Jelaskan peran guru dalam PEMBELAJARAN bahasa dengan menggunakan pendekatan komunikatif


Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk membuat kompetensi komunikatif sebagai tujuan pembelajaran bahasa, yang mencakup menyimak, membaca, menulis, berbicara dan mengakui saling ketergantungan bahasa dan komunikasi, bahasa yang dimaksud dalam konteks ini tentu saja bahasa indonesia.

Beberapa hal yang berkaitan langsung dengan konsep ini adalah latar belakang munculnya pendekatan komunikatif, ciri-ciri utama pendekatan komunikatif, aspek-aspek yang berkaitan, dan penerapan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Munculnya pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa bermula dari adanya perubahan-perubahan dalam tradisi pembelajaran bahasa inggris pada tahun 1960-an, yang saat itu menggunakan pendekatan situsional. Dalam pembelajaran situsional, bahasa diajarkan dengan mempraktekkan/melatihkan struktur-struktur dasar dalam berbagai kegiatan berdasarkan situasi yang bermakna.

Namun, dalam perkembangan selanjutnya, seperti halnya teori linguistik yang mendasari audiolingualisme, ditolak di Amerika pada pertengahan serikat pada pertengahan tahun 1960-an dan para pakar linguistik terapan inggris pun mulai mempersalahkan asumsi-asumsi yang mendasari pengajaran bahasa situsional.

Menurut mereka, tidak ada harapan/masa depan untuk meneruskan mengajar gagasan yang tidak masuk akal terhadap peramalan bahasa berdasarkan peristiwa-peristiwa situsional. Apa yang dibutuhkan adalah suatu studi yang lebih cermat mengenai bahasa itu sendiri dan kembali kepada konsep tradisional bahwa ucapan-ucapan mengandung makna dalam dirinya dan mengekspresikan makna serta maksud-maksud pembicara dan penulis yang menciptakannya.

Dalam mengajar, guru mungkin menggunakan lebih dari satu strategi dan pendekatan. Mereka memilih teknik dan materi berdasarkan sejumlah pendekatan untuk kebutuhan siswa secara individu dikelas. Tidak ada satu pun pendekatan terbaik untuk siswa atau guru ( Klein dkk, 1991 : Burns dkk, 1996 ).

Pada prosedur pembelajaran pendekatan komunikatif, terdapat beberapa garis besar pembelajaran yang harus diperhatikan yakni penyajian dialog singkat, pelatihan lisan dialog yang disajikan, penyajian tanya-jawab, penelaahan dan pengkajian, penarikan simpulan, aktifitas interpretatif, aktifitas produksi lisan, pemberian tugas, dan pelaksanaan evaluasi.

Sementara itu, beberapa aspek yang harus diperhatikan kaitannya dengan pendekatan komunikatif adalah teori bahasa, teori belajar, tujuan, silabus, tipe kegiatan, peranan guru, peranan siswa, dan peranan materi. Adapun dalam penerapan pendekatan komunikatif ini, ada dua hal yang harus diperhatikan, yakni tujuan pembelajaran dan kurikulum yang digunakan. Adapun yang termasuk dalam strategi pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan pendekatan komunikatif adalah pengorganisasian kelas serta metode dan teknik belajar mengajar.

Pendekatan komunikatif dapat juga diartikan sebagai pendekatan yang berpijak pada hakikat bahasa sebagai alat/sarana komunikasi, sehingga pengajaran bahasa diarahkan pada penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. Komponen komunikasi itu meliputi unsur pelaku komunikasi, cara berkomunikasi, tempat komunikasi, dan lain-lain ( Djiwandono,1996 ).

Terkait dengan pendapat tersebut diatas, Hymes (dalam Brumfit dan Johnson, 1987), mengemukakan bahwa didalam kelas, bahasa digunakan untuk beberapa tujuan, seperti memberikan sambutan, memohon, memberikan informasi, memerintahkan, dan seterusnya, walaupun pemakaiannya terbatas.

Dalam bahasa komunikatif, semua keterkaitan teori mendasari apa yang digambarkan sebagai CLT, hal ini juga dapat di defenisikan separangkat ajaran tentang alam bahasa dan pembelajaran bahasa yang mendasar menyatukan tetapi meluas, secara teori di informasikan dengan baik.

Dari pekerjaan paling awal dalam CLT, Breen & Savignon (Brown, 2001 : 43) sampai pada buku pelajaran pendidikan guru, Brown, Lee, & Nunan (Brown, 2001 : 43) menyebutkan bahwa banyaknya definisi yang tersedia membuat peneliti berjalan terhuyung-huyung.

Pendekatan komunikatif mengarahkan pengajaran bahasa pada tujuan pengajaran yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi (Syafi’ie, 1993:17, Hymesdalam Brumfit, 1987:2, dan Djiwandono, 1996 : 13). Menurut pandangan ini, pengajaran membaca bertitik tolak pada pertanyaan, Mengapa seseorang membaca?

Syafi’ie (1993) menjelaskan bahwa istilah pendekatan dalam pengajaran bahasa mengacu kepada teori-teori tentang hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa yang berfungsi sebagai landasan dan prinsip pengajaran bahasa.

Lebih lanjut Syafi’ie (1993) menjelaskan bahwa karakteristik pendekatan komunikatif adalah (1) kompetensi komunikatif lebih bersifat dinamis daripada statis, (2) kompetensi komunikasi bersifat kontekstual, (3) kompetensi komunikasi bersifat relatif, bergantung pada aspek-aspek lain yang terkait, baik yang bersifat internal maupun eksternal, dan (4) kompetensi komunikasi berkaitan dengan dikotomi kompetensi kebahasaan dan kompetensi performasi.

Komponen komunikasi itu meliputi unsur pelaku komunikasi, cara berkomuniksi, waktu komunikasi, tempat komunikasi, dan lain-lain (Djiwandono, 1996). Terkait dengan pendapat tersebut, Hymes (dalam Brumfit dan Johnson, 1987) mengemukakan bahwa di dalam kelas, bahasa digunakan dalam beberapa tujuan, seperti memberikan sambutan, memohon, memberikan informasi, memerintahkan dan seterusnya, walaupun pemakaiannya terbatas.

Adapun manfaat pendekatan komunikatif, menurut pandangan Suwarsih Madya, (1991 : 8) adalah sebagai berikut:

  1. Karena Transfer belajar tidak selalu otomatis, usaha harus dilakukan untuk menanamkan kemampuan potensial kepada siswa agar ia termotivasi untuk dapat menggeneralisasi ungkapan komunikatif kaidah tata bahasa atau narasi yang dipelajarinya, dari satu situasi sosio budaya ke situasi sosio-budaya yang lain setara.
  2. Pendekatan spiral atau siklus sangat dianjurkan.
  3. Titik permulaan penyusunan kurikulum sampai ke unit pelajaran seyogyanya berupa fungsi-fungsi komunikasi sosial bahasa yang diperlukan siswa dan.
  4. Pendekatan spiral digunakan dalam menyajikan fungsi bahasa yang damai di dalam situasi sosio-budaya yang berbeda-beda.

Berdasarkan prinsip pendekatan komunikatif, pengajaran membaca harus di dasarkan pada tujuan membaca dan diarahkan pada penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Alasan utama orang membaca adalah untuk memperoleh informasi yang dibutuhkannya dari teks sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

Hasil pengajaran bahasa Indonesia secara komunikatif juga sangat tergantung pada peranan dan kualitas guru, pengajar. Sejauhmana guru dapat menanamkan kemahiran fungsional bahasa di dalam diri siswa.

  1. Langkah-langkah pembelajaran pendekatan komunikatif
  2. Tahap persiapan, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran dan menyiapkan berbagai strategi yang berhubungan dengan pokok bahasan yang diajarkan.
  3. Tahap pelaksanaan, guru menyajikan materi pelajaran dengan memanfaatkan pendekatan komunikatif, sehingga menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga pembelajaran berlangsung efektif dan efesien.
  4. Tahap evaluasi, guru mengadakan evaluasi materi pelajaran yang lebih menekankan pada aspek kognitif dan afektif.

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA 

Untuk Memenuhi Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia

Jelaskan peran guru dalam PEMBELAJARAN bahasa dengan menggunakan pendekatan komunikatif

Nur lailatuz zahroh     (16188201028)

Jl. Kihajar Dewantara 27-29 pasuruan

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kita begitu banyak nikmat, diantaranya nikmat iman dan islam, lebih-lebih nikmat kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya meskipun dalam bentuk yang sederhana.

            Salam dan salawat semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita yaitu Nabi Muhammad SAW, nabi yang menjadi suri tauladan kita dan saya juga mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, khususnya ucapan terimakasih kami sampaikan kepada bapak M. Bayu Firmansyah. M.Pd. selaku dosen mata kuliah Metode Pembelajaran BI yang telah menuntun dan mengarahkan saya sampai akhirnya makalah ini selesai. Dan mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfa’at bagi para pembaca. Amin!


Dalam makalah ini sungguh masih terdapat banyak kesalahan baik dalam bentuk penulisannya maupun dalam bentuk penyusunannya, maka dari itu saya mengharapkan kepada para pembaca makalah ini dapat diberikan masukan dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Kata Pengantar.........................................................................................................................

Daftar Isi...................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................

1.1  Latar Belakang.............................................................................................................

1.2  Rumusan Masalah.......................................................................................................

1.3  Tujuan.........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................

2.1 Pengertian Pendekatan Komunikatif...............................................................................

2.2 Ciri-ciri Pendekatan Komunikatif...................................................................................

2.3 Manfaat dan kekurangan Pendekatan Komunikatif........................................................

2.4 Aspek-aspek yang Berkaitan Erat dengan Pendekatan Komunikatif.............................

2.5 Langkah-langkah Pembelajarn dengan Pendekatan Komunikatif..................................

2.6 Implementasi Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajran Bahasa..............................

BAB III PENUTUP.................................................................................................................

3.1 Kesimpulan........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................





Pendekatan komunikatif adalah pendekatan dalam pembelajaran bahasa yang menekankan pada kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dalam situasi keseharian. Pembelajaran bahasa yang bertujuan agar siswa mampu berkomunikasi menggunakan bahasa target memiliki faktor-faktor penentu komunikasi yang perlu diperhatikan. Faktor-faktor tersebut meliputi siapa berbicara dengan siapa, tujuan, tempat, waktu, konteks kebudayaan dan suasana, jalur dan media, peristiwa berbahasa (Dadan djuanda,2008). Dalam proses belajar mengajar seorang mahasiswa, dituntut harus mampu mengemukakan pendapatnya secara lisan. Keterampilan berbicara pada dasarnya harus dimiliki oleh semua orang yang di dalam kegiatannya membutuhkan komunikasi, baik yang sifatnya satu arah maupun yang timbal-balik ataupun keduanya (Kusuma, 2008). Oleh karena itu, dengan pembelajaran komunikatif siswa diharapkan mangusai kompetensi komunikatif.

11)      Apakah pengertian pendekatan komunikatif?

22)      Apa saja ciri-ciri pendekatan komunikatif?

33)      Apa manfaat dan kekurangan pendekatan komunikatif?

44)      Apakah aspek-aspek yang berkaitan erat dengan pendekatan komunikatif?

55)      Bagaimana langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan komunikatif?

66)      Bagaimanakah implementasi pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa?

11)      mengetahui pengertian pendekatan komunikatif.

22)      Mengetahui ciri-ciri pendekatan komunikatif.

33)      Mengetahui manfaat dan kekurangan pendekatan komunikatif.

44)      Mengetahui aspek-aspek yang berkaitan erat dengan pendekatan komunikatif.

55)      Mengetahui langkah-langkah pembelajran dengan pendekatan komunikatif.

66)      Mengetahui implementasi pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa.








1.1  Pengertian Pendekatan Komunikatif

Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi, menekankan pembinaan dan pengembangan kemampuan komunikatif siswa. Penerapan pendekatan komunikatif sepenuhnya dilakukan oleh siswa (student centre) sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Dengan demikian siswa akan mampu bercerita, menanggapi masalah, dan mengungkapkan pendapatnya secara lisan dengan bahasa yang runtut dan mudah dipahami.

Pendekatan komunikatif dapat juga diartikan sebagai pendekatan yang berpijak pada hakikat bahasa sebagai alat/sarana komunikasi, sehingga pengajaran bahasa diarahkan pada penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. Komponen komunikasi itu meliputi unsur pelaku komunikasi, cara berkomunikasi, tempat komunikasi, dan lain-lain ( Djiwandono,1996 ).

Menurut Littiewood (dalam Rofi’uddin,  1999) pendekatan komunikatif didasarkan pada pemikiran bahwa:

1)      Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang luas dalam pembelajaran bahasa. Hal ini terutama menyebabkan orang melihat bahwa bahasa tidak terbatas pada tata bahasa dan kosa kata, tetapi juga pada fungsi komunikasi bahasa.

2)      Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang luas dalam pembelajaran bahasa. Hal ini menimbulkan kesadaran bahwa pembelajaran bahasa, tidak cukup dengan memberikan kepada siswa bagaimana bentuk-bentuk bahasa itu, tetapi siswa harus mampu mengembangkan cara-cara menerapkan bentuk-bentuk itu sesuai dengan fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi dalam situasi dan waktu yang tepat.;

Muncul pendekatan komunikatif inilah yang menandai perubahan pandangan pengajaran bahasa dari “struktural” ke “fungsional”. Perbedaan pendekatan komunikatif dan pendekatan struktural menurut Muchlisoh, dkk, (1993) adalah pendekatan struktural menuntut ketepatan pengucapan dan menunda latihan kelancaran, sedangkan pendekatan komunikatif lebih mengutamakan kelancaran berkomunikasi, ketepatan komunikasi serta perbaikan struktur dapat dilakukan dalam pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran bahasa dengan menggunakan pendekatan komunikatif lebih tepat dilihat sebagai sesuatu yang berkenaan dengan makna apa yang dapt diungkapkan (nosi) melalui bahasa, bukannya berkenaan dengan butir-butir tata bahasa (struktural). Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Meley (dalam Brumfit,1986) bahwa kemampuan berkomunikasi adalah kemampuan berkomunikasi dalam situasi yang sebenarnya. Dengan demikian, pendekatan komunikatif adalah pendekatan pengajaran bahasa yang sasaran akhirnya adalah kemampuan berkomunikasi.

1.2  Ciri-ciri Pendekatan Komunikatif

Adapun ciri-ciri dari pendekatan komunikatif, yaitu:

1    >. Mengutamakan makna sebenarnya daripada tata gramatikalnya

2    >Adanya kegiatan komunikasi fungsional dan interaksi sosial yang saling berkaitan

>Pembelajaran berorientasi pada pemerolehan kompetensi komunikatif, bukan ketepatan gramatikal (pemahaman untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari)

4      Pembelajaran diarahkan pada modifikasi dan peningkatan murid dalam menemukan kaidah bahasa lewat kegiatan berbahasa (learning by doing)

5      Materi pembelajaran berangkat dari analisis kebutuhan berbahasa pembelajaran

1.3  Manfaat dan Kekurangan Pendekatan Komunikatif

Adapun manfaat pendekatan komunikatif, menurut pandangan Suwarsih Madya, (1991 : 8) adalah sebagai berikut:

1      Karena Transfer belajar tidak selalu otomatis, usaha harus dilakukan untuk menanamkan kemampuan potensial kepada siswa agar ia termotivasi untuk dapat menggeneralisasi ungkapan komunikatif kaidah tata bahasa atau narasi yang dipelajarinya, dari satu situasi sosio budaya ke situasi sosio-budaya yang lain setara.

2      Pendekatan spiral atau siklus sangat dianjurkan.

3      Titik permulaan penyusunan kurikulum sampai ke unit pelajaran seyogyanya berupa fungsi-fungsi komunikasi sosial bahasa yang diperlukan siswa dan.

4      Pendekatan spiral digunakan dalam menyajikan fungsi bahasa yang damai di dalam situasi sosio-budaya yang berbeda-beda.

Berdasarkan prinsip pendekatan komunikatif, pengajaran membaca harus di dasarkan pada tujuan membaca dan diarahkan pada penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Alasan utama orang membaca adalah untuk memperoleh informasi yang dibutuhkannya dari teks sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

Hasil pengajaran bahasa Indonesia secara komunikatif juga sangat tergantung pada peranan dan kualitas guru, pengajar. Sejauhmana guru dapat menanamkan kemahiran fungsional bahasa di dalam diri siswa. Sedangkan kekurangan dari pendekatan komunikatif yaitu:

1      Guru harus kreatif menciptakan suasana belajar yang mampu membuat siswa untuk aktif dan interaktif. Bila guru tidak kreatif, maka pembelajaran akan tidak menarik

2      Bila siswa tidak memiliki pengatahuan interaksi dan komunikasi yang cukup baik atau siswa cenderung pasif, maka siswa akan kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran.

1.4  Aspek-aspek yang Berkaitan Erat dengan Pendekatan Komunikatif

beberapa aspek yang harus diperhatikan kaitannya dengan pendekatan komunikatif adalah teori bahasa, teori belajar, tujuan, silabus, tipe kegiatan, peranan guru, peranan siswa, dan peranan materi. Adapun dalam penerapan pendekatan komunikatif ini, ada dua hal yang harus diperhatikan, yakni tujuan pembelajaran dan kurikulum yang digunakan. Adapun yang termasuk dalam strategi pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan pendekatan komunikatif adalah pengorganisasian kelas serta metode dan teknik belajar mengajar. Dapat disimplkan dalam tabel berikut:

Pada hakikatnya bahasa adalah suatu system untuk mengepresikan makna, yang menekankan pada dimensi simentik dan komunikatif daripada cirri-ciri gramatikal bahasa. Oleh karena itu, yang perlu ditonjolkan adalah interaksi dan komunikasi bahasa.

Teori yang cocok adalah teori pemerolehan bahasa kedua secara ilmiah.

Tujuan umum pembelajaran bahasa adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi (kompetensi dan permonfansi komunikatif).

Silabus harus disusun searah dengan tujuan pembelajaran dan tujuan-tujuan yang dirumuskan dan materi-materi yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan siswa.

Pembelajar dipajankan pada situasi komunikasi yang nyata, seperti tukar menukar informasi, negosiasi makna atau kegiatan lain yang sifatnya riil.

Guru berperan sebagai fasilitator komunikasi, partisipan tugas dan teks, penganalisis kebutuhan, konselor, dan manajer proses belajar.

Pembelajar berperan sebagai pemberi dan penerima, negosiator, dan interaktor sehingga siswa tidak hanya menguasai bentuk-bentuk bahasa, tetapi juga bentuk dan juga maknanya.

Materi disusun dan disajikan dalam peranan sebagai pendukung usaha meningkatkan kemahiran berbahasa dalam tindak komunikasi nyata.

1.5  Langkah-langkah Pembelajaran dalam Pendekatan Komunikatif

Adapun langkah-langkah guru yang dilakukan dalam mengambil Pembelajaran pendekatan komunikatif, yakni:

1      Tahap persiapan, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran dan menyiapkan berbagai strategi yang berhubungan dengan pokok bahasan yang diajarkan.

2      Tahap pelaksanaan, guru menyajikan materi pelajaran dengan memanfaatkan pendekatan komunikatif, sehingga menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga pembelajaran berlangsung efektif dan efesien.

3      Tahap evaluasi, guru mengadakan evaluasi materi pelajaran yang lebih menekankan pada aspek kognitif dan afektif.

1.6  Implementasi Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa

a.       Konteks dan tema digunakan untuk mengembangkan perbendaharaan kata siswa. Tujuannya adalah agar pembelajaran bahasa berlangsung dalam suasana kebahasaan yang wajar, tidak disajikan dalam kalimat-kalimat yang sulit dimengerti siswa, misalnya penggambaran kegiatan di rumah, di dapur, di jalan, di desa, di sekolah, dan sebagainya.

b.      Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan untuk bermacam-macam fungsi sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh penutur, misalnya :

1)      Untuk menyatakan informasi faktual (melaporkan, menanyakan, mengoreksi, dan mengidentifikasi).

2)      Menyatakan sikap intelektual (menyatakan setuju atau tidak setuju, menyanggah, dan sebagainya).

3)      Menyatakan sikap emosional (senang, tidak senang, harapan, kepuasan, dan sebagainya).

4)      Menyatakan sikap moral (meminta maaf, menyatakan penyasalan, penghargaan, dan sebagainya).

5)      Menyatakan perintah (mengajak, mengundang, memperingatkan, dan sebagainya).

Pengajian fungsi itu sebaiknya disajikan di dalam konteks, tidak dalam bentuk kalimat-kalimat yang lepas.

c.       Pembelajaran menekankan pada pengembangan kompetensi bahasanya, bukan pada pengetahuan bahasanya saja, sehingga siswa dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam merancang materi pengajaran yang mengacu pada pendekatan komunikatif menurut Brown, yaitu:

1)      Tujuan pembelajaran di dalam kelas difokuskan pada semua komponen dari kemampuan berkomunikasi

2)      Teknik dalam pembelajaran bahasa dirancang untuk melibatkan siswa dalam penggunaan bahasa yang pragmatis, autentik, fungsional dan bermakna

3)      Kelancaran dan ketepatan berbahasa yang dapat melandasi teknik-teknik komunikatif

4)      Siswa pada akhirnya harus menggunakan bahasa, baik secara produktif maupun reseptif.

Contoh pembelajran dengan pendekatan komunikatif yaitu:

a.       Ketika Tanya jawab antara siswa dengan guru, maka akan terjadi interaksi dan pertukaran informasi.

b.      Ketika siswa menggunakan keterampilan berbahasanya (menyimak, membaca, menulis, dan berbicara), maka secara langsung maupun tidak, telah terjadi pembelajaran dengan pendekatan komunikatif.

c.       Simulasi dan bermain peran. Contoh :

1      Siswa diminta membayangkan dirinya ada dalam situasi yang dapat terjadi di luar kelas. Ini dapat saja berupa kejadian yang sederhana, misalnya bertemu seorang teman di jalan, tetapi dapat pula kejadian yang bersifat kompleks, negosiasi di dalam bisnis.

2      Siswa diminta memilih peran tertentu dalam suatu situasi. Dalam beberapa kasus, mungkin mereka berlaku sebagai dirinya sendiri, tetapi dalam beberapa kasus-kasus lain mungkin mereka memperagakan sesuatu, di dalam simulasi

3      Mereka diminta berbuat seperti kalau situasi ini benar-benar terjadi, sesuai dengan peran mereka masing-masing. Permainan peran tidak selalu dalam bentuk akting, tetapi dapat juga dalam bentuk debat, atau improvisasi.



        Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi, menekankan pembinaan dan pengembangan kemampuan komunikatif siswa. Pendekatan komunikatif dapat juga diartikan sebagai pendekatan yang berpijak pada hakikat bahasa sebagai alat/sarana komunikasi, sehingga pengajaran bahasa diarahkan pada penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. Muncul pendekatan komunikatif inilah yang menandai perubahan pandangan pengajaran bahasa dari “struktural” ke “fungsional”.



Dibia, dkk. 2005. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Kelas Rendah Berorientasi Pada Kurikulum 2004, Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Negeri Singaraja.

Girsang, Bang. 2012. Model, Metode, Strategi, Pendekatan dan Teknik Pembelajaran.

Kusuma, 2008. Strategi Pendekatan Komunikatif dalam Menunjang Pembelajaran Keterampilan Berbicara.


Zuchdi, Darmayanti dan Budiasih. 1997. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Di Kelas Rendah. Jakarta: Departement Pendidikan Dan Kebudayaan.


Page 2

Jelaskan peran guru dalam PEMBELAJARAN bahasa dengan menggunakan pendekatan komunikatif

EVALUASI BELAJAR MENGAJAR BAHASA Untuk Memenuhi Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Bahasa Dosen Pembimbing : M. Bayu Firmansyah. M.Pd Disusun oleh :                                   Nur Lailatuz Zahroh    (161882010 28 ) STKIP PGRI PASURUAN Jl. Kihajar Dewantara 27-29 pasuruan Tahun ajaran 2016/2017 BAB VII Evaluasi Pembelajaran Bahasa 1. Tes Tes adalah suatu alat yang digunakan oleh pengajar untuk memperoleh informasi tentang keberhasilan peserta didik dalam memahami suatu materi yang telah diberikan oeh pengajar. Dalam hal ini pengajar akan melaksanakan dua kegiatan yaitu : a)         Mengukur peserta didik b)         Mengukur keberhasilan program-program pengajaran 2. Tujuan Menurut Harris (1968) tujuan tes secara umum adah sebagai berikut : a)         Untuk menunjukkan kesiapan program pembelajaran b)         Untuk mengklasifikasi atau menempatkan peserta didik pada kelas bahasa c)         Untuk mendiag