah landasan manusia untuk menjalankan hidupnya, maka untuk itu manusia pada masa itu berusaha untuk mengabadikan hal-hal yang mengadakan komunikasi dengan sebuah kepercayaan warga.

Semua yang digambarkan dalam lukisan gua pada masa prasejarah merupakan sebuah susunan refleksi dari kehidupan yang di jalani pada masanya. Kehidupan mereka selalu tergantung pada dunia dan dunia merupakan tempat bagi mereka untuk menggantukan hidupnya. Gua sebagai tempat mereka berteduh dan beristirahat atau sebagai tempat tinggal dibuat susunan sebagai sebuah sebagai salah satu tempat untuk mengekpresikan perjalanan hidup. Lukisan ini merupakan sebuah perwakilan kata-kata manusia pada masa itu yang bersedia disampaikan kepada segenap warganya dan berakhir menjadi bukti bagi manusia sekarang untuk mempelajarinya sekaligus merupakan inspirasi bagi seniman-seniman lukis untuk menciptakan sebuah karya lukisan dalam susunan dan bahan yang berbeda.

Referensi

  1. ^ http://uun-halimah.blogspot.com/2008/05/lukisan-cap-tangan-pada-dinding-dinding.html
  2. ^ Schiller, Ronald.1972. Reader's Digest: Marvels and Mysteries of The World Around Us. The Reader's Digest Association
  3. ^ Kosasih, S.A. (1983). Lukisan Gua di Indonesia sebagai Data Sumber Penelitian arkeologi”, Pertemuan Ilmiah Arkeologi III. Jakarta, hal 158-175
  4. ^ Poesponegro, marwati Djoened. (2008). Sejarah Nasional Indonesia I “Zaman Prasejarah di Indonesia“. Jakarta: Balai Pustaka
  5. ^ Kosasih, S.A. (1983). Lukisan Gua di Indonesia sebagai Data Sumber Penelitian arkeologi”, Pertemuan Ilmiah Arkeologi III. Jakarta
  6. ^ http://orlabs.oclc.org/identities/np-heekeren,%20h%20r%20van$hendrik%20robbert$1902

edunitas.com


Page 2

Karya seni lukis berupa lukisan pada dinding gua dianggap paling tua, karya ini terdapat pada zaman

salah satu lukisan goa yang berada dimaluku

Lukisan Goa adalah lukisan yang terdapat di dinding goa atau tembok tebing yang dibuat susunan oleh orang-orang purba sebagai medium untuk menyampaikan pesan atau catatan-catatan peristiwa. Susunan visual yang terdapat di dinding-dinding goa sebagai peralatan komunikasi antar manusia zaman dahulu[1].

Sejarah Lukisan Goa

Lukisan goa yang ditemukan di goa El Castillo Cantabria Spanyol tujuan yang tepat dari paleolithic lukisan goa tidak diketahui. Bukti menunjukkan bahwa mereka tidak hanya dekorasi ruang tamu, karena gua di mana mereka telah ditemukan tidak memiliki tanda-tanda tempat tinggal yang masih berlanjut. Mereka juga sering berada di daerah gua yang tidak mudah diakses. Beberapa teori percaya bahwa lukisan gua mungkin cara mengadakan komunikasi dengan orang lain, sedangkan teori lain menganggap tujuan keagamaan atau seremonial kepada mereka. Tema yang sangat umum dalam lukisan gua adalah hewan liar yang akbar, seperti bison, kuda, aurochs, dan rusa, dan menjiplak tangan manusia serta pola-pola niskala, yang dikata galur-salju jari. Spesies sangat sering ditemukan yang cocok untuk berburu oleh manusia, tetapi belum tentu mangsa yang sebenarnya khas ditemukan dalam deposit terkait tulang, contohnya pelukis dari Lascaux telah terutama meninggalkan tulang rusa, tetapi spesies ini tidak muncul sama sekali dalam gua lukisan, di mana spesies kuda adalah yang sangat umum. Gambar manusia yang langka dan biasanya skematik daripada gambar yang lebih rinci dan naturalistik dari subyek hewan. Satu penjelasan untuk ini mungkin bahwa lukisan realistis susunan manusia [2]. Pigmen yang dipakai meliputi oker merah dan kuning, hematit, oksida mangan dan arang. Kadang-kadang siluet hewan itu menorehkan batu pertama, dan dalam beberapa gua semua atau banyak gambar hanya terukir dalam mode ini, membawa mereka lebih kurang keluar dari definisi yang ketat dari lukisan gua. Demikian pula, hewan akbar juga mata pelajaran yang sangat umum dalam tulang diukir dan terukir banyak kecil atau gading, lebih jarang batu, potongan yang berasal dari periode yang sama. Tapi ini termasuk kelompok patung-patung Venus, yang tidak memiliki setara nyata dalam lukisan gua

Lukisan Goa di Indonesia

  • Lukisan Gua Sulawesi Tenggara

Kekayaan dunia lain yang terdapat di Sulawesi, khususnya Sulawesi Tenggara adalah lukisan gua. Lukisan gua dan ceruk di Sulawesi Tenggra terdapat di Mentanduro, La Kabori, Kolumbo, Toko, dan wa Bose, sedangkan ceruk-ceruknya adalah La Sabo, Tangga Ara, La Nasrofa, dan Ida Malangi. Semua peninggalan ini terdapat di sekitar kawasan perladangan Liabalano, Kampung Mabolu, Desa Bolo, Kecamatan Kotobu. Kompleks seni cadas di Pulau Muna lebih kurangnya menunjukan tingkat perbedaan yang signifikan, tidak saja perihal teknik penggambaran serta warna yang dipakai, tetapi juga polanya yang bervariasi. Lukisan gua yang terdapat di Pulau Muna memiliki warna coklat yang terbuat dari tanah liat. Hal yang menarik dari lukisan yang terdapat di Pulau Muna adalah tidak diketemukan pola cap tangan sebagaimana lukisan-lukisan yang lainnya.

Orang yang dianggap mencatat lukisan prasejarah pertama kali di Papua adalah Johannes Keyts (Seorang pedagang) dalam perjalanan dari Banda ke pantai Nuw Guinea pada tahun 1678. Beliau menempuh sebuah tebing karang di tepi teluk Speelman yang dipenuhi oleh tengkorak, sebuah patung manusia, dan berbagai lukisan pada dinding gua tsb dengan warna merah. Lukisan gua yang berada di kepulauan Papua pada umumnya mirip dengan lukisan-lukisan yang berada di Kepulauaan Kei, meskipun berada beberapa susunan yang berbeda atau khusus. Contohnya di daerah Kokas, Roder menemukan lukisan cap tangan dan kaki dengan latar balik warna merah. Demikian juga hasil penelitian W.J. Cator di daerah Namatone telah menemukan pola yang sama. Susunan lain yang dijumpai pada kedua situs ini adalah pola manusia, ikan, kadal dan perahu dengan pola distilir. Lukisan tangan dan kaki menurut kisah setempat, merupakan kesan jejak nenek moyang mereka ketika memasuki gua yang gelap, dalam melaksanakan perjalanan dari arah timur ke barat. Lukisan yang berada di wilayah Kokas merupakan satu situs kuno yang terkenal di Kokas, lukisan berada di sebuah tebing bebatuan terjal. Oleh warga setempat, tebing bebatuan terjal ini biasa dikata Tapurarang. Di Distrik Kokas kekayaan peninggalan sejak zaman prasejarah ini dapat dijumpai di Andamata, Fior, Forir, Darembang, dan Goras. Bagi warga setempat, lokasi lukisan tebing ini merupakan tempat yang disakralkan. Mereka percaya lukisan ini adalah susunan orang-orang yang dikutuk oleh arwah seorang nenek yang berubah menjadi setan kaborbor atau hantu yang diyakini sebagai penguasa lautan sangat menakutkan. Nenek ini meninggal ketika terjadi musibah yang menenggelamkan perahu yang beliau tumpangi.

Lukisan prasejarah atau praaksara yang berupa lukisan pada dinding gua merupakan salah satu hasil kebudayaan manusia masa praaksara yang hidup pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Pada masa itu manusia bertempat tinggal digua-gua alami yang dalam atau gua-gua paying atau gua dangkal (Ceruk). Lukisan tsb mereka buat pada dinding-dinding gua tempat tinggal mereka, seperti apa yang telah dibahas di atas dan masih banyak lagi yang lainnya [3].

Makna Warna

Penemuan di lima tempat selisih dekar Ramasokat, ditemukan lukisan pada dinding karang yang terdiri dari dua kelompok yang selisih. Pertama, kelompok lukisan dengan warna merah yang sudah rusak, Kedua adalah lukisan berwarna putih dengan kondisi masih berpihak kepada yang benar. Menurut argumen Roder, lukisan ini mengindikasikan bahwa warna ini mengindikasikan tua mudanya lukisan. Roder[4] berpendapat bahwa lukisan yang berwarna merah lebih tua dari lukisan yang berwarna putih. Lukisan-lukisan ini berupa cap tangan, gambar kadal, manusia dengan perisai, dan orang dalam kondisi sikap jongkok sambil mengangkat tangan, yang keseluruhan berwarna merah. Sedangkan lukisan yang berwarna putih adalah lukisan-lukisan yang berupa lukisan burung dan perahu.

Nilai-Nilai

Sebagaimana telah dikata pada anggota atas bahwa lukisan yang terdapat pada dinding gua-gua di Sulawesi Selatan tidak hanya cap tangan. Namun, demikian yang sangat menarik perhatian para peneliti prasejarah adalah cap tangan. Kosasih [5] mengatakan bahwa tujuan pembuatan lukisan itu berada kaitannya dengan kepercayaan mereka (bersifat religius). Artinya, karya seni tsb dibuat susunan tidak terkait langsung dengan tujuan artistik (menambah keindahan suatu objek yang dilukis), tetapi suatu usaha untuk dapat mengadakan komunikasi dengan daya supranatural. Oleh karena itu, para peneliti memperkirakan bahwa ide melukis dinding gua pada awal mulanya merupakan suatu permohonan kepada daya tertentu supaya apa yang dikehendaki dapat tercapai, sesuai dengan apa yang dilukis. Mengenai lukisan cap tangan itu sendiri, Van Heekeren [6] mengatakan bahwa lukisan itu berada hubungannya dengan upacara kematian dan kehidupan di dunia lain (kehidupan setelah mati). Lebih jauh, Van Heekeren , dengan menggunakan studi etnoarchaelogy, mengaitkan selang cap tangan dan religi. Beliau menyatakan bahwa cap tangan menggambarkan suatu perjalanan arwah yang telah meninggal yang masih meraba-raba menuju ke dunia arwah. Selain itu, cap tangan juga merupakan suatu tanda bela sungkawa dari orang-orang yang dekat dengan yang mati. Umumnya lukisan yang berada di dinding gua-gua yang terdapat di Sulawesi Selatan berada pada tempat yang sulit dijangkau oleh tangan manusia (mendekati atap gua), sebagaimana yang terdapat di gua Leang-leang (Kabupaten Maros) dan gua Garunggung (Kabupaten Pangkep).

  • Sympathetic magic, yakni kepercayaan akan beradanya keuatan dalam berburu (hanting magic), dan kepercayaan akan beradanya daya dalam aspek kesuburan (fertility magic). Lukisan yang dapat diamati sesuai Sympathetic Magic yang berada di kepulauan Nodaku adalah lukisan yang berada di Di Kampung Dudumahan, pantai utara Pulau Nuhu Rowa. Salah satu lukisannya dianggap unik adalah pola manusia berjenis kelamin wanita dengan peralatan kelamin mencolok. Dari sini sesuai Sympathetic Magic dapat dipercakapkan mengadakan komunikasi dengan masalah kesuburan. Kesuburuan menjadi salah satu harapan manusia dalam hidupnya, manusia selalu mencari kesuburan berpihak kepada yang benar dari segi dunia maupun kelahiran. Kesuburan ini menjadi salah satu indikator manusia dapat bertahan hidup di dunia.
  • Rites magic yaitu daya gambar-gambar hewan dan manusia dalam satu ritual upacara magis. Berusaha lukisan-lukisan dari rites magic dimana manusia selalu mengadakan ritual-ritual upacara yang mengadakan komunikasi dengan sebuah kepercayaan kepada sang pencipta. Luksian gua yang menggambarkan tentang rites magic terdapat dalam gua Pulau Seram dan Kepulauan Kei, di gua ini banyak gambar-gambar manusia, hewan, matahari dan lain-lain. Pembuatan lukisan ini menunjukan bahwa manusia pada masa itu berusaha untuk menujukan tingkat kecerdasan kemampuan mereka dalam melaksanakan kepercayaannya. Kepercayaan merupakan sebuh dasarnya suatu sikap yang diperlihatkan oleh manusia ketika beliau merasa cukup kenal dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Kepercayaan ini menjadi sebuah landasan manusia untuk menjalankan hidupnya, maka untuk itu manusia pada masa itu berusaha untuk mengabadikan hal-hal yang mengadakan komunikasi dengan sebuah kepercayaan warga.

Semua yang digambarkan dalam lukisan gua pada masa prasejarah merupakan sebuah susunan refleksi dari kehidupan yang di jalani pada masanya. Kehidupan mereka selalu tergantung pada dunia dan dunia merupakan tempat bagi mereka untuk menggantukan hidupnya. Gua sebagai tempat mereka berteduh dan beristirahat atau sebagai tempat tinggal dibuat susunan sebagai sebuah sebagai salah satu tempat untuk mengekpresikan perjalanan hidup. Lukisan ini merupakan sebuah perwakilan kata-kata manusia pada masa itu yang bersedia disampaikan kepada segenap warganya dan berakhir menjadi bukti bagi manusia sekarang untuk mempelajarinya sekaligus merupakan inspirasi bagi seniman-seniman lukis untuk menciptakan sebuah karya lukisan dalam susunan dan bahan yang berbeda.

Referensi

  1. ^ http://uun-halimah.blogspot.com/2008/05/lukisan-cap-tangan-pada-dinding-dinding.html
  2. ^ Schiller, Ronald.1972. Reader's Digest: Marvels and Mysteries of The World Around Us. The Reader's Digest Association
  3. ^ Kosasih, S.A. (1983). Lukisan Gua di Indonesia sebagai Data Sumber Penelitian arkeologi”, Pertemuan Ilmiah Arkeologi III. Jakarta, hal 158-175
  4. ^ Poesponegro, marwati Djoened. (2008). Sejarah Nasional Indonesia I “Zaman Prasejarah di Indonesia“. Jakarta: Balai Pustaka
  5. ^ Kosasih, S.A. (1983). Lukisan Gua di Indonesia sebagai Data Sumber Penelitian arkeologi”, Pertemuan Ilmiah Arkeologi III. Jakarta
  6. ^ http://orlabs.oclc.org/identities/np-heekeren,%20h%20r%20van$hendrik%20robbert$1902

edunitas.com


Page 3

Karya seni lukis berupa lukisan pada dinding gua dianggap paling tua, karya ini terdapat pada zaman

salah satu lukisan goa yang berada dimaluku

Lukisan Goa adalah lukisan yang terdapat di dinding goa atau tembok tebing yang dibuat susunan oleh orang-orang purba sebagai medium untuk menyampaikan pesan atau catatan-catatan peristiwa. Susunan visual yang terdapat di dinding-dinding goa sebagai peralatan komunikasi antar manusia zaman dahulu[1].

Sejarah Lukisan Goa

Lukisan goa yang ditemukan di goa El Castillo Cantabria Spanyol tujuan yang tepat dari paleolithic lukisan goa tidak diketahui. Bukti menunjukkan bahwa mereka tidak hanya dekorasi ruang tamu, karena gua di mana mereka telah ditemukan tidak memiliki tanda-tanda tempat tinggal yang masih berlanjut. Mereka juga sering berada di daerah gua yang tidak mudah diakses. Beberapa teori percaya bahwa lukisan gua mungkin cara mengadakan komunikasi dengan orang lain, sedangkan teori lain menganggap tujuan keagamaan atau seremonial kepada mereka. Tema yang sangat umum dalam lukisan gua adalah hewan liar yang akbar, seperti bison, kuda, aurochs, dan rusa, dan menjiplak tangan manusia serta pola-pola niskala, yang dikata galur-salju jari. Spesies sangat sering ditemukan yang cocok untuk berburu oleh manusia, tetapi belum tentu mangsa yang sebenarnya khas ditemukan dalam deposit terkait tulang, contohnya pelukis dari Lascaux telah terutama meninggalkan tulang rusa, tetapi spesies ini tidak muncul sama sekali dalam gua lukisan, di mana spesies kuda adalah yang sangat umum. Gambar manusia yang langka dan biasanya skematik daripada gambar yang lebih rinci dan naturalistik dari subyek hewan. Satu penjelasan untuk ini mungkin bahwa lukisan realistis susunan manusia [2]. Pigmen yang dipakai meliputi oker merah dan kuning, hematit, oksida mangan dan arang. Kadang-kadang siluet hewan itu menorehkan batu pertama, dan dalam beberapa gua semua atau banyak gambar hanya terukir dalam mode ini, membawa mereka lebih kurang keluar dari definisi yang ketat dari lukisan gua. Demikian pula, hewan akbar juga mata pelajaran yang sangat umum dalam tulang diukir dan terukir banyak kecil atau gading, lebih jarang batu, potongan yang berasal dari periode yang sama. Tapi ini termasuk kelompok patung-patung Venus, yang tidak memiliki setara nyata dalam lukisan gua

Lukisan Goa di Indonesia

  • Lukisan Gua Sulawesi Tenggara

Kekayaan dunia lain yang terdapat di Sulawesi, khususnya Sulawesi Tenggara adalah lukisan gua. Lukisan gua dan ceruk di Sulawesi Tenggra terdapat di Mentanduro, La Kabori, Kolumbo, Toko, dan wa Bose, sedangkan ceruk-ceruknya adalah La Sabo, Tangga Ara, La Nasrofa, dan Ida Malangi. Semua peninggalan ini terdapat di sekitar kawasan perladangan Liabalano, Kampung Mabolu, Desa Bolo, Kecamatan Kotobu. Kompleks seni cadas di Pulau Muna lebih kurangnya menunjukan tingkat perbedaan yang signifikan, tidak saja perihal teknik penggambaran serta warna yang dipakai, tetapi juga polanya yang bervariasi. Lukisan gua yang terdapat di Pulau Muna memiliki warna coklat yang terbuat dari tanah liat. Hal yang menarik dari lukisan yang terdapat di Pulau Muna adalah tidak diketemukan pola cap tangan sebagaimana lukisan-lukisan yang lainnya.

Orang yang dianggap mencatat lukisan prasejarah pertama kali di Papua adalah Johannes Keyts (Seorang pedagang) dalam perjalanan dari Banda ke pantai Nuw Guinea pada tahun 1678. Beliau menempuh sebuah tebing karang di tepi teluk Speelman yang dipenuhi oleh tengkorak, sebuah patung manusia, dan berbagai lukisan pada dinding gua tsb dengan warna merah. Lukisan gua yang berada di kepulauan Papua pada umumnya mirip dengan lukisan-lukisan yang berada di Kepulauaan Kei, meskipun berada beberapa susunan yang berbeda atau khusus. Contohnya di daerah Kokas, Roder menemukan lukisan cap tangan dan kaki dengan latar balik warna merah. Demikian juga hasil penelitian W.J. Cator di daerah Namatone telah menemukan pola yang sama. Susunan lain yang dijumpai pada kedua situs ini adalah pola manusia, ikan, kadal dan perahu dengan pola distilir. Lukisan tangan dan kaki menurut kisah setempat, merupakan kesan jejak nenek moyang mereka ketika memasuki gua yang gelap, dalam melaksanakan perjalanan dari arah timur ke barat. Lukisan yang berada di wilayah Kokas merupakan satu situs kuno yang terkenal di Kokas, lukisan berada di sebuah tebing bebatuan terjal. Oleh warga setempat, tebing bebatuan terjal ini biasa dikata Tapurarang. Di Distrik Kokas kekayaan peninggalan sejak zaman prasejarah ini dapat dijumpai di Andamata, Fior, Forir, Darembang, dan Goras. Bagi warga setempat, lokasi lukisan tebing ini merupakan tempat yang disakralkan. Mereka percaya lukisan ini adalah susunan orang-orang yang dikutuk oleh arwah seorang nenek yang berubah menjadi setan kaborbor atau hantu yang diyakini sebagai penguasa lautan sangat menakutkan. Nenek ini meninggal ketika terjadi musibah yang menenggelamkan perahu yang beliau tumpangi.

Lukisan prasejarah atau praaksara yang berupa lukisan pada dinding gua merupakan salah satu hasil kebudayaan manusia masa praaksara yang hidup pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Pada masa itu manusia bertempat tinggal digua-gua alami yang dalam atau gua-gua paying atau gua dangkal (Ceruk). Lukisan tsb mereka buat pada dinding-dinding gua tempat tinggal mereka, seperti apa yang telah dibahas di atas dan masih banyak lagi yang lainnya [3].

Makna Warna

Penemuan di lima tempat selisih dekar Ramasokat, ditemukan lukisan pada dinding karang yang terdiri dari dua kelompok yang selisih. Pertama, kelompok lukisan dengan warna merah yang sudah rusak, Kedua adalah lukisan berwarna putih dengan kondisi masih berpihak kepada yang benar. Menurut argumen Roder, lukisan ini mengindikasikan bahwa warna ini mengindikasikan tua mudanya lukisan. Roder[4] berpendapat bahwa lukisan yang berwarna merah lebih tua dari lukisan yang berwarna putih. Lukisan-lukisan ini berupa cap tangan, gambar kadal, manusia dengan perisai, dan orang dalam kondisi sikap jongkok sambil mengangkat tangan, yang keseluruhan berwarna merah. Sedangkan lukisan yang berwarna putih adalah lukisan-lukisan yang berupa lukisan burung dan perahu.

Nilai-Nilai

Sebagaimana telah dikata pada anggota atas bahwa lukisan yang terdapat pada dinding gua-gua di Sulawesi Selatan tidak hanya cap tangan. Namun, demikian yang sangat menarik perhatian para peneliti prasejarah adalah cap tangan. Kosasih [5] mengatakan bahwa tujuan pembuatan lukisan itu berada kaitannya dengan kepercayaan mereka (bersifat religius). Artinya, karya seni tsb dibuat susunan tidak terkait langsung dengan tujuan artistik (menambah keindahan suatu objek yang dilukis), tetapi suatu usaha untuk dapat mengadakan komunikasi dengan daya supranatural. Oleh karena itu, para peneliti memperkirakan bahwa ide melukis dinding gua pada awal mulanya merupakan suatu permohonan kepada daya tertentu supaya apa yang dikehendaki dapat tercapai, sesuai dengan apa yang dilukis. Mengenai lukisan cap tangan itu sendiri, Van Heekeren [6] mengatakan bahwa lukisan itu berada hubungannya dengan upacara kematian dan kehidupan di dunia lain (kehidupan setelah mati). Lebih jauh, Van Heekeren , dengan menggunakan studi etnoarchaelogy, mengaitkan selang cap tangan dan religi. Beliau menyatakan bahwa cap tangan menggambarkan suatu perjalanan arwah yang telah meninggal yang masih meraba-raba menuju ke dunia arwah. Selain itu, cap tangan juga merupakan suatu tanda bela sungkawa dari orang-orang yang dekat dengan yang mati. Umumnya lukisan yang berada di dinding gua-gua yang terdapat di Sulawesi Selatan berada pada tempat yang sulit dijangkau oleh tangan manusia (mendekati atap gua), sebagaimana yang terdapat di gua Leang-leang (Kabupaten Maros) dan gua Garunggung (Kabupaten Pangkep).

  • Sympathetic magic, yakni kepercayaan akan beradanya keuatan dalam berburu (hanting magic), dan kepercayaan akan beradanya daya dalam aspek kesuburan (fertility magic). Lukisan yang dapat diamati sesuai Sympathetic Magic yang berada di kepulauan Nodaku adalah lukisan yang berada di Di Kampung Dudumahan, pantai utara Pulau Nuhu Rowa. Salah satu lukisannya dianggap unik adalah pola manusia berjenis kelamin wanita dengan peralatan kelamin mencolok. Dari sini sesuai Sympathetic Magic dapat dipercakapkan mengadakan komunikasi dengan masalah kesuburan. Kesuburuan menjadi salah satu harapan manusia dalam hidupnya, manusia selalu mencari kesuburan berpihak kepada yang benar dari segi dunia maupun kelahiran. Kesuburan ini menjadi salah satu indikator manusia dapat bertahan hidup di dunia.
  • Rites magic yaitu daya gambar-gambar hewan dan manusia dalam satu ritual upacara magis. Berusaha lukisan-lukisan dari rites magic dimana manusia selalu mengadakan ritual-ritual upacara yang mengadakan komunikasi dengan sebuah kepercayaan kepada sang pencipta. Luksian gua yang menggambarkan tentang rites magic terdapat dalam gua Pulau Seram dan Kepulauan Kei, di gua ini banyak gambar-gambar manusia, hewan, matahari dan lain-lain. Pembuatan lukisan ini menunjukan bahwa manusia pada masa itu berusaha untuk menujukan tingkat kecerdasan kemampuan mereka dalam melaksanakan kepercayaannya. Kepercayaan merupakan sebuh dasarnya suatu sikap yang diperlihatkan oleh manusia ketika beliau merasa cukup kenal dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Kepercayaan ini menjadi sebuah landasan manusia untuk menjalankan hidupnya, maka untuk itu manusia pada masa itu berusaha untuk mengabadikan hal-hal yang mengadakan komunikasi dengan sebuah kepercayaan warga.

Semua yang digambarkan dalam lukisan gua pada masa prasejarah merupakan sebuah susunan refleksi dari kehidupan yang di jalani pada masanya. Kehidupan mereka selalu tergantung pada dunia dan dunia merupakan tempat bagi mereka untuk menggantukan hidupnya. Gua sebagai tempat mereka berteduh dan beristirahat atau sebagai tempat tinggal dibuat susunan sebagai sebuah sebagai salah satu tempat untuk mengekpresikan perjalanan hidup. Lukisan ini merupakan sebuah perwakilan kata-kata manusia pada masa itu yang bersedia disampaikan kepada segenap warganya dan berakhir menjadi bukti bagi manusia sekarang untuk mempelajarinya sekaligus merupakan inspirasi bagi seniman-seniman lukis untuk menciptakan sebuah karya lukisan dalam susunan dan bahan yang berbeda.

Referensi

  1. ^ http://uun-halimah.blogspot.com/2008/05/lukisan-cap-tangan-pada-dinding-dinding.html
  2. ^ Schiller, Ronald.1972. Reader's Digest: Marvels and Mysteries of The World Around Us. The Reader's Digest Association
  3. ^ Kosasih, S.A. (1983). Lukisan Gua di Indonesia sebagai Data Sumber Penelitian arkeologi”, Pertemuan Ilmiah Arkeologi III. Jakarta, hal 158-175
  4. ^ Poesponegro, marwati Djoened. (2008). Sejarah Nasional Indonesia I “Zaman Prasejarah di Indonesia“. Jakarta: Balai Pustaka
  5. ^ Kosasih, S.A. (1983). Lukisan Gua di Indonesia sebagai Data Sumber Penelitian arkeologi”, Pertemuan Ilmiah Arkeologi III. Jakarta
  6. ^ http://orlabs.oclc.org/identities/np-heekeren,%20h%20r%20van$hendrik%20robbert$1902

edunitas.com


Page 4

Karya seni lukis berupa lukisan pada dinding gua dianggap paling tua, karya ini terdapat pada zaman

salah satu lukisan goa yang berada dimaluku

Lukisan Goa adalah lukisan yang terdapat di dinding goa atau tembok tebing yang dibuat susunan oleh orang-orang purba sebagai medium untuk menyampaikan pesan atau catatan-catatan peristiwa. Susunan visual yang terdapat di dinding-dinding goa sebagai peralatan komunikasi antar manusia zaman dahulu[1].

Sejarah Lukisan Goa

Lukisan goa yang ditemukan di goa El Castillo Cantabria Spanyol tujuan yang tepat dari paleolithic lukisan goa tidak diketahui. Bukti menunjukkan bahwa mereka tidak hanya dekorasi ruang tamu, karena gua di mana mereka telah ditemukan tidak memiliki tanda-tanda tempat tinggal yang masih berlanjut. Mereka juga sering berada di daerah gua yang tidak mudah diakses. Beberapa teori percaya bahwa lukisan gua mungkin cara mengadakan komunikasi dengan orang lain, sedangkan teori lain menganggap tujuan keagamaan atau seremonial kepada mereka. Tema yang sangat umum dalam lukisan gua adalah hewan liar yang akbar, seperti bison, kuda, aurochs, dan rusa, dan menjiplak tangan manusia serta pola-pola niskala, yang dikata galur-salju jari. Spesies sangat sering ditemukan yang cocok untuk berburu oleh manusia, tetapi belum tentu mangsa yang sebenarnya khas ditemukan dalam deposit terkait tulang, contohnya pelukis dari Lascaux telah terutama meninggalkan tulang rusa, tetapi spesies ini tidak muncul sama sekali dalam gua lukisan, di mana spesies kuda adalah yang sangat umum. Gambar manusia yang langka dan biasanya skematik daripada gambar yang lebih rinci dan naturalistik dari subyek hewan. Satu penjelasan untuk ini mungkin bahwa lukisan realistis susunan manusia [2]. Pigmen yang dipakai meliputi oker merah dan kuning, hematit, oksida mangan dan arang. Kadang-kadang siluet hewan itu menorehkan batu pertama, dan dalam beberapa gua semua atau banyak gambar hanya terukir dalam mode ini, membawa mereka lebih kurang keluar dari definisi yang ketat dari lukisan gua. Demikian pula, hewan akbar juga mata pelajaran yang sangat umum dalam tulang diukir dan terukir banyak kecil atau gading, lebih jarang batu, potongan yang berasal dari periode yang sama. Tapi ini termasuk kelompok patung-patung Venus, yang tidak memiliki setara nyata dalam lukisan gua

Lukisan Goa di Indonesia

  • Lukisan Gua Sulawesi Tenggara

Kekayaan dunia lain yang terdapat di Sulawesi, khususnya Sulawesi Tenggara adalah lukisan gua. Lukisan gua dan ceruk di Sulawesi Tenggra terdapat di Mentanduro, La Kabori, Kolumbo, Toko, dan wa Bose, sedangkan ceruk-ceruknya adalah La Sabo, Tangga Ara, La Nasrofa, dan Ida Malangi. Semua peninggalan ini terdapat di sekitar kawasan perladangan Liabalano, Kampung Mabolu, Desa Bolo, Kecamatan Kotobu. Kompleks seni cadas di Pulau Muna lebih kurangnya menunjukan tingkat perbedaan yang signifikan, tidak saja perihal teknik penggambaran serta warna yang dipakai, tetapi juga polanya yang bervariasi. Lukisan gua yang terdapat di Pulau Muna memiliki warna coklat yang terbuat dari tanah liat. Hal yang menarik dari lukisan yang terdapat di Pulau Muna adalah tidak diketemukan pola cap tangan sebagaimana lukisan-lukisan yang lainnya.

Orang yang dianggap mencatat lukisan prasejarah pertama kali di Papua adalah Johannes Keyts (Seorang pedagang) dalam perjalanan dari Banda ke pantai Nuw Guinea pada tahun 1678. Beliau menempuh sebuah tebing karang di tepi teluk Speelman yang dipenuhi oleh tengkorak, sebuah patung manusia, dan berbagai lukisan pada dinding gua tsb dengan warna merah. Lukisan gua yang berada di kepulauan Papua pada umumnya mirip dengan lukisan-lukisan yang berada di Kepulauaan Kei, meskipun berada beberapa susunan yang berbeda atau khusus. Contohnya di daerah Kokas, Roder menemukan lukisan cap tangan dan kaki dengan latar balik warna merah. Demikian juga hasil penelitian W.J. Cator di daerah Namatone telah menemukan pola yang sama. Susunan lain yang dijumpai pada kedua situs ini adalah pola manusia, ikan, kadal dan perahu dengan pola distilir. Lukisan tangan dan kaki menurut kisah setempat, merupakan kesan jejak nenek moyang mereka ketika memasuki gua yang gelap, dalam melaksanakan perjalanan dari arah timur ke barat. Lukisan yang berada di wilayah Kokas merupakan satu situs kuno yang terkenal di Kokas, lukisan berada di sebuah tebing bebatuan terjal. Oleh warga setempat, tebing bebatuan terjal ini biasa dikata Tapurarang. Di Distrik Kokas kekayaan peninggalan sejak zaman prasejarah ini dapat dijumpai di Andamata, Fior, Forir, Darembang, dan Goras. Bagi warga setempat, lokasi lukisan tebing ini merupakan tempat yang disakralkan. Mereka percaya lukisan ini adalah susunan orang-orang yang dikutuk oleh arwah seorang nenek yang berubah menjadi setan kaborbor atau hantu yang diyakini sebagai penguasa lautan sangat menakutkan. Nenek ini meninggal ketika terjadi musibah yang menenggelamkan perahu yang beliau tumpangi.

Lukisan prasejarah atau praaksara yang berupa lukisan pada dinding gua merupakan salah satu hasil kebudayaan manusia masa praaksara yang hidup pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Pada masa itu manusia bertempat tinggal digua-gua alami yang dalam atau gua-gua paying atau gua dangkal (Ceruk). Lukisan tsb mereka buat pada dinding-dinding gua tempat tinggal mereka, seperti apa yang telah dibahas di atas dan masih banyak lagi yang lainnya [3].

Makna Warna

Penemuan di lima tempat selisih dekar Ramasokat, ditemukan lukisan pada dinding karang yang terdiri dari dua kelompok yang selisih. Pertama, kelompok lukisan dengan warna merah yang sudah rusak, Kedua adalah lukisan berwarna putih dengan kondisi masih berpihak kepada yang benar. Menurut argumen Roder, lukisan ini mengindikasikan bahwa warna ini mengindikasikan tua mudanya lukisan. Roder[4] berpendapat bahwa lukisan yang berwarna merah lebih tua dari lukisan yang berwarna putih. Lukisan-lukisan ini berupa cap tangan, gambar kadal, manusia dengan perisai, dan orang dalam kondisi sikap jongkok sambil mengangkat tangan, yang keseluruhan berwarna merah. Sedangkan lukisan yang berwarna putih adalah lukisan-lukisan yang berupa lukisan burung dan perahu.

Nilai-Nilai

Sebagaimana telah dikata pada anggota atas bahwa lukisan yang terdapat pada dinding gua-gua di Sulawesi Selatan tidak hanya cap tangan. Namun, demikian yang sangat menarik perhatian para peneliti prasejarah adalah cap tangan. Kosasih [5] mengatakan bahwa tujuan pembuatan lukisan itu berada kaitannya dengan kepercayaan mereka (bersifat religius). Artinya, karya seni tsb dibuat susunan tidak terkait langsung dengan tujuan artistik (menambah keindahan suatu objek yang dilukis), tetapi suatu usaha untuk dapat mengadakan komunikasi dengan daya supranatural. Oleh karena itu, para peneliti memperkirakan bahwa ide melukis dinding gua pada awal mulanya merupakan suatu permohonan kepada daya tertentu supaya apa yang dikehendaki dapat tercapai, sesuai dengan apa yang dilukis. Mengenai lukisan cap tangan itu sendiri, Van Heekeren [6] mengatakan bahwa lukisan itu berada hubungannya dengan upacara kematian dan kehidupan di dunia lain (kehidupan setelah mati). Lebih jauh, Van Heekeren , dengan menggunakan studi etnoarchaelogy, mengaitkan selang cap tangan dan religi. Beliau menyatakan bahwa cap tangan menggambarkan suatu perjalanan arwah yang telah meninggal yang masih meraba-raba menuju ke dunia arwah. Selain itu, cap tangan juga merupakan suatu tanda bela sungkawa dari orang-orang yang dekat dengan yang mati. Umumnya lukisan yang berada di dinding gua-gua yang terdapat di Sulawesi Selatan berada pada tempat yang sulit dijangkau oleh tangan manusia (mendekati atap gua), sebagaimana yang terdapat di gua Leang-leang (Kabupaten Maros) dan gua Garunggung (Kabupaten Pangkep).

  • Sympathetic magic, yakni kepercayaan akan beradanya keuatan dalam berburu (hanting magic), dan kepercayaan akan beradanya daya dalam aspek kesuburan (fertility magic). Lukisan yang dapat diamati sesuai Sympathetic Magic yang berada di kepulauan Nodaku adalah lukisan yang berada di Di Kampung Dudumahan, pantai utara Pulau Nuhu Rowa. Salah satu lukisannya dianggap unik adalah pola manusia berjenis kelamin wanita dengan peralatan kelamin mencolok. Dari sini sesuai Sympathetic Magic dapat dipercakapkan mengadakan komunikasi dengan masalah kesuburan. Kesuburuan menjadi salah satu harapan manusia dalam hidupnya, manusia selalu mencari kesuburan berpihak kepada yang benar dari segi dunia maupun kelahiran. Kesuburan ini menjadi salah satu indikator manusia dapat bertahan hidup di dunia.
  • Rites magic yaitu daya gambar-gambar hewan dan manusia dalam satu ritual upacara magis. Berusaha lukisan-lukisan dari rites magic dimana manusia selalu mengadakan ritual-ritual upacara yang mengadakan komunikasi dengan sebuah kepercayaan kepada sang pencipta. Luksian gua yang menggambarkan tentang rites magic terdapat dalam gua Pulau Seram dan Kepulauan Kei, di gua ini banyak gambar-gambar manusia, hewan, matahari dan lain-lain. Pembuatan lukisan ini menunjukan bahwa manusia pada masa itu berusaha untuk menujukan tingkat kecerdasan kemampuan mereka dalam melaksanakan kepercayaannya. Kepercayaan merupakan sebuh dasarnya suatu sikap yang diperlihatkan oleh manusia ketika beliau merasa cukup kenal dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Kepercayaan ini menjadi sebuah landasan manusia untuk menjalankan hidupnya, maka untuk itu manusia pada masa itu berusaha untuk mengabadikan hal-hal yang mengadakan komunikasi dengan sebuah kepercayaan warga.

Semua yang digambarkan dalam lukisan gua pada masa prasejarah merupakan sebuah susunan refleksi dari kehidupan yang di jalani pada masanya. Kehidupan mereka selalu tergantung pada dunia dan dunia merupakan tempat bagi mereka untuk menggantukan hidupnya. Gua sebagai tempat mereka berteduh dan beristirahat atau sebagai tempat tinggal dibuat susunan sebagai sebuah sebagai salah satu tempat untuk mengekpresikan perjalanan hidup. Lukisan ini merupakan sebuah perwakilan kata-kata manusia pada masa itu yang bersedia disampaikan kepada segenap warganya dan berakhir menjadi bukti bagi manusia sekarang untuk mempelajarinya sekaligus merupakan inspirasi bagi seniman-seniman lukis untuk menciptakan sebuah karya lukisan dalam susunan dan bahan yang berbeda.

Referensi

  1. ^ http://uun-halimah.blogspot.com/2008/05/lukisan-cap-tangan-pada-dinding-dinding.html
  2. ^ Schiller, Ronald.1972. Reader's Digest: Marvels and Mysteries of The World Around Us. The Reader's Digest Association
  3. ^ Kosasih, S.A. (1983). Lukisan Gua di Indonesia sebagai Data Sumber Penelitian arkeologi”, Pertemuan Ilmiah Arkeologi III. Jakarta, hal 158-175
  4. ^ Poesponegro, marwati Djoened. (2008). Sejarah Nasional Indonesia I “Zaman Prasejarah di Indonesia“. Jakarta: Balai Pustaka
  5. ^ Kosasih, S.A. (1983). Lukisan Gua di Indonesia sebagai Data Sumber Penelitian arkeologi”, Pertemuan Ilmiah Arkeologi III. Jakarta
  6. ^ http://orlabs.oclc.org/identities/np-heekeren,%20h%20r%20van$hendrik%20robbert$1902

edunitas.com


Page 5

Karya seni lukis berupa lukisan pada dinding gua dianggap paling tua, karya ini terdapat pada zaman

Mona Lisa mungkin yaitu lukisan termasyhur di Dunia Barat.

Lukisan yaitu karya seni yang anggota pembuatannya diterapkan dengan memulaskan bermacam warna, dengan kedalaman warna "pigmen" dalam pelarut (atau medium) dan gen pengikat (lem) bagi pengencer cairan, gen pegikat berupa minyak linen bagi cat minyak dengan pengencer terpenthin, pada permukaan (penyangga) seperti kertas, kanvas, atau dinding. Ini diterapkan oleh seorang pelukis; dengan kedalaman warna dan cita rasa pelukis, ciri utama ini dipakai terutama jika ia yaitu pencipta suatu karya lukisan.

Manusia telah melukis selama 6 kali semakin lama berbanding penggunaan tulisan. Bagi contoh lukisan-lukisan yang berada di gua-gua tempat tinggal manusia prasejarah.

Kata lukisan artiannya lukisan gambar seterusnya dalam artikel ini.

Semakin khusus lagi, artikel ini mengenai lukisan pada permukaan bagi argumen seni.

Sejarah

Lukisan-lukisan tertua berada di Chauvet Grotte di Perancis, diklaim oleh beberapa sejarawan dari sekitar 32.000 tahun yang lalu. Lukisan itu diukir dan dicat menggunakan oker merah dan pigmen hitam dan menampakan kuda, badak, singa, kerbau, raksasa, desain tidak terwujud dan sejenis sosok manusia mungkin parsial. Namun bukti paling permulaan penciptaan lukisan telah ditemukan di dua tempat penampungan batu di Arnhem Land, di Australia utara. Pada lapisan terendah materiil pada situs ini tidak dipakai potongan oker diperkirakan 60.000 tahun. Para arkeolog juga menemukan suatu fragmen dari lukisan batu diawetkan dalam batu kapur batu-tempat penampungan di wilayah Kimberley Utara-Australia Barat, yaitu tanggal 40 000 tahun [2]. Mempunyai contoh lukisan gua di seluruh dunia-di India , Perancis, Spanyol, Portugal, Cina, Australia, dan lain-lainnya

Dalam norma budaya Barat lukisan minyak dan lukisan cat cairan mempunyai tradisi kaya dan kompleks dalam hal gaya dan subjek. Dalam tinta Timur, tinta dan warna historis didominasi pilihan media dengan tradisi sama-sama kaya dan kompleks.

Penemuan fotografi mempunyai dampak luhur pada lukisan. Pada 1829, foto pertama dibuat. Dari pertengahan sampai penghabisan zaman 19, anggota fotografi dinaikkan dan setelah terlihat semakin lebar, lukisan kehilangan jumlah tujuan historisnya bagi memberikan catatan yang akurat dari dunia yang bisa diawasi. Mempunyai memulai serangkaian gerakan seni ke zaman ke-20 di mana pandangan Renaissance dunia itu terus terkikis, melewati Impresionisme, Post-Impresionisme, Fauvisme, Ekspresionisme, Kubisme dan Dadaism. Lukisan Timur dan Afrika, bagaimanapun, terus sejarah panjang stilisasi dan tidak mengalami transformasi setara pada ketika yang sama.

Seni Modern dan Kontemporer telah menjauh dari nilai bersejarah kerajinan dan dokumentasi yang mendukung konsep; ini menciptakan beberapa orang menyebut pada 1960 bahwa lukisan, bagi wujud seni yang serius, sudah mati. Ini juga tidak menghalangi beberapa luhur pelukis yang hidup dari terus belajar lukisan adil secara keseluruhan atau beberapa dari pekerjaan mereka. Vitalitas dan fleksibilitas dari lukisan di zaman 21 memungkiri pernyataan prematur dari kehancurannya. Dalam zaman yang ditandai dengan gagasan pluralisme, tidak mempunyai konsensus mengenai gaya perwakilan zaman. Karya-karya penting seni terus diterapkan dalam bermacam macam gaya dan temperamen estetika, pasar yang tersisa bagi menilai prestasi.

Di selang arah yang berkelanjutan dan arus dalam lukisan pada permulaan zaman ke-21 yaitu lukisan monokrom, Hard-tepi lukisan, abstraksi geometris, Peruntukan, Hyperrealism, fotorealisme, Ekspresionisme, Minimalis, Lyrical Abstraction, Pop Art, Op Art, Tidak terwujud Ekspresionisme, Warna Lapangan lukisan, Neo-ekspresionisme, Kolase, lukisan Intermedia, lukisan kumpulan, lukisan Komputer seni, lukisan postmodern, Neo-Dada lukisan, lukisan kanvas Berbentuk, lukisan mural anggota yang terkait, lukisan tokoh tradisional, lukisan Pemandangan, lukisan Potret, dan cat-on- kaca animasi.

Lihat pula

  • Menggambar berbeda dengan melukis, perbedaannya dari media warna yang dipakai, sekiranya melukis dengan media cair atau pasta contohnya cat lukis atau tinta dan sekiranya menggambar media yang dipakai cenderung kering seperti pensil warna, pastel dan krayon.

Pranala luar

  • (Inggris) Art.Net
  • (Inggris) Artcyclopedia
  • (Inggris) Pelajaran melukis dan menggambar

edunitas.com


Page 6

Karya seni lukis berupa lukisan pada dinding gua dianggap paling tua, karya ini terdapat pada zaman

Mona Lisa mungkin yaitu lukisan termasyhur di Dunia Barat.

Lukisan yaitu karya seni yang anggota pembuatannya diterapkan dengan memulaskan bermacam warna, dengan kedalaman warna "pigmen" dalam pelarut (atau medium) dan gen pengikat (lem) bagi pengencer cairan, gen pegikat berupa minyak linen bagi cat minyak dengan pengencer terpenthin, pada permukaan (penyangga) seperti kertas, kanvas, atau dinding. Ini diterapkan oleh seorang pelukis; dengan kedalaman warna dan cita rasa pelukis, ciri utama ini dipakai terutama jika ia yaitu pencipta suatu karya lukisan.

Manusia telah melukis selama 6 kali semakin lama berbanding penggunaan tulisan. Bagi contoh lukisan-lukisan yang berada di gua-gua tempat tinggal manusia prasejarah.

Kata lukisan artiannya lukisan gambar seterusnya dalam artikel ini.

Semakin khusus lagi, artikel ini mengenai lukisan pada permukaan bagi argumen seni.

Sejarah

Lukisan-lukisan tertua berada di Chauvet Grotte di Perancis, diklaim oleh beberapa sejarawan dari sekitar 32.000 tahun yang lalu. Lukisan itu diukir dan dicat menggunakan oker merah dan pigmen hitam dan menampakan kuda, badak, singa, kerbau, raksasa, desain tidak terwujud dan sejenis sosok manusia mungkin parsial. Namun bukti paling permulaan penciptaan lukisan telah ditemukan di dua tempat penampungan batu di Arnhem Land, di Australia utara. Pada lapisan terendah materiil pada situs ini tidak dipakai potongan oker diperkirakan 60.000 tahun. Para arkeolog juga menemukan suatu fragmen dari lukisan batu diawetkan dalam batu kapur batu-tempat penampungan di wilayah Kimberley Utara-Australia Barat, yaitu tanggal 40 000 tahun [2]. Mempunyai contoh lukisan gua di seluruh dunia-di India , Perancis, Spanyol, Portugal, Cina, Australia, dan lain-lainnya

Dalam norma budaya Barat lukisan minyak dan lukisan cat cairan mempunyai tradisi kaya dan kompleks dalam hal gaya dan subjek. Dalam tinta Timur, tinta dan warna historis didominasi pilihan media dengan tradisi sama-sama kaya dan kompleks.

Penemuan fotografi mempunyai dampak luhur pada lukisan. Pada 1829, foto pertama dibuat. Dari pertengahan sampai penghabisan zaman 19, anggota fotografi dinaikkan dan setelah terlihat semakin lebar, lukisan kehilangan jumlah tujuan historisnya bagi memberikan catatan yang akurat dari dunia yang bisa diawasi. Mempunyai memulai serangkaian gerakan seni ke zaman ke-20 di mana pandangan Renaissance dunia itu terus terkikis, melewati Impresionisme, Post-Impresionisme, Fauvisme, Ekspresionisme, Kubisme dan Dadaism. Lukisan Timur dan Afrika, bagaimanapun, terus sejarah panjang stilisasi dan tidak mengalami transformasi setara pada ketika yang sama.

Seni Modern dan Kontemporer telah menjauh dari nilai bersejarah kerajinan dan dokumentasi yang mendukung konsep; ini menciptakan beberapa orang menyebut pada 1960 bahwa lukisan, bagi wujud seni yang serius, sudah mati. Ini juga tidak menghalangi beberapa luhur pelukis yang hidup dari terus belajar lukisan adil secara keseluruhan atau beberapa dari pekerjaan mereka. Vitalitas dan fleksibilitas dari lukisan di zaman 21 memungkiri pernyataan prematur dari kehancurannya. Dalam zaman yang ditandai dengan gagasan pluralisme, tidak mempunyai konsensus mengenai gaya perwakilan zaman. Karya-karya penting seni terus diterapkan dalam bermacam macam gaya dan temperamen estetika, pasar yang tersisa bagi menilai prestasi.

Di selang arah yang berkelanjutan dan arus dalam lukisan pada permulaan zaman ke-21 yaitu lukisan monokrom, Hard-tepi lukisan, abstraksi geometris, Peruntukan, Hyperrealism, fotorealisme, Ekspresionisme, Minimalis, Lyrical Abstraction, Pop Art, Op Art, Tidak terwujud Ekspresionisme, Warna Lapangan lukisan, Neo-ekspresionisme, Kolase, lukisan Intermedia, lukisan kumpulan, lukisan Komputer seni, lukisan postmodern, Neo-Dada lukisan, lukisan kanvas Berbentuk, lukisan mural anggota yang terkait, lukisan tokoh tradisional, lukisan Pemandangan, lukisan Potret, dan cat-on- kaca animasi.

Lihat pula

  • Menggambar berbeda dengan melukis, perbedaannya dari media warna yang dipakai, sekiranya melukis dengan media cair atau pasta contohnya cat lukis atau tinta dan sekiranya menggambar media yang dipakai cenderung kering seperti pensil warna, pastel dan krayon.

Pranala luar

  • (Inggris) Art.Net
  • (Inggris) Artcyclopedia
  • (Inggris) Pelajaran melukis dan menggambar

edunitas.com


Page 7

Karya seni lukis berupa lukisan pada dinding gua dianggap paling tua, karya ini terdapat pada zaman

Mona Lisa mungkin yaitu lukisan termasyhur di Dunia Barat.

Lukisan yaitu karya seni yang anggota pembuatannya diterapkan dengan memulaskan bermacam warna, dengan kedalaman warna "pigmen" dalam pelarut (atau medium) dan gen pengikat (lem) bagi pengencer cairan, gen pegikat berupa minyak linen bagi cat minyak dengan pengencer terpenthin, pada permukaan (penyangga) seperti kertas, kanvas, atau dinding. Ini diterapkan oleh seorang pelukis; dengan kedalaman warna dan cita rasa pelukis, ciri utama ini dipakai terutama jika ia yaitu pencipta suatu karya lukisan.

Manusia telah melukis selama 6 kali semakin lama berbanding penggunaan tulisan. Bagi contoh lukisan-lukisan yang berada di gua-gua tempat tinggal manusia prasejarah.

Kata lukisan artiannya lukisan gambar seterusnya dalam artikel ini.

Semakin khusus lagi, artikel ini mengenai lukisan pada permukaan bagi argumen seni.

Sejarah

Lukisan-lukisan tertua berada di Chauvet Grotte di Perancis, diklaim oleh beberapa sejarawan dari sekitar 32.000 tahun yang lalu. Lukisan itu diukir dan dicat menggunakan oker merah dan pigmen hitam dan menampakan kuda, badak, singa, kerbau, raksasa, desain tidak terwujud dan sejenis sosok manusia mungkin parsial. Namun bukti paling permulaan penciptaan lukisan telah ditemukan di dua tempat penampungan batu di Arnhem Land, di Australia utara. Pada lapisan terendah materiil pada situs ini tidak dipakai potongan oker diperkirakan 60.000 tahun. Para arkeolog juga menemukan suatu fragmen dari lukisan batu diawetkan dalam batu kapur batu-tempat penampungan di wilayah Kimberley Utara-Australia Barat, yaitu tanggal 40 000 tahun [2]. Mempunyai contoh lukisan gua di seluruh dunia-di India , Perancis, Spanyol, Portugal, Cina, Australia, dan lain-lainnya

Dalam norma budaya Barat lukisan minyak dan lukisan cat cairan mempunyai tradisi kaya dan kompleks dalam hal gaya dan subjek. Dalam tinta Timur, tinta dan warna historis didominasi pilihan media dengan tradisi sama-sama kaya dan kompleks.

Penemuan fotografi mempunyai dampak luhur pada lukisan. Pada 1829, foto pertama dibuat. Dari pertengahan sampai penghabisan zaman 19, anggota fotografi dinaikkan dan setelah terlihat semakin lebar, lukisan kehilangan jumlah tujuan historisnya bagi memberikan catatan yang akurat dari dunia yang bisa diawasi. Mempunyai memulai serangkaian gerakan seni ke zaman ke-20 di mana pandangan Renaissance dunia itu terus terkikis, melewati Impresionisme, Post-Impresionisme, Fauvisme, Ekspresionisme, Kubisme dan Dadaism. Lukisan Timur dan Afrika, bagaimanapun, terus sejarah panjang stilisasi dan tidak mengalami transformasi setara pada ketika yang sama.

Seni Modern dan Kontemporer telah menjauh dari nilai bersejarah kerajinan dan dokumentasi yang mendukung konsep; ini menciptakan beberapa orang menyebut pada 1960 bahwa lukisan, bagi wujud seni yang serius, sudah mati. Ini juga tidak menghalangi beberapa luhur pelukis yang hidup dari terus belajar lukisan adil secara keseluruhan atau beberapa dari pekerjaan mereka. Vitalitas dan fleksibilitas dari lukisan di zaman 21 memungkiri pernyataan prematur dari kehancurannya. Dalam zaman yang ditandai dengan gagasan pluralisme, tidak mempunyai konsensus mengenai gaya perwakilan zaman. Karya-karya penting seni terus diterapkan dalam bermacam macam gaya dan temperamen estetika, pasar yang tersisa bagi menilai prestasi.

Di selang arah yang berkelanjutan dan arus dalam lukisan pada permulaan zaman ke-21 yaitu lukisan monokrom, Hard-tepi lukisan, abstraksi geometris, Peruntukan, Hyperrealism, fotorealisme, Ekspresionisme, Minimalis, Lyrical Abstraction, Pop Art, Op Art, Tidak terwujud Ekspresionisme, Warna Lapangan lukisan, Neo-ekspresionisme, Kolase, lukisan Intermedia, lukisan kumpulan, lukisan Komputer seni, lukisan postmodern, Neo-Dada lukisan, lukisan kanvas Berbentuk, lukisan mural anggota yang terkait, lukisan tokoh tradisional, lukisan Pemandangan, lukisan Potret, dan cat-on- kaca animasi.

Lihat pula

  • Menggambar berbeda dengan melukis, perbedaannya dari media warna yang dipakai, sekiranya melukis dengan media cair atau pasta contohnya cat lukis atau tinta dan sekiranya menggambar media yang dipakai cenderung kering seperti pensil warna, pastel dan krayon.

Pranala luar

  • (Inggris) Art.Net
  • (Inggris) Artcyclopedia
  • (Inggris) Pelajaran melukis dan menggambar

edunitas.com


Page 8

Karya seni lukis berupa lukisan pada dinding gua dianggap paling tua, karya ini terdapat pada zaman

Mona Lisa mungkin yaitu lukisan termasyhur di Dunia Barat.

Lukisan yaitu karya seni yang anggota pembuatannya diterapkan dengan memulaskan bermacam warna, dengan kedalaman warna "pigmen" dalam pelarut (atau medium) dan gen pengikat (lem) bagi pengencer cairan, gen pegikat berupa minyak linen bagi cat minyak dengan pengencer terpenthin, pada permukaan (penyangga) seperti kertas, kanvas, atau dinding. Ini diterapkan oleh seorang pelukis; dengan kedalaman warna dan cita rasa pelukis, ciri utama ini dipakai terutama jika ia yaitu pencipta suatu karya lukisan.

Manusia telah melukis selama 6 kali semakin lama berbanding penggunaan tulisan. Bagi contoh lukisan-lukisan yang berada di gua-gua tempat tinggal manusia prasejarah.

Kata lukisan artiannya lukisan gambar seterusnya dalam artikel ini.

Semakin khusus lagi, artikel ini mengenai lukisan pada permukaan bagi argumen seni.

Sejarah

Lukisan-lukisan tertua berada di Chauvet Grotte di Perancis, diklaim oleh beberapa sejarawan dari sekitar 32.000 tahun yang lalu. Lukisan itu diukir dan dicat menggunakan oker merah dan pigmen hitam dan menampakan kuda, badak, singa, kerbau, raksasa, desain tidak terwujud dan sejenis sosok manusia mungkin parsial. Namun bukti paling permulaan penciptaan lukisan telah ditemukan di dua tempat penampungan batu di Arnhem Land, di Australia utara. Pada lapisan terendah materiil pada situs ini tidak dipakai potongan oker diperkirakan 60.000 tahun. Para arkeolog juga menemukan suatu fragmen dari lukisan batu diawetkan dalam batu kapur batu-tempat penampungan di wilayah Kimberley Utara-Australia Barat, yaitu tanggal 40 000 tahun [2]. Mempunyai contoh lukisan gua di seluruh dunia-di India , Perancis, Spanyol, Portugal, Cina, Australia, dan lain-lainnya

Dalam norma budaya Barat lukisan minyak dan lukisan cat cairan mempunyai tradisi kaya dan kompleks dalam hal gaya dan subjek. Dalam tinta Timur, tinta dan warna historis didominasi pilihan media dengan tradisi sama-sama kaya dan kompleks.

Penemuan fotografi mempunyai dampak luhur pada lukisan. Pada 1829, foto pertama dibuat. Dari pertengahan sampai penghabisan zaman 19, anggota fotografi dinaikkan dan setelah terlihat semakin lebar, lukisan kehilangan jumlah tujuan historisnya bagi memberikan catatan yang akurat dari dunia yang bisa diawasi. Mempunyai memulai serangkaian gerakan seni ke zaman ke-20 di mana pandangan Renaissance dunia itu terus terkikis, melewati Impresionisme, Post-Impresionisme, Fauvisme, Ekspresionisme, Kubisme dan Dadaism. Lukisan Timur dan Afrika, bagaimanapun, terus sejarah panjang stilisasi dan tidak mengalami transformasi setara pada ketika yang sama.

Seni Modern dan Kontemporer telah menjauh dari nilai bersejarah kerajinan dan dokumentasi yang mendukung konsep; ini menciptakan beberapa orang menyebut pada 1960 bahwa lukisan, bagi wujud seni yang serius, sudah mati. Ini juga tidak menghalangi beberapa luhur pelukis yang hidup dari terus belajar lukisan adil secara keseluruhan atau beberapa dari pekerjaan mereka. Vitalitas dan fleksibilitas dari lukisan di zaman 21 memungkiri pernyataan prematur dari kehancurannya. Dalam zaman yang ditandai dengan gagasan pluralisme, tidak mempunyai konsensus mengenai gaya perwakilan zaman. Karya-karya penting seni terus diterapkan dalam bermacam macam gaya dan temperamen estetika, pasar yang tersisa bagi menilai prestasi.

Di selang arah yang berkelanjutan dan arus dalam lukisan pada permulaan zaman ke-21 yaitu lukisan monokrom, Hard-tepi lukisan, abstraksi geometris, Peruntukan, Hyperrealism, fotorealisme, Ekspresionisme, Minimalis, Lyrical Abstraction, Pop Art, Op Art, Tidak terwujud Ekspresionisme, Warna Lapangan lukisan, Neo-ekspresionisme, Kolase, lukisan Intermedia, lukisan kumpulan, lukisan Komputer seni, lukisan postmodern, Neo-Dada lukisan, lukisan kanvas Berbentuk, lukisan mural anggota yang terkait, lukisan tokoh tradisional, lukisan Pemandangan, lukisan Potret, dan cat-on- kaca animasi.

Lihat pula

  • Menggambar berbeda dengan melukis, perbedaannya dari media warna yang dipakai, sekiranya melukis dengan media cair atau pasta contohnya cat lukis atau tinta dan sekiranya menggambar media yang dipakai cenderung kering seperti pensil warna, pastel dan krayon.

Pranala luar

  • (Inggris) Art.Net
  • (Inggris) Artcyclopedia
  • (Inggris) Pelajaran melukis dan menggambar

edunitas.com


Page 9

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 3, 3 Cewek Petualang, 3 Desember, 3 dimensi, 3 Diva, 3 Mei, 3 Nafas Likas, 3 Ninjas, 3 Ninjas Knuckle Up, 3/4, 30, 30 (angka), 30 Agustus, 30 Rock, 30 September, 30 St Mary Axe, 30-an, 31, 31 (angka), 31 Agustus, 31 Desember


Page 10

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 3, 3 Cewek Petualang, 3 Desember, 3 dimensi, 3 Diva, 3 Mei, 3 Nafas Likas, 3 Ninjas, 3 Ninjas Knuckle Up, 3/4, 30, 30 (angka), 30 Agustus, 30 Rock, 30 September, 30 St Mary Axe, 30-an, 31, 31 (angka), 31 Agustus, 31 Desember


Page 11

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) C, C-SPAN, C. S. Lewis, C. Th van Deventer, C.A. Bella Vista, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. (film), Ca (huruf Arab), CA Bastia, Ca Bastia, Ca Batna, Cabagan, Isabela, Cabai, Cabai (disambiguasi), Cabai benalu, Cabai Panggul-kelabu, Cabai panggul-kuning, Cabai Panggul-kuning, Cabai perut-kuning


Page 12

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) C, C-SPAN, C. S. Lewis, C. Th van Deventer, C.A. Bella Vista, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. (film), Ca (huruf Arab), CA Bastia, Ca Bastia, Ca Batna, Cabagan, Isabela, Cabai, Cabai (disambiguasi), Cabai benalu, Cabai Panggul-kelabu, Cabai panggul-kuning, Cabai Panggul-kuning, Cabai perut-kuning


Page 13

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) A, A Battle of Wits (film 2006), A battle of wits (film 2006), A Beautiful Mind, A better tomorrow, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange (film), A Collection, A Fresh Start for Something New, A Funny Thing Happened on the Way to the Forum, A Girl like Me, A Girl Like Me, A Journey (album), A kara, A Kind of Magic, A Kind of Magic (album), A Messenger, A Midsummer Night's Dream, A Midsummer Nights Dream, A Midsummer's Night Dream


Page 14

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) A, A Battle of Wits (film 2006), A battle of wits (film 2006), A Beautiful Mind, A better tomorrow, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange (film), A Collection, A Fresh Start for Something New, A Funny Thing Happened on the Way to the Forum, A Girl like Me, A Girl Like Me, A Journey (album), A kara, A Kind of Magic, A Kind of Magic (album), A Messenger, A Midsummer Night's Dream, A Midsummer Nights Dream, A Midsummer's Night Dream


Page 15

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) D, D'Maestro, D'Maleo Hotel & Convention Mamuju, D'Masiv, D'Plong: Sensasi Rock'n'Dut, D.o.t, D.T. Suzuki, D1 Tower, D14, DAAI TV, Daala Timur, Bulo, Polewali Mandar, Daallo Airlines, Daan Bovenberg, Dacia Nation, Dacia Romawi, Dactylia dichotoma, Dactylia varia, Dadang Wigiarto, Dadanggendis, Nguling, Pasuruan, Dadap, Dadap (disambiguasi)


Page 16

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) D, D'Maestro, D'Maleo Hotel & Convention Mamuju, D'Masiv, D'Plong: Sensasi Rock'n'Dut, D.o.t, D.T. Suzuki, D1 Tower, D14, DAAI TV, Daala Timur, Bulo, Polewali Mandar, Daallo Airlines, Daan Bovenberg, Dacia Nation, Dacia Romawi, Dactylia dichotoma, Dactylia varia, Dadang Wigiarto, Dadanggendis, Nguling, Pasuruan, Dadap, Dadap (disambiguasi)


Page 17

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) F, F-5 Freedom Fighter, F-84 Thunderjet, F-86 Sabre, F. Budi Hardiman, F.C. Gifu, F.C. Hansa Rostock, F.C. Internazionale, F.C. Internazionale Milano, F.L. Tobing, F.L. Wright, F.Scott Fitzgerald's Way Of Love, F.T. Island, F10, F3H Demon, F4F Wildcat, F6F Hellcat, FA Women's Premier League, FA Women's Super League, Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban, Fa-Tal - Gal a Todo Vapor


Page 18

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) F, F-5 Freedom Fighter, F-84 Thunderjet, F-86 Sabre, F. Budi Hardiman, F.C. Gifu, F.C. Hansa Rostock, F.C. Internazionale, F.C. Internazionale Milano, F.L. Tobing, F.L. Wright, F.Scott Fitzgerald's Way Of Love, F.T. Island, F10, F3H Demon, F4F Wildcat, F6F Hellcat, FA Women's Premier League, FA Women's Super League, Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban, Fa-Tal - Gal a Todo Vapor


Page 19

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) I, I AM., I AM. (film), I Ampera Cabinet, I Bajnoksag Nemzeti, I Got a Boy, I Got a Boy (lagu), I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai, I Gusti Ketut Jelantik, I Ketut Mahendra, I Ketut Suardana, I Ketut Sudikerta, I Ketut Untung Yoga Anna, I Love You, Beth Cooper, I Love You, Beth Cooper (film), I Love You, Om, I Love Your Glasses, I Pakubuwana, I Putu Sulastra, I Radio Bandung, I Remember Me (album)


Page 20

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) I, I AM., I AM. (film), I Ampera Cabinet, I Bajnoksag Nemzeti, I Got a Boy, I Got a Boy (lagu), I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai, I Gusti Ketut Jelantik, I Ketut Mahendra, I Ketut Suardana, I Ketut Sudikerta, I Ketut Untung Yoga Anna, I Love You, Beth Cooper, I Love You, Beth Cooper (film), I Love You, Om, I Love Your Glasses, I Pakubuwana, I Putu Sulastra, I Radio Bandung, I Remember Me (album)


Page 21

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) L, L'Hospitalet de Llobregat, L'Huisserie, L-3 Communications, L-dagang, La (aksara Bali), La (aksara Jawa), La 2 (Spanyol), La Academia Junior Indonesia, La Capelle-les-Boulogne, La Carlota City, La Celle-Saint-Cloud, La Chaine Info, La Chapelle-aux-Lys, La Chapelle-aux-Naux, La Chapelle-Basse-Mer, La Chapelle-Bayvel, La Chapelle-du-Chatelard, La Chapelle-du-Lou, La Chapelle-du-Mont-du-Chat, La Chapelle-du-Noyer


Page 22

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) L, L'Hospitalet de Llobregat, L'Huisserie, L-3 Communications, L-dagang, La (aksara Bali), La (aksara Jawa), La 2 (Spanyol), La Academia Junior Indonesia, La Capelle-les-Boulogne, La Carlota City, La Celle-Saint-Cloud, La Chaine Info, La Chapelle-aux-Lys, La Chapelle-aux-Naux, La Chapelle-Basse-Mer, La Chapelle-Bayvel, La Chapelle-du-Chatelard, La Chapelle-du-Lou, La Chapelle-du-Mont-du-Chat, La Chapelle-du-Noyer


Page 23

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) N, N'harak Said, N-butana, N-diaeresis, N-I (roket), Nabarua, Nabire, Nabire, Nabath, Nabelena, Bajawa Utara, Ngada, Nabemono, Nabi Ishaq, Nabi Islam, Nabi Ismail, Nabi Ismail a.s., Nabi Syu'aib, Nabi Yahya, Nabi Yakub, Nabi Yaqub, Nabila Aurelia Kinanti, Nabila Putri, Nabila Syakieb, Nabilah Haizmyth


Page 24

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) N, N'harak Said, N-butana, N-diaeresis, N-I (roket), Nabarua, Nabire, Nabire, Nabath, Nabelena, Bajawa Utara, Ngada, Nabemono, Nabi Ishaq, Nabi Islam, Nabi Ismail, Nabi Ismail a.s., Nabi Syu'aib, Nabi Yahya, Nabi Yakub, Nabi Yaqub, Nabila Aurelia Kinanti, Nabila Putri, Nabila Syakieb, Nabilah Haizmyth


Page 25

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) Q, Qada, Qadar, qadar, Qaddafi, Qasim bin Muhammad, Qasr Kharana, Qassim Bassim, Qat, Qi Jiguang, Qiang (tombak), Qibla, Qin Shi Huang, Qom, Qory Sandioriva, Qotzman, QQ, Qualifying Championship U-19 AFC 2014, Qualifying play-off AFC Champions League 2009, Qualifying Play-off UEFA European Football Championship 2012, Qualifying UEFA European Football Championship 2012


Page 26

Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) Q, Qada, Qadar, qadar, Qaddafi, Qasim bin Muhammad, Qasr Kharana, Qassim Bassim, Qat, Qi Jiguang, Qiang (tombak), Qibla, Qin Shi Huang, Qom, Qory Sandioriva, Qotzman, QQ, Qualifying Championship U-19 AFC 2014, Qualifying play-off AFC Champions League 2009, Qualifying Play-off UEFA European Football Championship 2012, Qualifying UEFA European Football Championship 2012