Jakarta, 18 Februari 2014 Kapan Perbedaan Gender Menjadi Masalah?
Dalam keseharian, kata gender sering membuat resisten dan penolakan dari lingkungan sekeliling. Hal tersebut dikarenakan berbagai hal. Di antaranya, karena gender dianggap melawan kodrat dan menentang lingkungan sekeliling, dan menentang kehendak Ilahi. Hal ini menyebabkan seakan-akan gender menciptakan dikotomi antara laki-laki dan perempuan, dan dipandang seakan-akan gender adalah perlawanan perempuan terhadap laki-laki. Apakah memang perbedaan peran gender sedemikian parahnya, sehingga menyebabkan yang mendengarnya ngeri? Seperti yang disebutkan dalam tulisan sebelumnya, guna memahami gender perlu dimengerti perbedaan gender dengan kelamin dan kodrat. Gender bukanlah perbedaan jenis kelamin melainkan perbedaan fungsi dan peran sosial yang dibentuk oleh masyarakat sekitar terhadap perempuan dan laki-laki yang melahirkan pembagian Peran dan Fungsi sosial yang berbeda. Pembagian peran dan fungsi sosial tersebut berdasarkan apa yang dianggap pantas dan tidak pantas dilakukan oleh perempuan dan laki-laki, yang diatur menurut nilai-nilai, norma, adat istiadat dan kebiasaan dalam masyarakat. Oleh karenanya gender bukanlah kodrat, karena dapat dipertukarkan antara tempat satu dengan tempat lainnya, dan antara perempuan dan laki-laki. Gender tercipta melalui proses sosial budaya yang panjang pada suatu masyarakat dan dapat berbeda dari suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Sosialisasi gender telah dimulai dari bayi dan terus-menerus diperkuat selama masa hidup seseorang. Contoh:
Gender berubah dari waktu ke waktu, dan dari generasi ke generasi lainnya, contoh:
Apakah Gender Melawan Kodrat? Kodrat adalah segala sesuatu pemberian Yang Maha Kuasa yang tidak dapat diubah dan sifatnya permanen baik dari waktu ke waktu, lokasi satu dengan lainnya, dan dari generasi satu ke generasi lainnya. Jenis kelamin merupakan kodrat, karena sudah melekat dalam diri seseorang semenjak lahir, permanen, tidak dapat diubah secara alami dan tidak dapat dipertukarkan. Gender berbeda dengan kodrat, karena gender dapat dipertukarkan. Gender dapat berubah dan berbeda dari suatu masyarakat dan generasi ke masyarakat dan generasi lainnya dan merupakan bentukan masyarakat sehingga gender bukan kodrat.
Apakah Perbedaan Gender Menjadi Masalah? Perbedaan peran, fungsi dan tugas laki-laki dan perempuan tidak menjadi masalah selama tidak merugikan salah satu pihak. Ketidakadilan atau ketimpangan gender terjadi ketika seseorang diperlakukan tidak adil berdasarkan gender yang ia miliki. Ketika seseorang tidak memiliki peluang dan kesempatan hingga manfaat yang sama hanya karena perbedaan gender, di situlah telah terjadi ketimpangan gender. Ketidakadilan tidak hanya terjadi para perempuan, tapi juga terhadap laki-laki. Beberapa bentuk ketidakadilan gender, dan contohnya yakni: Pertama, subordinasi. Melihat salah satu peran lebih rendah daripada lainnya, sehingga tidak mendapatkan penghargaan dan dinilai sama besar dengan yang lainnya. Contoh:
Kedua, marjinalisasi. Peminggiran peran ekonomi perempuan dengan asumsi bahwa perempuan adalah pencari nafkah tambahan serta peminggiran peran politik perempuan dengan asumsi bahwa perempuan tidak bisa menjadi pemimpin. Contoh:
Ketiga, beban ganda. Perempuan yang bekerja dalam sektor publik di luar rumah tidak diiringi dengan berkurangnya beban dalam rumah tangga. Peran untuk mengerjakan tugas rumah tangga masih dianggap tanggung jawab perempuan. Contoh:
Keempat, pelabelan (stereotype). Pemberian label atau cap yang dikenakan kepada seseorang sehingga menimbulkan anggapan yang salah yang merugikan. Contoh:
Kelima, kekerasan. Dapat berbentuk fisik maupun non-fisik. Contohnya:
Berdasarkan penjelasan di atas, jelas dapat dikatakan bahwa perbedaan gender tidak melawan kodrat, sehingga tidaklah benar bahwa gender menentang kehendak Ilahi. Ketimpangan yang terjadi jelas tidak ada kaitannya dengan konstruksi fisik (seks) yang dimiliki, melainkan semata-mata karena ketidakadilan dalam melihat peran dan fungsi sosial seseorang. [KMP 2] Artikel terkait soal "Gender" bisa dibaca di tautan berikut: Editor: Nina Firstavina (dibaca 32284) Page 2Bagi rekan pelaku dan pemerhati KOTAKU yang ingin mengirimkan tulisan partisipatif, silakan kirim berita/artikel/cerita/feature terkait kegiatan KOTAKU ke Redaksi: Tulisan yang dikirim berformat document word (.doc) disertai foto dan keterangan foto. Foto sebaiknya berformat .jpg atau .bmp, dikirimkan via email dan dilampirkan terpisah dari dokumen tulisan (tidak di dalam dokumen). Font tulisan Times New Roman ukuran 12, spasi single, 1 - 2 layar atau maksimal 2.500 karakter (tanpa spasi). Atau, dapat langsung dikirim melalui web (klik "kirim"), syaratnya, Anda sudah terdaftar sebagai member web KOTAKU. Selanjutnya, bila tulisan tersebut dianggap layak, maka tunggu tanggal tayangnya di web KOTAKU. Page 3Bagi rekan pelaku dan pemerhati KOTAKU yang ingin mengirimkan tulisan partisipatif, silakan kirim berita/artikel/cerita/feature terkait kegiatan KOTAKU ke Redaksi: Tulisan yang dikirim berformat document word (.doc) disertai foto dan keterangan foto. Foto sebaiknya berformat .jpg atau .bmp, dikirimkan via email dan dilampirkan terpisah dari dokumen tulisan (tidak di dalam dokumen). Font tulisan Times New Roman ukuran 12, spasi single, 1 - 2 layar atau maksimal 2.500 karakter (tanpa spasi). Atau, dapat langsung dikirim melalui web (klik "kirim"), syaratnya, Anda sudah terdaftar sebagai member web KOTAKU. Selanjutnya, bila tulisan tersebut dianggap layak, maka tunggu tanggal tayangnya di web KOTAKU. Page 4Bagi rekan pelaku dan pemerhati KOTAKU yang ingin mengirimkan tulisan partisipatif, silakan kirim berita/artikel/cerita/feature terkait kegiatan KOTAKU ke Redaksi: Tulisan yang dikirim berformat document word (.doc) disertai foto dan keterangan foto. Foto sebaiknya berformat .jpg atau .bmp, dikirimkan via email dan dilampirkan terpisah dari dokumen tulisan (tidak di dalam dokumen). Font tulisan Times New Roman ukuran 12, spasi single, 1 - 2 layar atau maksimal 2.500 karakter (tanpa spasi). Atau, dapat langsung dikirim melalui web (klik "kirim"), syaratnya, Anda sudah terdaftar sebagai member web KOTAKU. Selanjutnya, bila tulisan tersebut dianggap layak, maka tunggu tanggal tayangnya di web KOTAKU. Page 5Bagi rekan pelaku dan pemerhati KOTAKU yang ingin mengirimkan tulisan partisipatif, silakan kirim berita/artikel/cerita/feature terkait kegiatan KOTAKU ke Redaksi: Tulisan yang dikirim berformat document word (.doc) disertai foto dan keterangan foto. Foto sebaiknya berformat .jpg atau .bmp, dikirimkan via email dan dilampirkan terpisah dari dokumen tulisan (tidak di dalam dokumen). Font tulisan Times New Roman ukuran 12, spasi single, 1 - 2 layar atau maksimal 2.500 karakter (tanpa spasi). Atau, dapat langsung dikirim melalui web (klik "kirim"), syaratnya, Anda sudah terdaftar sebagai member web KOTAKU. Selanjutnya, bila tulisan tersebut dianggap layak, maka tunggu tanggal tayangnya di web KOTAKU. Page 6Total pengunjung hari ini: 1599, akses halaman: 2102,
|