Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Apakah perbedaan sholat tarawih dengan sholat tahajud ? apakah jika sudah sholat tarawih tidak perlu sholat tahajud ? wasalaikum terima kasih Hendriya Waskita Assalamu’alaikum wr. wb. 1. Shalat Tarawih Pendapat yang populer dalam jumlah rakaat shalat malam yang dilakukan Rasulullah adalah sebagai berikut : 1. 11 rokaat terdiri dari 4 rokaat x 2 + 3 rokaat witir. Ini sesuai dengan hadist A’isyah yang diriwayatkan Bukhari. 2. 11 rokaat terdiri dari 4 rokaat x 2 + 2 rokaat witir + 1 witir. Ini sesuai dengan hadist Ai’syah riwayat Muslim. 3. 11 rokaat terdiri dari 2 rokaat x 4 & 2 rokaat witir + 1 witir. Ini juga diriwayatkan oleh Muslim. 4. Ada juga riwayat Ibnu Hibban yang mengatakan 8 rakaat + witir. 5. Ada juga riwayat yang mengatakan 13 rakaat termasuk witir. Itu adalah diantara riwayat-riwayat yang sahih shalat malam yang dilakukan oleh Rasulullah. Khusus untuk bulan Ramadhan Rasulullah pernah shalat berjamaah bersama sahabat, kemudian hari berikutnya beliau tidak lagi melakukan hal yang sama, ketika ditanya alasannya, beliau menjawab karena khawatir diwajibkan. Kemudian pada masa Umar bin Khattab, karena orang berbeda-beda, sebagian ada yang shalat dan ada yang tidak shalat, maka Umar ingin agar umat Islam nampak seragam, lalu disuruhlah agar umat Islam berjamaah di masjid dengan shalat berjamah dengan imam Ubay bin Ka’b. Itulah yang kemudian populer dengan sebutan shalat tarawih, artinya istirahat, karena mereka melakukan istirahat setiap selasai melakukan shalat 4 rakaat. Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menyebutkan perbedaan riwayat mengenai jumlah rakaat yang dilakukan pada saat itu : ada yang mengatakan 13 rakaat, ada yang mengatakan 21 rakaat, ada yang mengatakan 23 rakaat. Khusus rakaat shalat tarawih, ada juga yang mengatakan 36 rakaat plus 3 witir, ini diriwayatkan pada masa Umar bin Abdul Aziz. Ada juga yang meriwayatkan 41 rakaat. Bahkan ada yang meriwayatkan 40 rakaat plus 7 rakaat witir. Riwayat dari imam Malik beliau melaksanakan 36 rakaat plus 3 rakaat witir. Kebanyakan masyarakat Indonesia yang mayoritas bermadzhab Syafi’i melaksanakan shalat Tarawih 20 rakaat atau 11 rakaat, termasuk witir. Kedua cara ini sama-sama mempunyai landasan dalil yang kuat. Shalat tarawih bisa juga disebut shalat qiyamullail, yaitu shalat yang tujuannya menghidupkan malam bulan Ramadhan. Penamaan shalat tarawih tersebut belum muncul pada zaman Rasulullah s.a.w. 2. Shalat Tahajud Salat tahajud itu artinya salat malam setelah tidur sejenak. Tahajud berasal dari bahasa Arab "tahajjud", dari kata dasar "hajada" yang berarti "tidur" dan juga berarti "salat di malam hari". Orang yang melakukan salat malam disebut "haajid". Jadi bertahajud artinya melakukan salat sunat di malam hari, setelah tidur. Semua salat sunat yang dikerjakan di malam hari setelah tidur, dengan demikian, disebut salat tahajud atau salat malam (shalatullail). Shalat tahjud hukumnya sunnah muakkadah bagi umat Islam. Bagi Rasulullah hukumnya sunnah. Dalam riwayat Muslim dikatakan "Sebaik-baik shalat setelah shalat fardlu, adalah shalat pada malam hari". Jenisnya macam-macam, bisa salat hajat, salat witir, salat tasbih, dan sunat mutlak, atau mungkin juga shalat tarawih. Dalam melakukan tahajud disunatkan memulainya dengan salat sunat dua rekaat yang ringan (tidak panjang). Kata Nabi saw: "Jika salah satu di antara kalian melakukan salat malam, hendaknya memulainya dengan dua rekaat yang ringan".[Riwayat Muslim, Abu Daud, dan Ahmad]. Setelah itu silahkan melakukan salat sepuasnya, sekuatnya. Boleh berupa salat hajat (salat hajat ini boleh juga dilakukan di siang hari), salat tasbih, atau salat sunat mutlak (sunat mutlak ini maksudnya asal salat saja dua rekaat, niatnya salat sunat). Semua salat dilakukan dua rekaat-dua rekaat. Kecuali salat witir yang boleh disambung menjadi 3 rekaat, disertai tahiyat awal pada rekaat kedua (sebelum berdiri menuju rekaat ketiga). Salat tahajud hendaknya diakhiri dengan salat witir. Jadi urutannya, witir dilaksanakan paling akhir, sekiranya setelah itu tidak melakukan salat lagi. 3. Shalat Witir Di antara madzhab-madzhab fikih, hanya Abu Hanifah yang berpendapat wajibnya shalat witir. Sementara yang lain hanya menganggapnya sebagai sunnat muakkad [kesunaatan yang benar-benar dianjurkan]. Bahkan kedua murid Abu Hanifah sebagai pemegang otoritas utama madzhab Hanafiyah juga beranggapan sama, yakni hanya sunnat muakkad. Shalat witir adalah "shalat ganjil", yang didasarkan pada hadits Nabi Muhammad: "Sesungguhnya Allah adalah witr [ganjil] dan mincintai witr [HR. Abu Daud]. Shalat ini dimaksudkan sebagai pemungkas waktu malam untuk "mengganjili" shalat-shalat yang genap. Karena itu, dianjurkan untuk menjadikannya akhir shalat malam. Apabila seseorang berkehendak untuk shalat tahajjud pada malam hari, maka sebaiknya ia tidak menunaikan salat witir menjelang tidur, tapi melaksanakannya setelah shalat tahajjud. Namun jika ia tidak bermaksud demikian, maka sebelum tidur, ia dianjurkan untuk menunaikannya. Walhasil, shalat witir adalah shalat yang dilaksanakan paling akhir diantara shalat-shalat malam. Nabi Muhammad SAW mengatakan: "Jadikanlah witir akhir shalat kalian di waktu malam". [HR. Bukhari]. "Barang siapa takut tidak bangun di akhir malam, maka witirlah pada awal malam, dan barang siapa berkeinginan untuk bangun di akhir malam, maka witirlah di akhir malam, karena sesungguhnya shalat pada akhir malam masyhudah ("disaksikan") [HR. Muslim]. Adapun waktunya adalah setelah shalat ‘Isya hingga fajar. Kata Nabi Muhammad SAW: "Sesungguhnya Allâh telah membantu kalian dengan shalat yang lebih baik daripada kekayaan rajakaya, yaitu shalat witir. Maka kemudian Allâh menjadikannya untuk kalian [agar dilaksanakan] mulai dari ‘Isya hingga terbit fajar". [HR. lima sunan selain Annasâiy] Sholat witir boleh dilaksanakan tiga rakaat langsung dengan sekali salam, atau dua rakaat salam kemudian dilanjutkan dengan satu rakaat. Boleh saja melaksanakan shalat tahajud, meskipun setelah shalat tarawih. Sebaiknya dengan mengikuti shalat tarawih berjamaah, namun tidak mengikuti shalat witir, sebab yang lebih afdal menempatkan shalat witir di akhir shalat malam. Usai tahajud baru melaksanakan shalat witir. Dewan Asatidz Pesantren Virtual Merdeka.com - Bulan Ramadhan akan tiba. Seluruh umat Islam tentu menantikan salah satu bulan paling istimewa ini. Pada bulan ini, muslim dan muslimah akan menjalani ibadah puasa dan salat Tarawih. Apabila seorang muslim melakukan salat Tarawih maka dia akan mendapat pahala besar. Bahkan dosa-dosanya bisa diampuni oleh Allah SWT. Anjuran untuk menjalankan ibadah sholat Tarawih ini sebagaimana yang disebutkan dalam salah satu hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni dosa yang telah lampau." (HR. Bukhari, Muslim). Akan tetapi, terkadang masih ada beberapa orang yang lupa soal tata cara sholat Tarawih. Terlebih hanya dilakukan pada saat bulan suci Ramadhan saja. Lantas bagaimana tata cara sholat Tarawih dan Witir? Simak ulasannya berikut ini. 2 dari 6 halaman
Salat Tarawih memang dianjurkan untuk dilakukan secara berjamaah di Masjid. Adapun keutamaannya seperti akan mendapat pahala yang telah dilipatgandakan oleh Allah SWT. Selain itu juga salat Tarawih bisa meningkatkan silahturahmi dan mendapatkan pahala ketika berjalan menuju Masjid. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits, artinya: Shalat berjamaah lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat. (H.R. Bukhari). Terdapat dua pendapat perihal jumlah rakaat saat menjalankan ibadah salat Tarawih yakni 8 rakaat dan 20 rakaat. Meski demikian, kedua pendapat tersebut mempunyai dalil yang sama-sama kuat. Adapun tata cara sholat Tarawih yang dilansir dari NU Online sebagai berikut:
3 dari 6 halaman
Setelah mengetahui tata cara Sholat Tarawih, ada baiknya juga mengetahui bacaannya. Seperti diketahui, salat Tarawih adalah salah satu amalan sunah yang dijalani hanya di Bulan Ramadhan. Umat Islam pun harus mengetahui niat salat Tarawih sebelum menjalaninya. Berikut bacaan salat Tarawih yang harus diketahui: ©Shutterstock Bacaan Sholat Tarawih sebagai ImamAdapun bacaan niat salat Tarawih di mana Anda bertindak sebagai Imam, seperti berikut: Ushalli sunnatat Tarāwīhi rakatayni mustaqbilal qiblati adāan imāman lillāhi taālā. Artinya: "Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah SWT".Bacaan Sholat Tarawih sebagai Makmum Sedangkan berikut bacaan niat salat Tarawih di mana Anda bertindak sebagai Makmum:Ushalli sunnatat Tarawihi rakatayni mustaqbilal qiblati adaan mamuman lillahi taala. Artinya: "Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah SWT".4 dari 6 halaman
Salat Tarawih juga bisa dilakukan sendiri di rumah. Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi saat hendak melakukan salat Tarawih di rumah. Melansir dari NU Online, kriteria yang dimaksudkan berupa usia sudah uzur, hujan yang dapat membasahi pakaian, datangnya salju, cuaca dingin, sakit berat, hingga kekhawatiran atas gangguan keselamatan jiwanya.Dilansir dari laman NU Online, Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah, pada suatu ketika Rasulullah SAW pernah sengaja tidak melanjutkan shalat tarawih di hari-hari berikutnya karena khawatir apabila umatnya menganggap bahwa shalat tarawih merupakan ibadah wajib. Hukum sunah sholat tarawih ini kemudian berlanjut hingga masanya Khalifah Abu Bakr al-Shidiq.Apalagi mengingat saat ini dunia tengah berjuang melawan pandemi Covid-19. Di mana masyarakat tidak bisa leluasa pergi ke suatu tempat, terutama menimbulkan kerumunan orang. Demi kenyamanan bersama dan menghentikan penyebaran, sejumlah pemerintah menganjurkan untuk melakukan salat Tarawih di rumah.Adapun tata cara Sholat Tarawih sendiri di rumah sebagai berikut:
5 dari 6 halaman
Usai mengetahui tata cara Sholat Tarawih sendiri di rumah, Anda bisa mempelajari niat salat Tarawih. Berikut niat salat Tarawih yang bisa dilafalkan menjelang Takbiratul Ihram: ©ShutterstockUshallu Sunnatat tarawihi ra'atayni mustaqbilal qiblati ada'an lillahi ta'ala.Artinya: "Aku niat shalat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala". 6 dari 6 halaman
Tak hanya tata cara Sholat Tarawih, ada pula tata cara sholat Witir. Salat Witir dilakukan setelah menyelesaikan salat Tarawih. Sebab, salat Tarawih memang sebaiknya ditutup dengan salat Witir yang jumlah rakaatnya ganjil.Salat Witir bisa dilakukan sebanyak 1 rakaat ataupun 3 rakaat. Umat Islam yang mengerjakan salat Witir sebanyak tiga rakaat, masing-masing mengerjakan 2 rakaat dan diakhiri dengan salam. Adapun niat sholat Witir tiga rakaat adalah sebagai berikut ini: USHALLII SUNNATAL WITRI TSALAASA ROKA'AATIN MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA'AN LILLAAHI TA'ALAA Artinya: "Saya berniat sholat witir tiga rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'alaa". |