Show Produk makanan awetan adalah produk makanan ataupun minuman yang telah diproses sehingga memiliki tingkat keawetan lebih tinggi dari sebelumnya. Meski namanya makanan awetan, jenis produk ini tidak identik dengan penggunaan bahan pengawet dan semacamnya. Proses yang dilalui produk makanan awetan membuatnya memiliki jangka waktu tertentu sampai kedaluwarsa. Proses tersebut, misalnya, pengolahan dan pengemasan. Di samping itu, produk makanan awetan juga melalui banyak proses yang membuatnya tahan lama. Menurut buku berjudul Prakarya dan Kewirausahaan Kelas X Semester 1 yang ditulis Hendriana Werdhaningsih dkk., makanan dapat dibagi menjadi makanan kering dan makanan basah. Produk makanan juga dikelompokkan menjadi makanan jadi dan makanan setengah jadi. Makanan jadi merupakan makanan yang bisa langsung disajikan dan dimakan. Sedangkan makanan setengah jadi adalah makanan yang membutuhkan proses untuk mematangkannya sebelum siap disajikan dan disantap. Produk Makanan Awetan Nabati dan HewaniProduk makanan, khususnya makanan awetan, dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu yang berbahan nabati dan berbahan hewani. Mengutip buku Prakarya dan Kewirausahaan Kelas X Semester 1, makanan awetan berbahan nabati adalah makanan awet yang berasal dari bahan baku tumbuh-tumbuhan. Misalnya, sayur-sayuran dan buah-buahan. Definisi makanan awetan dari bahan hewani, sebagaimana dikutip dari buku Prakarya dan Kewirausahaan Kelas X Semester 2 karya dari penulis yang sama, adalah makanan yang dibuat dari sumber daya alam hewani dan sudah melalui pengolahan yang tepat dan dikemas dengan baik. Pengolahan tersebut bisa meliputi penggunaan pengawet (sesuai kriteria BPOM) maupun tidak, sehingga mempunyai umur simpan yang lebih panjang. Ilustrasi produk makanan awetan. Sumber: PexelsMetode Penetapan Harga Produk Makanan AwetanSuatu produk tentunya dibuat untuk dipasarkan atau dijual. Dalam kegiatan ini penetapan harga merupakan hal yang penting, sehingga diperlukan beberapa pendekatan. Secara umum terdapat tiga pendekatan dalam metode penetapan harga produk. Mengutip buku Prakarya dan Kewirausahaan Kelas X Semester 1, berikut adalah penjelasan dari tiga pendekatan tersebut. Pendekatan ini dilakukan dengan merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan. Caranya dengan menghitung variabel-variabel yang memengaruhi pasar dan harga. Beberapa variabel tersebut misalnya situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan lain sebagainya. 2. Pendekatan Permintaan dan Penawaran Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada, dapat ditentukan harga keseimbangan, yaitu dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen. Sehingga, akan terbentuk nilai jumlah permintaan yang sama dengan jumlah yang ditawarkan. Pendekatan ini adalah menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan, baik dengan mark up pricing dan break even analysis.
4. Contoh makanan awetan dari bahan pangan nabati, yakni Manisan buah, tape, aneka kripik buah, aneka selai buah. 5. Alat pengolahan makanan awetan kategori kitchen equipment (perlengkapan dapur) adalah peralatan besar yang membuat ruangan tersebut berfungsi sebagai dapur untuk mengolah makanan seperti oven, kompor, dan sebagainya. 6. Proses makanan awetan dari bahan nabati berdasarkan garis besar cara pengawetan, yaitu: a. Pengawetan Secara Fisik
b. Pengawetan Secara Biokimia
7. Pengawetan makanan secara biokimia adalah teknik pengawetan yang dilakukan dengan cara menambahkan bahan kimia lain sebagai pengawet. Contoh makanan awetan secara biokimia adalah makanan manisan dari daerah Cianjur, Jawa Barat. 8. Teknik pengawetan secara kimia (pendinginan) makanan awetan adalah penyimpanan bahan pangan di atas suhu pembekuan. Sedangkan pengawetan dengan pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku. 9. Cara mengawetkan makanan dengan teknik pemanisan adalah dengan cara memasukkan makanan tersebut ke dalam zat yang mengandung gula dengan kadar konsentrasi 40 persen untuk menurunkan kadar mikroorganisme. Apabila kadar konsentrasinya dinaikkan menjadi 70 persen, maka hal tersebut dapat mencegah terjadinya kerusakan makanan. Beberapa makanan yang biasa diawetkan dengan cara dimaniskan adalah agar-agar, manisan buah, dan lain-lain. 10. Zat pengawet yang sering dipakai dalam pengalengan biasanya mengandung garam, asam, ataupun gula dan disimpan ke dalam kaleng yang terbuat dari alumunium. 11. Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar. 12. Jenis kemasan makanan awetan, yaitu:
13. Kemasan primer adalah kemasan yang melekat pada produk. 14. Syarat kemasan yang baik untuk makanan awetan, di antaranya sebagai berikut:
15. Unsur yang harus ada dalam pelabelan memuat sekurangnya hal-hal berikut:
Berikut adalah soal mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (Pengelolaan) kelas X SMA materi Sistem Pengolahan Makanan Awetan Dari Bahan Pangan Hewani Dan Pengemasan lengkap dengan kunci jawaban.
Kunci Jawaban 1. Bahan makanan awetan hewani adalah produk makanan yang sudah mengalami proses pengolahan sehingga mempunyai keawetan yang lebih tinggi. 2. Makanan awetan mempunyai karakteristik berbeda dengan bahan yang digunakan untuk pengolahan makanan awetan, karena memiliki karakteristik sebagai berikut:
3. Contoh makanan awetan dari bahan pangan hewani:
4. Tujuan utama dalam awetan pengelolaan bahan baku hewani yang dimodifikasi adalah bahan makan lebih tahan lama. 5. Cara pengawetan makanan hewani, yaitu:
6. Tujuan utama dalam pemberian kemasan yaitu menjaga agar produk tetap bersih dan awet, mudah dikonsumsi dan mudah didistribusikan. 7. Teknik tahapan pengolahan makanan awetan bandeng presto, antara lain:
8. Tahapan pengemasan bandeng presto mulai dari Pembuatan, Pengemasan, distribusi dan penyimpanan.
|