Jelaskan dua teknik yang sering digunakan dalam mengolah logam

Jelaskan dua teknik yang sering digunakan dalam mengolah logam

Jelaskan dua teknik yang sering digunakan dalam mengolah logam
Lihat Foto

History

Ilustrasi teknik pembuatan peralatan pada Zaman Logam.

KOMPAS.com - Pada zaman Logam, manusia prasejarah sudah mampu membuat peralatan sehari-hari dari logam.

Bahan-bahan logam diolah dan dibentuk menjadi beraneka ragam peralatan yang digunakan untuk berburu maupun bercocok tanam.

Hal itu membuktikan bahwa manusia purba telah mengenal teknik peleburan logam. Pada periode ini, masyarakatnya mengenal dua teknik pengolahan logam, yaitu Bivalve dan A Cire Perdue.

Lalu, apa yang dimaksud dengan Bivalve dan A Cire Perdue, serta apa perbedaan kedua teknik cetak tersebut?

Baca juga: Corak Kehidupan Manusia Zaman Prasejarah

Teknik Bivalve

Teknik Bivalve atau setangkup adalah teknik cetak logam menggunakan cetakan yang terbuat dari batu.

Adapun batu tersebut direkatkan atau diikat dengan menggunakan tali pada kedua sisinya.

Setelah direkatkan dan diikat, lelehan dari perunggu atau jenis logam lainnya dimasukkan ke dalam cetakan melalui lubang yang ada di bagian atas cetakan.

Kelebihan teknik Bivalve adalah bisa dikerjakan berulang-ulang, karena cetakannya yang terbuat dari batu dapat digunakan berkali-kali.

Oleh karena itu, teknik ini sangat cocok untuk pengadaan barang atau benda secara massal.

Adapun barang yang dihasilkan melalui teknik ini biasanya adalah kapak corong dan mata panah.

Baca juga: Zaman Logam: Pembagian dan Peninggalan

A cire perdue dan Bivalve merupakan 2 metode pencetakan alat-alat logam pada zaman dahulu. Pada saat itu, manusia purba kebanyakan menggunakan dua metode pengolahan dan pencetakan ini untuk menciptakan alat-alat logamnya.

Kedua teknik percetakan logam ini muncul pada masa perundagian dimana manusia sudah mengembangkan kemampuan untuk mengolah logam seperti perunggu dan juga besi.

Pada zaman logam ini, manusia sudah mampu melebur dan mencetak besi dan perunggu menjadi alat-alat kesehariannya.

Kemajuan ini menggantikan batu dan tulang yang pada zaman batu sebelumnya menjadi bahan dasar utama dalam pembuatan alat-alat perkakas sehari-hari manusia.

Karena manusia menggunakan 2 jenis logam pada waktu yang berbeda pula, kita sekarang membagi periode ini menjadi zaman perunggu dan zaman besi.

Pengertian A Cire Perdue

Jelaskan dua teknik yang sering digunakan dalam mengolah logam

Teknik A Cire Perdue atau kerap disebut sebagai Cire Perdue dan Lost Wax adalah salah satu teknik percetakan logam zaman dahulu dengan menggunakan cetakan lilin yang kemudian dibungkus oleh lapisan tanah liat.

Secara umum, berikut ini adalah proses percetakan logam menggunakan teknik A Cire Perdue

  • Membuat cetakan lilin dari alat yang ingin dibuat
  • Membungkus cetakan lilin dengan tanah liat
  • Membakar tanah liat agar mengeras
  • Menuangkan logam kedalam lubang di cetakan
  • Menunggu hingga dingin dan memecahkan cetakan tanah liatnya

Awalnya, pengrajin logam akan membuat model alat-alat atau objek yang ingin dicetaknya menggunakan bahan dasar lilin.

Karena lilin merupakan bahan yang mudah untuk diolah, maka mudah bagi pengrajin untuk menciptakan model-model yang unik atau sulit untuk ditiru.

Setelah terbentuk model dari lilin, model tersebut akan dibungkus dengan menggunakan tanah liat yang bagian atasnya dilubangi.

Agar mengeras dan tidak rusak saat dituang cairan logam panas, maka tanah liat tersebut dibakar terlebih dahulu hingga mengeras dan cukup kuat untuk menahan logam panas.

Karena proses pembakaran yang panas, maka lilin yang ada di dalam cetakan tanah liat ini akan keluar melalui lubang yang sudah ada.

Setelah itu, pengrajin logam akan menuangkan logam panas lewat lubang yang sudah ada di bagian atas dan menunggu hingga logam panas tersebut mendingin dan mengeras.

Saat logam sudah mengeras, maka pengrajin akan menghancurkan lapisan tipis tanah liat yang ada di luar sehingga hasil cetakan logam yang ada di dalamnya dapat digunakan.

Karena cetakannya dihancurkan setelah digunakan, maka teknik A Cire Perdue ini kurang cocok untuk membuat alat-alat yang harus diproduksi secara massal.

Namun, penggunaan lilin yang mudah dibentuk memungkinkan pengrajin untuk membuat alat dengan bentuk yang lebih unik dan rapih.

 

Pengertian Bivalve

Jelaskan dua teknik yang sering digunakan dalam mengolah logam

Teknik bivalve adalah suatu teknik untuk mencetak logam dengan menggunakan cetakan yang terbuat dari sepasang batu yang disatukan dengan menggunakan tali.

Cetakan ini terdiri dari 2 buah batu yang sudah diolah agar memiliki pola dan bentuk tertentu, sehingga, ketika disatukan menjadi satu, terbentuk suatu rongga yang sesuai dengan bentuk alat yang ingin dibuat.

Secara umum, berikut ini adalah proses yang ada dalam pencetakan logam menggunakan teknik Bivalve

  • Membuat dan merekatkan cetakan
  • Menuangkan logam cair dan menunggu hingga mendingin
  • Membuka cetakan setelah logam mendingin

Setelah cetakan disatukan dan diikat dengan baik, logam cair akan dimasukkan melalui lubang yang ada pada bagian atas cetakan.

Kemudian, para pengrajin logam harus menunggu hingga logam tersebut mendingin dan mengeras sebelum mereka dapat membuka cetakan dan mengeluarkan logam yang sudah mengeras tersebut.

Karena cetakan yang digunakan terbuat dari batu dan tahan lama, maka teknik bivalve ini dapat diulang berkali-kali, sehingga lebih ekonomis bagi para pengrajin logam zaman dahulu.

Umumnya, teknik ini digunakan untuk mencetak alat-alat yang harus diproduksi secara massal seperti alat rumah tangga atau alat berburu.

 

Perbedaan antara A Cire Perdue dan Bivalve

Perbedaan utama dari teknik A Cire Perdue dan teknik Bivalve adalah kemudahan serta penggunaan kembali cetakan yang sudah ada.

Teknik A Cire Perdue kerap dianggap lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan teknik bivalve karena pengrajin hanya perlu untuk mengolah bahan lilin.

Sedangkan, pada teknik bivalve, cetakan harus langsung dibentuk di batu dan seperti yang kita ketahui, zaman dahulu belum ada alat-alat yang memudahkan manusia dalam mengolah batu secara presisi dan akurat.

Namun, teknik A Cire Perdue hanya dapat digunakan satu kali cetakannya, sehingga sangat tidak cocok digunakan untuk membuat barang-barang yang harus diproduksi secara massal.

Sedangkan, teknik Bivalve dapat digunakan berulang kali karena cetakannya tidak dihancurkan dan dibuat dari batu yang tahan lama.

Oleh karena itu, ketika ingin membuat suatu alat yang rapih, akurat, dan unik, namun tidak memerlukan produksi massal, maka dapat digunakan teknik A Cire Perdue.

Sedangkan, jika ingin membuat suatu alat secara massal namun tidak terlalu membutuhkan akurasi dan keunikan, maka dapat digunakan teknik Bivalve.

Teknik pengolahan logam pada masa perundagian terbagi menjadi dua yaitu : 

A. Teknik Bivalve (Setangkup)
Teknik bivalve atau teknik setangkup adalah teknik cetakan menggunakan dua alat yang dijadikan satu dan dapat ditangkupkan. Alat cetak ini diberi lubang pada bagian atasnya. Dari lubang tersebut dituangkan logam yang telah dicairkan. Apabila cairan sudah dingin, kemudian cetakan dibuka. Cetakan dengan teknik bivalve ini dapat digunakan berkali – kali. Hasil dari teknik setangkup memperlihatkan garis sepanjang pertautan kedua bagian yang menangkup itu, contohnya cetakan nekara. Peralatan cetakan untuk membuat nekara masih dapat ditemukan di Bali.

Jelaskan dua teknik yang sering digunakan dalam mengolah logam

B. Teknik a Cire Perdue (Cetakan Lilin)
Pembuatan perunggu menggunakan teknik a Cire Perdue diawali dengan membuat bentuk benda logam dari lilin yang berisi tanah liatsebagai intinya. bentuk lilin ini dibentuk dengan berbagai pola hias. Bentuk lilin yang sudah lengkap dibungkus lagi dengan tanah liat yang lunak dengan bagian atas dan bawah diberi lubang. Dari lubang atas dituangkan perunggu cair dan dari lubang bawah mengalirlah lilin yang meleleh. Bila perunggu yang dituangkan sudah dingin, cetakan tersebut dipecah untuk mengambil benda yang sudah jadi. Cetakan dengan teknik a cire perdue ini hanya dapat digunakan sekali saja.

Jelaskan dua teknik yang sering digunakan dalam mengolah logam
A Cire Perdue

Sebutkan dan jelaskan teknik pembuatan alat-alat perunggu pada zaman prasejarah? Seperti yang kita ketahui, dalam pembagian atau pembabakan zaman prasejarah berdasarkan hasil kebudayaannya yaitu meliputi zaman batu dan logam. Nah pada zaman logam manusia telah dapat membuat alat-alat dari bahan perunggu. Hal ini berdasarkan fakta berupa peninggalan-peninggalan yang berhasil ditemukan. Lalu, bagaimana cara manusia pada masa itu membuat alat-alat dari bahan perunggu?

Terdapat dua teknik pembuatan alat-alat perunggu pada zaman prasejarah, yaitu dengan teknik Bivalve dan teknik A Cire Perdue. Apa maksud dan bagaimana cara pembuatan alat-alat dari bahan perunggu dengan kedua teknik diatas? Jika kalian sedang mencari informasi tersebut, maka tepat sekali membaca pembahasan dibawah ini. Oke, langsung saja simak ulasan berikut ini.

Jelaskan dua teknik yang sering digunakan dalam mengolah logam

Seperti yang sudah disinggung diatas, terdapat dua cara manusia pada zaman dahulu untuk membuat alat-alat perunggu, yaitu teknik Bivalve atau bisa disebut juga cetakan setangkup dan teknik A Cire Perdue atau diartikan sebagai cetakan lilin. Kedua teknik ini tentu berbeda cara kerjanya, masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahannya.

1. Teknik Bivalve

Teknik Bivalve adalah teknik pembuatan alat dari bahan perunggu dengan menggunakan cetakan yang dapat ditangkupkan atau dirapatkan. Dalam pembuatan cetakan, di bagian atas diberi lubang. Jadi, setelah cetakan ditangkupkan atau disatukan maka langkah selanjutnya adalah menungkan cairan logam yang telah dipanaskan ke dalam cetakan tersebut melalui lubang bagian atas.

Setelah perunggu dingin barulah cetakan dibuka. Maka hasil perunggu sudah jadi. Apabila akan membuat benda yang memiliki lobang di dalamnya, maka dapat menggunakan tanah liat sebagai intinya. 

Cetakan Bivalve dapat digunakan berkali-kali, benda atau barang yang dihasilkan bisa berlipat ganda sama persis bentuknya dengan cepat. Hal ini karena cetakan masih bisa dipakai setelah sebelumnya digunakan. 

Teknik pembuatan alat-alat perunggu pada zaman prasejarah ini biasanya digunakan untuk membuat benda-benda yang tidak berongga atau bisa disebut beda pejal.

Baca Juga : Hasil Kebudayaan Peninggalan Zaman Logam

2. A Cire Perdue

Teknik A Cire Perdue adalah teknik mengolah atau membuat logam dengan model benda dari lilin. Teknik ini biasanya digunakan untuk membuat benda dari bahan perunggu yang berukuran kecil, seperti arca kecil dan nekara kecil (moko). 

Cara pembuatan alat-alat dengan cetakan lilin : pertama membuat model beda dari bahan lilin. Setelah itu, lilin dibungkus dengan tanah liat. Di bagian atas tanah liat diberi lubang. Langkah selanjutnya membakar tanah tersebut agar lilin mencair.

Maka rongga di dalam tanah telah terbentuk seperti benda yang diinginkan. Kemudian logam cair yang telah dipanaskan dimasukkan kedalam tanah tersebut. Setelah dingin, tanah pembungkus kemudian dihancurkan. Maka jadilah alat-alat perunggu yang diinginkan. 

Cetakan ini memiliki kelemahan, yaitu hanya bisa digunakan sekali saja. Berbeda dengan teknik pembuatan alat-alat perunggu sebelumnya, yakni teknik Bivalve yang dapat digunakan berkali-kali.

Baca Juga :

Itulah penjelasan secara singkat mengenai 2 Teknik Pembuatan Alat-Alat Perunggu Pada Zaman Prasejarah. Semoga informasi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca semua. Baca juga artikel sejarah menarik dan informatif lain seputar masa prasejarah. Terimakasih.

Share ke teman kamu:

Tags :