Golongan masyarakat Indonesia yang paling menderita akibat inflasi masa awal kemerdekaan yaitu

Golongan masyarakat Indonesia yang paling menderita akibat inflasi masa awal kemerdekaan yaitu

Iring-iringan truk infanteri Belanda saat Operasi Produk, agresi militer Belanda yang pertama.* /Wikimedia Common

RINGTIMES BANYUWANGI -Hiper inflasi pernah menimpa negara Republik Indonesia yang baru berumur beberapa bulan.

Sumber inflasi yang membuat keadaan Indonesia menjadi terpuruk adalah beredarnya mata uang rupiah Jepang secara tidak terkendali.

Pemerintah tidak sanggup mengontrol mata uang asing yang beredar di Indonesia, terutama mata uang Jepang dan mata uang Belanda.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cinta Hari ini Selasa 18 Agustus 2020, Aries Butuh Komunikasi

Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari jurnal uny.co.id, keadaan kas Negara dan bea cukai dalam keadaan nihil, begitu juga dengan pajak.

Kas pemerintah kosong, pajak-pajak dan bea masuk lainnya sangat berkurang, sebaliknya pengeluaran yang dibutuhkan semakin bertambah.  

>

Untuk sementara waktu kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah adalah mengeluarkan penetapan yang menyatakan berlakunya beberapa mata uang sebagai tanda pembayaran yang sah di wilayah RI.

Baca Juga: Jadwal Acara Global TV Hari ini Selasa, 18 Agustus 2020, Jangan Lewatkan Film ‘Miami Vice’

Yang dinyatakan berlaku adalah tiga macam mata uang yaitu mata uang de Javanese Bank, mata uang Pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang.

Sebagai akibat dari adanya inflasi, yang paling menderita adalah petani, karena pada zaman pendudukan Jepang petani adalah produsen yang paling banyak menyimpan dan memiliki mata uang Jepang.

Golongan masyarakat Indonesia yang paling menderita akibat inflasi masa awal kemerdekaan yaitu

Golongan masyarakat Indonesia yang paling menderita akibat inflasi masa awal kemerdekaan yaitu
Lihat Foto

-

Demonsrasi besar-besaran di tahun 1965, salah satunya dipicu oleh inflasi

KOMPAS.com - Keadaan ekonomi Indonesia pada awal kemerdekaan sangatlah buruk. Salah satu buktinya ialah inflasi besar-besaran atau hiperinflasi setelah proklamasi kemerdekaan.

Saat inflasi terjadi pada 1950, biaya hidup masyarakat meningkat sebesar 100 persen. Bahan pangan juga mengalami kenaikan harga dan upah yang diterima para pegawai dan buruh pun ikut terdampak.

Menurut M.C. Ricklefs dalam buku Sejarah Indonesia Modern (2007), penyebab utama terjadinya inflasi setelah proklamasi kemerdekaan ialah karena ada tiga jenis mata uang yang beredar di pasaran secara tidak terkendali.

Kala itu, Pemerintah Indonesia menyatakan jika tiga jenis mata uang tersebut berlaku di Indonesia dan digunakan sebagai alat pembayaran yang sah.

Dilansir dari situs Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI), berikut merupakan mata uang yang berlaku saat awal kemerdekaan, berdasarkan Maklumat Presiden Republik Indonesia pada 3 Oktober 1945:

  1. Uang kertas De Javasche Bank yang merupakan peninggalan zaman kolonial Belanda.
  2. Uang kertas dan logam milik Pemerintah Hindia Belanda yang telah disiapkan Jepang, yakni De Japansche Regering dengan satuan gulden.
  3. Uang kertas milik Jepang yang menggunakan Bahasa Indonesia, yakni Dai Nippon emisi 1943 dan Dai Nippon Teikoku Seibu emisi 1943 bergabmbar Wayang Orang Satria Gatot Kaca.

Baca juga: Pengertian Inflasi: Indikator, dan Pengelompokan

Selain karena adanya tiga jenis mata uang yang berlaku, inflasi di Indonesia saat awal kemerdekaan juga disebabkan oleh beberapa hal lainnya.

Apa sajakah itu? Berikut penjelasannya yang mengutip dari situs Universitas Negeri Yogyakarta (UNY):

  1. Indonesia belum memiliki mata uang resmi sebagai alat pembayaran. Sehingga akhirnya pemerintah memberlakukan tiga jenis mata uang tersebut.
  2. Keadaan kas negara kosong sehingga negara tidak memiliki penghasilan atau pendapatan sama sekali. Sebaliknya jumlah pengeluarannya terus meningkat.
  3. Mata uang Jepang beredar secara tidak terkendali. Karena saat itu Indonesia baru saja terbebas dari penjajahan Jepang. Dalam hal ini, petani Indonesia paling dirugikan karena mereka paling banyak memiliki atau menyimpan mata uang tersebut.
  4. Pemerintah tidak sanggup mengendalikan peredaran tiga jenis mata uang tersebut di pasaran, khususnya mata uang Jepang dan Belanda.

Dalam perekonomian, Indonesia pernah mengalami hiperinflasi. Hal ini terjadi di masa orde lama, tepatnya di era demokrasi terpimpin (1963-1965). Tingkatan inflasi saat itu bahkan menyentuh angka 600 persen lebih.

Hal ini memaksa Pemerintah Indonesia melakukan pemotongan nilai Rupiah atau Sanering. Jika semula nilai uangnya sebesar Rp 1000. Namun, karena adanya hiperinflasi, nilainya merosot menjadi Rp 1.

Pada 1960, tingkat inflasi di Indonesia sebesar 20 persen. Kemudian tiap tahunnya, angka inflasi di Indonesia terus meningkat. Pada 1961, inflansi di Indonesia meningkat jadi 95 persen.

Kemudian pada 1962, inflansi di Indonesia mencapai 156 persen. Pada tahun berikutnya, tingkatan inflansi menurun jadi 129 persen. Inflansi meningkat kembali pada 1964 menjadi 135 persen. Inflansi di Indonesia meningkat tajam pada tahun berikutnya, yakni menjadi 594 persen.

Sebelum hiperinflasi di Indonesia pada 1963 hingga 1965, tingkat inflasi Indonesia masih berada dalam tingkatan 10 hingga 20 persen. Begitu pula dengan tahun 1969 hingga 1971, tingkat inflasi Indonesia berada di bawah 10 persen.

Pada 1998, tingkat inflasi di Indonesia kembali tinggi, yakni berada di sekitar 77 persen. Hal ini merupakan imbas dari krisis moneter pada tahun tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Alasan nehemia ingin membangun ulang tembok yerusalem?

Metode Pengajaran yang diterapkan dalam Pondok Pesantren pada awal masuknya islam di Indonesia adalah​

Pak Ardian memiliki tanah yang luas tanah tersebut berada jauh dari rumahnya suatu hari dia ingin memanfaatkan tanah tersebut untuk perluasan lembaga … pendidikan keagamaan yang sedang berkembang di daerahnya fardiyah dengan senang hati mewah wakafkan tanah tersebut kesimpulan yang terdapat berdasarkan kejadian tersebut adalah ?...A. pak Ardian ingin dipuji B. tanahnya akan menjadi amal jariyahC. . jika dijual pak Ardian akan kaya D. pak Ardian mengabaikan wasiat ​

sebutkan 5 jasa umar bin khattab selama menjadi khalifah

Himpunan bilangan bulat antara – 1 dan 4 adalah ...{–1, 0, 1, 2, 3, 4}{–1, 0, 1, 2, 3}{ 0, 1, 2, 3, 4}{ 0, 1, 2, 3}​

Rika termasuk murid yang berprestasi dalam bidang Quran hukum memberikan hadiah kepada Rika adalah A. wajib B. sunah C. mubah .d. makruh​

berikut tidak termasuk motivasi seseorang dalam memberikan hadiah adalah ?...A. menunjukkan rasa hormat B. penghargaan terhadap sesuatu prestasiC. men … unjukkan rasa cinta D. rasa iba terhadap orang lain ​

21. Pernyataan penerimaand hadiah dinamakan yang diberi sedekah hibah atau hadiah dinamakan ?..A. ijab kabulB. ijab C kabul D. hikmah ​

hikmah bersedekah dalam persaudaraan adalah?...A. merenggangkanB. menyelaraskanC. mengeratkanD. menjelaskan​

hikmah sedekah dalam persaudaraan adalah ?.. A. diberikan dengan nilai mendapatkan tambahan B. diberikan dengan ikhlas C. mengikuti hati penerima D. … diberikan dengan paksaan ​