Jelaskan mekanisme pembentukan urine pada sistem ekskresi manusia

Jelaskan mekanisme pembentukan urine pada sistem ekskresi manusia
Ilustrasi buang air kecil. shutterstock

TRENDING | 9 Maret 2022 09:53 Reporter : Tantiya Nimas Nuraini

Merdeka.com - Proses pembentukan urine pada ginjal biasanya akan dipelajari saat duduk di bangku sekolah menengah. Manusia tentu saja mengalami proses pembuangan zat-zat sisa metabolisme atau ekskresi dalam tubuhnya setiap hari. Salah satunya adalah mengeluarkan urine saat buang air kecil.

Urine sendiri adalah hasil penyaringan darah oleh ginjal dan dikeluarkan oleh tubuh melalui saluran kemih. Bisa dikatakan proses pembentukan urine terjadi di dalam saluran kemih, yakni salah satu bagian dari sistem urinaria. Urine nantinya dikeluarkan untuk membuang sisa-sisa dari metabolisme. Seperti racun dan urea dari dalam tubuh.

Selain itu, limbah dan air berlebih juga akan dikeluarkan melalui saluran urine. Sehingga, apabila terdapat suatu masalah pada proses pembentukan urine, maka hal tersebut mampu terjadi gangguan pada sejumlah organ tubuh pula.

Lantas seperti apa proses pembentukan urine pada ginjal dan keluhan yang sering terjadi? Melansir dari berbagai sumber, Rabu (9/3), simak ulasan informasinya berikut ini.

2 dari 4 halaman

Sebenarnya, proses pembentukan urine ada tiga proses berupa penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi) dan pengumpulan atau sekresi (augmentasi). Adapun penjelasan dari masing-masing proses pembentukan urine adalah sebagai berikut:

a. Penyaringan (Filtrasi)
Proses pembentukan urine pada ginjal yang pertama yaitu penyaringan atau filtrasi. Tahukah kalian, setiap ginjal mempunyai sekitar satu juta nefron, tempat pembentukan urine. Sekitar 20 persen dari darah nantinya akan melalui ginjal dan disaring pada waktu tertentu. Proses inilah yang nantinya mampu membantu tubuh mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme.

Tak hanya itu, proses tersebut juga bisa membantu menjaga keseimbangan pH, cairan hingga kadar darah dalam tubuh. Filtrasi terjadi di bagian malphigi yang berupa glomerulus dan kapsul Bowman. Glomelurus ini berfungsi untuk menyaring air, glukosa, garam, urea, asam amino dan limbah lainnya. Hasil penyaringan tersebut kemudian melewati kapsul Bowman hingga akhinya menghasilkan urine primer.

Urine primer mengandung urea di dalamnya yang dihasilkan dari amonia yang terkumpul saat hati memproses asam amino serta disaring oleh glomerulus.

b. Penyerapan Kembali (Reabsorpsi)
Proses pembentukan urine pada ginjal yang kedua adalah penyerapan kembali atau reabsorpsi. Sekitar 43 galon cairan akan melewati proses filtrasi. Namun, sebagian besar cairan tersebut akan diserap kembali sebelum nantinya dikeluarkan dari tubuh. Reabsorpsi sendiri terjadi di tubulus proksimal nefron, lengkung Henle (loop of Henle), tubulus distal serta tubulus pengumpul.

Air, asam amino, glukosa, natrium hingga nutrisi lainnya diserap kembali ke aliran darah di kapiler yang mengelilingi tubulus. Air bergerak melalui proses osmosis, yakni pergerakan air dari area konsentrasi tinggi ke konsentrasi lebih rendah. Dari proses ini akan menghasilkan urine sekunder.

Umumnya, semua glukosa akan diserap kembali. Akan tetapi bagi penderita diabetes, kadar glukosa yang berlebihan akan tetap bertahan di dalam filtrat.

3 dari 4 halaman

Proses pembentukan urine pada ginjal yang ketiga adalah sekresi atau augmentasi. Ini merupakan tahap terakhir dalam proses pembentukan urine pada ginjal. Sekresi atau pembuangan ion hidrogen merupakan bagian dari mekanisme tubuh dalam menjaga keseimbangan pH, asam dan basa tubuh. Pada tahap ini, ion kalsium, ion kalium dan amonia akan dibuang. Hal itu dilakukan agar komposisi kimia darah tetap normal dan seimbang. Proses terjadinya yaitu dengan meningkatkan pembuangan zat kalium dan kalsium saat konsentrasi tinggi. Selain itu juga dengan meningkatkan serta mengurangi sekresi saat tingkatnya rendah.  

Urine yang dihasilkan oleh proses ini lantas mengalir ke bagian tengah ginjal yang bisa disebut pelvis ginjal. Kemudian, urine akan terus mengalir ke ureter dan tersimpan dalam kandung kemih. Dari kandung kemih inilah, urine selanjutnya akan mengalir ke uretra dan dibuang keluar ketika buang air kecil.

(mdk/tan)

Baca juga:
Kades Bringinan Ngamuk Melihat Siswa SD Terlantar 'Guru dan Kepsek Ngawur Mendidik'
Peluk Erat Orangtua, Prajurit TNI Ini Menangis Saat Akan Tugas

4 dari 4 halaman

Melansir dari Alodokter, sebelum mengetahui berbagai keluhan, ada baiknya untuk mengenal organ yang berperan. Berikut beberapa organ yang memiliki peranan penting dalam proses pembentukan urine:

  • Ginjal
  • Ureter
  • Uretra
  • Kandung Kemih

Sejumlah organ yang terlibat pada proses pembentukan urine mampu mengalami masalah atau gangguan. Adapun beberapa keluhan yang sering terjadi adalah sebagai berikut:

  • Batu ginjal
  • Infeksi saluran kemih (ISK)
  • Nefropati diabetik
  • Gagal ginjal
  • Kanker ginjal

Kalian bisa menjaga kebersihan saluran kemih untuk mencegah mengalami beberapa keluhan tersebut. Selain itu, tidak ada salahnya mulai untuk menjalani gaya hidup sehat. Adapun beberapa tips atau cara menjaga kesehatan dan kebersihan kandung kemih yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Penuhi kebutuhan cairan setiap hari dengan konsumsi setidaknya 8 gelas atau setara 2 liter air putih
  2. Rajin konsumsi makanan bergizi seperti sayur dan buah
  3. Membersihkan vagina dan penis usai buang air kecil hingga bersih
  4. Rajin melakukan senam kegel
  5. Menerapkan seks aman, seperti tidak berganti pasangan dan mengenakan akat pengaman

Jelaskan mekanisme pembentukan urine pada sistem ekskresi manusia
Ilustrasi urine. ©Shutterstock.com/Alexander Raths

JATENG | 4 Juni 2020 20:02 Reporter : Ayu Isti Prabandari

Merdeka.com - Ekskresi atau pembuangan zat sisa metabolisme merupakan sistem yang harus dilakukan oleh tubuh setiap makhluk hidup, termasuk manusia. Dalam hal ini, sistem ekskresi bekerja untuk mengeluarkan zat-zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh. Salah satunya, zat ini keluar berupa urine saat buang air kecil.

Sebelum dikeluarkan dari tubuh, zat sisa metabolisme ini melewati proses pembentukan urine terlebih dahulu pada organ ginjal. Kemudian urine dikeluarkan dari tubuh melalui sistem perkemihan, yaitu melibatkan organ kandung kemih dan saluran kemih.

Urine yang mengandung zat sisa metabolisme ini harus dikeluarkan secara rutin. Jika tidak, maka dapat membahayakan bagi tubuh.

Pembuangan urine dalam tubuh akan semakin sering dilakukan, saat tubuh mengonsumsi cairan dalam jumlah yang banyak. Tidak heran jika orang yang banyak minum, efeknya akan semakin sering buang air kecil untuk mengeluarkan urine.

Lalu bagaimana proses pembentukan urine hingga berhasil keluar dari tubuh. Serta apa gangguan apa saja yang ditimbulkan jika sistem ekskresi tidak berjalan dengan baik.

Dilansir dari Liputan6.com, berikut kami telah merangkum penjelasan proses pembentukan urine dalam tubuh yang perlu Anda ketahui.

2 dari 6 halaman

Jelaskan mekanisme pembentukan urine pada sistem ekskresi manusia

©2015 Merdeka.com/shutterstock/Filip Ristevski

Perlu diketahui, proses pembentukan urine pada tubuh terdiri dari tiga tahapan. Mulai dari filtrasi atau penyaringan, reabsorbsi, hingga sekresi atau pembuangan. Berikut adalah penjelasan proses pembentukan urine pada tubuh yang perlu Anda ketahui.

3 dari 6 halaman

Proses pembentukan urine yang pertama adalah filtrasi atau penyaringan. Proses penyaringan ini tidak lain dilakukan oleh organ ginjal.

Pada tahap pertama, proses pembentukan urine dilakukan dengan menyaring darah terlebih dahulu untuk memisahkan dari zat sisa metabolisme yang dapat meracuni tubuh. Proses penyaringan ini terjadi pada bagian badan malphigi yang terdiri dari glomerulus dan kapsul Bowman.

Di sini, glomerulus bekerja menyaring air, garam, glukosa, asam amino, urea dan limbah lainnya yang selanjutnya akan melewati kapsul Bowman. Setelah melewati proses penyaringan ini, terbentuklah urine primer.

Urine primer sendiri dihasilkan dari amonia yang terkumpul saat organ hati memproses asam amino dan disaring oleh glomerulus.

4 dari 6 halaman

Jelaskan mekanisme pembentukan urine pada sistem ekskresi manusia
© www.prevention.com

Berikutnya, proses pembentukan urine pada tubuh akan melalui tahap reabsorbsi. Pada tahap ini, tubuh akan melakukan penyerapan pada sebagian besar cairan-cairan yang telah disaring pada proses filtasi.

Kemudian, akan didapatkan cairan yang mengandung zat sisa metabolisme untuk selanjutnya dibuang dalam bentuk urine. Proses reabsorbsi ini terjadi di tubulus proksimal nefron, lengkung Henle (loop of Henle), tubulus distal dan tubulus pengumpul.

Air, glukosa, asam amino, natrium, serta nutrisi baik lainnya diserap kembali oleh tubuh melalui aliran darah di kapiler yang mengelilingi tubulus. Kemudian sisa cairan zat metabolisme terbentuk yang kemudian disebut dengan urine sekunder.

5 dari 6 halaman

Kemudian, proses pembentukan urin pada tubuh yang terakhir adalah sekresi atau augmentasi. Pada tahap inilah, urine yang sebelumnya telah dibentuk akan dibuang atau dikeluarkan dari dalam tubuh.

Dalam tahap pembuangan ini, juga memberikan kesempatan tubuh untuk menjaga keseimbangan kadar pH yang tepat. Biasanya ion kalium, ion kalsium, dan amonia ikut dibuang dalam tahap ini. Hal ini dilakukan agar komposisi darah tetap seimbang dan normal.

Kemudian, urine yang sudah dihasilkan dalam tahap ini akan mengalir ke bagian tengah ginjal atau pelvis ginjal. Selanjutnya urine akan diteruskan menuju ureter lalu disimpan dalam kandung kemih. Dari kandung kemiih, urine kemudian mengalir ke uretra dan akan dibuang keluar yaitu saat buang air kecil.

6 dari 6 halaman

Jelaskan mekanisme pembentukan urine pada sistem ekskresi manusia
shutterstock

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa pembuangan urine merupakan salah satu cara tubuh membuang zat-zat limbah dan racun dalam tubuh.

Dengan begitu, proses ini harus dilakukan secara rutin agar tubuh bersih dan bebas dari berbagai ancaman penyakit. Jika hal ini tidak dapat berjalan dengan lancar, maka bisa meningkatkan beberapa risiko penyakit. Terutama penyakit gagal ginjal dan batu ginjal.

Untuk itu, proses pembentukan urine dalam tubuh harus bisa dijaga dengan baik. Salah satu caranya adalah dengan banyak mengonsumsi air putih, setidaknya 2 – 3 liter sehari.

Bukan hanya itu, agar kesehatan ginjal tetap terjaga dengan baik, dianjurkan untuk melakukan pola makan sehat dengan membatasi asupan garam dan gula. Selain itu juga perlu didukung dengan rutin berolahraga, istirahat yang cukup, juga menghindari minuman beralkohol dan kebiasaan merokok.

Jika terjadi gangguan dalam proses pembentukan urine seperti kencing berdarah, pembengkakan seluruh tubuh, lemas, maupun gejala lainnya yang mengganggu organ ekskresi, lebih baik segera berkonsultasi ke dokter.

Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat secara medis. Sehingga bisa meminimalisir berbagai risiko penyakit dan kondisi kesehatan yang semakin memburuk.

(mdk/ayi)