Jelaskan tujuan bangsa eropa melakukan survive

Jelaskan tujuan bangsa eropa melakukan survive

Jelaskan tujuan bangsa eropa melakukan survive
Lihat Foto

Encyclopaedia Britannica

kompas

KOMPAS.com - Perkembangan dan penemuan teknologi menjadi hal yang sangat penting bagi banyak negara khususnya bangsa Eropa.

Ditemukannya kompas sebagai penunjuk arah membuat bangsa-bangsa Eropa melakukan penjelajahan mencari dan menemukan dunia baru.

Kompas memudahkan perjalanan mereka saat mengarungi atau pelayaran di lautan. Karena kompas bisa menjadi penunjuk arah utara dan selatan saat berada di lautan.

Ini menjadi salah satu yang mendorong bangsa Eropa melakukan perjalanan dan menemukan bumi Nusantara (Indonesia).

Dalam buku Sejarah Indonesia: Masuknya Islam hingga Kolonialisme (2015) karya Ahmad Fakhri Hutauruk, penemuan kompas, teropong, dan peta menjadi hal penting bagi bangsa Eropa untuk melakukan penjelajahan hingga menemukan Nusantara.

Baca juga: Pati Unus, Pangeran Sabrang Lor yang Berani Menantang Portugis

Dalam sejarah bangsa-bangsa di dunia dikenal adanya masa penjelajahan Samudera. Pada awal 15, orang-orang Eropa terutama Portugis mencapai kemajuan-kemajuan di bidang teknologi.

Aktivitas penjelajahan Samudera tersebut dalam rangka untuk menemukan dunia baru.

Aktivitas tersebut tidak terlepas dari motivasi dan keinginan untuk survive, memenuhi kepuasan, dan kejayaan dalam kehidupan di dunia.

Bahkan penjelajahan yang dilakukan bukan sekedar motivasi, tapi juga muncul nafsu untuk menguasai dunia baru demi memproleh keuntungan ekonomi dan kejayaan politik.

Dunia baru yang dimaksud waktu itu pada mulanya adalah wilayah atau bagian dunia yang ada di sebelah timur (timurnya Eropa).

Di mana sebagai penghasil bahan-bahan yang sangat diperlukan dan digemari bangsa-bangsa Eropa terutama pada musim dingin tiba.

Rempah-rempah adalah komoditas perdagangan yang sangat laris di Eropa dan Indonesia terkenal sebagai kepulauan penghasil rempah-rempah terbesar saat itu.

Baca juga: Latar Belakang Penjelajahan Samudra Bangsa Eropa sampai ke Indonesia

Dengan kompas mereka mencari jalan perhubungan langsung dengan Asia atau wilayah lain.

Portugis dan Spanyol merupakan bangsa Eropa yang menjadi pelopor penjelajahan Samudera. Dalam pencarian inilah mereka sampai ke Asia.

Portugis, Spanyol, Inggris, Prancis, Belanda, dan Denmark memainkan peran yang aktif. Sehingga jaringan komunikasi antar wilayah lebih terbuka.

Dalam buku Kolonialisme: Eksploitasi dan Pembangunan Menuju Hegemoni (2019) karya Miftakhudin, kompas yang berati navigasi telah menjadi hak semua orang dan memungkinkan Eropa memperluas horizon barat ke dunia baru.

Penemuan kompas kemudian memicu penjelajahan-penjelajahan seperti, Vasco da Gama dan Marcopolo.

Di waktu yang bersamaan, Islam telah menguasai bekas-bekas kekuasaan Romawi, melarang orang Eropa berdagang di beberapa pelabuhan sentral.

Kondisi tidak menguntungkan itu mulai melakukan penjelajahan dengan misi menemukan lokasi sumber kebutuhan pokok.

Baca juga: Portugis, Bangsa Eropa Pertama yang Masuk ke Indonesia

Era penjelajahan inilah maka dimulainya era kolonialisme (imperalisme), era perdagangan global, dan era bajak laut.

Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), kompas dalam navigasi atau survei merupakan perangkat utama untuk menemukan arah di permukaan bumi. Jenis kompas tertua dan paling dikenal adalah kompas magnetik.

Digunakan dalam berbagai bentuk di pesawat terbang, kapal, dan kendaraan darat oleh surveyor.

Kompas dapat beroperasi berdasarkan prinsip magnetik dengan menentukan arah matahari atau bintang.

Diperkirakan kompas sudah ada pada abad ke-12. Pelaut China dan Eropa membuat penemuan.

Pelaut Persia memperoleh kompas dari orang China dan kemudian memperdagangkannya.

Di mana sepotong batu akik, biji magnetik yang terjadi secara alami ketika melayang diatas tongkat di air, cenderung menyeleraskan mengarah ke arah kutub.

Baca juga: Perjanjian Saragosa, Ketika Portugis dan Spanyol Berebut Maluku

Penemuan tersebut kemudian diikuti dengan cepat, bahwa jarum besi yang disentuh oleh batu permata untuk waktu yang lama akan menyelaraskan diri ke arah utara selatan.

Pada abad ke-13, jarum kompas telah dipasang pada pin yang berdiri di bagian bawah mangkuk kompas.

Awalnya hanya utara dan selatan yang ditandai pada mangkuk. Namun, kemudian 30 titik arah utama lainnya diisi.

Kini, kompas berkembang dengan pesat dan banyak dipakai untuk aktivitas berlayar atau aktivitas lain.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

KOMPAS.com - Rempah-rempah menjadi salah satu alasan terbesar Bangsa Eropa datang ke Indonesia.

Rempah-rempah yang dijual ke Eropa asal Indonesia ternyata dijual sangat tinggi. Hal ini karena sudah melalui pihak ketika.

Untuk itu, Bangsa Eropa ingin mengambil rempah-rempah langsung dari wilayah Indonesia.

Diambil dari buku A History of Modern Indonesia since c. 1200 (2008) karya M C Ricklefs, Eropa langsung datang ke Maluku dan membuat Indonesia menjadi incaran para pedagang Bangsa Eropa.

Kedatangan mereka tidak hanya berdagang, melainkan juga mengambil alih perdagangan dan menguasai wilayah di Indonesia penghasil rempah-rempah.

Beberapa negara Eropa yang masuk ke Indonesia adalah:

Baca juga: Perjanjian Linggarjati: Latar Belakang, Isi, dan Dampaknya

Bangsa Portugis

Portugis menjadi negara yang pertama kali sampai di Indonesia. Terdapat tiga tujuan Portugis langsung ke Indonesia yang dikenal dengan gold, glory, dan gospel, yaitu:

  • Glory: Tujuan petualangan dengan mencari negara jajahan untuk mengharumkan nama, kejayaan, dan kekuasaan.
  • Gold: Tujuan ekonomi dengan mencari keuntungan dan hasil besar dalam perdagangan rempah-rempah. Memebeli dengan harga murah dan menjual dengan harga mahal.
  • Gospel: Tujuan agama dengan menyebarkan ajaran Nasrani.

Portugis sangat menggebu-gebu untuk mencapai tujuan tersebut, sehingga segera melakukan berbagai penjajahan. Di bawah pimpinan Afonso de Albuquerque berhasil menguasai Malaka pada 1511.

Kemudian 1512, Portugis berhasil menguasai Ternate dengan mengadakan perjanjian bersama Kerajaan Ternate.

Portugis dan Spanyol sama-sama ingin menguasai dunia. Ketika Portugis bersekutu dengan Kerajaan Ternate, Spanyol juga sudah bersekutu dengan Kerajaan Tidore. Mereka pun bermusuhan.

Baca juga: PETA, Pasukan Indonesia Bentukan Jepang

Perjanjian Saragosa dikeluarkan untuk membagi dua wilayah. Berikut isi perjanjiannya:

  1. Daerah utara garis Saragosa adalah kekuasaan Portugis
  2. Daerah selatan garis Saragosa adalah kekuasaan Spanyol.
  3. Dengan adanya perjanjian tersebut, Spanyol harus kembali ke Filipina dan melepaskan Kerajaan Tidore.

Setelah berhasil menguasai Malaka, Portugis ingin menguasai Sumatera dengan ladang lada terbesar. Namun, Kerajaan Aceh berhasil menggagalkan.

Di Pulau Jawa, Portugis mendapat sambutan baik di Pasuruan dan Blambangan. Di kawasan lainnya, Portugis hanya berhasil menetap di Timor.

Bangsa Spanyol

Kedatangan Spanyol ke Indonesia hampir sama dengan Portugis, yaitu mencari kekayaan, daerah jajahan, dan menyebarkan agama Nasrani.

Baca juga: Kerja Rodi dan Romusha, Kerja Paksa Zaman Penjajahan

Pada 8 November 1521, kapal dagang Spanyol tiba di Maluku setelah melewati Filipina, Kalimantan Utara, dan Tidore.

Di Tidore, Spanyol disambut baik. Hal ini karena Kesultanan Tidore terlibat persaingan ekonomi di bidang perdagangan rempah-rempah dengan Kerajaan Ternate.

Sehingga Kesultanan Tidore membutuhkan sekutu untuk mengimbangi Ternate yang sudah lebih dahulu bersekutu dengan Portugis.

Kedatangan Spanyol tentu mengganggu Portugis, karena akan terjadi persaingan dalam perdagangan rempah-rempah dalam monopoli dunia. Sehingga terjadi konflik.

Portugis menuduh Spanyol telah melanggar Perjanjian Tordesillas pada 1494. Isi perjanjian tersebut:

Membagi dunia di luar Eropa menjadi duopoli eksklusif antara bangsa Spanyol dengan Prtugis. Wilayah Sebelah timur dimiliki Portugis sedangkan wilayah barat oleh Spanyol.

Baca juga: Sejarah Kerajaan Inggris: Awal Berdirinya dan Para Pewaris Takhta

Namun Spanyol tetap teguh bahwa Maluku kekuasaannya. Untuk menyelesaikan konflik tersebut Portugis melakukan perundingan di Saragosa pada 1529.

Perundingan itu membuahkan hasil Perjanjian Saragosa untuk memperjelas Perjanjian Tordesillas.

Bangsa Inggris

Perhatian Bangsa Inggris kepada Indonesia sudah dimulai oleh penjajah F. Drake singgah di Ternate pada 1579.

Kemudian datang ekspedisi lain yang dikirim pada abad ke-16 melalui kongsi dagang East Indian Company (EIC). Pemerintah Inggris memberikan hak istimewa kepada IEC.

Pada abad ke 18, para pedagang Inggris banyak melakukan perdagangan di Indonesia, seperti Ambon, Banda, Kalimantan, Makassar, dan Jakarta.

Bahkan sejak Belanda menjadi sekutu Perancis, Inggris selalu mengancam kedudukan Belanda di Indonesia.

Pada tahun 1811, Thomas Stamford Raflles berhasil merebut seluruh kekuasaan Belanda di Indonesia yang ditandai dengan Perjanjian Tuntang.

Baca juga: Perjanjian Senjata Nuklir: Isi, Pelanggaran, dan Posisi Indonesia

Perjanjian Tuntang dilakukan pada 18 September 1811 yang berisi sebagai berikut:

  1. Pemerintah Belanda menyerahkan Indonesia kepada Inggris di Kalkuta, India
  2. Semua tentara Belanda menjadi tawanan perang Inggris.
  3. Orang Belanda dipekerjakan dalam pemerintahan Inggris.
  4. Hutang Belanda tidak menjadi tanggungan Inggris.

Raffles yang berhasil merebut seluruh kekuasaan Belanda, memberikan kesempatan rakyat Indonesia untuk melakukan perdagangan bebas. Meski keberadaan Inggris tetap menindas rakyat Indonesia.

Bangsa Belanda

Tujuan Belanda datang ke Indonesia tentu sama dengan negara lainnya, yakni mencari kekayaan, monopoli perdagangan, dan mencari daerah jajahan.

Selain itu, perang Belanda dengan Spanyol selama 80 tahun, membuat Belanda mencari daerah jajahan ke nusantara.

Belanda datang pertama kali ke Indonesia pada 1596, pimpinan Cornelis de Houtman yang mendarat di Pelabuhan Banten.

Kedatangan Belanda diusir penduduk pesisir Banten karena bersikap sombong dan kasar.

Kemudian pada 1598, Belanda datang lagi yang dipimpin oleh Jacob van Heck. Pada 20 Maret 1602, Belanda mendirikan kongsi dagang bernama Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).

Tujuan VOC adalah:

  • Menghilangkan persaingan yang merugikan pedagang Belanda
  • Menyatukan tenaga untuk menghadapi persaingan bangsa Portugis dan pedagang lainnya di Indonesia.
  • Mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, guna membiayai perang melawan Spanyol.

VOC juga menerapkan aturan paksa yang harus dilakukan Indonesia. Aturan tersebut yaitu:

  1. Monopoli dagang
  2. Pajak dibayar dengan hasil bumi
  3. Penjualan paksa hasil bumi kepada VOC
  4. Pelayaran Hongi
  5. Penebangan tanaman rempah milik rakyat
  6. Wajib menanam kopi di wilayah Priangan
  7. Wajib menyerahkan upeti hasil bumi kepada kepala daerah yang sudah melakukan kerja sama dengan VOC.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.