Jelaskan dan beri contoh mengenai konformitas dan kohesivitas

Konformitas Adalah – Pengertian, Maklah, Dasar, Faktor Dan Contoh – Konformitas ialah keadaan dan pengaruh sosial ketika seseorang mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang wujud. Beberapa contoh dari konfomitas adalah ketika menengok jamaah sakit, orang akan membawakan buah atau makanan lain.

Ketika hendak mengambil dollar di ATM atau menaruh uang di bank, jamaah akan menunggu giliran dengan mengantri. Kuatnya pengaruh sosial yang terdapat dalam konformitas dibuktikan secara ilmiah pada penelitian yang dilakukan dengan Solomon Asch pada tahun 1951.

Pada penelitian Indonesia menunjukkan bahwa orang menjurus melakukan konformitas, mendapati penilaian dari orang lain karena tekanan kelompok yang dirasakan. Penelitian lain tentang konformitas pun dilakukan oleh Muzafer Sherif pada tahun 1936.

Jelaskan dan beri contoh mengenai konformitas dan kohesivitas

Konformitas ini berakar dari pengaruh sosial normatif (Aronson, 1980; Deustch & Gerard, 1955; Kelley, 1952). Pada satu keadaan, individu akan merasa terpaksa untuk bertindak sesuai dengan norma-norma kelompok karena khawatir akan memperoleh sejumlah konsekuensi negatif dari penyimpangan tersebut. Berikut ini beberapa pengertian konformitas dari para ahli:

Baca Juga : 6 Pengertian Mediasi Menurut Para Ahli Beserta Unsurnya

  • Konformitas adalah suatu bentuk penyesuaian terhadap kelompok sosial karena adanya tuntutan dari kelompok sosial untuk menyesuaikan, meskipun tuntutan tersebut tidak terbuka (Baron dan Byrne, 1997);
  • Konformitas adalah perubahan perilaku sebagai akibat dari pengaruh kelompok (David W. J. & Frank P.J., 2003);
  • Konformitas adalah suatu bentuk perubahan perilaku atau kepercayaan sebagai hasil dari tekanan kelompok (Myers, 2008);
  • Konformitas terjadi di saat individu berperilaku atau memberikan suatu opini supaya sesuai dengan kondisi tertentu atau untuk memenuhi harapan yang diinginkan oleh kelompok (Rashotte, 2008).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konformitas

  • Kohesivitas Dan Konformitas

Kohesivitas didefinisikan sebagai ketertarikan yang dirasakan oleh seseorang terhadap sebuah kelompok. ketika kohesivitas banyak atau ketika seseorang suka dan mengagumi suatu kelompok tertentu maka tekanan bagi melakukan konformitas akan naik besar.

Salah satu panduan untuk diterima oleh orang-orang tersebut adalah dengan akhirnya menjadi seperti mereka dalam penjuru hal. Sebaliknya ketika kohesivitas rendah, tekanan terhadap konformitas juga rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kohesivitas memunculkan efek yang kuat bersama konformitas.

  • Konformitas Dan Ukuran Kelompok

Asch menemukan yakni konformitas meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah anggota kelompok. Sebaliknya penelitian-penelitian terkini malahan menunjukkan bahwa konformitas condong meningkat seiring dengan meningkatnya ukuran kelompok hingga delapan orang anggota tambahan / lebih.

Jadi tampak yakni semakin besar kelompok ini, maka semakin besar jua kecenderungan seseorang untuk turut serta meskipun tingkah laku tersebut berbeda dari yang sebenarnya diinginkan.

Baca Juga : “Lansia” 8 Pengertian Menurut Para Ahli & ( Ciri Fisik )

  • Norma Sosial Deskriptif Dan Norma Sosial Injungtif

Norma deskriptif ialah norma yang hanya memberikan apa yang sebagian lebih besar orang lakukan pada situasi tertentu. Norma-norma ini mengakibatkan tingkah laku dengan trik memberi tahu seseorang mengenai apa yang umumnya dianggap efektif atau adaptif di dalam situasi tersebut. Sebaliknya arquetipo injungtif menetapkan tingkah laku apa yang diterima / tidak diterima pada situasi tertentu.

Akan tetapi arquetipo injungtif dapat memberikan pengaruh yang lebih kuat. Situasi ini benar karena direttiva injungtif cenderung mengalihkan atensi dari bagaimana orang bertindak pada situasi tertentu pada bagaimana mereka seharusnya bertingkah laku.

Seperti contoh melepaskan sampah sembarangan, maka mereka harus bertingkah laku utk membuang sampah ke kawasan sampah. Selain itu arquetipo injungtif juga dapat menyalakan motif sosial untuk melancarkan hal yang benar pada situasi tertentu tanpa mengindahkan apa yang orang yang lain lakukan.

Dasar-Dasar Konformitas

  • Pengaruh Sosial Normatif (Keinginan Untuk Disukai Dan Rasa Takut Akan Penolakan)

Salah 1 alasan penting mengapa seseorang melakukan konformitas adalah seseorang belajar bahwa dengan melancarkan konformitas bisa membantu bagi mendapatkan persetujuan dan penerimaan yang diinginkan. Sumber konformitas ini dikenal sebagai pengaruh sosial normatif karena pengaruh sosial ini meliputi perubahan tingkah laku untuk mencukupi harapan orang lain.

Baca Juga : 

Umpama ketika sesorang bersama dengan teman lain yang sungguh-sungguh menyadari pentingnya kesehatan, jadi orang tersebut akan memperlihatkan kepadanya bahwa ia amat suka pada buah serta ikan segar serta bukan merokok, meskipun sesungguhnya jamaah tersebut tidak begitu hobi pada makanan itu.

Di situasi ini, jika seseorang mengubah perilakunya agar serasi dengan norma kelompok, boleh jadi juga dapat mengubah keyakinannya.

  • Pengaruh Sosial Informasional (Keinginan Untuk Merasa Tepat)

Dasar dari konformitas yang 2 adalah pengaruh sosial dari informasional yakni kecenderungan seseorang untuk bergantung pada jamaah lain sebagai sumber kabar tentang berbagai aspek lingkungan sosial.

Contohnya adalah turis Amerika yang mendapatkan tahu cara membeli tiket kereta di Paris boleh jadi akan mengamati perilaku jamaah Paris dengan cermat, memperhatikan ke mana mereka membeli tiket, bagaimana mereka melewati peron dan bagaimana trik mereka mencari gerbong kereta.

Dengan mengikuti langkah-langkah untuk orang lain yang jauh tahu, turis itu dapat menguasai dasar-dasar pembelian tiket kereta api di natural. Kecenderungan untuk menyesuaikan kita bergantung pada dua arah situasi seberapa besar keyakinan seseorang pada kelompok serta seberapa yakin seseorang di penilaian diri sendiri.

Jelaskan dan beri contoh mengenai konformitas dan kohesivitas

Baca Juga : Diferensiasi Sosial adalah

Tipe-tipe Konformitas

Allen, Kelman dan Mascovici (dalam Brehm & Kassim, 1990) mengemukakan dua tipe dari konformitas yaitu:

  • Private conformity(acceptance);

Yaitu perilaku konformitas yang dilakukan tidak hanya dengan merubah perilaku luar saja, tetapi juga merubah pola pikir. Konformitas merupakan hasil dari adanya informational influence.

  • Public conformity (compliance);

Yaitu perilaku konformitas yang hanya dilakukan dengan merubah perilaku luar tanpa adanya perubahan pola pikir. Perilaku konformitas tipe ini merupakan hasil dari normative social influence.

Pengaruh Adanya Konformitas

Konformitas meningkat ketika:

  1. Muncul tekanan dari kelompok;
  2. Percaya pada kelompok;
  3. Takut celaan sosial;
  4. Takut dianggap menyimpang.

Efek positif konformitas:

  1. Membentuk aturan dan koordinasi perilaku;
  2. Tahu apa yang diharapkan orang lain atau kelompok terhadap dirinya.

Efek negatif konformitas

  1. Menghilangkan individualitas;
  2. Membatasi kreativitas
  3. Mereduksi peran anggota menjadi mediocrity

Baca Juga : Sifat Dan Bentuk Kontak Sosial Dalam Sosiologi

Faktor Pendorong Melakukan Konformitas

Ada beberapa faktor yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan konformitas. Menurut Williams (2006), faktor-faktor tersebut antara lain:

  1. Ukuran kelompok dan tekanan sosial;

Konformitas akan meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah anggota kelompok. Semakin besar kelompok tersebut maka akan semakin besar pula kecenderungan kita untuk ikut serta, walaupun mungkin kita akan menerapkan sesuatu yang berbeda dari yang sebenarnya kita inginkan. Misalnya di SMA, sedang tren memakai tas ransel. Awalnya hanya beberapa orang saja yang pakai, lama kelamaan hampir seisi kelas menggunakan tas ransel. Si A yang pada awalnya menggunakan tas selempang akhirnya juga menggunakan tas ransel .

  1. Group unanimity(adanya kebulatan suara dalam kelompok);

Hal ini juga berkaitan dengan dukungan sosial. Misalnya, sebuah kelas terdiri dari beberapa mahasiswa ketika ada kelas asistensi satu sama lain pasti akan mencocokkan jadwal. Sebagian besar bisa di hari selasa tapi sebagian kecil tidak bisa pada hari tersebut. maka kesepakatan kelas asistensi diadakan pada hari selasa. Maka sebagian kecil yang tidak bisa pada hari itu dapat mengikuti asistensi KP lain.

  1. Cohessiveness (kekompakan kelompok);

Semakin kohesif suatu kelompok, maka akan semakin kuat pula pengaruhnya dalam membentuk pola pikir dan perilaku anggota kelompoknya. Misalnya, kita mempunyai teman yang terdiri dari empat atau lima orang dan kita dekat dengan mereka ketika mereka membeli barang baru maka kita secara tidak langsung mengikuti mereka dengan membeli barang yang sama juga.

Orang yang memiliki status tinggi atau rendah dari yang lain, akan membuat seseorang lebih bebas untuk berbeda dengan orang lain. Orang yang memiliki status menengah biasanya lebih cenderung konformis. Misalnya, kelompok pasti mempunyai ketua dan anggota. Ketua bertanggung jawab atas anggotanya. Jika ketua memberi peraturan pada anggotanya untuk disiplin waktu untuk mengerjakan tugas maka mau tidak mau anggota harus menuruti peraturan tersebut.

Baca Juga : Angka Harapan Hidup adalah

Seseorang lebih konformis bila mereka harus merespon secara umum dibandingkan mereka merespon secara individual. Misalnya dalam suatu diskusi besar di kelas. Ketika guru menanyakan pendapat pada si A, si A akan menjawab langsung menurut pendapatnya sendiri meski teman-temannya menjawab berbeda dari yang diutarakan oleh A. Namun jika guru menanyakan bagaimana pendapat kelompok, anggota kelompok A yang lain menjawab ya, dan si A menjawab tidak, maka si A akan ikut-ikutan menjawab ya.

  1. Faktor norma dan informasi;

                  Meliputi keinginan untuk disukai, rasa takut akan penolakan, keinginan untuk merasa benar. Misalnya, 4 dari 5 orang anggota kelompok memiliki sifat periang, dan 1 orang lagi pemurung. Kemudian ia berusaha menjadi periang agar diterima oleh teman-temannya.

Faktor Pendorong Tidak Melakukan Konformitas

Pranandari (2005) menjelaskan ada pula faktor yang mendorong seseorang untuk tidak melakukan konformitas, antara lain:

Deindividuasi terjadi ketika seseorang ingin dibedakan dari orang lain. Individu akan menolak konform karena tidak ingin dianggap sama dengan orang lain. Misalnya, Blackberry sedang menjadi tren di kalangan masyarakat. Dengan fitur blackberry messenger yang praktis membuat banyak orang memilih untuk menggunakan BB. Ada sebab lain yang menyebabkan masyarakat memilih BB, yaitu karena sedang tren, jadi mereka tidak mau dianggap ketinggalan zaman. Namun, ada juga orang yang tidak mau menggunakan BB karena menganggap BB terlalu pasaran sehingga tetap bertahan dengan HP yang dimiliki.

  1. Merasa menjadi orang bebas;

Seseorang juga menolak untuk konform karena dirinya memang tidak ingin konform dengan orang lain. Menurutnya, tidak ada hal yang bisa memaksa dirinya untuk mengikuti norma sosial yang ada. Misalnya, pada saat pesta, pada umumnya kaum perempuan menggunakan dress. Orang yang merasa bahwa ia tidak ingin konform dengan orang lain, jika ia menggunakan baju lain selain dress dia akan merasa nyaman-nyaman saja walaupun pada akhirnya ia akan dilihat orang sebagai orang yang aneh.

Indikator

Sears (1994) mengemukakan secara eksplisit bahwa konformitas remaja ditandai dengan adanya tiga hal sebagai berikut :

Kekuatan yang dimiliki kelompok acuan menyebabkan remaja tertarik dan ingin tetap menjadi anggota kelompok. Eratnya hubungan remaja dengan kelompok acuan disebabkan perasaan suka antara anggota kelompok serta harapan memperoleh manfaat dari keanggotaannya. Semakin besar rasa suka anggota yang satu terhadap anggota yang lain, dan semakin besar harapan untuk memperoleh manfaat dari keanggotaan kelompok serta semakin besar kesetiaan mereka, maka akan semakin kompak kelompok tersebut.

  1. Penyesuaian diri
  2. Perhatian terhadap kelompok

Pendapat kelompok acuan yang sudah dibuat memiliki tekanan kuat sehingga remaja harus loyal dan menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat kelompok.

Baca Juga : Pengertian Status Beserta Peran Dan Kelas Sosial Menurut Para Ahli

  1. Kepercayaan
  2. Persamaan pendapat
  3. Penyimpangan terhadap pendapat kelompok

Tekanan atau tuntutan kelompok acuan pada remaja membuatnya rela melakukan tindakan walaupun remaja tidak menginginkannya. Bila ketaatannya tinggi maka konformitasnya akan tinggi juga.

  1. Tekanan karena ganjaran, ancaman, atau hukuman
  2. Harapan orang lain

Demikian penjelasan artikel diatas tentang Konformitas Adalah – Pengertian, Maklah, Dasar, Faktor Dan Contoh semoga dapat bermanfaat bagi pembaca setia DosenPendidikan.Co,Id

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Butuhkan