Hubungan tingkat harga dan jumlah barang yang diminta dijelaskan melalui hukum Permintaan

JAKARTA, KOMPAS.com – Secara umum, permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Lalu, apa yang dimaksud dengan hukum permintaan?

Hukum permintaan adalah salah satu konsep yang paling mendasar dalam ekonomi. Hukum permintaan menjelaskan tentang bagaimana ekonomi pasar mengalokasikan sumber daya dan menentukan harga barang dan jasa.

Pengertian hukum permintaan

Dikutip dari Investopedia, hukum permintaan adalah prinsip dasar ekonomi yang menyatakan bahwa pada harga yang lebih tinggi, konsumen akan meminta jumlah barang yang lebih rendah.

Baca juga: Cara Daftar Vaksin Booster di Aplikasi PeduliLindungi

Hukum permintaan adalah jumlah yang dibeli berbanding terbalik dengan harga. Apabila harga suatu barang turun, maka permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat. Sebaliknya jika harga suatu barang naik, maka permintaan terhadap barang akan menurun.

Dalam istilah lain, hukum permintaan adalah suatu kaidah yang menjelaskan tentang hubungan negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang atau jasa yang diminta.

Jadi antara harga barang dengan permintaan mempunyai sifat hubungan yang berlawanan arah (negatif). Hal tersebut sangat logis karena apabila harga suatu barang naik, maka pembeli akan mencari barang lain sebagai penggantinya yang harganya tidak mengalami kenaikan.

Sederhananya, jika pendapatan nominal konsumen tetap, sementara harga barang naik, maka pendapatan konsumen tersebut akan menurun. Akibatnya konsumen akan mengurangi permintaan terhadap barang tersebut.

Baca juga: Pengguna Aplikasi Mapan di Jawa-Bali Sudah 3 Juta Orang, Kini Sasar Sumatera dan Sulawesi

Sebaliknya apabila harga barang turun, maka konsumen akan mengurangi pembelian terhadap barang lain dan menambah pembelian terhadap barang yang harganya mengalami penurunan tersebut.

Konsumen akan membeli barang ekonomi untuk memenuhi kebutuhan yang paling mendesak terlebih dahulu. Baru kemudian menggunakan setiap unit tambahan barang untuk melayani tujuan yang bernilai lebih rendah secara berurutan.

Hubungan tingkat harga dan jumlah barang yang diminta dijelaskan melalui hukum Permintaan

Hubungan tingkat harga dan jumlah barang yang diminta dijelaskan melalui hukum Permintaan
Lihat Foto

ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL

Hukum permintaan adalah prinsip dasar ekonomi yang menyatakan bahwa pada harga yang lebih tinggi konsumen akan meminta jumlah barang yang lebih rendah.

Memahami hukum permintaan

Ekonomi melibatkan studi tentang bagaimana manusia menggunakan sarana terbatas untuk memenuhi keinginan yang tidak terbatas. Hukum permintaan berfokus pada keinginan yang tidak terbatas itu.

Secara alami, orang memprioritaskan keinginan dan kebutuhan yang lebih mendesak daripada yang kurang mendesak dalam perilaku ekonomi mereka. Ini terbawa ke dalam bagaimana orang memilih di antara sarana terbatas yang tersedia bagi mereka.

Baca juga: Menaker Puji Raffi Ahmad karena Daftarkan Pekerjanya Jadi Peserta BP Jamsostek

Untuk barang ekonomi apa pun, unit pertama barang itu yang diperoleh konsumen akan cenderung digunakan untuk memenuhi kebutuhan paling mendesak.

Hukum permintaan adalah bahwa jika lebih banyak orang ingin membeli sesuatu sementara persediaan terbatas, harga barang itu akan ditawar lebih tinggi. Demikian juga, semakin tinggi harga suatu barang, semakin rendah jumlah yang akan dibeli oleh konsumen.

Mengapa hukum permintaan penting?

Bersama dengan hukum penawaran, hukum permintaan membantu kita memahami mengapa segala sesuatu dihargai pada tingkat itu.

Hukum permintaan juga digunakan dalam mengidentifikasi peluang untuk membeli produk, aset, atau sekuritas yang dianggap terlalu rendah (atau menjual terlalu mahal).

Baca juga: Fitur Carbon Offset GoTo Group dan Jejak.in Resmi Diadopsi Kemenparekraf

Misalnya, sebuah perusahaan dapat meningkatkan produksi sebagai tanggapan terhadap kenaikan harga yang telah didorong oleh lonjakan permintaan.

Bunyi hukum permintaan

Sebagaimana penjelasan di atas, bunyi hukum permintaan adalah sebagai berikut:

Jika harga suatu produk turun, maka permintaan terhadap produk tersebut akan meningkat. Sebaliknya jika harga suatu produk naik, maka permintaan terhadap produk tersebut akan menurun.

Dalam istilah lain, semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta. Pun sebaliknya, semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.

Baca juga: Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Profit dan Omzet

Dikutip dari sumber.belajar.kemdikbud, bunyi hukum permintaan adalah jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak. Demikian pula sebaliknya, jika harga semakin mahal maka penawaran akan semakin sedikit.

Hal ini terjadi karena semua ingin mencari kepuasan (keuntungan) sebesar-besarnya dari harga yang ada.

Apabila harga terlalu tinggi, maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki terbatas. Namun bagi penjual, dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak barang yang dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat semakin besar.

Harga yang tinggi juga bisa menyebabkan konsumen atau pembeli akan mencari produk lain sebagai pengganti barang yang harganya mahal tersebut.

Hubungan tingkat harga dan jumlah barang yang diminta dijelaskan melalui hukum Permintaan

Hubungan tingkat harga dan jumlah barang yang diminta dijelaskan melalui hukum Permintaan
Lihat Foto

Freepik

Hukum permintaan adalah prinsip dasar ekonomi yang menyatakan bahwa pada harga yang lebih tinggi konsumen akan meminta jumlah barang yang lebih rendah.

Faktor yang memengaruhi permintaan

Beberapa faktor yang memengaruhi permintaan adalah sebagai berikut:

  • Selera konsumen
  • Pendapatan konsumen
  • Perkiraan harga di masa yang akan datang
  • Ketersediaan serta harga barang sejenis, barang pengganti dan barang pelengkap
  • Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen

Itulah penjelasan tentang hukum permintaan, bunyi hukum permintaan dan faktor-faktor yang memengaruhinya. 

Baca juga: Pemerintah Kaji Pembangunan Pembangkit Tenaga Nuklir Komersial

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

JAKARTA, KOMPAS.com - Permintaan dan penawaran merupakan salah satu ilmu ekonomi pasar paling mendasar. Hukum permintaan dan penawaran adalah teori yang menjelaskan interaksi antara penjual dan pembeli untuk suatu sumber daya tertentu.

Dikutip dari Investopedia, hukum permintaan dan penawaran menjelaskan hubungan keterkaitan antara harga suatu barang atau jasa, ketersediaan, dan jumlah orang yang membelinya.

Baik permintaan maupun penawaran bersifat saling berkebalikan yang nantinya akan berpengaruh pada harga barang atau jasa yang dijual. Kondisi itu digambarkan sebagai kurva permintaan dan penawaran.

Permintaan

Permintaan adalah istilah untuk sejumlah barang dan jasa yang diinginkan untuk dibeli pada tingkat harga dan waktu tertentu sesuai dengan pasar.

Baca juga: Apa Itu APBN: Definisi, Fungsi, dan Tujuan Penyusunannya

Hukum permintaan yakni ketika suatu harga barang atau jasa turun, maka jumlah permintaan akan naik. Sebaliknya saat harga barang yang diminta naik, maka permintaan akan turun.

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pertama yakni selera konsumen. Selera konsumen yang sedang tinggi bisa memicu kenaikan permintaan seperti dalam kasus harga tiket konser artis asal Korea Selatan yang sedang digandrungi tentu akan dibanderol lebih mahal.

Faktor lain yakni harga barang subitusi atau pengganti. Contohnya ketika harga kopi tengah mahal, orang akan mulai mengalihkan belanjanya pada teh karena harganya lebih murah.

Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan antara lain jumlah penduduk, besar kecilnya pendapatan masyarakat, intensitas kebutuhan, dan harga barang atau jasa itu sendiri.

Baca juga: Mengenal Apa Itu APBD, Fungsi, dan Tujuan Pembuatannya

Penawaran

Hukum penawaran berkebalikan dengan permintaan yakni saat harga barang meningkat akan mendorong meningkatnya penawaran suatu barang atau jasa.

Jika suatu barang atau jasa harganya meningkat, maka produksi akan memasok barang lebih banyak, sebaliknya saat harga turun, mereka enggan mengurangi pasokan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran yang sering jadi penentu adalah biaya produksi. Semakin rendah biaya produksi, maka semakin murah barang yang bisa dihasilkan sehingga bisa meningkatkan penawaran.

Faktor berikutnya adalah teknologi. Dengan semakin majunya teknologi, maka produk barang atau jasa yang dihasilkan semakin efisien. Faktor berikutnya adalah spekulasi masa depan, di mana prediksi kenaikan harga di masa mendatang cenderung mendorong orang untuk menahan barang atau jasa.

Baca juga: Mengenal Cadangan Devisa: Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Contohnya

Hukum permintaan dan penawaran

Permintaan dan penawaran bersifat saling berkebalikan. Keduanya akan mencapai titik keseimbangan pasar ketika saling bertemu, itulah yang kemudian disebut sebagai hukum permintaan dan penawaran.

Hukum permintaan dan penawaran ini menjelaskan hubungan antara harga dan jumlah yang ditawarkan. Hal ini kemudian dihubungkan dengan kurva permintaan dan penawaran.

Pada titik waktu tertentu, pasokan barang yang dibawa ke pasar tetap. Dengan kata lain kurva penawaran dalam hal ini adalah garis vertikal, sedangkan kurva permintaan selalu miring ke bawah karena hukum utilitas marjinal yang semakin berkurang.

Saat mencapai titik keseimbangan ini, harga barang atau jasa serta permintaan akan cenderung stabil, bahkan tetap atau tidak berubah sama sekali. 

Sementara penjual juga tidak lagi bisa menaikkan harga barang atau jasa yang ditanggung konsumen. Namun dalam jangka waktu yang lama, penjual bisa menambah atau mengurangi stok untuk mengubah harga pasar ke level yang mereka harapkan.

Baca juga: Apa Itu Inflasi? Ini Definisi, Penyebab, dan Dampaknya ke Masyarakat

Sebagai ilustrasi, seseorang baru saja membuka toko kue. Lantaran rasanya enak dan terkenal dengan cepat, toko kue tersebut diserbu banyak pembeli. Pemilik toko kue kemudian berinisiatif menaikan harga setiap sebulan sekali.

Pembeli masing datang ke toko kue meski harganya naik, namun jumlah pembeli terus menurun saat harga sudah terlampau mahal di bulan keenam. Menyadari toko kuenya mulai ditinggal pembeli, maka mulai menurunkan kue-kue yang dijualnya. Pembeli pun kembali datang, namun tak sebanyak saat pertama kali toko pertama kali terkenal.

Saat kondisi ini, pemilik toko kue tak lagi bisa menaikkan harga kue dan jumlah pembeli yang datang cukup stabil, maka saat itulah sudah terjadi keseimbangan pasar sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran. 

Pemilik toko kue masih bisa menaikkan harga kue dalam interval waktu yang lama, seperti saat momen permintaan kembali naik. Contohnya saat menjelang atau saat perayaan hari raya tertentu. 

Baca juga: Apa Itu Cadangan Devisa: Definisi, Fungsi, Jenis, dan Contohnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.