Jelaskan apakah Mad Jaiz Munfasil itu tuliskan tiga Contoh bacaannya serta jelaskan cara membacanya

tirto.id - Mad jaiz munfasil merupakan salah satu hukum bacaan mad dalam ilmu tajwid. Ia terjadi ketika mad asli atau mad thabi'i bertemu dengan hamzah dalam dua kata. Hukum bacaan mad jaiz munfasil dilafalkan dengan panjang 4-5 harakat. Berikut ini contoh hukum mad jaiz munfasil dalam Al-Quran.

Setiap qari atau pembaca Al-Quran harus memahami hukum bacaan mad secara umum, termasuk mad jaiz munfasil. Bagaimanapun juga, bacaan mad jaiz munfasil akan sering ditemui dalam banyak surah di Al-Quran.

Ketika ayat-ayat tersebut dilafalkan tidak sesuai dengan tajwidnya. Dalam hal ini, saat ada bacaan mad jaiz munfasil, namun tidak dibaca panjang 4-5 harakat, makna dan artinya tidak sesuai lagi atau sudah melenceng.



Karena itulah, para ulama menyatakan bahwa hukum mempelajari ilmu tajwid, termasuk bahasan mad jaiz munfasil adalah fardu kifayah, sebagaimana dilansir NU Online. Tidak hanya itu, ulama ahli qiraat dari mazhab Syafi'i, Ibnu Al-Jazari bahkan berujar bahwa membaca Al-Quran dengan tajwid hukumnya wajib. Orang yang membaca Al-Quran tanpa kaidah tajwid dianggap berdosa sebab Allah SWT menurunkan Al-Quran dengan tajwidnya.

Hal itu tergambar dalam firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 121:

"Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab [termasuk Al-Quran] kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya," (QS. Al-Baqarah [2]: 121).


Pengertian Mad Jaiz Munfasil dalam Ilmu Tajwid


Untuk memahami pengertian mad jaiz munfasil, kita harus menguasai terlebih dahulu hukum mad asli atau mad thabi'i. Sebab, mad jaiz munfasil merupakan turunan atau cabang dari mad asli.

Secara bahasa, mad (المد) artinya memanjangkan. Istilahnya adalah memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf-huruf mad.

Dengan kata lain, pembaca Al-Quran memanjangkan bunyi huruf atau bacaannya karena di dalam ayat tersebut terdapat salah satu huruf mad.

Selanjutnya, mad asli atau mad thabi'i adalah kata-kata dalam Al-Quran yang memiliki harakat fathah diikuti dengan alif (ا), atau harakat kasrah diiringi dengan huruf ya sukun (يْ), dan harakat dammah yang diikuti dengan huruf waw sukun (وْ), sebagaimana ditulis Imam Zarkasyi dalam Pelajaran Tajwid (1987).

Cara membaca mad asli atau mad thabi'i adalah dengan panjang 2 harakat. Contoh bacaannya adalah sebagai كتَا بٌ (Dibaca: kitaabun) يَقُوْلُ (yaquulu) سمِيْعٌ (samii'un).

Setelah memahami mad asli atau mad thabi'i, barulah bisa melanjutkan pembelajaran mad jaiz munfasil.



Mad jaiz munfasil terjadi ketika mad thabi'i atau mad asli bertemu dengan hamzah dalam dua kata, sebagaimana dikutip dari Dasar-Dasar Ilmu Tajwid (2020) yang ditulis Marzuki dan Sun Choirul Ummah.

Hukum bacaannya wajib dilafalkan sepanjang 4-5 harakat. Contoh kata atau kalimat dengan mad jaiz munfasil adalah بِما أُنْزِلَ إِلَيْكَ (Dibaca: bimaa unzila ilaika).

Pada kalimat di atas, kata بِما (bimaa) adalah mad asli karena berharakat fathah diikuti dengan alif, kemudian dilanjutkan dengan kata berikutnya أُنْزِلَ (unzila) yang bertemu dengan hamzah. Dengan demikian, hukumnya adalah mad jaiz munfasil yang dibaca 4-5 harakat.

Sebagai catatan, hukum bacaan mad jaiz munfasil harus dengan syarat mad asli bertemu dengan hamzah dalam dua kata. Apabila mad thabi'i bertemu hamzah dalam satu kata, hukum tajwidnya adalah mad wajib muttasil, bukan mad jaiz munfasil lagi.

10 Contoh Mad jaiz Munfasil dalam Al Quran


Berikut ini contoh bacaan mad jaiz munfasil dalam Al-Quran.

1. QS. Az-Zumar Ayat 71

وَسِيقَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ إِلَىٰ جَهَنَّمَ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَٰبُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَآ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ ءَايَٰتِ رَبِّكُمْ وَيُنذِرُونَكُمْ لِقَآءَ يَوْمِكُمْ هَٰذَا ۚ قَالُوا۟ بَلَىٰ وَلَٰكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ ٱلْعَذَابِ عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ

Bacaan latinnya: "Wa sīqallażīna kafarū ilā jahannama zumarā, ḥattā iżā jā`ụhā futiḥat abwābuhā wa qāla lahum khazanatuhā a lam ya`tikum rusulum mingkum yatlụna 'alaikum āyāti rabbikum wa yunżirụnakum liqā`a yaumikum hāżā, qālụ balā wa lākin ḥaqqat kalimatul-'ażābi 'alal-kāfirīn"

Artinya: "Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)". Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir," (QS. Az-Zumar [39]: 71).

2. QS. Al-Qadr Ayat 1

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ

Bacaan latinnya: "Innā anzalnāhu fī lailatil-qadr"

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan," (QS. Al-Qadr [97]: 1).

3. QS. Ghafir Ayat 47

وَإِذْ يَتَحَآجُّونَ فِى ٱلنَّارِ فَيَقُولُ ٱلضُّعَفَٰٓؤُا۟ لِلَّذِينَ ٱسْتَكْبَرُوٓا۟ إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنتُم مُّغْنُونَ عَنَّا نَصِيبًا مِّنَ ٱلنَّارِ

Bacaan latinnya: "Wa iż yataḥājjụna fin-nāri fa yaqụlud-du'afā`u lillażīnastakbarū innā kunnā lakum taba'an fa hal antum mugnụna 'annā naṣībam minan-nār"

Artinya: "Dan (ingatlah), ketika mereka berbantah-bantah dalam neraka, maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebahagian azab api neraka?" (QS. Ghafir [40]: 47).

4. QS. Al-Mursalat Ayat 30

ٱنطَلِقُوٓا۟ إِلَىٰ ظِلٍّ ذِى ثَلَٰثِ شُعَبٍ

Bacaan latinnya: "Inṭaliqū ilā ẓillin żī ṡalāṡi syu'ab"

Artinya: "Pergilah kamu mendapatkan naungan yang mempunyai tiga cabang," (QS. Al-Mursalat [77]: 30).

5. QS. As-Syura Ayat 13

شَرَعَ لَكُم مِّنَ ٱلدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِۦ نُوحًا وَٱلَّذِىٓ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِۦٓ إِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰٓ ۖ أَنْ أَقِيمُوا۟ ٱلدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا۟ فِيهِ ۚ كَبُرَ عَلَى ٱلْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ ۚ ٱللَّهُ يَجْتَبِىٓ إِلَيْهِ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِىٓ إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ

Bacaan latinnya: "Syara'a lakum minad-dīni mā waṣṣā bihī nụḥaw wallażī auḥainā ilaika wa mā waṣṣainā bihī ibrāhīma wa mụsā wa 'īsā an aqīmud-dīna wa lā tatafarraqụ fīh, kabura 'alal-musyrikīna mā tad'ụhum ilaīh, allāhu yajtabī ilaihi may yasyā`u wa yahdī ilaihi may yunīb"

Artinya: "Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)," (QS. As-Syura [62]: 13).

6. QS. Al-Kautsar Ayat 1

إِنَّآ أَعْطَيْنَٰكَ ٱلْكَوْثَرَ

Bacaan latinnya: "Innā a'ṭainākal-kautṡar"

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak," (QS. Al-Kautsar [108]: 1).

7. QS. Ad-Dukhon Ayat 3

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ

Bacaan latinnya: "Innā anzalnāhu fī lailatim mubārakatin innā kunnā munżirīn"

Artinya: "Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan," (QS. Ad-Dukhon [44]: 3).

8. QS. Yasin Ayat 6

لِتُنذِرَ قَوْمًا مَّآ أُنذِرَ ءَابَآؤُهُمْ فَهُمْ غَٰفِلُونَ

Bacaan latinnya: "Litunżira qaumam mā unżira ābā`uhum fa hum gāfilụn"

Artinya: "Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai," (QS. Yasin [36]: 6).

9. QS. Yasin Ayat 7

لَقَدْ حَقَّ ٱلْقَوْلُ عَلَىٰٓ أَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

Bacaan latinnya: "Laqad ḥaqqal-qaulu 'alā akṡarihim fa hum lā yu`minụn"

Artinya: "Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman," (QS. Yasin [36]: 7).

10. QS. Az-Zukhruf Ayat 72

وَتِلْكَ ٱلْجَنَّةُ ٱلَّتِىٓ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Bacaan latinnya: "Wa tilkal-jannatullatī ụriṡtumụhā bimā kuntum ta'malụn"

Artinya: "Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan," (QS. Az-Zukhruf [43]: 72).

Mad jaiz munfasil merupakan bagian dari Mad Far’i. Mad jaiz munfasil merupakan bacaan terpisah yang dibaca dengan panjang.

Mad jaiz munfasil merupakan mad tabi’i yang bertemu dengan hamzah tetapi tidak dalam satu kata.

Mad memiliki arti panjang, jaiz memiliki arti boleh dan munfasil memiliki arti terpisah.

Sehingga mad jaiz munfasil ini adalah bacaan terpisah yang dapat dibaca dengan harakat yang panjang seperti bacaan mad wajib muttasil atau bacaan seperti mad tabi’i.

Hukum bacaan dari mad jaiz munfasil adalah ketika huruf mad tabi’i ( ــــــَــــــ ا ; يْ ـــــــِــــــ ; وْ ـــــــُـــــــ ) bertemu dengan huruf hijaiyah yaitu alif (ا) yang mempunyai harakat fathah, harakat kasrah, ataupun harakat dhammah ( اَ – اِ – اُ ).

Cara membaca mad jaiz munfasil ini dengan cara dipanjangkan sampai dua setengah alif atau lima harakat.

Berikut Popmama.com sudah merangkum mengenai penjelasan dan contoh dari hukum tajwid mad jaiz munfasil yang dapat dipelajari.

1. Contoh kalimat mad jaiz munfasil dalam surat Ali-Imran

Jelaskan apakah Mad Jaiz Munfasil itu tuliskan tiga Contoh bacaannya serta jelaskan cara membacanya
Freepik

1. QS. Ali-Imran Ayat 2

اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۙ الۡحَىُّ الۡقَيُّوۡمُؕ

Allaahu laaa ilaaha illaa Huwal Haiyul Qaiyuum

Artinya: Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha hidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).

Pada ayat ini penulisan seharusnya adalah allaahu laaa ilaaha illaa huwal haiyul qaiyuum, namun karena terdapat mad jaiz munfasil (mad tabi’i bertemu huruf alif) maka dibaca allaahu laaa ilaaha illaa huwal haiyul qaiyuum.

2. QS. Ali-Imran Ayat 6

هُوَ الَّذِىۡ يُصَوِّرُكُمۡ فِى الۡاَرۡحَامِ كَيۡفَ يَشَآءُ ‌ؕ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الۡعَزِيۡزُ الۡحَكِيۡمُ

Huwal lazii yusawwirukum fil arhaami kaifa yashaaa'; laa ilaaha illaa Huwal 'Aziizul Hakiim

Artinya: Dialah yang membentuk kamu dalam rahim menurut yang Dia kehendaki. Tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha perkasa, Maha bijaksana.

Pada ayat ini penulisan seharusnya adalah laa ilaaha illaa Huwal 'Aziizul Hakiim, namun karena terdapat mad jaiz munfasil (mad tabi’i bertemu huruf alif) maka dibaca laa ilaaha illaa Huwal 'Aziizul Hakiim.

3. QS. Ali-Imran Ayat 16

اَلَّذِيۡنَ يَقُوۡلُوۡنَ رَبَّنَاۤ اِنَّنَاۤ اٰمَنَّا فَاغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوۡبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ‌ۚ

Allaziina yaquuluuna Rabbanaaa innanaaa aamannaa faghfir lanaa zunuubanaa wa qinaa 'azaaban Naar

Artinya: (Yaitu) orang-orang yang berdoa, "Ya Tuhan kami, kami benar-benar beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan lindungilah kami dari azab neraka."

Pada ayat ini penulisan seharusnya adalah Rabbanaaa innanaaa, namun karena terdapat mad jaiz munfasil (mad tabi’i bertemu huruf alif) maka dibaca Rabbanaaa innanaaa.

  1. 9 Manfaat Olahraga Basket bagi Kesehatan dan Perkembangan Anak
  2. Mitos dan Fakta Seputar Menstruasi yang Harus Diajarkan ke Anak
  3. Gaya Pengasuhan yang Berasal dari Trauma Masa Kecil Orangtua

2. Contoh kalimat mad jaiz munfasil dalam surat Al-Qodar, Al-Kautsar dan Al-Mursalat

Jelaskan apakah Mad Jaiz Munfasil itu tuliskan tiga Contoh bacaannya serta jelaskan cara membacanya
Freepik

1. QS. Al-Qodar Ayat 1

اِنَّاۤ اَنۡزَلۡنٰهُ فِىۡ لَيۡلَةِ الۡقَدۡرِ

Innaa anzalnaahu fii lailatil qadr

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar.

Pada ayat ini penulisan seharusnya adalah innaa anzalnaahu fii lailatil qadr, namun karena terdapat mad jaiz munfasil (mad tabi’i bertemu huruf alif) maka dibaca innaa anzalnaahu fii lailatil qadr.

2. QS. Al-Kautsar Ayat 1

اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ

Innaa a'taina kal kauthar

Artinya: Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.

Pada ayat ini penulisan seharusnya adalah innaa a'taina kal kauthar, namun karena terdapat mad jaiz munfasil (mad tabi’i bertemu huruf alif) maka dibaca innaa a'taina kal kauthar.

3. QS. Al-Mursalat Ayat 30

اِنْطَلِقُوۡۤا اِلٰى ظِلٍّ ذِىۡ ثَلٰثِ شُعَبٍۙ

Intaliquuu ilaa zillin zii salaasi shu'ab

Artinya: Pergilah kamu mendapatkan naungan (asap api neraka) yang mempunyai tiga cabang.

Pada ayat ini penulisan seharusnya adalah intaliquuu ilaa zillin zii salaasi shu'ab, namun karena terdapat mad jaiz munfasil (mad tabi’i bertemu huruf alif) maka dibaca intaliquuu ilaa zillin zii salaasi shu'ab.

3. Contoh kalimat mad jaiz munfasil dalam surat Yasin

Jelaskan apakah Mad Jaiz Munfasil itu tuliskan tiga Contoh bacaannya serta jelaskan cara membacanya
Freepik

1. QS. Yasin Ayat 16

قَالُوۡا رَبُّنَا يَعۡلَمُ اِنَّاۤ اِلَيۡكُمۡ لَمُرۡسَلُوۡنَ

Qooluu Rabbunaa ya'lamu innaaa ilaikum lamursaluun

Artinya: Mereka berkata, "Tuhan kami mengetahui sesungguhnya kami adalah utusan-utusan(-Nya) kepada kamu.

Pada ayat ini penulisan seharusnya adalah qooluu rabbunaa ya'lamu innaaa ilaikum lamursaluun, namun karena terdapat mad jaiz munfasil (mad tabi’i bertemu huruf alif) maka dibaca qooluu rabbunaa ya'lamu innaaa ilaikum lamursaluun.

2. QS. Yasin Ayat 17

وَمَا عَلَيۡنَاۤ اِلَّا الۡبَلٰغُ الۡمُبِيۡنُ

Wa maa 'alainaaa illal balaaghul mubiin

Artinya: Dan kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.

Pada ayat ini penulisan seharusnya adalah wa maa 'alainaaa illal balaaghul mubiin, namun karena terdapat mad jaiz munfasil (mad tabi’i bertemu huruf alif) maka dibaca wa maa 'alainaaa illal balaaghul mubiin.

3. QS. Yasin Ayat 22

وَمَا لِىَ لَاۤ اَعۡبُدُ الَّذِىۡ فَطَرَنِىۡ وَاِلَيۡهِ تُرۡجَعُوۡنَ

Wa maa liya laaa a'budul lazii fataranii wa ilaihi turja'uun

Artinya: Dan tidak ada alasan bagiku untuk tidak menyembah (Allah) yang telah menciptakanku dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.

Pada ayat ini penulisan seharusnya adalah wa maa liya laaa a'budul lazii fataranii wa ilaihi turja'uun, namun karena terdapat mad jaiz munfasil (mad tabi’i bertemu huruf alif) maka dibaca wa maa liya laaa a'budul lazii fataranii wa ilaihi turja'uun.

Nah, itulah penjelasan mengenai hukum tajwid dari mad jaiz munfasil beserta contohnya. Semoga bermanfaat ya, Ma!

Baca juga:

  • Idgham Bighunnah: Penjelasan Hukum Tajwid dan Contohnya
  • Idgham Bilaghunnah: Penjelasan Hukum Tajwid dan Contohnya
  • Ikhfa: Penjelasan Hukum Tajwid dan Contohny