Jelaskan hambatan hambatan pembangunan ekonomi daerah

1. Lingkaran Perangkap Kemiskinan (The Vicious Circle)

Pemahaman tentang lingkaran perangkap kemiskinan di ungkapkan oleh Nurkse, ia menggunakan pendekatan ini untuk menjelaskan tentang pembangunan berimbang. Menurut Nurkse dalam Jhingan (2012) yang disebut dengan lingkaran perangkap kemiskinan ialah deretan melingkar kekuatan-kekuatan yang satu sama lain beraksi dan bereaksi sedemikian rupa sehingga menempatkan suatu negara miskin tetap berada dalam keadaan melarat. Salah satu ungkapan Nurkse yang terkenal ialah, “ the country is poor, cause it is poor ”. Dalam pandangannya, masalah yang mengakibatkan adanya lingkaran kemiskinan ialah, rendahnya produktivitas total di negara terbelakang sebagai akibat kekurangan modal, pasar tidak sempurna dan keterbelakangan perekonomian. Selain itu, Nurkse dalam Sukirno (1985), juga berpendapat bahwa rendahnya pembentukan dipengaruhi oleh international demontration effect , dimana yang dimaksud dengan international demontration effect ialah, kecenderungan untuk meniru gaya konsumsi negara yang lebih maju.

Lingkaran Kemiskinan Nurske

Jelaskan hambatan hambatan pembangunan ekonomi daerah

Selain pandangan Nurkse, pandangan mengenai lingkaran perangkap kemiskinan juga diajukan oleh Meier dan Baldwin. Meier dan Baldwin mengajukan pandangan mereka dengan menekankan faktor pengaruh lingkaran perangkap kemiskinan ialah berasal dari keadaan masyarakat terbelakang dengan sumber daya yang belum termanfaatkan. Jika penduduk terbelakang dan buta huruf, langka akan ketrampilan teknik, pengetahuan dan kewirausahaan, maka sumber daya alam tetap terbengkala. Pada lain pihak, keterbelakangan sumber daya alam menyebabkan keterbelakangan manusia.

2 . Tingkat Pembentukan Modal Yang Rendah

Di kebanyakan negara berkembang, tabungan hanya dilakukan oleh segelintir orang dengan pendapatan tinggi, apa lagi dengan kondisi negara berkembang yang memiliki masalah distribusi pendapatan yang kurang merata. Kebanyakan tabungan hanya digunakan untuk membeli barang bersifat konsumtif yang digunakan dengan asumsi dapat dibungakan atau hanya spekulasi.

Di negara berkembang yang relatif miskin, terbatasnya dana modal dan tabungan masyarakat yang dapat diciptakan untuk membiayai pembentukan modal merupakan suatu penghambat yang sangat penting dalam menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat (Sukirno, 1985). Ada beberapa alasan yang lazimnya digunakan untuk menjawab keengganan untuk berinvestasi dan menabung seperti, kurang sempurnanya penegakan hukum dan ketertiban, ketidakstabilan politik, keadaan moneter yang kacau, kurangnya kesinambungan kehidupan perekonomian, meluasnya sistem famili yang menguras, dan terumbatnya prakarsa pribadi dan sistem jangka waktu hak guna-usaha atas tanah.

Setidaknya Jhingan (2012) mengungkapkan 6 alasan utama yang mengakibatkan orang enggan untuk menabung dan berinvestasi yaitu, pertama kebiasaan orang untuk mencoba usaha yang lebih dikenal daripada yang belum. Kedua adalah sempitnya pasar domestik, karena daya beli yang rendah, kemampuan pasar domestik untuk menyerap penawaran barang bagus sangatlah terbatas. Ketiga, kesulitan mendapatkan dana untuk tujuan investasi, kegiatan manufakturing memerlukan modal besar, dan itu sulit didapat karena tiadanya pasar modal dan pasar uang, serta lemahnya sistem perkreditan dan perbankan. Keempat, kurangnya buruh terampil dan kendornya mobilitas faktor sehingga mempertinggi biaya produksi dan dengan demikian merintangi para investor. Kelima, ketiadaan atau kurangnya prasarana dasar seperti, transportasi, tenaga dan persediaan, ini memperlemah dorongan untuk menanam modal. Keenam, wiraswasta yang sangat langka, jikalau pun ada maka akan tersingkir oleh tingginya resiko investasi.

3. Dualisme Dalam Perekonomian

Konsep dualisme pada pembangunan ekonomi pertama kali diutarakan oleh Julius Herman Boeko pada tahun 1953, dengan mempelajari kehidupan sosial dan ekonomi di Indonesia.Boeko mengatakan terdapat dua tipe sektor industri urban yang kecil dan usaha agrikultur desa yang besar. Sektor industri manufaktur menggunakan alat modern, sedangkan sektor agrikultur hanya menggunakan sistem produksi yang primitif. Sebagai akibatnya pasar tenaga kerja terbagi menjadi 2, tenaga kerja dengan skill dan dibayar dengan layak dan tenaga kerja tidak produktif dan dibayara murah.

Analisa-analisa yang telah dilakukan menunjukkan bahwa berbagai macam dualisme yang ada pada negara-negara berkembang, terutama dualisme sosial dan teknologi, mengakibatkan mekanisme pasar tidak berjalan dengan semestinya. Dan ini mengakibatkan sumber-sumber daya yang tersedia tidak digunakan secara efisien (Sukirno, 1985). Dualisme sendiri merupakan kondisi dengan dua keadaan berbeda, dimana salah satunya bersifat “superior” dan yang lainnya “inferior” dan hidup pada ruang dan waktu yang sama. Dari dualisme yang ada, dualisme sosial dan dualisme teknologi paling berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan dari negara yang sedang berkembang

Pada dasarnya dualisme ekonomi ini akan mengakibatkan keadaan-keadaan yang memungkinkan mekanisme pasar tidak berjalan dengan semestinya. Keadaan sebagian penduduk yang masih memegang teguh warisan budaya, tidak memungkinkan adanya perbaikan produksi, pengembangan teknologi, dan perluasan pasar baru keadaan seperti inilah yang memicu ketidaksempurnaan pasar dan membuat mekanisme pasar tidak berjalan efisien.

4 . Dampak Kekuatan Internasional

Ahli ekonomi seperti Mynt, Prebisch, Singer, Lewis, dan Myrdal teal mengembangkan suatu teori penghisapan negara-negara terbelakang. Mereka berpendapat bahwa “didalam perekonomian dunia telah bermain kekuatankekuatan yang tidak seimbang; akibatnya keuntungan perdagangan lebih banyak mengalir ke negara-negara maju” (Jhingan, 2012). Myrdal misalnya memandang pembangunan negara maju dan berkembang tidak akan mencapai titik yang sama (divergen), walau memang ia juga tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya 26 konvergensi pembangunan. Teori kausasi kumulatif Myrdal menyetujui adanya potensi dari konvergensi, yaitu pada tesis keduanya, tetapi ia juga terlalu pesimistis bahwa itu akan terjadi dengan alaminya (Fujita, 2004). Teori Myrdal mengenai pembangunan terbagi menjadi 2 efek penting, Backwash Effect dan Spread Effect. Backwash Effect merupakan keadaan pembangunan di negaranegara berkembang yang menghambat pembangunan di negara terbelakang untuk berkembang, sedangkan Spread Effect merupakan keadaan pembangunan di negara maju yang dapat mendukung pembangunan di negara berkembang (Sukirno, 1985). Namun begitu Myrdal memandang bahwa Backwash effect lebih kuat dibanding dengan Spread Effect terutama di daerah berkembang.

Selain pandangan Gunnar Myrdal, pandangan lain mengenai dampak dari kekuatan internasional terhadapa hambatan pembangunan ialah dari Raul Prebich. Prebisch berpendapat bahwa, term of trade negara terbelakang senantiasa mengalami kemerosotan (Jhingan, 2012). Prebisch mengatakan bahwa negara terbelakang terkena pengaruh fatal sebagai akibat terus melemahnya kapasitas impor, yang dengan melewati proses tertentu pada akhirnya akan melemahkan pembentukan modal dan ini berarti mempersulit tingkat pertumbuhan mereka.

Faktor yang Menghambat Pertumbuhan Ekonomi

RADAR BOJONEGORO – Usaha–usaha pembangunan perekonomian di Negara yang sedang berkembang dalam pelaksanaannya banyak sekali kegagalan dalam memecahkan masalah terutama permasalahan pada bidang pendapatan. Tantangan yang dihadapi di setiap negara adalah bagaimana pertumbuhan ekonomi dapat stabil. Pengangguran dan inflasi dapat dikurangi sambil memperkuat ekonomi pada dasar terbuka.

Terahmbatnya pembangunan di Indonesia secara umum dipengaruhi oleh factor politik, ekonomi, sosial dan budaya. Secara khusus yang di fokuskan yaitu kemiskinan dan pengangguran.

Faktor – factor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi :

1.Factor sumberdaya manusia, sumber daya manusia selaku subjek pembangunan yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan pembangunan 

2.Factor sumberdaya alam, sumberdaya alam harus didukung oleh kemampuan SDMnya untuk mengelolah sumberdaya alam yang tersisa

3.Factor ilmu pengetahuan dan teknologi, perekembangan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pengertian pola kerja dll. Aktivitas ini yang memacu pembangunan ekonomi atau dalam kata lain menjadi pendorong.

4.Factor budaya, berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan

5.Sumber daya modal, sumber daya modal ini dibutuhkan untuk mengeloal SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. 

Hambatan pembangunan Ekonomi 

1.Permodalan, modal dapat dikatakan factor pokok dalam pembangunan. Bila pendapatan perkapita rendah, maka proses pembentukan modalnya terlambat. Akibatnya sumber utama pembetukan modal adalah tabungan pemerintah dan bantuan dari luar negeri.

2.Iklim dan keadaan alam, SDA yang dapat menghambat pembangunan, karna orang hanya mengandalkan persediaan sumber alam yang cukup. Dengan kata lain masyarakat akan meremehkan dan tidak mau kerja keras jika semua merasa tak terpenuhi.

Baca Juga :  Predator Seksual asal Ngraho Divonis 10 Tahun Penjara

3.Penduduk dan ketenagakerjaan, pembangunan dapat berjalan dengan baik apabila tersedia tenaga ahli terbatasnya kemampuan mengelola sumber daya alam.

4.Politik, kestabilan politik disuatu negara menentukan kelancaran proses pembangunan.

5.Sistem social dan masyarakat, memiliki beragam adat dan budaya. Ini juga merupakan masalah jika ini bisa menuai kesalahpahaman dan bisa menghambat pembangunan.

Indicator pertumbuhan ekonomi

Proses pembanguna yang tidak berjalan dengan sempurna, seperti masalah pengangguran, kemiskinan, urbanisasi yang tinggi sehingga menciptakan masyarakat yang miskin dan kesenjangan ekonomi.

Pembangunan ekonomi dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan energi, pangan, transportasi, air bersih dll. Pembangunan ekonomi di Indonesia harus meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa agar keluar sebagai pemenang dalam persaingan global. Keberhasilan pembangunan diukur dengan indicator ekonomi itu sendiri. Dengan berjalan sesuai yang diharapkan. 

Indicator Ekonomi 

1.Pendapatan perkapita

Pendapatan perkapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB merupakan salah satu indicator makro ekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif makro ekonomi, indicator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur, sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. 

2.Struktur Ekonomi

Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan perkapita akan mencerminkan transformasi structural dalam bidang ekonomi dan kelas – kelas social. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan per kapita, kontribusi sector manupaktur/industry dan jasa terhadap pendapatan nasional akan meningkat terus.

3.Urbanisasi 

Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Urbanisasi dikatakan tidak terjadi apabila pertumbuhan penduduk diwilayah urban sama dengan nol. Di negara industry Sebagian besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di negara yang sedang berkembang proporsi terbesar penduduknya tinggak di wilayah pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi digunakan sebagai salah satu indicator pembangunan.

Baca Juga :  Pembelajaran Online Apakah Efektif?

4.Angka Tabungan

Perkembangan sector manufaktur/industry selama tahap industrialisasi memerlukan investasi dan modal. Finansial capital merupakan factor utama dalam proses industrialisasi dalam sebuah masyarakat, sebagaimana terjadi di Inggris pada umumnya Eropa pada awal pertumbuhan kapitalisme yang disusul oleh revolusi industry. Dalam masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun pemerintah.

5.Indeks Kualitas Hidup

Indeks Kualitas Hidup (IKH) digunakan untuk mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks makroekonomi tidak dapat memberikan gambaran tentang kesejahteraan masyarakat dalam mengukur keberhasilan ekonomi. 

6.Indeks Pembangunan Manusia 

Sebagai tambahan untuk beberapa indicator yang telah ada, ide dasar yang melandasi dibuatnya indesk ini adalah pentingnya memeprhatikan kualitas sumber daya manusia. Dalam pemahaman ini, pembangunan dapat diartikan sebagai sebuah proses yang bertujuan mengembangkan pilihan – pilihan yang dapat dilakukan oleh manusia. 

Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai factor penting dalam kehidupan manusia, tetapi tidak secara otomatis akan mempengaruhi peningkatan martabat dan harkat manusia. Dalam hubungan ini, ada tiga komponen yang dianggap paling menentukan dalam pembangunan, umur Panjang dan sehat, perolehan dan pengembangan pengetahuan, dan peningkatan terhadap akses untuk kehidupan yang lebih baik.

RADAR BOJONEGORO – Usaha–usaha pembangunan perekonomian di Negara yang sedang berkembang dalam pelaksanaannya banyak sekali kegagalan dalam memecahkan masalah terutama permasalahan pada bidang pendapatan. Tantangan yang dihadapi di setiap negara adalah bagaimana pertumbuhan ekonomi dapat stabil. Pengangguran dan inflasi dapat dikurangi sambil memperkuat ekonomi pada dasar terbuka.

Terahmbatnya pembangunan di Indonesia secara umum dipengaruhi oleh factor politik, ekonomi, sosial dan budaya. Secara khusus yang di fokuskan yaitu kemiskinan dan pengangguran.

Faktor – factor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi :

1.Factor sumberdaya manusia, sumber daya manusia selaku subjek pembangunan yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan pembangunan 

2.Factor sumberdaya alam, sumberdaya alam harus didukung oleh kemampuan SDMnya untuk mengelolah sumberdaya alam yang tersisa

3.Factor ilmu pengetahuan dan teknologi, perekembangan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pengertian pola kerja dll. Aktivitas ini yang memacu pembangunan ekonomi atau dalam kata lain menjadi pendorong.

4.Factor budaya, berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan

5.Sumber daya modal, sumber daya modal ini dibutuhkan untuk mengeloal SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. 

Hambatan pembangunan Ekonomi 

1.Permodalan, modal dapat dikatakan factor pokok dalam pembangunan. Bila pendapatan perkapita rendah, maka proses pembentukan modalnya terlambat. Akibatnya sumber utama pembetukan modal adalah tabungan pemerintah dan bantuan dari luar negeri.

2.Iklim dan keadaan alam, SDA yang dapat menghambat pembangunan, karna orang hanya mengandalkan persediaan sumber alam yang cukup. Dengan kata lain masyarakat akan meremehkan dan tidak mau kerja keras jika semua merasa tak terpenuhi.

Baca Juga :  Pembelajaran Online Apakah Efektif?

3.Penduduk dan ketenagakerjaan, pembangunan dapat berjalan dengan baik apabila tersedia tenaga ahli terbatasnya kemampuan mengelola sumber daya alam.

4.Politik, kestabilan politik disuatu negara menentukan kelancaran proses pembangunan.

5.Sistem social dan masyarakat, memiliki beragam adat dan budaya. Ini juga merupakan masalah jika ini bisa menuai kesalahpahaman dan bisa menghambat pembangunan.

Indicator pertumbuhan ekonomi

Proses pembanguna yang tidak berjalan dengan sempurna, seperti masalah pengangguran, kemiskinan, urbanisasi yang tinggi sehingga menciptakan masyarakat yang miskin dan kesenjangan ekonomi.

Pembangunan ekonomi dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan energi, pangan, transportasi, air bersih dll. Pembangunan ekonomi di Indonesia harus meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa agar keluar sebagai pemenang dalam persaingan global. Keberhasilan pembangunan diukur dengan indicator ekonomi itu sendiri. Dengan berjalan sesuai yang diharapkan. 

Indicator Ekonomi 

1.Pendapatan perkapita

Pendapatan perkapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB merupakan salah satu indicator makro ekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif makro ekonomi, indicator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur, sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. 

2.Struktur Ekonomi

Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan perkapita akan mencerminkan transformasi structural dalam bidang ekonomi dan kelas – kelas social. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan per kapita, kontribusi sector manupaktur/industry dan jasa terhadap pendapatan nasional akan meningkat terus.

3.Urbanisasi 

Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Urbanisasi dikatakan tidak terjadi apabila pertumbuhan penduduk diwilayah urban sama dengan nol. Di negara industry Sebagian besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di negara yang sedang berkembang proporsi terbesar penduduknya tinggak di wilayah pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi digunakan sebagai salah satu indicator pembangunan.

4.Angka Tabungan

Perkembangan sector manufaktur/industry selama tahap industrialisasi memerlukan investasi dan modal. Finansial capital merupakan factor utama dalam proses industrialisasi dalam sebuah masyarakat, sebagaimana terjadi di Inggris pada umumnya Eropa pada awal pertumbuhan kapitalisme yang disusul oleh revolusi industry. Dalam masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun pemerintah.

5.Indeks Kualitas Hidup

Indeks Kualitas Hidup (IKH) digunakan untuk mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks makroekonomi tidak dapat memberikan gambaran tentang kesejahteraan masyarakat dalam mengukur keberhasilan ekonomi. 

6.Indeks Pembangunan Manusia 

Sebagai tambahan untuk beberapa indicator yang telah ada, ide dasar yang melandasi dibuatnya indesk ini adalah pentingnya memeprhatikan kualitas sumber daya manusia. Dalam pemahaman ini, pembangunan dapat diartikan sebagai sebuah proses yang bertujuan mengembangkan pilihan – pilihan yang dapat dilakukan oleh manusia. 

Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai factor penting dalam kehidupan manusia, tetapi tidak secara otomatis akan mempengaruhi peningkatan martabat dan harkat manusia. Dalam hubungan ini, ada tiga komponen yang dianggap paling menentukan dalam pembangunan, umur Panjang dan sehat, perolehan dan pengembangan pengetahuan, dan peningkatan terhadap akses untuk kehidupan yang lebih baik.