Jenis pertunjukan teater menggunakan kisah yang sejaman dan menggunakan Bahasa Indonesia disebut

Ilustrasi Seni Teater. Sumber: Pexels.com/Pixabay

Teater modern ide ceritanya biasanya berasal dari apa? Mari simak informasi menarik seputar teater selengkapnya dalam ulasan berikut ini.

Teater merupakan salah satu kesenian yang populer di dunia. Arti teater menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri, ada tiga. Pengertian teater menurut KBBI, antara lain:

  • Gedung atau ruangan tempat pertunjukan film, sandiwara, dan sebagainya.

  • Ruangan besar dengan deretan kursi-kursi ke samping dan ke belakang untuk mengikuti kuliah atau untuk peragaan ilmiah.

  • Pementasan drama sebagai suatu seni atau profesi; seni drama; sandiwara; drama.

Pada pembahasan kali ini, makna teater yang kita bicarakan adalah makna ketiga, yaitu teater sebagai pementasan drama atau seni. Mansurdin (2020: 64) dalam bukunya yang berjudul Pembudayaan Literasi Seni di SD menjelaskan bahwa

Teater adalah salah satu aktivitas individu yang ditampilkan dalam sebuah karya yang didorong oleh unsur gerak, suara, bunyi, dan rupa yang menceritakan kisah kehidupan manusia.

Di dunia, terdapat beragam bentuk teater. Berdasarkan pendukungnya, teater terbagi dalam empat jenis, yaitu:

Namun, kali ini kita akan fokus dengan judul artikel, yaitu teater modern. Apa yang dimaksud dengan teater modern?

Ilustrasi Menonton Pertunjukkan Teater. Sumber: Pexels.com/Luis Quintero

Uraian tentang Teater Modern

Teater modern adalah seni yang tumbuh seiring dengan perkembangan zaman. Beberapa contoh dari teater modern yang dapat kita jumpai adalah pertunjukan teater, drama, film, dan sinetron. Teater modern ide ceritanya biasanya berasal dari cerita kehidupan sehari-hari. Tujuannya adalah agar dapat dipahami dan dimengerti dengan mudah oleh para penikmatnya.

Ide cerita yang berasal dari cerita kehidupan sehari-hari ini, membuat teater modern terkadang juga dijadikan sebagai media edukasi. Oleh sebab itu, tak jarang bahwa teater modern memiliki pesan moral yang bermanfaat bagi masyarakat.

Secara umum, teater modern memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan jenis teater lain. Adapun ciri-ciri teater modern, yaitu:

  • Fungsi teater adalah hiburan.

  • Unsur cerita teater modern memiliki kaitan yang erat dengan peristiwa-peristiwa sezaman.

  • Ungkapan bentuk teater telah menggunakan idiom yang sesuai dengan realitas kesenian.

  • Memiliki pegangan cerita tertulis atau naskah drama.

  • Pertunjukkan dilakukan di tempat khusus yang memisahkan penonton dengan pemain.

Seru, ya pembahasan tentang teater kali ini? Kini, kita telah tahu bahwa teater modern ide ceritanya biasanya berasal dari cerita kehidupan sehari-hari. Kalau ingin tahu lebih tentang teater, Anda bisa mengunjungi tempat-tempat pertunjukkan teater yang ada di Indonesia, lho! Selamat mencari tempat teater dan menikmati kesenian yang kaya pesan ini. (AA)

Jenis pertunjukan teater menggunakan kisah yang sejaman dan menggunakan Bahasa Indonesia disebut

Teater modern bisa juga dikatakan teater mancanegara. Karena memang lahirnya teater modern berasal dari luar negeri. Teater modern cenderung ke arah teater mancanegara. Konsep dan lain sebaginya tentunya menggunakan konsep barat. Walaupun mancanegara namun kiblatnya tetap konsep barat. Bukan timur tengah atau yang lainnya. Yang dinamkan ciri-ciri tentunya berhubungan dengan karakter, teknik, hukum yang dipakai, ceritanya, tema yang diangkat, bahasa, bahkan sampai pada isi ceritanya semuanya diarahkan pada teater dengan konsep barat. Tidak bisa dipungkiri memang, semuanya harus disetting seperti itu.
  1. Teater modern bertolak dari hasil karya sastra.
  2. Secara teknik, teater modern bersumber dari konsep teater barat.
  3. Teater modern  diikat oleh teknik dari hukum dramatologi.
  4. Pertunjukan dilakukan ditempat khusus yaitu bangunan yang memisahkan antara panggung pemain dan penonton.
  5. Unsur cerita modern berkaitan dengan peristiwa sezaman.
  6. Ungkapan bentuk teater sudah menggunakan idiom-idiom modern (adanya intermezzo, Sutradara, Lagu-lagu, Ditambah dengan peralatan modern seperti piano dan lain sebagainya).
  7. Bahasa yang digunakan untuk dialog menggunakan bahasa Melayu pasar, atau berbahasa indonesia.
  8. Ada pegangan cerita tertulis berupa naskah Teater
Maka dari ciri-ciri tersebut akan kami uraikan satu-persatu untuk menerangkan masing masing item yang sudah kami sebutkan diatas agar memperoleh pemahaman yang lebih luas mengenai ciri-ciri tersebut.
Teater modern ini memang berawal dari karya sastra dengan bahasa baku, sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Namun demikian masih halal apabila melakukan improvisasi kalimat dengan tidak menggunakan susunan-susunan yang baku. Namun untuk maksud dan tujuan kalimat tersebut tetap tersampaikan dan bisa difahami penonton. Karya sastra adalah panduan utamanya dan tetap mengikuti perkembangan bahasa yang telah ada. Secara teknis, baik teknik pelaksanaan maupun teknik perencanaannya selalu berkiblat pada konsep barat. Membentuk sebuah cerita dengan konsep barat akan membutuhkan properti yang tetntunya bervariasi, Asesories yang dipakai tetntunya akan berkaitan dengan konsep barat. Teater memang memiliki makna yang sama terhadap interaksi sosial. Teater akan selalu berkutat pada masalah masalah sosial dalam kehidupan manusia. Setiap cerita yang dilakonkan akan sesuai dengan hukum-hukum yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga hukum tersebut telah menjadi adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat tertentu. Konflik sosial, masalah sosial, solusi permasalahan akan mewarnai isi cerita teater. Dengan demikian pertunjukan akan lebih difahami dan dimengerti. Hanya saja agar menarik harus butuh kreatifitas yang sangat tinggi untuk memodifikasi. Pertunjukan yang dilaksanakan dipanggung yang dimodifikasi sedemikian rupa, dipisahkan antara penonton dan pemain. Kesan yang ditampilkan memang terpisah namun tujuan utama dalah fokus pemain jelas terlihat. Penonton yang menyaksikan dengan jarak tertentu akan menyaksikan sebuah frame khusus dalam pertunjukan. Panggung memiliki frame atau bingkai yang jelas dan visualnya terlihat seperti televisi. Kesan home teater juga tercipta dengan konsep ini. Namun pemisahan penonton dengan panggung pemain bukan syarat mutlak dalam teater modern. Selama konsepnya modern, panggung tidak begitu berpengaruh besar.

Isi cerita dalam sebuah naskah teater selalu berkaitan dengan peristiwa sezaman. Artinya cerita terkini menjadi materi utama dalam membuat naskah. Adapun cerita bisa berupa mitos, atau legenda masa lalu atau bahkan hanya cerita fiktif, namun settingnya, percakapanya, alur permasalahannya adalah cerita yang baru update yang tertuang dalam naskah. Memang peristiwa-peristiwa masa lalu kalau kita teliti lebih jauh, hampir sama dengan peristiwa-peristiwa saat ini. Karena pada intinya adalah cerita yang berulang. Ada semacam reinkarnasi peristiwa. Reinkarnasi tokoh lengkap dengan permasalahnya. Sehingga bagaimanapun juga sejarah akan mempermudah seseorang mebuat konsep cerita serta penokohannya. Pemilihan peran berkarakter (Protagonis, antagonis) juga lebih mudah didapat.

Pertunjukan lebih menarik jika memang adanya intermezzo, pengkolaborasian antara cerita yang dinamis. Cerita tidak flat pada kondisi sedih saja, namun fariasi peristiwa akan menciptakan dinamisasi peristiwa. Penambahan lagu-lagu akan lebih mengantarkan cerita pada titik penghayatan yang sempurna. Musik menjadi media untuk mengantarkan penonton lebih cepat masuk dalam sebuah perasaan. Ketika berlakon sedih maka musik pengiring akan didesain sesuai situasi yang diciptakan. Karakter musik jika bertolak belakang dengan isi cerita maka gagal mengarahkan penonton pada target yang diinginkan. Peralatan yang paling mudah didapat saat ini adalah piano. Bahkan saat ini sudah beralih pada keyboard. Mengapa demikian, sebab keyboard memiliki fiitur-fitur yang dibutuhkan dalam sebuah drama. Piano menyediakan efek-efek suara yang bervariasi. Suara benda-benda, suara hewan, suara riuh manusia, suara alat-alat perkusi yang lain semua tercover dalam satu keyboard. Maka sudah pasti keyboard menjadi pilihan utama untuk mengiringi teater modern. Bahasa tentu masih menjadi perdebatan, sebab bahasa biasanya menyesuaikan pada bahasa penonton. Dalam teater modern bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia atau melayu. Namun jika dalam masyarakat tertentu yang kurang memahami bahasa melayu atau bahasa indonesia maka lebih baik menggunakan baha daerah masing-masing. Konsepnya tetap modern. Lakon teater akan lebih mudah dimengerti oleh para pemain, maka yang dibutuhkan adalah naskah sebagai pegangan cerita. Manusia sangat mungkin lupa bahkan melakukan kesalahan. Bukan masalah daya ingat, tapi kondisi diatas panggung akan mempengaruhi konsentrasi berakting. Jika seseorang tanpa memiliki naskah, maka yang terjadi adalah improvisasi ngawur yang berujung pada alur cerita yang kocar-kacir. Penonton akan bingung, sehingga terkesan abal-abal tanpa adanya naskah. Kalau memang pemain sudah terbiasa berimprovisasi maka paling tidak ada konsep yang bakalan dilakonkan. Biar tertata.


Page 2