Merdeka.com - Iklim adalah sintesis atau kesimpulan dari perubahan nilai unsur-unsur cuaca (hari demi hari dan bulan demi bulan) dalam jangka panjang di suatu tempat atau suatu wilayah. Sintesis tersebut dapat diartikan pula sebagai nilai statistik yang meliputi rata-rata, maksimum, minimum, frekuensi kejadian. Iklim sering dikaitkan sebagai nilai statistik cuaca jangka panjang di suatu tempat atau suatu wilayah. Juga dapat diartikan sebagai sifat cuaca di suatu tempat atau wilayah. Show Kurun waktu yang menjadi acuan penentuan iklim rata-rata berdurasi 30 tahun. Unsur penyusun iklim sendiri sama dengan cuaca. Pembentukan iklim di suatu tempat atau daerah dipengaruhi oleh letak garis lintang, lereng, ketinggian, jarak dari perairan, serta kondisi arus air laut. Maka dari itu, setiap daerah memiliki iklim yang berbeda. Berikut lebih jauh penjelasan mengenai jenis iklim di dunia telah dirangkum dari Liputan6.com: 2 dari 3 halaman
Iklim merupakan rata-rata cuaca di mana cuaca merupakan keadaan atmosfer pada suatu saat di waktu tertentu. Definisi Iklim adalah sebagai ukuran rata-rata dan variabilitas kuantitas yang relevan dari variabel tertentu (seperti temperatur, curah hujan atau angin), pada periode waktu tertentu, yang merentang dari bulanan hingga tahunan atau jutaan tahun. Komponen iklim yang dimaksud yaitu rata-rata curah hujan, suhu, kelembapan, sinar matahari, kecepatan angin, fenomena seperti kabut, embun beku, dan badai hujan es, serta ukuran cuaca lainnya yang terjadi dalam jangka waktu lama khususnya pada suatu tempat. Apabila keadaan tersebut ternyata memang menjadi lebih kering dalam periode waktu yang lama, misalnya selama musim panas. Maka hal tersebut artinya menunjukkan terjadinya perubahan iklim. 3 dari 3 halaman
Berdasarkan matahari, para peneliti membagi iklim yang ada di bumi menjadi empat jenis. Berikut penjelasan masing-masing jenis iklim adalah sebagai berikut: 1. Iklim Tropis Iklim tropis terjadi di kawasan sekitar ekuator atau garis khatulistiwa seperti Indonesia. Pada iklim tropis, cuaca hangat sepanjang hari dan tidak ada musim dingin. Sebagian iklim tropis seperti hutan hujan tropis, curah hujannya tinggi. Ini adalah kawasan-kawasan yang benar-benar ada di garis khatulistiwa. Sementara agak jauh dari garis khatulistiswa, daerahnya agak kering hingga padang pasir. 2. Iklim Subtropis Sementara, jenis iklim subtopis ada di daerah dengan lintang 20 hingga 40 derahat. Daerah dengan iklim subtropis punya suhu harian dan musiman yang lebih beragam dari daerah tropis. Di kawasan mediterranean seperti Yunani dan Italia, iklimnya hangat. Musim panasnya kering sementara musim dinginnya basah. Iklim subtropis punya curah hujan yang sedang sepanjang tahun. 3. Iklim Sedang Iklim sedang atau iklim siklon dapat dijumpai di bumi belahan utara atau utara garis khatulistiwa. Di kawasan ini, kutub yang dingin bertemu dengan udara yang hangat. Hasilnya, hujan dan salju kerap ditemui di kawasan beriklim sedang. Iklim subtropis menghasilkan suhu musiman yang beragam. Umumnya ada empat musim yakni musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi. 4. Iklim Dingin Iklim dingin ada di kutub bumi yakni kutub utara dan kutub selatan. Di kedua wilayah ini, musim dingin terjadi sepanjang tahun. Di beberapa area bahkan suhunya selalu di bawah 0 derajat celsius atau membeku. Sebagian tempat memiliki salju dan es. Di tempat lain, lapisan tanah bawahnya membeku.
Pembagian iklim matahari KOMPAS.com - Di Indonesia tak ada salju karena Indonesia beriklim tropis. Salju turun di negara beriklim sedang. Negara beriklim sedang mengalami empat musim. Tahukah kamu apa yang membuat iklim tiap daerah berbeda? Tapi sebelum menelusuri itu, mari simak apa itu iklim. Pengertian iklimDilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), iklim adalah kondisi cuaca di wilayah tertentu dalam periode waktu yang lama. Iklim menentukan berbagai aspek kehidupan. Misalnya, tanaman apa yang tumbuh dan ciri-ciri hewan yang ada di sana. Baca juga: Pengertian Cuaca serta Unsurnya Dengan mengetahui iklim, manusia bisa menentukan tanaman apa yang harus dibudidayakan sebagai bahan pangan. Berkat iklim juga kita bisa bersiap untuk bencana alam, maupun memilih destinasi berlibur. Ilmu yang mempelajari iklim disebut klimatologi. Klimatologi mempelajari kecenderungan cuaca di suatu wilayah. Para peneliti klimatologi memantau curah hujan, suhu, dan kecepatan angin. Jenis iklimKonon, tak ada tempat di bumi ini dengan iklim yang sama persis. Namun, iklim satu wilayah dengan wilayah lain bisa cenderung sama. Baca juga: Cuaca dan Iklim: Persamaan serta Perbedaan Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui proses kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.[1] Hidrologi merupakan bidang ilmu yang berkaitan dengan siklus air, berkaitan dengan asal, distribusi, dan sifat air. Dalam konteks yang luas, ilmu meteorologi dan oseanografi menggambarkan bagian dari rangkaian proses fisik global yang melibatkan air. Hingga ilmu hidrologi berkaitan erat dengan teknik-teknik ilmiah yang bersumber dari matematika, fisika, kimia, teknik, geologi dan biologi. Konsep-konsep dasar yang diterapkan diantaranya yaitu ilmu meteorologi, klmiatologi, oseanografi, geografi, geologi, glasiologi, limnologi, ekologi, biologi, agronomi, kehutanan dan beberapa ilmu lain yang berspesialisasi pada aspek fisik, kimia dan biologi.[2] Siklus air atau siklus hidrologi menggambarkan pergerakan molekul air dari permukaan bumi ke atmosfer dan kembali lagi. Dalam sistem ini energi matahari memliki peran besar dalam siklus yang terjadi secara terus menerus. Pada saat terjadi penguapan yaitu ketika air berubah dari cair menjadi gas (dari samudera, lautan, dan badan air lainnya) sekitar 90% kelembaban terbentuk di atmosfer. 10% sisanya dilepaskan oleh tumbuhan dalam bentuk transpirasi. Tumbuhan menyerap air dari dalam tanah kemudian memanfaatkannya dalam proses fotosintesis, kemudian melakukan transpirasi. Sebagian kecil uap masuk ke atmosfer melalui sublimasi yaitu secara langsung air berubah dari padat (es atau salju) menjadi gas. Susutan salju yang terjadi diakibatkan oleh sublimasi. Penguapan dari lautan memberikan kontribusi utama dalam pergerakan siklus hidrologi. Penguapan, trasnpirasi, dan sublimasi serta emisi vulkanik mendukung dalam proses hidrologi. Setelah air berada pada atmosfer yang rendah, arus udara akan naik ke atas pada udara yang cenderung lebih sejuk, udara yang dingin uap air cenderung membentuk awan dan tetesan awan dapat menghasilkan presipitasi (hujan, salju, hujan es, hujan beku). Ketika curah hujan jatuh di atas permukaan tanah, maka siklus awal dimulai kembali. Sebagian air akan meresap ke tanah, beberapa akan mengalir ke sungai, dan tembus ke lautan. Siklus ini akan berlanjut terus menerus, air hasil dari siklus hidrologi dimanfaatkan manusia dalam berbagai kebutuhan mulai dari minum, mencuci, hingga pertanian.[3] Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.[4] Presipitasi merupakan komponen penting mengenai bagaimana air bergerak dan bersiklus, menghubungkan laut daratan dan atmosfer, mengetahui dimana curah hujan turun, salju atau hujan es yang memudahkan para ilmuan untuk memahami dampak hujan pada lingkungan seperti aliran sungai, limpasan permukaan dan air tanah. Siklus air memberikan gambaran bagaimana air mengalami penguapan dari permukaan bumi kemudian naik ke atmosfer, mendingin dan mengembun menjadi hujan dan salju di awan. Air yang jatuh ke permukaan bumi terkumpul di sungai dan danau, jatuh ke lapisan batuan berpori dan sebagian besar mengalir kembali ke lautan.[5] Pada perjalanannya, beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah.[6] Siklus air bumi dimulai sekitar 3.8 miliar tahun yang lalu ketika hujan turun di bumi dan membentuk lautan. Hujan terbentuk dari uap air yang keluar dari magma cair di inti bumi, energi matahari membantu menggerakkan siklus air dan gravitasi bumi mencegah air di atmosfer lepas dari bumi.[7] Ada sekitar 1,4 miliar km3 air (335 juta mi3 air) di bumi termasuk air laut, danau, dan sungai mencakup air yang membeku seperti gletser, salju serta air tanah dan air di bebatuan dan termasuk air di atmosfer berupa awan dan uap. Sekitar 97% air di bumi di lautan dan 2% membeku di lapisan es dekat kutub dan glester. Sebagian besar es berada di Antartika, sebagai kecil di Greenland di Kutub Utara, dan sebagian kecil lainnya berada di gletser pegunungan seluruh dunia. Sebagian dari 1% sisa air di bumi berada bawah tanah, akuifer dangkal, kelembaban tanah, atau berada dalam lapisan batuan. Sekitar 0.03% air berada di danau, lahan basah, dan sungai.[8] Perlu diketahui bahwa dari total pasokan air dunia sekitar 96% adalah garam dan 30% dari air tawar yang ada di dalam tanah.[9] Air yang ada di bumi sekarang ini adalah air yang sama dengan yang ada di bumi sejak awal karena adanya siklus air. Siklus air mensirkulasi ulang air sehingga terbentuk awan dan terjadi presipitasi.[10] Siklus air diawali dengan pergerakan matahari, sinar matahari menghangatkan permukaan air laut atapun permukaan air lainnya, menyebabkan air menguap dan es menyublim, berubah menjadi gas.[11] Proses yang dipengaruhi oleh matahari secara tidak langsung memindahkan air ke atmosfer sehingga terkumpul membentuk gumpalan awan dan jatuh sebagai presipitasi, hujan dan salju. Saat air hujan mencapai bumi ada beberapa hal yang dapat terjadi yaitu: menguap kembali, mengalir di atas permukaan, atau meresap ke dalam tanah menjadi air tanah.[12] Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus berlanjut secara terus menerus dengan beberapa tahapan diantaranya:
Air Permukaan - Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan di sekitar daerah aliran sungai menuju laut. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya. Tempat terjadinya evaporasi terbesar adalah di permukaan laut. Karena proses ini terjadi secara terus menerus dan bersifat siklik, maka proses ini dikenal sebagai siklus atau daur air. Siklus hidrologi dimulai dengan terjadinya penguapan dari permukaan laut, ketika kelembaban udara meningkat, udara akan lebih dingin dan uap air mengembun membentuk awan, kelembaban dibawa ke atmosfer dan kembali ke permukaan sebagai presipitasi. Ketika air mencapai tanah, proses yang terjadi yaitu 1) air akan menguap kembali ke atmosfer, dan 2) air menembus permukaan tanah dan menjadi air tanah, air akan merembes ke lautan, sungai dan sampai ke lautan atau akan kembali lahi ke atmosfer sebagai transpirasi.[17] Siklus air terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan proses-proses yang dilaluinya serta seberapa jauh air tersebut bergerak dari tempat evaporasinya. Siklus Pendek / Siklus KecilSiklus pendek diawali dengan air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari; kemudian terjadi kondensasi dan pembentukan awan pada ketinggian terntentu; selanjutnya turun hujan di permukaan laut.[18] Siklus SedangSiklus sedang diawali dengan air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari; kemudian terjadi evaporasi; uap bergerak oleh tiupan angin ke darat; pembentukan awan; turun hujan di permukaan daratan; air mengalir di sungai menuju laut kembali. Siklus Panjang / Siklus BesarSiklus panjang diawali dengan air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari; uap air mengalami sublimasi; pembentukan awan yang mengandung kristal es; awan bergerak oleh tiupan angin ke darat; turun salju; pembentukan gletser; gletser mencair membentuk aliran sungai; air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut.[19]
|